Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Agustia Wardani

Tugas 3 Manajemen Resiko dan Asuransi 1


NIP : 041125847

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara hukum
dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
a. Jelaskan jenis kontrak asuransi.
b. Jelaskan syarat-syarat kontrak asuransi.
Jawab :
a. Jenis Kontrak Asuransi
1) Kontrak bersyarat (voidable contract)
Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena tindakan
atau ketiadaan tindakan dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki hak untuk memutuskan
kontrak dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan. Sebagai contoh: penanggung tidak lagi
terikan memenuhi kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan,
tertanggung dapat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung, secara melawan
hokum menolak pembayaran klaim.
2) Kontrak yang cacat hokum (void contract)
Kontrak cacat hokum jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk menjadi
kontrak yang berlaku. Contoh: kontrak asuransi yang dibeli untuk maksud illegal seperti
maksud memperoleh uang pertanggungan dengan membakar rumah yang dipertanggungkan,
satu pihak tidak mampu secara hokum seperti seorang dinyatakan tidak waras membeli
asuransi. Dalam hal-hal tersebut kontrak tersebut dianggap tidak pernah ada.

b. Syarat kontrak asuransi.


1) Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang mengikatkan diri
Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatu yang
berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak menawarkan dantawaran
diterima dengan baik oleh pihak lain. Dalam asuransi, tawaran biasanya dilakukan melalui
permohonan pertanggungan oleh calon nasabah. Metode yang paling sederhana yang biasa
dipergunakan dalam asuransi kerugian adalah permohonan lisan kepada agen. Dalam asuransi
jiwa atau kesehatan penawaran mesti dilakukan dengan permohonan tertulis.
2) Tujuannya harus legal (lawful objective)
Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau bertentangan dengan
politik pemerintah. Misalnya perjanjian menjadi tidak sah jika yang diasuransikan adalah
mobil curian. Contoh lain perjanjian illegal jika misalnya orang mengasuransikan rumahnya
dengan niat ia akan membakar rumah itu dengan sengaja dengan harapan akan mendapat
santunan asuransi.
3) Kedua belah pihak harus kompeten (capacity)
Tidak semua orang secara hokum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak. Misalnya
anak dibawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak kompeten untuk
melakukan perjanjian yang mengikat. Perusahaan asuransi yang belum mempunyai izin usaha
merupakan pihak yang tidak kompeten.
Tugas 3 Manajemen Resiko dan Asuransi 2

4) Harus ada imbalan yang dipertukarkan (compensation)


Dalam asuransi, penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat untuk membayar
tertanggung, artinya penanggung sepakat membayar hanya jika peristiwa tertentu terjadi. Jika
peristiwa tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakukan pembayaran. Sebagai ganti
untuk janji penanggung, tertanggung memberikan dua hal yaitu uang dan janji untuk menepati
ketentuan dalam kontrak asuransi.
Sumber: BMP Manajemen Resiko dan Asuransi ADBI 421 Modul 7 (7.3-7.7)
2. Jelaskan tentang usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur kepemilikan.
Jawab :
1) BUMN
Sesuai dengan namanyam semua saham atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah,
yang dalam hal ini Kementrian Keuangan RI. Secara hokum berbentuk perseroan terbatas yang
diatur dalam UU Perseroan Terbatas, namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan khusus.
BUMN mempunyai visi dan misi yang disejalankan dengan kepentingan pemerintah dalam
menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait dengan keuangan, perbankan, perekonomian,
perindustrian, perdaganganm perhubungan, dsb. Contoh:
• PT Asuransi Jiwasraya
• PT Asuransi Jasa Indonesia
• PT Asuransi Kredit Indonesia
• PT Asuransi Ekspor Indonesia
2) Badan Usaha Milik Swasta Nasional
Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas. Apabila perseroan terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan public
maka juga harus tunduk kepada UU tentang Pasar Modal. Pada perusahaan swasta nasional yang
berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus tunduk kepada UU Koperasi Nomor 25 Tahun
1992, yang pada tanggal 30 Oktober telah dikeluarkan UU Koperasi yang baru Nomor 17 Tahun
2012.
3) Badan Usaha Milik Usaha Patungan
Sesudah orde baru memegang pemerintahan pada tahun 1966, maka secara berangsur masuklah
para investor asing ke Indonesia dalam bentuk penanaman modal asing. Bersamaan dengan itu
mereka juga membawa mitra usahanya atau perusahaan-perusahaan yang terkait dengan
perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah
perusahaan asuransi.
Tugas 3 Manajemen Resiko dan Asuransi 3

Namun, sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenarkan adanya perusahaan
asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka jalan keluarnya mereka melakukan
usaha patungan dengan mitra asuransi nasional baik dengan BUMN maupun milik swasta nasional.
Dewasa ini perusahaan asuransi dengan bentuk usaha patungan telah melakukan usaha baik dalam
asuransi kerugian maupun asuransi jiwa.
Sumber: BMP Manajemen Resiko dan Asuransi ADBI 421 Modul 8 (8.44-8.46)

Anda mungkin juga menyukai