NIM : 044606756
TUGAS 3 ADBI4211
Manajemen Risiko dan Asuransi
Jawaban
1. Secara umum, kontrak asuransi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu kontrak bersyarat dan
kontrak yang cacat hukum.
a. Kontrak bersyarat
Kontrak bersyarat memungkinkan salah satu pihak memilih untuk memutuskan perjanjian
karena tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang
memiliki hak untuk memutuskan kontrak dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan.
Contoh dari kontrak ini misalnya penanggung tidak lagi terikat memenuhi kewajibannya
jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan, tertanggung dapat menuntut
penanggung ke pengadilan, jika penanggung secara melawan hukum menolak
membayarkan klaim.
b. Kontrak yang cacat hukum
Suatu kontrak dikatakan cacat hukum jika sejak semula kekurangan satu atau lebih
persyaratan untuk menjadi kontrak yang berlaku. Contoh kontrak ini misalnya kontrak
asuransi yang dibeli untuk maksud ilegal seperti maksud memperoleh uang
pertanggungan dengan cara membakar rumah yang dipertanggungkan, atau dalam contoh
lain satu pihak tidak mampu secara hukum karena dinyatakan tidak waras membeli
asuransi.
2. Syarat-syarat kontrak asuransi mengikuti ketentuan yang mengatur sah atau tidaknya suatu
kontrak diberlakukan. Hal ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1320, yang mensyaratkan sahnya suatu kontrak sebagai berikut:
a. Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang mengikatkan diri
Kontrak dimulai ketika seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatu
yang berharga dengan orang lain, yang artinya ada tawaran dari satu pihak, dan pihak
yang lain menerima. Penawaran tersebut harus terinci dan dikomunikasikan secara jelas
antara kedua belah pihak. Untuk membuat kontrak, satu pihak memberi penawaran
kepada pihak lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pihak kedua dapat
menerima, menolak, atau membuat konter penawaran. Jika terjadi kesepakatan antara
kedua belah pihak, maka kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kontrak tersebut.
b. Tujuannya harus legal (lawful objective)
Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau bertentangan
dengan politik pemerintah. Misalnya, perjanjian menjadi tidak sah jika yang
diasuransikan adalah mobil hasil curian. Contoh lain, perjanjian akan dinilai ilegal jika
seseorang mengasuransikan rumahnya dengan niat ia akan membakar rumah tersebut
dengan sengaja untuk mendapatkan imbalan asuransi.
c. Kedua belah pihak harus kompeten (capacity)
Kedua belah pihak yang terikat dalam kontrak harus dipastikan orang yang kompeten,
karena tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak.
Misalnya anak di bawah umur, orang dengan gangguan jiwa, pemabuk atau pecandu tidak
kompeten untuk melakukan perjanjian yang mengikat. Selain itu, perusahaan asuransi
yang belum mempunyai izin usaha juga merupakan pihak yang tidak kompeten.
d. Harus ada imbalan yang dipertukarkan (compensation)
Imbalan dalam hal ini adalah hal yang dipertukarkan oleh kedua belah pihak untuk
persetujuan itu, misalnya adanya hak atau kewajiban. Dalam kontrak asuransi,
penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat untuk membayar
tertanggung. Artinya, penanggung sepakat membayar jika peristiwa tertentu terjadi. Jika
peristiwa tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakukan pembayaran.
Sumber:
Buku Materi Pokok ADBI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi. Penerbit Universitas Terbuka.