Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

Nama : Ni Komang Juliartini


NIM : 041836135

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara
hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Coba
Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi
Jawab :
Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara hukum
dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Jika salah satu pihak
gagal melakukan kewajibannya tanpa alasan hukum, kontrak dianggap dilanggar. Jika kontrak
dilanggar, atau jika timbul perselisihan di antara pihak-pihak tentang interpretasi dari kontrak,
permasalahannya dapat diselesaikan di pengadilan. Dalam hai ini, pengadilan memiliki
kemampuan untuk menegakkan (enforce) pertimbangannya dan menyelesaikan perselisihan
kontrak.
Istilah kontrak merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu contract law, sedangkan
dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah overeenscomsrecht. Suatu kontrak atau perjanjian
adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan
antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.
Kontrak dalam asuransi dapat dapat dibedakan menjadi kontrak bersyarat dan kontrak cacat
hukum. Penjelasan masing-masing kontrak adalah sebagai berikut:
1) Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)
Kontrak bersayarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena
tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki
hak untuk memutuskan kontrak dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan. Sebagai
contoh : penanggung tidak lagi terikat memenuhi kewajibannya, jika diketahui bahwa
tertanggung melakukan penipuan (defrand), tertanggung dapat menuntut penangung ke
pengadilan, jika penanggung secara melawan hokum, menolak pembayaran klaim.

2) Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract)


Kontrak cacat hukkum, jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk
menjadi kontrak yyang berlaku. Contoh : kontrak asuransi yang dibeli untuk maksud
illegal seperti maksud memperoleh uang pertangungan dengan membakar rumah yang
dipertangungkan, satu pihak tidak mampu secara hokum seperti seseorang dinyatakan
tidak waras membeli asuransi. Dalm hal- hal kontrak tersebut dianggap tidak pernah ada
(void ab intio)

Sumber : BMP ADBI4211/Modul 07/Hal.7.5 -7.

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi


Jawab :
Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terikat dalam kontrak asuransi pada dasarnya diatur oleh
UU No. 40/2014 tentang Perasuransian. Karena kontrak asuransi pada umumnya merupakan
suatu ikatan maka Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Hukum Dagang masih tetap
mengatur perasuransian, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang No. 40/2014.
Suatu kontrak merupakan perjanjian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang-undang Hukum
Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak maka harus dipenuhi ketentuan-
ketentuan yang dikehendaki olch hukum.
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasal 1320 adalah yang berikut ini.
a. Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri
Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertkarkan sesuatu yang
berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak menawarkan dan tawaran
diterima dengan baik oleh pihak lain. Penawaran tersebut harus cukup terinci dan
dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak dalam suatu kontrak harus sepakat atas syarat-
syarat yang tepat sama.

b. Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective)


Pengadilan tidak pemerintah mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau
bertentangan dengan politik pemerintah. Misalnya perjanjian menjadi tidak sah jika yang
diasuransikan adalah mobil curian

c. Kedua Belah Pihak Haru Kompeten (Capacity)


Tidak semua orang hokum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak. Misalnya anak
dibawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak kompeten untuk
melakukan perjanjianyang mengikat. Perusahaan asuransi yang belum mempunyai izin
usaha merupakan pihak yang tidak berkeompeten.

d. Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation)


Persyaratan terakhir untuk sahnya sebuah kontrak adalah imabalan yang dipertukarkan oleh
kedua belah pihak untuk persetujuan itu, misalnya hak atau kewajiban.

Sumber : BMP ABDI4211/Modul 07/Hal.7.8 -7.9

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan.
Jawab :
Dilihat dari sudut pandang kepemilikannya, semua perusahaan yang bergerak dalam sektor
asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang meliputi Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Swasta Nasional, dan Badan Usaha Milik Usaha Patungan. Secara singkat berikut
diberikan ulasannya

Perusahaan Asuransi

Badan Usaha Milik Badan Usaha Milik Badan Usaha Milik


Negara Swasta Patungan
a. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara, sesuai dengan namanya semua saham atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan RI. Badan usaha
milik negara, secara hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas, namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan khusus. Biasanya
perseroan terbatas diberi tambahan di belakangnya dengan kata 'Persero'.

Badan Usaha Milik Negara mempunyai visi dan misi yang disejalankan dengan kepentingan
Pemerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait dengan keuangan,
perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan, perhubungan, dan sebagainya. Adapun
perusahaan-perusahaan milik negara dimaksud meliputi:

1) PT Asuransi Jiwasraya
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi jiwa,
baik secara individual maupun secara kelompok.
2) PT Asuransi Jasa Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan Asuransi Jasindo. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi umum atau asuransi kerugian.
3) PT Asuransi Kredit Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Askrindo. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara yang menjual produk asuransi atas jaminan kredit bagi para
nasabah bank yang mendapatkan pinjaman kredit.
4) PT Asuransi Ekspor Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan ASEI. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi berupa pemberian jaminan atas barang-
barang yang diekspor ke negara lain
5) PT Reasuransi Umum Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan REINDO. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi bagi perusahaan asuransi yang mengalami
kelebihan kapasitas daya tampung risiko. Dengan demikian maka perusahaan ini
merupakan lembaga asuransi khusus bagi perusahaan asuransi.
6) PT Asuransi Jasa Raharja
Badan Usaha Milik Negara ini, melaksanakan program asuransi sosial dalam hal
pemberian santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan raya.
7) PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Taspen. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi para Pegawai Negeri
Sipil. Program yang diberikan ialah santunan berupa tunjangan hari tua dan pembayaran
upah pensiun.
8) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Atau sering kali disingkat dengan panggilan PT Jamsostek. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi seluruh tenaga
kerja. Program yang diberikan ialah memberikan santunan kepada tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan selama menjalankan tugas pekerjaannya. Santunan diberikan
baik untuk biaya pengobatan maupun untuk santunan meninggal dunia.
9) PT Asuransi Kesehatan
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT ASKES. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara, menjual produk yang berupa asuransi kesehatan baik bagi para
Pegawai Negeri Sipil, maupun bagi masyarakat yang memerlukannya.
b. Badan Usaha Milik Swasta Nasional
Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian juga dengan bentuk badan
hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam bentuk Koperasi.
Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan terbatas dimaksud telah mampu menjadi
perusahaan publik maka juga harus tunduk kepada Undang-Undang tentang Pasar Modal.

Pada perusahaan swasta nasional yang berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus
tunduk kepada Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, yang pada tanggal 30 Oktober
telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru Nomor 17 Tahun 2012.

c. Badan Usaha Milik Usaha Patungan


Sesudah orde baru memegang Pemerintahan pada tahun 1966, maka secara berangsur
masuklah para investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman Modal Asing. Bersamaan
dengan itu mereka juga membawa mitra usahanya atau perusahaan-perusahaan yang terkait
dengan perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka
adalah perusahaan asuransi.

Sumber : BMP ADBI4211/MOdul 8/Hal.8.36 -8.37

Anda mungkin juga menyukai