1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat
secara hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. a. Jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi. - Kontrak Bersyarat (Voidable Contract) Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena tindakan atau ketiadaan tindakan dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki hak untuk memutuskan kontark dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan. - Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract) Kontrak cacat hukum, jika dari semua kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk menjadi kontrak yang berlaku. Dalam asuransi properti dikenal adanya ikatan yaitu kontrak sementara yang sering digunakan sebelum keluarnya polis asuransi formal. Ikatan harus memenuhi semua persyaratan kontrak hukum. Dalam asuransi jiwa tidak menggunakan ikatan karena agen-agennya tidak memiliki kewenangan mengikat perusahaannya. b. Jelaskan syarat-syarat kontrak asuransi. - Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri Kontrak dimulai bial seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatu yang berharga dengan orang lain. Yang berarti salah satu pihak menawarkan dan tawaran diterima baik oleh pihak lain. Penawaran harus terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaan penawaran harus tanpa syarat dan dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak dalam suatu kontrak harus sepakat atas syarat-syarat yang tepat sama. - Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective) Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau bertentangan dengan politik pemerintah. - Kedua Belah Pihak Harus Kompeten (Capacity) Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak. Perusahaan asuransi yang belum mempunyai izin usaha merupakan pihak yang tidak kompeten. - Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation) Persyaratan untuk sahnya sebuah kontrak adalah imbalan yang dipertukarkan oleh kedua belah pihak untuk persetujuan itu. Dalam kontrak asuransi, penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat untuk membayar tertanggung.
2. Jelaskan tentang usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur kepemilikannya.
Dilihat dari sudut pandang kepemilikannya, semua perusahaan yang bergerak dalam sektor asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok , yaitu - Badan Usaha Milik Negara Semua saham atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Badan Usaha Milik Negara mempunyai visi dan misi yang dijalankan dengan kepentingan Pemerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkaitan dengan keuangan, perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan, perhubungan, dan sebagainya Perusahaan-perusahaan milik negara meliputi : 1). PT Asuransi Jiwasraya 2). PT Asuransi Jasa Indonesia 3). PT Asuransi Kredit Indonesia 4). PT Asuransi Ekspor Indonesia 5). PT Reasuransi Umum Indonesia 6). PT Asuransi Jasa Raharja 7). PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri 8). PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9). PT Asuransi Kesehatan
- Badan Usaha Milik Swasta Nasional
Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian dengan bentuk badan hukumnya, bisa berbentuk perseroan terbatas dan juga dalam bentuk koperasi. Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan terbatas yang dimaksud telah mampu menjadi perusahaan publik maka juga harus tunduk kepada undang-undang tentang pasar modal. Pada perusahaan swasta nasional yang berbentuk koperasi, maka harus tunduk kepada undang-undang koperasi nomor 25 tahun 1992, yang pada tanggal 30 Oktober telah dikeluarkan undang-undang koperasi yang baru nomor 17 tahun 2012
- Badan Usaha Milik Usaha Patungan
Sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenarkan adanya perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka mereka melakukan usaha patungan dengan mitra asuransi nasional baik dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan usaha milik swasta nasional.