Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

MAKALAH ASURANSI

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

1. ARVANDY PAGALLUNGAN (2233113010 )


2. ROSWITA ITO GORE (2233111067 )
3. AVELINA HELGA SYUKUR (2233111066 )
4.
5. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
6. FAKULTAS EKONOMI
7. PROGRAM STUDI AKUNTANSI
8. 2023
BAB I
PEMBAHASAN
Pengertian Asuransi

Asuransi adalah istilah yang digunakan utuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan
finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan
penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang terjadi seperti kematian, kehilangan,
kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu
sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Asuransi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk pengendalian resiko, dengan cara mengalihkan atau
mentransfer resiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain dalam hal ini adalah kepada perusahaan
asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara
universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
dalam asuransi terkandung 4 (empat) unsur, yaitu :

 Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, asekaligus atau secara berangsur-angsur.
 Pihak penanggung (insured) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi
sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu
 Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya)
 Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tertentu
Prinsip Dasar Asuransi
Ada 6 (enam) prinsip dasar dalam asuransi yang harus dipenuhi yaitu:

1. Insurable Interest
2. Utmost Good Faith.
3. Proximate Cause
4. Indemnity
5. Subrogation
6. Contribution
Fungsi dan Tujuan Asuransi

A. Fungsi Asuransi B. Tujuan Asuransi

1.Pengalihan Resiko
2.Penghimpun Dana
3.Premi seimbang

1.Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu pihak
2.Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang banyak tenaga, waktu dan biaya
3.Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan
tidak pasti
4.Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang
5.Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
2.4 Jenis-jenis Asuransi

A.Dilihat dari segi fungsinya

1.Asuransi kerugian (non-life insurance)

yang termasuk dalam asuransi kerugian

 Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan petir,


kecelakaan kapal terbang dan lainnya
 Asuransi pengangkutan
 Asuransi aneka yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran \
dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan, pencurian, dan lainnya

2.Asuransi jiwa (life insurance)


Jenis-jenis asuransi jiwa

 Asuransi berjangka (term insurance)


 Asuransi tabungan (endowment insurance)
 Asuransi seumur hidup (whole life. insurance)
 Anuity contrak insurance (anuitas)
3.Reasuransi (reinsurance) 2.5 Jenis-jenis Resiko Asuransi

Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi Dalam perakitnya resiko-resiko yang timbul
dalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi dari setiap pemberian usaha pertanggungan
oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering asuransi adalah sebagai berikut :
disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan
kedalam beberapa bentuk yaitu bentuk treaty, bentuk
fakultatif
dan kombinasi keduanya.
1.Resiko murni
2.Resiko spekulatif
A. Dilihat dari segi kepemilikannya
3.Resiko individu ;
 Resiko pribadi
 Resiko harta
1.Asurasi milik pemerintah
2.Asuransi milik swasta nasional  Resiko tanggung gugat
3.Asuransi milik perusahaan asing
4.Asuransi milik campuran
2.6 Polis Asuransi

Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali


mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini :

1.Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi


2.Nama tertanggung untuk diri sendiri atau pihak ketiga
3.Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
4.Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
5.Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung
6.Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
7.Premi asuransi, umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan
segala janji-janji khusus yang diadakan para pihak

2.7 Pengertian Asuransi Syariah

Pengertian Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah


Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang melalui invenstasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko atau bahaya tertentu
melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi syariah disebut juga dengan
Asuransi syariah memiliki karakteristik
asuransi ta’awun yang artinya tolong menolong atau
tertentu.
saling membantu.

Pertama : akad yang dilakukan adalah


akad at-Takafuli
Kedua : selain tabungan, peserta juga
dibuatkan tabungan derma
Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil
2.8 Perbedaan Asuransi Konvensional Dan Asuransi Syariah

1.Secara garis besar misi utama Asuransi Konvensional adalah misi ekonomi dan sosial. Sedangkan dalam Asuransi Syariah misi yang
diemban adalah misi aqi’dan, misi ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
2.Dalam Asuransi Konvensional tidak ada Dewan Pengawas sehingga praktiknya tidak diawasi dan kemungkinan pelaksanaannya tidak
sesuai dengan kaidah syariah.
Sedangkan dalam Asuransi Syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk mengawasi pelaksana operasional
perusahaan agar terbebas dari praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip syariah
3.Akad yang ada dalam Asuransi Konvensional didasarkan pada jual beli sedangkan akad dalam Asuransi Syariah didasarkan pada
tolong menolong.
4.Investasi dalam Asuransi Konvensional bebas tapi masih dalam batas-batas perundang-undangan dan tidak dibatasi oleh halal
haramnya objek atau sistem yang digunakan. Beda halnya dengan investasi dana asuransi syariah. Invenstasi dilakukan dengan batas
perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bebas dari riba dan tempat investasi yang terlarang.
5.Selain itu, dana yang terkumpul dari premi peserta Asuransi Konvensional seluruhnya menjadi milik perusahaan
dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut kemana saja. Sedangkan dana yang terkumpul dari
peserta Asuransi Syariah dalam bentuk iuran atau kontribusi sepenuhnya milik peserta. Perusahaan hanya
berperan sebagai pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Dalam memilih perusahaan asuransi untuk investasi jangka panjang sebaiknya


dilakukan dengan hati-hati agar mengetahui segala ketentuan yang berkaitan
dengan jaminan perlindungan yang didapat dan resiko-resiko kerugian yang timbul
sehingga bisa dirasakan manfaatnya di kemudian hari.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai