Anda di halaman 1dari 11

Tugas 3

Manajemen Resiko dan asuransi

Nama : Kalisti Fatin


NIM : 041168119

Kerjakan Tugas 3 berikut ini:

1. Semua pembelian asuransi


menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat
secara hukum dan menimbulkan hak serta
kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

    a. Jelaskan jenis kontrak asuransi.

1. Kontrak bersyarat (Voldable Contract)


Kontrak bersarat memungkinkan satu pihak memilih
memutuskan perjanjian karenatindakan atau ketiadaan
tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang
memilikihak untuk memutuskan kontrak dapat juga
memilih agar kontrak ditegakkan.

2. Kontrak yang cacat hokum (Void Contract)Jika dari


semula kekurangan satu atau lebih syarat untuk menjadi
kontrak yang berlakumaka kontrak tersebut dikatakan
kontrak yang cacat hukum.Contoh kontrak asuransiyang
dibeli untuk maksud illegal seperti maksud memperoleh
uang pertanggungandengan membakar rumah yang
dipertanggungkan, hal ini tidak memenuhi syarat
kontrakkarena satu pihak tidak mampu secara hokum
seoertiseorang yang tidak waras membeliasuransi.
Dalam hal-hal kontrak tersebut dianggap tidak pernah
ada (void ab initi

    b. Jelaskan syarat-syarat kontrak asuransi.


Berdasarkan Pasal 1320 KUHPdt, terdapat 4
(empat) syarat sah perjanjian, yaitu kesepakatan para
pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, dan kausa
yang halal. Sedangkan persyaratan perjanjian asuransi
diatur dalam Pasal 251 KUHD sebagai kewajiban
pemberitahuan.
Pada poin 1 Pasal 251 KUHD tentang Kesepakatan
tertulis bahwa   :

Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan


perjanjian asuransi. Kesepakatan atau persyaratan
kontrak asuransi tersebut meliputi:

Ÿ Benda yang menjadi objek asuransi.


Misalnya, jika konsumen ingin mengasuransikan
mobilnya, maka objeknya adalah kendaraan dan
tertanggung adalah konsumen atau pemilik sah
kendaraan tersebut. Tanpa objek asuransi, maka
persyaratan perjanjian asuransi dianggap tidak sah.

Ÿ Pengalihan risiko dan pembayaran premi.


Ketika konsumen membeli asuransi, maka tertanggung
atau pemegang polis wajib membayar premi untuk
mengalihkan risiko kerugian kepada pihak perusahaan
asuransi. Di mana, premi inilah yang akan menjadi bukti
kuat bahwa perjanjian asuransi bersifat mengikat.

Ÿ Evenemen dan ganti rugi


Evenemen adalah sebuah peristiwa yang tidak pasti dan
berkaitan dengan tertanggung, misalnya sakit yang
menyebabkan cacat permanen dan menyebabkan
tertanggung tidak bisa lagi lagi mencari nafkah atau
meninggal. Sehingga, pihak asuransi wajib memberikan
ganti rugi kepada ahli waris berupa santunan.
Ÿ Syarat khusus asuransi
Syarat khusus dalam asuransi biasanya berbentuk
proposal asuransi yang berisi beberapa syarat yang
harus dipenuhi tertanggung, dan bisa dibatalkan.

Ÿ Dibuat secara tertulis atau polis.


perjanjian asuransi baru dianggap sah jika polis sudah
dikeluarkan. Jika belum dikeluarkan, persetujuan
asuransi juga bisa dianggap sah ketika ada bukti tertulis
mengenai persetujuan. Hal ini dinyatakan dalam pasal
257 KUHD dan pasal 258 KUHD yang berbunyi:

Pasal 257 KUHD

Ÿ Perjanjian pertanggungan ada seketika setelah hal itu


diadakan; hak mulai saat itu, bahkan sebelum Polis
ditandatangani; dan kewajiban kedua belah pihak dari
penanggung dan dari tertanggung berjalan.

Ÿ Pengadaan perjanjian membawa kewajiban


penanggung atau perusahaan asuransi untuk
menandatangani Polis dalam waktu yang ditentukan dan
menyerahkannya kepada tertanggung atau pembeli
asuransi.

Pasal 258 KUHD

Ÿ Untuk membuktikan adanya perjanjian, harus ada bukti


tertulis; akan tetapi semua alat bukti lain akan diizinkan
bila ada permulaan bukti tertulis.

Ÿ Namun, janji dan syarat khusus bila timbul perselisihan


tentang hal itu dalam waktu antara pengadaan
perjanjian dan penyerahan polisnya, dapat dibuktikan
dengan semua alat bukti;
akan tetapi dengan pengertian bahwa harus secara
tertulis dan pernyataannya secara tegas dalam polis,
dengan ancaman hukuman menjadi batal, dalam
berbagai pertanggungan oleh ketentuan undang-undang

2. Jelaskan tentang usaha perasuransian di


Indonesia dilihat dari unsur kepemilikan.

Usaha perasuransian merupakanan jenis usaha yang


dilakukan atau dijalankan dengan membuat suatu
perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemeang
polis (orang yang bersedia mengikuti) yang menjadi
dasar

bagi penerimaan premi yan dikeluarkan oleh


perusahaan asuransi sebagai bentuk imbalan. Usaha
perasuransian di Indonesia sendiri terdiri dari beragam
jenis, salah satunya dilihat dari unsur kepemilikannya.
Berdasarkan unsur kepemilikannya, asuransi dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:

Asuransi miliki pemerintah


Asuransi miliki swasta
Asuransi milik asing
Asuransi miliki campuran
Pembahasan
Asuransi merupakan salah satu jenis usaha yang sudah
banyak diketahui oleh masyarakat secara umum. Hal
tersebut disebabkan karena usaha asuransi tersebut
turut melibatkan keikutsertaan masyarakat. Menurut
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi
merupakan perjanian yan dilakukan antara perusahaan
asuransi dan pemiliki polis yang menjadi dasar untuk
penerimaan premi oleh peusahaan asuransi sebagai
wujud imbalan atas suatu kondisi tertentu, yaitu:

Sebagai penggantian kepada pemiliki polis karena suatu


kerusakan, kerugian, kehilangan keuntungan, biaya
yang ditimbulkan, ataupun tanggung jawab hukum dari
pihak ketiga atas sesuatu yang menimpa pemilik polis.

kecelakaan, kematian. Asuransi tersebut terjalin antara


perusahaan asuransi dan pemilik polis. Sebutan pemilik
polis sendiri diberikan kepada pihak yang telah membeli
asuransi.

Asuransi sendiri memiliki beragam jenis. Pembagian


jenis tersebut didasarkan pada suatu aturan tertentu,
salah satunya adalah dilihat dari kepemilikannya.
Artinya, asuransi tersebut dibagi menjadi beberapa jenis
sesuai dari siapa yang memilikinya. Berdasarkan
kepemilikannya, asuransi dibagi menjadi:

Asuransi miliki pemerintah, yakni jenis usaha asuransi


yang seluruhnya atau sebagaian besarnya merupakan
miliki pemerintah.

Asuransi miliki swasta, yakni jenis usaha asuransi yang


kepemilikan saham secara menyeluruh dimiliki oleh
pihak swasta nasional. Saham yang dimaksud tersebut
dapat dimiliki siapa pun tanpa terkecuaii.

Asuransi miliki asing, yakni perusahaan asuransi asing


yang menjalankan usahanya di Indonesia dan seluruh
kepemilikan sahamnya secara menyeluruh milik pihak
asing. Umumnya, hanya bersifat cabang saja yang
induk perusahaannya di negara lain.
Asuransi milik campuran, yakni jenis usaha asuransi
yang kepemilikan sahamnya berasal dari pihak swasta
nasional dan pihak asing.

Anda mungkin juga menyukai