Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wildan Hasan

Kelas : C1
NIM : 31669
RMK BAB 9
Asuransi
Manajemen Risiko
Proses menganalisis, mengidentifikasi, mengevaluasi dan melakukan penilaian risiko
yang dihadapi suatu perusahaan / organisasi. Secara umum, cara atau Teknik untuk
menghindari diri dari berbagai risiko hidup disebut sebagai manajemen risiko.
Syarat risiko dapat diasuransikan
1. Risiko tersebut haruslah bersifat murni
2. Risiko bersifat definitive
3. Risiko bersifat statis
4. Risiko berdampak finansial
5. Risiko bersifat measurable dan quantifiable
6. Ukuran risiko harus besar.
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak yakni
tertanggung dan penganggung.

4 Unsur Utama dalam Asuransi


1. Pihak tertanggung
2. Pihak penanggung
3. Suatu peristiwa
4. Kepentingan.
Ciri Khas Kontrak Asuransi
1. Bersifat Kondisional
2. Bersifat Unilateral
3. Bersifat Aleatory
4. Bersifat Adhesi.
Manfaat Polis Asuransi
Bagi tertanggung: -Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikan penanggung jika
terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian.
-Sebagai bukti otentik formal untuk menuntut penanggungg.
Bagi Penanggung: -Sebagai bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung.
-Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberukan penanggung
kepada tertanggung.
-Sebagai bukti otentik formal yang kuat untuk menolak klaim.
Jenis Asuransi
Berdasarkan segi fungsi:
1. Asuransi kerugian (non life insurance)
2. Asuransi jiwa (life insurance)
3. Reasuransi.
Berdasarkan segi kepimilikan:
1. Asuransi milik pemerintah.
2. Asuransi milik swasta nasional.
3. Asuransi milik perusahaan asing.
4. Asuransi milik campuran.
Berdasarkan segi kepesertaannya:
1. Asuransi wajib (asuransi sosial)
2. Asuransi sukarela (asuransi komersil).
Bentuk Asuransi Kerugian
1. Asuransi Properti (Property Insurance)
2. Asuransi Kendaraan Bermotor (Vehicle Insurance).
3. Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance).
Asuransi Jiwa
1. Permanen, memberikan perlindungan hingga pemegang polis meninggal
2. Dwiguna, memberikan manfaat saat tertanggung meninggal dalam masa kontrak
3. Jangla Warsa, digunakan untuk pemula untuk mendapatkan proteksi seperti karyawan
dan wisatawan
4. Unit Link, bersifat modern untuk melindungi investasi.
Asuransi Sosial
Asuransi sosial (jaminan sosial) merupakan asuransi wajib yang diberlakukam unruk
setiap penduduk agar mempunyai jaminan untuk hari tua.
5 perusahaan asuransi sosial di Indonesia dan berstatus BUMN :
1. PT Taspen
2. PT Jasa Raharja
3. PT Jamsostek
4. PT Askes
5. PT Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).
Usaha Penunjang Perasuransian
1. Perusahanaan Reasuransi, pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi
perusahaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa.
2. Pialang Asuransi, memberikan jasa sebagai pernatara dalam penutupan asuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi.
3. Pialang Reasuransi, memberikan jasa sebagai perantara dalam penempatana
reasurasi dan penangangan penyelesaian ganti rugi reasuransi.
4. Agen Asuransi, dilakukan oleh individu atau badan hukum yang dapat memasarkan
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
Larangan bagi usaha penunjang perasuransian
1. Perusahaan pialang asuransi dilarang melakukan penempatan penutupan asuransi
pada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai ijin.
2. Perusahaan pialang asuransi dilarang menempatkan penutupan asuransi kepada
suatu perusahaan asuransi sebagai afiliasi dari perusahaan pialang tersebut,
3. Perusahaan penilai kerugian asuransi dilarang melakukan penilaian kerugian atas
objek asuransi yang diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian lain yang
mempunyai hungungan afiliasi.
4. Perusahaan konsultan aktuaria dilarang mmeberikan jasa kepada perusahaan
asuransi jiwa atau dana pension sebagai afiliasi dan perusahaan konsultan aktuaria
yang bersangkutan.
5. Agen asuransi dilarang bertindak sebagai agen dari perusahaan asuransi yang tidak
mempunyai ijin usaha.
Perizinan dan Bentuk Hukum Asuransi
Pasal 2
Peruhasahaan Asuransi harus mengajukan permohonan tertulis pada Menteri dengan
melampirkan hal-hal berikut :
a. Susunan Organisasi dan Kepengurusan
b. Neraca pembukaan
c. Rencana di bidang Kepegawaian
d. Daftar riwayat hidup Direksi
e. Pernyataan tidak bekerja di perusahaan lain
f. Nomor Pokok Wajib Pajak
g. Bukti pemenuhan modal di setor
h. Bukti penepatan deposito jaminan
i. Uraian tentang sistem yang digunakan di perusahaan
j. Alamat lengkap perusahaan
k. Peryataan dari pemegang saham bahwa sumber dana yang digunakan tidak berasal
dari Tindak Pidana Kejahatan Asal.

Bentuk badan hukum asuransi


1. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang memiliki badan hukum dan modalnya
berbentuk saham.
2. Koperasi
Koperasi adalah Badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau Badan Hukum
Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
3. Usaha Bersama
Usaha Bersama adalah badan hukum yang menyelenggarakan usaha asuransi dan dimiliki
oleh Anggota, yang telah ada pada saat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian diundangkan.
Kesehatan keuangan bagi perusahaan dapat diamati berdasarkan:
1. Batas tingkat solvabilitas. Ketentuan ini merupakan tolak ukur Kesehatan keuangan
perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi yang dihitung dari selisih antara
kekayaan terhadap kewajiban
2. Retensi sendiri. Ketentuan ini merupakan pertanggungan yang menjadi beban
perusahaan asuransi dengan reasuransi sesuai dengan kemampuan keuangan
masing-masing perusahaan
3. Reasuransi
4. Investasi.
Penyelenggaraan Usaha, yaitu:
1. Syarat-syarat polis asuransi
2. Tingkat premi
3. Penyelesaian klaim. Peraturan tentang penyelesaian terkait dengan penetapan batas
waktu maksimum antara waktu kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar
dengan pembayaran klaim oleh penanggung
4. Persyaratan keahlian di bidang perasuransian. Persyaratan ini meliputi: aktuaria,
underwriting, manajemen resiko, dan penilaian kerugian asuransi
5. Ketentuan lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan usaha.
Badan Mediasi
Dalam perjanjian asuransi antara tertanggung dengan penanggung, penetapan jenis
klausul penyelesaian sengketa pada umumnya ditentukan secara sepihak oleh penanggung.
Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) adalah lembaga independen yang memberikan
representasi yang seimbang antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi.
Lembaga ini ada dibawah Dewan Asuransi Indonesia (DAI) yang terdiri dari Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi
Asuransi Jaminan Nasional Indonesia (AAJSI).
Batasan klaim asuransi yang dapat ditangani oleh BMAI adalah senilai maksimum
Rp500.000.000 untuk asuransi jiwa dan sosial, sedangkan asuransi umum senilai maksimum
Rp750.000.0000. Waktu untuk penyelesaian sengketa ditargetkan maksimal 21 hari per kasus
perselisihan.
Contoh Kasus Gagal Bayar Klaim Perusahaan Asuransi pada nasabah
Kresna Life mengalami gagal bayar dua produk asuransinya. Kedua produk tersebut
Kresna Link Investa (K-LITA) dan Protecto Investa Kresna (PIK). Atas pemeriksaan Kresna
Life, OJK pun mengeluarkan sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) kepada Kresna Life
yang dinilai telah melanggar ketentuan mengenai pelaksanaan rekomendasi atas hasil
pemeriksaan sebelumnya. Dari pelanggaran tersebut, OJK melakukan tindakan pengawasan
di antaranya mewajibkan Kresna Life untuk membayar klaim yang telah diajukan oleh
pemegang polis.

Anda mungkin juga menyukai