Anda di halaman 1dari 5

Nama Mata Kuliah : Manajemen Risiko dan Asuransi

Kode Mata Kuliah : ADBI4211

Jumlah sks : 3 sks

Nama Mahasiswa : Arina Azka

NIM : 043708018

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara
hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Coba
Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi!

Jawab :

A. Kontrak bersyarat (Voidable Contract)

Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian


disebabkan tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak
yang memiliki hak dalam memutuskan kontrak boleh juga memilih agar kontrak
ditegakkan. Contohnya, penanggung tidak lagi terikat memenuhi kewajibannya,
apabila diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand), maka
tertanggung dapat menuntut penanggung ke pengadilan, apabila penanggung secara
melawan hukum dan menolak pembayaran klaim.

B. Kontrak yang cacat hukum (Void Contract)

Kontrak cacat hukum, apabila dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan
untuk menjadi kontrak yang berlaku. Contohnya, kontrak asuransi yang dibeli dengan
maksud illegal seperti dengan maksud memperoleh uang pertanggungan dengan
membakar rumah yang dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu secara hukum
seperti seseorang dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut
kontrak dianggap tidak pernah ada (void ab initio). Dalam asuransi properti dikenal
dengan adanya ikatan (blinder) yakni kontrak sementara yang sering digunakan
sebelum keluarnya polis asuransi formal. Ikatan harus memenuhi semua persyaratan
kontrak hukum. Maksud diadakannya ikatan ialah untuk perlindungan sementara
selama waktu proses permintaan terhadap asuransi baik secara ikatan lisan maupun
tertulis. Ikatan lisan bisa lewat telepon harus diikuti dengan dokumen tertulis.
Sedangkan ikatan tertulis harus menyebut jumlah uang pertanggungan, jangka waktu
kefektifan ikatan, dan pihak-pihak dalam ikatan.

Dalam asuransi apabila tidak menggunakan ikatan karena agen-agennya tidak


memiliki kewenangan mengikat perusahaan. Perlindungan sementara diberikan dalam
bentuk penerimaan bersyarat (conditional receipt) yaitu tergantung pada dipenuhinya
persyaratan atau bukti boleh diasuransikannya (insurability) calon tertanggung,
misalnya keadaan kesehatan. Jika persyaratan atau bukti tersebut dipenuhi,
perlindungan mulai berlaku setelah pembayaran premi pertama.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 07 halaman 7.6

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi!

Jawab :

A. Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang mengikatkan diri

Satu pihak memberikan penawaran kepada pihak lain untuk membuat konter
penawaran apabila membuat suatu kontrak. Pihak kedua boleh menerima, menolak,
atau membuat konter penawaran. Apabila terjadi kesepakatan, maka kedua pihak telah
terikat dalam melaksanakan kontrak tersebut. Dalam asuransi, tawaran biasa
dilakukan melalui permohonan pertanggungan oleh calon nasabah. Metode yang
paling sederhana yang biasa digunakan dalam asuransi kerugian ialah permohonan
lisan kepada agen. Dalam asuransi jiwa atau kesehatan penawaran mesti dilakukan
dengan permohonan tertulis.

Sebelum kontrak efektif, maka penerimaan permohonan itu penting. Dalam asuransi
kerugian, agen biasanya memiliki wewenang dalam mengikat atau menerima
permohonan itu bahkan tanpa menerima pembayaran dari pemohon. Dalam asuransi
jiwa, metode dan waktu penerimaan persetujuan berbeda dengan asuransi kerugian.
Lamaran tertulis dan pembayaran premi biasanya disampaikan sekaligus kepada agen.
Kemudian, agen memberikan “kuitansi bersyarat”. Apabila dibutuhkan, maka
penerimaan (acceptance) ini merupakan saatnya ketika pelamar memenuhi standar
underwriting yang meliputi pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, coverage yang
diminta menjadi efektif pada waktu penyerahan lamaran beserta pembayaran premi.
Andai kata premi pada waktu itu belum dibayar, maka asuransi belum efektif.
Sekiranya pelamar tidak mampu memenuhi standar underwriting dari penanggung,
maka pihak penanggung boleh membuat suatu counter offer dengan kontrak lain yang
mungkin diterima atau ditolak atas penyampaiannya oleh agen.

B. Tujuannya harus legal (Lawful Objective)

Apabila perjanjian tidak legal atau bertentangan dengan politik pemerintah maka
pengadilan tidak akan mendukung. Misalnya, ketika perjanjian menjadi tidak sah
apabila yang diasuransikan ialah berupa mobil curian. Adapun contoh lain yaitu
perjanjian illegal, ketika orang mengasuransikan rumahnya dengan niat ia akan
membakar rumah itu secara sengaja dengan harapan akan memperoleh santunan
asuransi.

C. Kedua pihak harus kompeten (Capacity)

Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan dalam melakukan kontrak.
Misalnya, ketika anak dibawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu
tidak akan kompeten dalam melakukan perjanjian yang mengikat. Perusahaan
asuransi yang belum memiliki izin usaha merupakan pihak yang tidak kompeten.

D. Harus ada imbalan yang dipertukarkan (Compensation)

Dalam kontrak asuransi, penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat


(contingent promise) untuk membayar tertanggung. Artinya, penanggung sepakat
membayar hanya jika itu terjadi. Apabila peristiwa tersebut tidak terjadi, maka
penanggungan tidak perlu melakukan pembayaran. Sebagai ganti untuk janji
penanggung, tertanggung memberikan dua hal berupa uang dan janji untuk menepati
kententuan dalam kontrak. Sebagian besar kontrak berupa kontrak unilateral yaitu
bahwahanya penanggung yang membuat janji dapat ditegakkan. Tertanggung tidak
berjanji untuk membayar premi dan tidak dapat dituntut atas kegagalan membayar.
Namun, tertanggung tidak akan memperoleh klaim yang dijanjikan, apabila premi
tidak dibayar pada waktunya.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 07 halaman 7.7-7.8

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan!

Jawab :

A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Semua saham atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah, yaitu
Departemen Keuangan RI. BUMN berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang diatur
berdasarkan UU PT, namun harus memperhatikan ketentuan khusus. Biasanya PT
diberi tambahan PERSERO. Visi misi BUMN sejalan dengan kepentingan pemerintah
dalam menjalankan kebijakannya, terutama terkait keuangan, perbankan,
perekonomian, perindustrian, perdagangan, perhubungan, dsb. Adapun perusahaan
milik negara yang dimaksud, antara lain :

 PT Asuransi Jiwasraya ialah menjual asuransi jiwa baik individual maupun


kelompok.
 PT Asuransi Jasa Indonesia ialah menjual asuransi umum atau asuransi
kerugian.
 PT Asuransi Kredit Indonesia ialah menjual asuransi atas jaminan kredit bagi
nasabah bank yang memperoleh pinjaman kredit.
 PT Aauransi Ekspor Indonesia ialah menjual asuransi jaminan atas barang
ekspor.
 PT Reasuransi Umum Indonesia ialah menjual asuransi bagi perusahaan yang
mengalami kelebihan kapasitas daya tamping risiko.
 PT Asuransi Jasa Raharja ialah menjual asuransi sosial dalam hal pemberian
santunan terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan raya.
 PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri ialah asuransi sosial bagi PNS
berupa JHT dan upah pensiun.
 PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja ialah asuransi tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan saat bekerja. Santunan diberikan untuk biaya pengoatan atau
meinggal dunia.
 PT Asuransi Kesehatan ialah asuransi kesehatan bagi PNS dan masyarakat.

B. Badan Usaha Milik Swasta

BUMS dapat berbentuk PT atau Koperasi. Perusahaan swasta diatur berdasarkan UU


No 40 tahun 2007 tentang PT. Apabila PT telah mampu jadi perusahaan publik, maka
juga harus tunduk berdasarkan UU Pasar Modal. BUMS nasional koperasi diatur
berdasarkan UU NO 25 tahun 1992, hingga pada 30 oktober dikeluarkan UU
Koperasi baru No 17 tahun 2012.

C. Badan Usaha Milik Usaha Patungan

Sesudah orde baru memegang pemerintahan tahun 1966, masuklah investor ke


Indonesia dalam bentuk penanaman modal asing. Investor tersebut juga membawa
mitra usahanya. Salah satunya yakni asuransi. Sesuai dengan ketentuan di Indonesia,
tidak dibenarkan adanya perusahaan asuransi yang pemiliknya ialah pemodal asing
murni, maka mereka melakukan usaha patungan (Joint-Venture), dengan mitra
asuransi nasional baik dengan BUMN maupun BUMS. Namun, hingga saat ini belum
ada usaha patungan yang membuka usaha reasuransi.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 08 halaman 8.36-8.38

Anda mungkin juga menyukai