Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ade Helfian Noor

NIM : 031109021

Kerjakan Tugas 3 berikut ini.

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat secara
hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Coba
Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan.
Mohon jawaban Tugas 3 diketik dengan huruf Times New Roman font 12 dan di-
upload dalam format Pdf. pada tempat yang disediakan.
Hindari plagiasi, jika mengutip pendapat orang lain silakan disebutkan sumbernya.
Selamat mengerjakan Tugas, semoga sukses.

Jawaban :

1. Kontrak dalam asuransi dapat dapat dibedakan menjadi kontrak bersyarat dan kontrak
cacat hukum. Penjelasan masing-masing kontrak adalah sebagai berikut:

a. Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)

Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena


tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki
hak untuk memutuskan kontrak dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan. Sebagai
contoh : penanggung tidak lagi terikat memenuhi kewajibannya, jika diketahui bahwa
tertanggung melakukan penipuan (defrand), tertanggung dapat menuntut penanggung ke
pengadilan, jika penanggung, secara melawan hukum, menolak pembayaran klaim.

b. Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract)

Kontrak cacat hukum jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk
menjadi kontrak yang berlaku. Contoh : kontrak asuransi yang dibeli untuk maksud ilegal
seperti maksud memperoleh uang pertanggungan dengan membakar rumah yang
dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu secara hukum seperti seseorang dinyatakan
tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut konsep tersebut dianggap tidak
pernah ada (void ab initio).

Dalam asuransi properti dikenal adanya ikatan (blinder) yaitu kontrak sementara yang
sering digunakan sebelum keduanya polis asuransi formal. Ikatan harus memenuhi semua

This study source was downloaded by 100000800660667 from CourseHero.com on 11-19-2022 11:07:20 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/94332690/Tugas-3-manajemen-risiko-dan-asuransi-Ade-Helfian-Noordocx/
persyaratan kontrak hukum. Maksud diadakannya ikatan adalah memberikan perlindungan
seketika selama waktu proses permintaan akan asuransi. Ikatan bisa lisan atau tertulis.
Ikatan lisan seperti lewat telepon, harus segera diikuti dengan dokumen tertulis. Ikatan
tertulis harus menyebut jumlah uang pertanggungan, jangka waktu keefektifan ikatan, dan
pihak-pihak dalam ikatan.

Dalam asuransi jiwa tidak menggunakan ikatan karena agen-agennya tidak memiliki
kewenangan mengikat perusahaannya. Perlindungan sementara diberikan dalam bentuk
penerimaan bersyarat (conditional receipt) yaitu tergantung pada dipenuhinya persyaratan
atau bukti dapat diasuransikan nya (insurability) calon tertanggung, misalnya keadaan
kesehatan. Jika persyaratan atau bukti tersebut dipenuhi, perlindungan mulai berlaku
setelah pembayaran premi pertama.

2. Syarat-syarat kontrak asuransi ialah sebagai berikut :

Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terikat dalam kontrak asuransi pada dasarnya
diatur oleh UU No. 40/2014 tentang Perasuransian. Karena kontrak asuransi pada
umumnya merupakan suatu ikatan maka Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan
Hukum Dagang masih tetap mengatur perasuransian, sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-undang No. 40/2014.

Suatu kontrak merupakan perjanjian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak maka harus
dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki olch hukum.

Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasal 1320 adalah yang berikut
ini.

a. Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri

b. Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective)

c. Kedua Belah Pihak Haru Kompeten (Capacity)

d. Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation)

3. Dilihat dari sudut pandang kepemilikannya, semua perusahaan yang bergerak dalam sektor
asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang meliputi Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Swasta Nasional, dan Badan Usaha Milik Usaha Patungan.
a. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara, sesuai dengan namanya semua saham atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan RI. Badan
usaha milik negara, secara hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam

This study source was downloaded by 100000800660667 from CourseHero.com on 11-19-2022 11:07:20 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/94332690/Tugas-3-manajemen-risiko-dan-asuransi-Ade-Helfian-Noordocx/
Undang-Undang Perseroan Terbatas, namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan
khusus. Biasanya perseroan terbatas diberi tambahan di belakangnya dengan kata 'Persero'.
Badan Usaha Milik Negara mempunyai visi dan misi yang disejalankan dengan
kepentingan Pemerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait dengan
keuangan, perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan, perhubungan, dan
sebagainya. Adapun perusahaan-perusahaan milik negara dimaksud meliputi:
• PT Asuransi Jiwasraya
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi
jiwa, baik secara individual maupun secara kelompok.
• PT Asuransi Jasa Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan Asuransi Jasindo. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi umum atau
asuransi kerugian.
• PT Asuransi Kredit Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Askrindo. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara yang menjual produk asuransi atas jaminan kredit bagi
para nasabah bank yang mendapatkan pinjaman kredit.
• PT Asuransi Ekspor Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan ASEI. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi berupa pemberian jaminan atas
barang-barang yang diekspor ke negara lain
• PT Reasuransi Umum Indonesia
Atau seringkali disingkat dengan panggilan REINDO. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, menjual produk asuransi bagi perusahaan asuransi yang
mengalami kelebihan kapasitas daya tampung risiko. Dengan demikian maka
perusahaan ini merupakan lembaga asuransi khusus bagi perusahaan asuransi.
• PT Asuransi Jasa Raharja
Badan Usaha Milik Negara ini, melaksanakan program asuransi sosial dalam hal
pemberian santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan raya.
• PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT Taspen. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi para
Pegawai Negeri Sipil. Program yang diberikan ialah santunan berupa tunjangan hari
tua dan pembayaran upah pensiun.
• PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Atau sering kali disingkat dengan panggilan PT Jamsostek. Perusahaan ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara, melaksanakan program asuransi sosial bagi
seluruh tenaga kerja. Program yang diberikan ialah memberikan santunan kepada
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan selama menjalankan tugas pekerjaannya.
Santunan diberikan baik untuk biaya pengobatan maupun untuk santunan meninggal
dunia.
• PT Asuransi Kesehatan

This study source was downloaded by 100000800660667 from CourseHero.com on 11-19-2022 11:07:20 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/94332690/Tugas-3-manajemen-risiko-dan-asuransi-Ade-Helfian-Noordocx/
Atau seringkali disingkat dengan panggilan PT ASKES. Perusahaan ini merupakan
Badan Usaha Milik Negara, menjual produk yang berupa asuransi kesehatan baik
bagi para Pegawai Negeri Sipil, maupun bagi masyarakat yang memerlukannya.

b. Badan Usaha Milik Swasta Nasional


Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian juga dengan bentuk
badan hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam bentuk Koperasi.
Perusahaan swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan terbatas dimaksud telah mampu menjadi
perusahaan publik maka juga harus tunduk kepada Undang-Undang tentang Pasar Modal.
Pada perusahaan swasta nasional yang berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya
harus tunduk kepada Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, yang pada tanggal 30
Oktober telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru Nomor 17 Tahun 2012.

c. Badan Usaha Milik Usaha Patungan


Sesudah orde baru memegang Pemerintahan pada tahun 1966, maka secara berangsur
masuklah para investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman Modal Asing.
Bersamaan dengan itu mereka juga membawa mitra usahanya atau perusahaan-perusahaan
yang terkait dengan perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu mitra
usaha mereka adalah perusahaan asuransi.
Namun sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenarkan adanya
perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka jalan keluarnya
mereka melakukan usaha patungan (joint-ventures), dengan mitra asuransi nasional baik
dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan usaha milik swasta nasional.
Dewasa ini perusahaan asuransi dengan bentuk usaha patungan telah melakukan usaha baik
dalam usaha asuransi kerugian maupun usaha asuransi jiwa. Hingga buku ini ditulis belum
terlihat adanya usaha patungan yang membuka usaha dalam usaha reasuransi.

Sumber :
Buku Materi Pokok. ADBI4211/3sks/Modul 1-9. Manajemen Risiko dan Asuransi

This study source was downloaded by 100000800660667 from CourseHero.com on 11-19-2022 11:07:20 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/94332690/Tugas-3-manajemen-risiko-dan-asuransi-Ade-Helfian-Noordocx/

Anda mungkin juga menyukai