Anda di halaman 1dari 27

PERJANJIAN

ASURANSI
HUKUM ASURANSI
PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA DAN
BISNIS

FAKULTAS HUKUM UNISKI

Pendahuluan
Perjanjian asuransi merupakan salah satu

bentuk perjanjian khusus, karena diatur


dalam KUHD. Sebagaimana perjanjian
bernama lainnya yang diatur dalam
KUHPerdata, maka syarat sah perjanjian
menurut Pasal 1320 KUHPerdata juga
berlaku untuk perjanjian Asuransi.

Syarat Sah Perjanjian


Asuransi
Pada umumnya syarat sahnya perjanjian

asuransi mencakup beberapa hal berikut ini:


Kesepakatan
Cakap/kewenangan
Objek tertentu
Kuasa yang halal
Pemberitahuan/Notificatiion (Pasal 251
KUHD).

Kesepakatan
Tertanggung dan penanggung sepakat

mengadakan perjanjian asuransi.


Kesepakatan tersebut pada pokoknya
meliputi :
Benda

yang menjadi objek asuransi;


Pengalihan risiko dan pembayaran premi;
Evenemen dang anti kerugian;
Syarat-syarat khusus asuransi;
Dibuat secara tertulis yang disebut dengan
Polis.

Perjanjian antara tertanggung dan penanggung

dapat dilakukan secara langsung atau tidak


langsung.
Dilakukan secara langsung artinya kedua belah
pihak mengadakan perjanjian asuransi tanpa
melalui perantara
dilakukan secara tidak langsung artinya kedua
belah pihak mengadakan perjanjian asuransi
melalui jasa perantara. Penggunaan jasa perantara
memang diperbolehkan undang-undang. Hal ini
diatur dalam Pasal 260 KUHD dan Pasal 5 huruf (a)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
Usaha Perasuransian. Perantara perjanjian asuransi
dalam KUHD disebut Makelar sedangkan perantara
dalam Undang-Undang disebut Pialang.

Kewenangan (Authority)
Kedua pihak baik tertanggung dan penanggung

adalah pihak yang wenang melakukan perbuatan


hukum yang diakui oleh undang-undang.
Kewenengan berbuat tersebut ada yang bersifat
subjektif dan ada yang bersifat objektif.
Kewenangan yang bersifat subjektif artinya kedua
pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di
bawah perwalian (trusteeship), atau pemegang
kuasa yang sah.
Kewenangan objektif artinya tertanggung
mempunyai hubungan yang sah dengan objek
asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan
miliknya sendiri atau tertanggung mempunyai
kepentingan dengan objek asuransi

Objek Tertentu
Merupakan objek yang diasuransikan berupa

benda harta kekayaan, dan kepentingan yang


melekat pada harta kekayaan, dapat pula
berupa jiwa dan raga manusia.
Objek yang diasuransikan haruslah
mempunyai hubungan kepentingan dengan
tertanggung.
Perjanjian asuransi dianggap batal jika
objeknya dilarang oleh UU (Pasal 599 KUHD).

Kausa Yang Halal


Maksudnya isi perjanjian asuransi itu tidak

dilarang oleh undang-undang, tidak


bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan.

Pemberitahuan
Menurut Teori Objektivitas
Tertanggung harus memberitahukan dengan
jujur dan jelas kepada penanggung mengenai
sifat objek asuransi. (Pasal 251 KUHD).
Tertanggung yang tidak jujur diancam dengan
pembatalan perjanjian.
Kepastian hukum perjanjian asuransi
tergantung pada perjanjian tertulis yang dibuat
dalam bentuk POLIS yang memuat jenis,
identitas dan sifat yang jelas dan lengkap
mengenai objek asuransi, termasuk syarat
khusus.

Terjadinya perjanjian
asuransi
1. Teori Tawar-Menawar

Perjanjian asuransi didahului oleh


serangkaian perbuatan penawaran dan
penerimaan yang dilakukan oleh
tertanggung dan penanggung secara timbal
balik. Misalnya persetujuan kehendak.
2. Teori Penerimaan
perjanjian asuransi terjadi dan mengikat
para pihak setelah terjadi penandatanganan
nota perwetujuan atau akta perjanjian atau
yang disebut Polis Asuransi.

Perjanjian Asuransi Bersifat Tertulis


Asuransi haruas dibuat dalam bentuk

tertelutis dalam bentuk POLIS (Pasal 255


KUHD).
Polis merupakan satu-satunya alat bukti
tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi
telah terjadi. (pasal 258 KUHD ayat (1).
Namun Perjanjian asuransi terjadi seketika
setelah tercapainya kesepakatan antara
tertanggung dan penanggung, hak dan
kewajiban timbul sejak saat itu bahkan
sebelum polis ditandatangani. (Pasal 257 ayat

Syarat Khusus dan Janji


Khusus
Syarat khusus dan janji khusus harus

dicantumkan dalam polis. Jika tidak apabila


tidak dicantumkan maka syarat dan janji
khusus tersebut dinyatakan batal.
Syarat khusus berupa :
Penyebab evenemen
Sifat kerugian yang menjadi beban tertanggung
Pembayaran premi
Klausula tertentu.

Lanjutan
Janji khusus berupa:
Reasuransi (pasal 271)
Asuransi insolvabilitas (pasal 280)
asuransi kapal yang sudah berlayar
Asuransi atas keuntungan yang diharapkan
(pasl 615 KUHD).

PRINSIP-PRINSIP PERJANJIAN ASURANSI


Setiap perjanjian asuransi harus didasarkan

pada asas atau prinsip-prinsip hukum asuransi


yang terkandung dalam peraturan perundangundangan.
Ada empat prinsip atau asas yang berlaku

dalam perjanjian asuransi, yaitu:

1. Prinsip Indemnity
Atau biasa disebut prinsip ganti rugi yang

merupakan asas utama dalam perjanjian asuransi,


karena perjanjian asuransi bertujuan utama
memberikan ganti kerugian kepada pihak
tertanggung oleh penanggung
Prinsip indemnity terkandung dalam ketentuan Pasal
252 dan Pasal 253 KUHD.
Menurut prinsip indemnity bahwa yang menjadi
dasar penggantian kerugian dari penanggung
kepada tertanggung adalah sebesar kerugian yang
sesungguhnya diderita oleh tertanggung

Lanjutan
inti dari prinsip indemnity adalah seimbang,

yakni seimbang antara kerugian yang betulbetul diderita oleh tertanggung dengan jumlah
ganti kerugiannya.
Prinsip indemnitas hanya berlaku untuk
asuransi kerugian, sedangkan pada
pertanggungan jiwa atau asuransi jiwa tidak
berlaku sebab dalam pertanggungan jiwa
kerugian material tidak menjadi hal yang
mutlak adanya.

2. PRINSIP INSURABLE INTEREST


Atau prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan

atau dipertanggungkan.
Prinsip kepentingan yang bisa diasuransikan atau
dipertanggungkan ini terkandung dalam ketentuan
Pasal 250 KUHD yang pada intinya menentukan
bahwa agar suatu perjanjian dapat dilaksanakan,
maka objek yang diasuransikan haruslah merupakan
suatu kepentingan yang dapat diasuransikan
(insurable interest), yakni kepentingan yang dapat
dinilai dengan uang

Lanjutan
Setiap pihak yang mengadakan perjanjian asuransi

harus mempunyai kepentingan. Yaitu Kepentingan


yang dapat diasuransikan (Pasal 250 dan 268
KUHD).
Dengan kata lain, menurut asas ini seseorang boleh
mengasuransikan barang-barang apabila yang
bersangkutan mempunyai kepentingan atas barang
yang dipertanggungkan.

3. PRINSIP UTMOST GOOD


FAITH (UBEMMAE)
Yaitu prinsip keterbukaan atau prinsip kejujuran

yang sempurna yang berfungsi melindungi pihak


yang beritikad baik.
Prinsip keterbukaan ini terkandung dalam
ketentuan Pasal 251 KUHD yang pada intinya
menyatakan bahwa penutupan asuransi baru
sah apabila penutupannya didasari itikad baik.

4. PRINSIP SUBROGASI
Yaitu prinsip penggantian kedudukan untuk

kepentingan penanggung
. Prinsip ini terkandung dalam ketentuan Pasal 284
KUHD yang pada intinya menentukan bahwa apabila
tertanggung sudah mendapatkan pergantian atas
dasar prinsip indemnity, maka tertanggung tidak
berhak lagi memperoleh pergantian dari pihak lain,
walaupun jelas ada pihak lain yang bertanggung
jawab pula atas kerugian yang dideritanya.
Penggantian dari pihak lain harus diserahkan pada
penanggung yang telah memberikan ganti rugi
dikamsud.

Eksenorasi Penanggung
Eksenorasi artinya pembatasan tanggung

jawab dari penanggung.


Pembatasan tanggung jawab yang diberikan

oleh undang-undang terhadap penanggung


dapat di lihat dalam pasal:
Pasal 249 KUHD
Pasal 276 KUHD
Pasal 294 KUHD

1. Pasal 249 KUHD (Cacat Objek)


Menurut ketentuan dalam Pasal 249 KUHD, ada 3 (tiga)

jenis pembatasan tanggung jawab penanggung terhadap


benda asuransi, yaitu;
Cacat sendiri (selfdefect)

kerugian yang timbulo karena cacat yang tidak dapat


disangkal yang melekat pada itu sendiri yang seharusnya
tidak terjadi.
Kebusukan Sendiri (selfrot)
kerugian yang timbul karena kebusukan yang bersumber
pada cacat sendiri yang berasal dari dalam objek tersebut.
Sifat Kodrat (Natural character)
kerugian yang timbul karena sifat kodrat yang langsung
menimbulkan kerugian, yang datang dari dalam benda itu
sendiri yang tidak dapat dielakkan terjadinya.

Lanjutan
Terhadap ketiga kerugian diatas, penanggung

dibebaskan dari kewajiban membayar klaim ganti


kerugian.
Ketentuan pasal 249 KUHD ini berlaku untuk semua
jenis asuransi.
Karena pada hakikatnya penanggung hanya
menerima risiko dari tertanggung atas kerugian yang
timbul dari peristiwa yang datang dari luar benda
asuransi
Menurut Pasal 637 KUHD yang menjadi beban
penanggung adalah.pada umumnya segala
bencana yang datang dari luar

2. Pasal 276 KUHD


(Kesalahan Tertanggung)
Menurut ketentuan pasal tersebut, tidak ada

kerugian karena kesalahan tertanggung


sendiri menjadi beban penanggung.
Kesalahan tertanggung sendiri adalah
kesalahan karena tertanggung kurang hatihati dan kurang teliti.
Dalam hal ini penanggung tidak berkewajiban
membayar beban ganti kerugian, sedangkan
premi yang telah dibayar menjadi milik
penanggung dan penanggung berhak
menuntut sisa pembayaran premi.

Lanjutan
Penanggung terbebas dari kewajibannya

untuk memenuhi penggantian kerugian bila ia


membuktikan bahwa kebakaran (kerugian
yang timbul karena evenemen) itu disebabkan
oleh kesalahan atau kelalaian besar
tertanggung sendiri.
Dalam hal ini penanggung dibebaskan dari
kewajiban membayar klaim ganti kerugian
akibat kesalahan tertanggung sendiri.

3. Pasal 293 KUHD


(Pemberatan Risiko)
Pembatasan tanggung jawab penanggung dapat

terjadi pada keadaan yang memberatkan risiko


penanggung diluar kesalahan tertanggung.
Keadaan memberatkan risiko ini terjadio setelah
asuransi berjalan.
Penyelesaian terhadap kasus ini merujuk pada
pasal 251 KUHD, jika tertanggung tidak
memberitahukan kepada penanggung maka
perjanjian asuransi batal.
Jika menimbulkan kerugian, penanggung tidak
berkewajiban membayar klaim ganti kerugian.

Lanjutan
Menurut pasal 293 KUHD, agar penanggung

bisa terbebas dari keadaan memberatkan


risiko maka harus dipenuhi 3 syarat, yaitu:
Perubahan ttujuan penggunaan setelah

asuransi berjalan
Perubahan tujuan penggunaan itu
mengakibatkan ancaman bahaya semakin
besar.
Penanggung tidak akan mengadakan asuransi
dengan syarat seandainya dia mengetahui
sebelum pengadaan asuransi.

Anda mungkin juga menyukai