Anda di halaman 1dari 28

Persyaratan Kontrak Asuransi

Manajemen Kontrak

Malihah Ramadhani Rum, SKM, MARS


Prolog
• Tanpa memenuhi persyaratan kontrak asuransi
sebuah perjanjian asuransi dianggap tidak sah.
• Syarat tersebut meliputi hak dan tanggung
jawab antara perusahaan asuransi sebagai
Penanggung dan pemegang polis  sebagai
Tertanggung.
• Perjanjian ini juga sudah diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Prolog
• Masyarakat Indonesia kini mulai menyadari
pentingnya asuransi baik untuk produk asuransi
jiwa, kesehatan, pendidikan maupun properti.
• Sayangnya kesadaran mengenai pentingnya
proteksi diri ini sering tidak diimbangi dengan
pemahaman mengenai hak dan tanggung jawab
antara perusahaan asuransi dan pemegang polis.
• Akhirnya tidak sedikit yang mengeluh dirugikan
oleh perusahaan asuransi.
Prolog
• Faktanya, semua bentuk hak dan tanggung jawab antara
pemegang polis dan perusahaan asuransi diatur dalam
Perundang-Undangan.
• Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
• Syarat-syarat sah perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUHPdt. 
• Menurut ketentuan pasal tersebut ada empat syarat sah
suatu perjanjian, yaitu kesepakatan para pihak, kewenangan
berbuat, objek tertentu, dan kausa yang halal.
• Sedangkan syarat yang diatur dalam KUHD adalah kewajiban
pemberitahuan yang diatur dalam pasal 251 KUHD.
Prolog
• Sebelum berbicara mengenai syarat kontrak asuransi,
mari kita bahas pengertian asuransi menurut Undang-
undang No 2 Tahun 1992 Tertanggal 11 Februari 1992
tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi) yang
dikatakan:
• “Asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian
yang terjadi di antara dua pihak atau lebih, di mana
pihak penanggung mengikatkan dirinya kepada
tertanggung dengan cara menerima asuransi untuk
memberikan layanan penggantian kepada tertanggung”.
Persyaratan Kontrak Asuransi

Benda yang Pengalihan risiko


Evenemen dan
menjadi objek dan pembayaran
ganti kerugian
asuransi premi

Dibuat secara
Syarat-syarat
tertulis dalam
khusus asuransi
bentuk polis
Benda yang menjadi objek asuransi
• Pada sebuah perjanjian asuransi harus
terdapat benda yang diasuransikan.
• Benda ini merujuk pada objek yang akan
diasuransikan, seperti jiwa, kesehatan,
kendaraan, properti, dan lainnya.
• Objek-objek tersebut menjadi pertanggungan
jika yang tertanggung merupakan pemilik sah
dari benda-benda tersebut.
Benda yang menjadi objek asuransi
• Sementara tertanggung adalah individu yang
berkepentingan dengan kepemilikan benda
yang diasuransikan.
• Misalnya Anda ingin mengasuransikan
kendaraan, objeknya adalah kendaraan dan
tertanggung adalah Anda sendiri.
• Tanpa adanya objek asuransi maka persyaratan
kontrak asuransi dianggap tidak sah.
Pengalihan resiko dan
pembayaran premi
• Persyaratan kontrak asuransi yang sah juga
berisi soal resiko dan premi.
• Maksudnya tertanggung diwajibkan membayar
premi yang bertujuan untuk mengalihkan resiko
kerugian kepada pihak perusahaan asuransi.
• Biasanya semakin besar premi yang dibayar
semakin besar juga pengalihan resiko kepada
perusahaan asuransi. 
Pengalihan resiko dan
pembayaran premi
• Misalnya tertanggung yang membeli asuransi
kendaraan mengalami kecelakaan, yang
menyebabkan kerusakan permanen maka resiko
dialihkan kepada pihak asuransi dengan
kewajiban melakukan perbaikan kendaraan atau
mengganti dengan kendaraan baru.
• Tentunya perjanjian penggantian dan pengalihan
resiko ini harus lebih dulu disetujui oleh kedua
pihak dalam sebuah form perjanjian.
Pengalihan resiko dan
pembayaran premi
• Tinggi rendahnya resiko sangat ditentukan
oleh faktor Hazard baik moral Hazard maupun
Physical Hazard.
• Jadi ini ditentukan berdasarkan prinsip yang
diemban oleh perusahaan asuransi. Kebijakan
tiap perusahaan akan berbeda.
• Premi juga kerap dijadikan bukti kuat bahwa
perjanjian asuransi bersifat sudah mengikat.
Evenemen dan ganti kerugian
• Evenemen merupakan peristiwa yang tidak
pasti yang berkaitan dengan tertanggung,
misalnya sakit yang menyebabkan cacat
permanen yang menyebabkan tertanggung
tak lagi bisa mencari nafkah atau meninggal.
• Maka pihak asuransi berkewajiban
memberikan ganti rugi kepada ahli waris
berupa santunan.
Evenemen dan ganti kerugian
• Besar santunan biasanya sesuai kesepakatan
yakni berdasarkan premi yang dipilih.
• Semakin besar premi yang dibayarkan semakin
besar ganti kerugian yang dapat dimiliki ahli
waris.
• Nilai pertanggungan atau santunan harus sesuai
dengan nilai objek pertanggungan yang
sebenarnya, sehingga tidak terjadi under/over
insurance. 
Syarat khusus asuransi
• Syarat khusus asuransi ini biasanya berupa
form atau proposal asuransi yang berisi
beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
tertanggung, dimana perjanjian asuransi bisa
dibatalkan.
• Sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata
perjanjian asuransi bisa dibatalkan jika terjadi
hal-hal di sebagai berikut:
Syarat khusus asuransi
• Pasal 251 KUHD: Menulis keterangan yang keliru atau tidak benar jika
tertanggung tidak memberitahu hal-hal yang diketahuinya.
• 269 KUHD: Memuat kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian
asuransi telah ditandatangani.
• 272 KUHD: Menulis ketentuan jika tertanggung dengan pemberitahuan
melalui pengadilan, membebaskan penanggung dari segala kewajiban
yang akan datang.
• 282 KUHD: Ada akalan yang cerdik, penipuan, dan kecurangan dari
tertanggung.
• 599 KUHD: Jika obyek pertanggungan tidak boleh diperdagangkan atas
sebuah kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk
mengangkut obyek pertanggungan, menurut peraturan perundang-
undangan yang tidak boleh diperdagangkan.
Syarat khusus asuransi
• Proposal ini diisi dan ditandatangani oleh
Tertanggung dan harus dianggap sebagai dasar
hukum yang tidak bisa dipisahkan dari Polis.
• Proposal juga harus ditandatangani oleh
Penanggung, sehingga perjanjian dianggap sah
karena telah disepakati oleh kedua belah
pihak (Tertanggung dan Penanggung).
Dibuat secara tertulis
dalam bentuk polis
• Perjanjian yang telah disebutkan detailnya tertuang
dalam sebuah polis.
• Keberadaan polis menjadi bukti kuat bahwa
tertanggung dan penanggung terikat dalam kerjasama.
• Pada Pasal 256 Ayat 1 KUHD, polis merupakan
perjanjian asuransi yang tertulis dalam bentuk akta.
• Menurut Pasal 258 Ayat 1 KUHD, polis adalah satu-
satunya bukti tertulis yang membuktikan perjanjian
pertanggungan antara kedua belah pihak di mata
hukum.
Dibuat secara tertulis
dalam bentuk polis
• Kesimpulannya adalah suatu perjanjian asuransi
baru dianggap sah jika polis sudah dikeluarkan.
• Namun bukan berarti bahwa persetujuan asuransi
belum berlaku sebelum polis dikeluarkan.
• Persetujuan asuransi dianggap sah ketika ada
bukti tertulis mengenai persetujuan.
• Hal ini dinyatakan dalam pasal 257 KUHD dan
pasal 258 KUHD yang berbunyi:
Dibuat secara tertulis
dalam bentuk polis
• Pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
• Perjanjian pertanggungan ada seketika setelah hal itu
diadakan; hak mulai saat itu, malahan sebelum Polis
ditandatangani. dan kewajiban kedua belah pihak
dari penanggung dan dari tertanggung berjalan
• Pengadaan perjanjian itu membawa kewajiban
penanggung untuk menandatangani Polis itu dalam
waktu yang ditentukan dan menyerahkannya kepada
tertanggung
Dibuat secara tertulis
dalam bentuk polis
• Pasal 258 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
• Untuk membuktikan adanya perjanjian itu, harus ada bukti
tertulis; akan tetapi semua alat bukti lain akan diizinkan juga,
bila ada permulaan bukti tertulis.
• Namun demikian janji dan syarat khusus, bila timbul
perselisihan tentang hal itu dalam waktu antara pengadaan
perjanjian dan penyerahan polisnya, dapat dibuktikan dengan
semua alat bukti; akan tetapi dengan pengertian bahwa harus
ternyata secara tertulis syarat yang pernyataannya secara tegas
dalam polis, dengan ancaman hukuman menjadi batal, dalam
berbagai pertanggungan oleh ketentuan undang-undang.
Tujuan dan prinsip perjanjian asuransi
Adanya kepentingan yang dapat diasuransikan
(insurable interest),
misalnya resiko kematian untuk asuransi jiwa.

• Hal ini sama dengan syarat keberadaan objek asuransi


seperti benda atau barang berharga lainnya yang
menimbulkan resiko atau kerugian jika mengalami
kehilangan atau kerusakan.
• Prinsipnya barang berharga harus mendapat
perlindungan tinggi. Barang berharga tidak melulu
berupa barang berwujud. Jiwa, kesehatan, pendidikan
juga masuk dalam kategori insurable interest
Adanya itikad sangat baik (utmost good faith)
• Itikad baik dalam artian tidak ada yang ditutupi oleh
tertanggung, misalnya mengenai kondisi kesehatan atau
kepemilikan properti yang diasuransikan. Itikad buruk dari
pemegang asuransi ini akan mengakibatkan masalah di
kemudian hari, seperti proses klaim yang ditolak atau besaran
yang tidak sesuai ekspektasi.
• Contohnya Anda mengasuransikan mobil dengan harapan dapat
mengurangi kerugian ketika kecelakaan atau mengalami
kehilangan. Namun ternyata dengan sengaja memarkir
kendaraan tanpa pengamanan dalam jangka waktu lama.
• Seolah-olah Anda sedang memberi kesempatan bagi munculnya
tindak kejahatan seperti pencurian atau perusakan. Hal seperti
ini masuk dalam kategori itikad tidak baik yang dapat
menyebabkan ditolaknya klaim asuransi. 
Prinsip ganti kerugian (principle of indemnity)

• Esensi dari prinsip ini adalah nasabah hanya akan menerima


klaim sebesar nilai pertanggungan yang disepakati dalam
perjanjian asuransi yang bersangkutan, tidak lebih dan tidak
kurang. Jadi jangan berharap mendapatkan ganti rugi melebihi
jumlah premi yang dibayarkan karena asuransi bukanlah
investasi yang dapat berkembang.
• Terlebih untuk asuransi kendaraan yang premi dan jangka
berlaku polis hanya satu tahun. Maka klaim tidak akan bisa
dicairkan meski Anda tidak pernah mengajukan klaim
sebelumnya. Skema dana hangus ini harus Anda terima karena
sudah disepakati dalam perjanjian berupa polis.
Perjanjian asuransi dimanifestasikan dalam
polis asuransi
Polis asuransi (kecuali pada asuransi jiwa) dibuat
secara tertulis serta setidaknya harus memuat
tanggal berlakunya asuransi, nama tertanggung,
uraian tentang barang yang diasuransikan, jumlah
pertanggungan, bahaya-bahaya yang
dipertanggungkan, jangka waktu pertanggungan,
jumlah premi, dan hal-hal yang secara umum perlu
diketahui perusahaan asuransi selaku penanggung.
Tugas sesi 5
“Buat 5 pertanyaan dan jawaban dari materi di
slide ini”
Deadline tugas:
• Selasa, 12 May 2020
• Jam 23.00 WIB
• Tugas dikirim ke email:
perkuliahan.malihahramadhani@gmail.com
Format Email Tugas
• Subject: Tugas sesi 5 Manajemen Kontrak
• Isi: Nama Lengkap + NIM + Semester
• Attach Tugas

Anda mungkin juga menyukai