Anda di halaman 1dari 2

2.

Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi

Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terikat dalam kontrak asuransi pada dasarnya diatur
oleh UU No. 40/2014 tentang Perasuransian. Suatu kontrak merupakan perjanjian yang
didasarkan pada hukum. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan,
untuk sahnya sebuah kontrak maka harus dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki
oleh hukum. Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasal 1320 adalah
sebagai berikut:
a. Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri. Kontrak dimulai bila
seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatu yang berharga dengan
orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak menawarkan dan tawaran diterima baik oleh
pihak lain. Penawaran tersebut harus cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas.
Penerimaan penawaran hars tanpa syarat, dan dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak
dalam suatu kontrak harus sepakat atas syarat-syarat yang tepat sama. Harus terjadi
kesamaan pikiran (meeting of the minds). Untuk membuat suatu kontrak, satu pihak
memberi penawaran kepada pihak lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Pihak kedua dapat menerima, menolak atau membuat konter penawaran. Jika terjadi
kesepakatan, maka kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kontrak tersebut.
b. Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective), Pengadilan tidak akan mendukung jika
maksud perjanjian tidak legal atau bertentangan dengan politik pemerintah. Misalnya
perjanjian menjadi tidak sah jika yang diasuransikan adalah mobil curian. Contoh lain,
perjanjian ilegal jika misalnya orang mengasuransikan rumahnya dengan niat ia akan
membakar rumah itu dengan sengaja dengan harapan akan mendapat santunan asuransi.
c. Kedua Belah Pihak Harus Kompeten (Capacity). Tidak semua orang secara hukum
memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak. Misalnya anak di bawah umur, orang
sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak kompeten untuk melakukan perjanjian yang
mengikat. Perusahaan asuransi yang belum mempunyai izin usaha merupakan pihak yang
tidak kompeten.
d. Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation). Persyaratan terakhir untuk
sahnya sebuah kontrak adalah imbalan yang dipertukarkan oleh kedua belah pihak untuk
persetujuan itu, misalnya, adanya hak atau kewajiban. Dalam kontrak asuransi,
penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat (contingent promise) untuk
mcmbayar tertanggung. Artinya,penanggung sepakat membayar hanya jika peristiwa
tertentu terjadi. Jika peristiwa tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakukan
pembayaran. Sebagai ganti untuk janji penanggung, tertanggung memberikan dua hal
yaitu: uang dan janji untuk menepati ketentuan dalam kontrak asuransi. Sebagian besar
kontrak asuransi berupa kontrak unilateral yaitu bahwa hanya penanggung yang membuat
janji yang dapat ditegakkan. Tertanggung tidak berjanji untuk membayar premi, dan tidak
dapat dituntut atas kegagalannya membayar. Hanya saja, tertanggung tidak dapat
mendapatkan klaim yang dijanjikan. jika premi tidak membayar (pada waktunya).

Sumber ADBI4211/MODUL 7.5-7

Anda mungkin juga menyukai