Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

ABDI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi


Vigor Ilham Sadewa 041729711
S1 Manajemen
UTUOBJJ Yogyakarta

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara
hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang
bersangkutan. Coba Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi
Jawaban:
Kontrak dalam asuransi dapat dapat dibedakan menjadi kontrak bersyarat dan
kontrak cacat hukum. Penjelasan masing-masing kontrak adalah sebagai berikut.
• Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)
Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian
karena tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak
yang memiliki hak untuk memutuskan kontrak dapat juga memilih agar kontrak
ditegakkan. Sebagai contoh: penanggung tidal( lagi terikat memenuhi
kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand),
tertanggung dapat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung,
secaramelawan hukum, menolak pembayaran klaim.
• Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract)
Kontrak cacat hukum, jib dan semula kekurangan sate atau lebih persyaratan untuk
menjadi kontrak yang berlaku. Contoh: kontrak asuransi yang dibeli untuk maksud
Regal seperti maksud memperoleh uang pertanggungan dengan membakar rumah
yang dipertanggungkan, sate pihak tidak mampu secara hukumseperti seseorang
dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut kontrak tersebut
dianggap tidak pernah ada (void ab italic). Dalam asuransi properti dikenal adanya
ikatan (blinder) yaitu kontrak sementara yang sering digunakan sebelum keluamya
polls asuransi formal. Ikatan hams memenuhi semua persyaratan kontrak hukum.
Maksud diadakannya ikatan adalah memberikan perlindungan seketika selama
waktu prows permintaan akan asuransi. Ikatan bisa lisan atau tertulis. Ikatan lisan
seperti lewat telepon, hams segera diikuti dengan dokumen tertulis. Ikatan tertulis
hams menyebut jumlah uang pertanggungan, jangka waktu kecfektifan ikatan, dan
pihak-pihak dalam ikatan. Dalam asuransi jiwa tidak menggunakan ikatan karena
agen-agennya tidak memiliki kewenangan mengikat perusahaannya. Perlindungan
sementara diberikan dalam bentuk penerimaan bersyarat (conditional receipt) yaitu
tergantung pada dipenuhinya persyaratan atau bukti dapat diasuransikannya
(insurability) calon tertanggung, misalnya keadaan kesehatan. Jika persyaratan atau
bukti tersebut dipenuhi, perlindungan mulai berlaku setelah pembayaran premi
pertama.

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi!


Jawaban:
Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terikat dalam kontrak asuransi pada
dasarnya diatur oleh UU No. 40/2014 tentang Perasuransian. Karena kontrak
asuransi pada umumnya merupakan suatu ikatan maka Kitab Undang-undang
Hukum Perdata dan Hukum Dagang masih tetap mengatur perasuransian,
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang No. 40/2014. Suatu
kontrak merupakan perjanjian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak
maka harus dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh hukum.
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasal 1320 adalah
yang berikut ini.
1) Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri
Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertulcarkan
sesuatu yang berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak
menawarkan dan tawaran diterima balk oleh pihak lain. Penawaran tersebut harus
cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaan penawaran bars tanpa
syarat, dan dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak dalam suatu kontrak harus
sepakat atas syarat-syarat yang tepat sama. Harus terjadi kesamaan pikiran (meeting
of the minds). Untuk membuat suatu kontrak, satu pihak memberi penawaran
kepada pihak lainuntuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pihak kedua
dapat menerima, menolak atau membuat konter penawaran. Jika terjadi
kesepakatan, maka kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kontrak tersebut.

Dalam asuransi, tawaran biasanya dilakukan melalui permohonan


pertanggungan oleh talon nasabah. Metode yang paling sederhana yang biasa
dipergunakan dalam asuransi kerugian adalah permohonan lisan kepada agen.
Dalam asuransi jiwa atau kesehatan penawaran mesti dilakukan dengan
permohonan tertulis.

Sebelum suatu kontrak efektif, penerimaan permohonan itu adalah penting.


Dalam asuransi kerugian, agen biasanya mempunyai wewenang untuk mengikat
atau menerima permohonan itu bahkan tanpa menerima pembayaran dari pemohon.
jika diperlukan perlindungan bisa dimulai segera, walau baru dengan permohonan
lisan dan dengan persetujuan lisan oleh agen. "Binder tertulis" atau kontrak
sementara bisa diterbitkan oleh agen dengan ketentuan bahwa kontrak tertulis akan
disiapkan biasanya dalam 15 sampai 30 hari, tetapi hal ini tidak esensial untuk
menjadi efektifnya perjanjian itu.

Dalam asuransi jiwa, metode dan waktu penerimaan persetujuan berbeda


dengan asuransi kerugian. Lamaran tertulis dan pembayaran premi pertama
biasanya disampaikan sekaligus kepada agen. Agen lalu memberikan "kuitansi
bersyarat". Penerimaan (acceptance) ini merupakan saatnya ketika pelamar
memenuhi standar underwriting, yang meliputi pemeriksaan kesehatan jika
diperlukan. Kemudian coverage yang diminta menjadi efektif pada waktu
penyerahan lamaran beserta pembayaran premi. Andai kata premi pada waktu itu
belum dibayar maka asuransi itu belum efektif. Sekiranya pelamar tidak dapat
memenuhi standar underwriting dad penanggung, pihak penanggung boleh
membuat suatu counter offer dengan kontrak lain yang mungkin diterima awn
ditolak atas penyampaiannya oleh agen.

2) Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective)


Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau
bertentangan dengan politik pemerintah. Misalnya perjanjian menjadi tidak sah jika
yang diasuransikan adalah mobil curian. Contoh lain, perjanjian ilegal jika misalnya
orang mengasuransikan rumahnya dengan niat is akan membakar rumah itu dengan
sengaja dengan harapan akan mendapat santunan asuransi.

3) Kedua Belah Pihak Haru Kompeten (Capacity)


Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak.
Misalnya anak di bawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak
kompeten untuk melakukan perjanjian yang mengikat. Perusahaan asuransi yang
belum mempunyai izin usaha menipakan pihak yang tidak kompeten.

4) Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation)


Persyaratan terakhir untuk sahnya sebuah kontrak adalah imbalan yang
dipertukarkan oleh kedua belah pihak untuk persetujuan itu, misalnya, adanya hak
atau kewajiban. Dalam kontrak asuransi, penanggung memberikan kompensasi
berupa janji bersyarat (contingent promise) untuk mcmbayar tertanggung. Artinya,
penanggung sepakat membayar hanya jika peristiwa tertentu terjadi. Jika peristiwa
tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakukan pernbayaran. Sebagai
ganti untuk janji penanggung, tertanggung memberikan dua hal yaitu: uang dan
janji untuk menepati ketentuan dalam kontrak asuransi. Sebagian besar kontrak
asuransi berupa kontrak unilateral yaitu bahwa hanya penanggung yang membuat
janji yang dapat ditegakkan. Tertanggung tidak berjanji untuk membayar premi, dan
tidak dapat dituntut atas kegagalannya membayar. Hanya saja, tertanggung tidak
dapat mendapatkan klaim yang dijanjikan. jika premi tidak membayar (pada
waktunya).

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan.
Jawaban:
Dilihat dari sudut pandang kepemilikannya, semua perusahaan yang bergerak dalam
sektor asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang meliputi Badan Usaha
Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta Nasional, dan Badan Usaha Milik Usaha
Patungan. Secara singkat berikut diberikan ulasannya
• Badan Usaha Milik Negara.
Badan Usaha Milik Negara, sesuai dengan namanya semua saham atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departemen
Keuangan RI. Badan usaha milik negara, secara hukum berbentuk Perseroan
Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, namun dengan
memperhatikan beberapa ketentuan khusus. Biasanya perseroan terbatas diberi
tambahan di belakangnya dengan kata 'Persero'.
Badan Usaha Milik Negara mempunyai visi dan misi yang disejalankan dengan
kepentingan Pcmerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait
dengan keuangan, perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan,
perhubungan, dan sebagainya. Adapun perusahaan-perusahaan milik negara
dimaksud meliputi:
a) PT Asuransi Jiwasraya
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi
jiwa, baik secara individual maupun secara kelompok.
b) PT Asuransi Jasa Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan Asuransi Jasindo. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi umum atau
asuransi kerugian.
c) PT Asuransi Kredit Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Askrindo. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang menjual produk asuransi atas
jaminan kredit bagi para nasabah bank yang mendapatkan pinjaman kredit.
d) PT Asuransi Ekspor Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan ASH. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi berupa pemberian jaminan
atas barang-barang yang diekspor ke negara lain.
e) PT Reasuransi Umum Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan REINDO. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi bagi
perusahaan asuransi yang mengalami kelebihan kapasitas daya tampung risiko.
Dengan demikian maka perusahaan ini merupakan lembaga asuransi khusus
bagi perusahaan asuransi.
f) PT Asuransi Jasa Raharja
Badan Usaha Milik Negara ini, melaksanakan program asuransi sosial dalam
hal pemberian santunan kepada korban kecelakaan lain lintas jalan raya.
g) PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Taspen. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial
bagi para Pegawai Negeri Sipil. Program yang diberikan ialah santunan berupa
tunjangan hari tua dan pembayaran upah pensiun.
h) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Atau scring kali disingkat dengan panggilan PT Jamsostck. Pcrusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial
bagi seluruh tenaga kerja. Program yang diberikan ialah memberikan santunan
kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan selama menjalankan tugas
pekerjaannya. Santunan diberikan baik untuk biaya pengobatan maupun untuk
santunan meninggal dunia.
i) PT Asuransi Kesehatan
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT ASKES. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk yang berupa asuransi
kesehatan balk bagi para Pegawai Negeri Sipil, maupun bagi masyarakat yang
memerlukannya.

• Badan Usaha Milk Swasta Nasional


Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian juga dengan
bentuk badan hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam
bentuk Koperasi. Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan
terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan publik maka juga harus tunduk
kepada Undang-Undang tentang Pasar Modal. Pada perusahaan swasta nasional
yang berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus tunduk kepada Undang-
Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, yang pada tanggal 30 Oktober telah
dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang ban Nomor 17 Tahun 2012.

• Badan Usaha Milik Usaha Patungan


Sesudah orde baru memegang Pemerintahan pada tahun 1966, maka secara
berangsur masuklah pars investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Pcnanaman
Modal Asing. Bcrsamaan dcngan itu mereka juga membawa mitra usahanya atau
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perusahaan yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah perusahaan asuransi.
Namun, sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenarkan adanya
perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka jalan
keluarnya mereka melakukan usaha patungan (joint-ventures), dengan mitra
asuransi nasional balk dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan
usaha milik swasta nasional. Dewasa ini perusahaan asuransi dengan bentuk usaha
patungan telah melakukan usaha baik dalam usaha asuransi kerugian maupun usaha
asuransi jiwa. Hingga buku ini ditulis belum terlihat adanya usaha patungan yang
membuka usaha dalam usaha reasuransi.
Sumber :BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi 1-9/3sks-Cet. 1; Ed. 2-Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2019

Anda mungkin juga menyukai