Anda di halaman 1dari 12

HUKUM

ASURANSI
Kelompok 2

Andara Novembi Saputri (06)


Aprilia Tri Rahayuningsih (07)
Azzahra Altanevia Virlianty (08)
Bintang Baihaqi (09)
Bintang Ilham F (10)
Pengertian Hukum Asuransi
Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang
ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi
(penanggung dan tertanggung).

Berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam Pasal 246 KUHD, dengan jelas dikatakan
bahwa asuransi atau pertanggungan adalah sebuah perjanjian yang mengikat penanggung
kepada tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi yang dimaksudkan untuk
menjamin penggantian terhadap tertanggung akibat adanya kerugian yang timbul,
terjadinya kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, hal tersebut mungkin
akan terjadi akibat terjadinya suatu evenemen (peristiwa yang tidak pasti).

1.  
Hal Penting yang Harus Dicermati di Asuransi
1. Perjanjian asuransi wajib memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata, di mana perjanjian
tersebut bersifat adhesif, yang artinya isi perjanjian tersebut telah ditentukan oleh
perusahaan asuransi melalui kontrak standard.
2. Di dalam asuransi terdapat dua pihak yang terlibat pada perjanjian tersebut, yakni pihak
penanggung dan pihak tertanggung, yang mana kedua pihak ini berbeda.
3. Asuransi memiliki sejumlah premi yang merupakan bukti bahwa tertanggung setuju
untuk
melakukan perjanjian asuransi.
4. Perjanjian asuransi membuat pihak tertanggung dan pihak penanggung terikat untuk

melaksanakan kewajibannya masing-masing.


Tujuan Hukum Asuransi

01 Asuransi sebagai 03 Asuransi Sebagai


Pengalihan Pembayar
Risiko Santunan

02 Asuransi Sebagai 04 Asuransi untuk


Ganti Rugi Kesejahteraan
Anggotanya
Unsur Unsur Hukum Asuransi
a. Subyek hukum, dalam hal ini adalah penanggung dan tertanggung.
b. Persetujuan bebas yang terjadi di antara penanggung dan
tertanggung.
c. Benda asuransi dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan
tertanggung.
d. Tujuan perjanjian yang ingin dicapai oleh penangung dan
tertanggung.
e. Risiko dan premi.
f. Evenemen (peristiwa yang tidak pasti) serta ganti rugi yang akan
diberikan oleh pihak penanggung.
g. Syarat-syarat dan kebijakan yang berlaku.
h. Polis asuransi sebagai bukti perjanjian.
Jenis Asuransi
Asuransi Kerugian, yang Asuransi Jiwa, yang terdiri
terdiri dari: dari:

● Asuransi Kebakaran.
● Asuransi Kehilangan dan ● Asuransi Kecelakaan.
Kerusakan.
● Asuransi Kesehatan.
● Asuransi Laut.
● Asuransi Pengangkutan. ● Asuransi Jiwa kredit.
● Asuransi Kredit
Berlakunya Asuransi
Masa berlaku asuransi akan didasarkan pada penutupan yang
terjadi, di mana hak dan kewajiban penanggung dan
tertanggung akan timbul pada saat ditutupnya asuransi
walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi dalam
prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau
ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan
dibayarnya premi. Setelah adanya perjanjian kontrak
sementara tersebut, maka sesuai dengan ketentuan
perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau
perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi, hal ini
diatur dalam Pasal 255 KUHD.
Batalnya Asuransi
Pada dasarnya, pertanggungan atau asuransi merupakan sebuah bentuk perjanjian, maka
dengan demikian hal ini memiliki risiko batal atau dibatalkan jika tidak memenuhi syarat
sahnya perjanjian yang mengacu pada ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Namun di luar
KUHD tersebut, perjanjian asuransi juga bisa saja batal jika terjadi beberapa poin di bawah
ini:

1. Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak
memberitahukan hal-hal yang diketahuinya, di mana apabila hal tersebut disampaikan
kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (Pasal
251 KUHD).

2. Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani
(Pasal 269 KUHD).
Batalnya Asuransi
3. Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui  pengadilan
membebaskan si penanggung dari segala kewajiban yang akan datang (Pasal 272
KUHD).

4. Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si tertanggung (Pasal 282
KUHD).

5. Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh


diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang
digunakan untuk mengangkut obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-
undangan tidak boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHD).
Studi Kasus
Kasus hukum asuransi Prudential

Agen pemasar Prudential bernama Bryan Malvin dituntut secara hukum oleh
nasabahnya, yaitu Ong Siaw Jong karena terjadi pemalsuan surat sebagaimana diatur
dalam Pasal 263 ayat(1). 

Awalnya, pada 2017, Bryan menawarkan produk Prolink Asurance Account (PPA).
Namun, beberapa tahun setelahnya, Bryan menawarkan Ong kembali
untuk upgrade asuransi, tapi harus membuka polis baru agar bisa mendapatkan
komisi 30% dari uang premi yang dibayarkan setiap bulannya salam dua tahun. Lalu,
agen tersebut mengisi serta memalsukan tanda tangan nasabahnya tanpa izin untuk
Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) dan surat formulir pengakhiran manfaat
asuransi tambahan.
Studi Kasus
Hal ini mulai ketahuan pada tahun 2019 yang mana terbit buku
Polis baru yang tidak pernah diajukan Ong sehingga ia harus
membayar dua jenis polis yang berbeda.
 
Barulah setelah itu, kasus ini dibawa ke meja hukum dan Bryan
dipidana selama 1 tahun penjara. Jadi, pastikan untuk memilih agen
asuransi yang cocok, informatif, jujur, dan tidak menawarkan untuk
membuka polis baru jika ingin upgrade produk.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai