Anda di halaman 1dari 12

Asuransi

Kelompok 3
201914500787 Muhammad Khalid Abdul Aziz
202114500662 Syalu Alifia Wardah
202114500664 Siti Nur Cahyati
202114500751 Mirdiani Sakila
202114500753 Tari Dwi Lestari
202114500828 Anisa Sri Rahmawati Lestari
ASURANSI
Definisi asuransi Pengertian
Asuransi dalam 246 Watboek Zan Koophandel Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1992
(Kitab Undang - Undang Peniagaan) bahwa yang tentang usaha asuransi.Asuransi atau
di maksud asuransi adalah suatu persetujuan pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
pada saat pihak meminjam berjanji kepada atau lebih, dengan nama pihak penanggung
puhak yang di jamin untuk menerima sejumlah mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
uang premi sebagai pengganti kerugian, yang menerima premi asuransi, untuk memberikan
mungkin akan di derita oleh yang dijamin karena penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
akibat dari suatu peristiwanya yang belum jelas atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
akan terjadi. didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang di pertanggungkan.
PERKEMBANGAN ASURANSI
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan asuransiyang
ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan peraturan pemerintah Indonesia yang
mengatur tentang asuransi baru di keluarkan pada tahun 1976 dengan keluarnya Surat Keputusan
Mentri Keuangan pada waktu itu.
Kemudian surat keputusan menteri keuangan nomor 1136/KMK/IV/1976 tentang penetapan
besarnya cadangan premi dan biaya oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Selanjutnya keluar
keputusan mentri keuangan nomor 1249/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988 tentang
ketentuan dan tata cara pelaksanaan di bidang asuransi kerugian dan nomor
1250/KMK.013/1988tanggal 20 desember 1988 tentang asuransi jiwa.
Peraturan menteri keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya undang-undang
nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian di Indonesia dan peraturan pemerintah nomor 73
tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.
JENIS-JENIS ASURANSI
(yang berkembang di indonesia)
Dilihat dari segi fungsinya Dilihat dari segi kepemilikannya
1. Asuransi kerugian (non file insurance) 1. Asuransi milik pemerintah
Jenis suransi kerugian seperti terdapat dalam undang- Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar
undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha asuransi atau bahkan 100 persen oleh pemerintah Indonesia.
menjelaskan usaha memberikan jasa untuk 2. Asuransi milik swasta
menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan nasionalAsuransi ini kepemilkian sahamnya sepenuhnya
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak dimiliki oleh swasta nasional, sehingga siapa yang
ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. paling banyak memilki saham, maka meliki suara
2. Asuransi jiwa (life insurance) terbanyak dalam rapat umum pemegang saham
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang (RUPS).
dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau 3. Asuransi milik perusahaan asing
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di
insurance)4) Annuity contrak insurance (anuitas) Indonesia hanyalah merupakan cabang dari Negara lain
3. Reasuransi (reasunrance) dan jelas kepemilikannyapun dimiliki oleh 100 persen
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa oleh pihak asing.
asuransi dalam pertanggungan ulang terhadap risiko 4. Asuransi kepemilikan
yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. campuran Merupakan jenis asuransi yang hanya dimiliki
oleh campuran antara swasta nasional dan pihak asing.
Peran Asuransi
Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan tentu saja mengharapkan keuntungan atas usaha yang di
jalankan. Keuntungan ini gunakan untuk membiayai seluruh aktivitasnya. Demikian pula dengan nasabah
yang mengharapkan polis asuransi akan menerima manfaat dari jasa asuransi yang
digunakannya.Keuntungan dari asuransi untuk masing-masing pihak :
1. Bagi Perusahaan Asuransi
• Keuntungan dari premi yang diberikan kepada nasabah.
• Keuntungan dari hasil penyerahan modal di perusahaan lain
• Keuntungan dari hasil bunga dari investasi disurat-surat berharga
2. Bagi Nasabah
• Memberikan rasa aman
• Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat di tarik kembali
• Terhindar dari resiko kerugian atau kehilangan
• Memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang
• Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
Asuransi Konvensional Dan Asuransi Syariah
Perbedaan antara asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional
1. Kontrak atau Akad
Kejelasan kontrak atau akad dalam praktik muamalah menjadi prinsip karena akan
menetukan sah atau tidaknya secara syariah. Demikian pula dengan kontrak antara peserta
dengan perusahaan asuransi. Asuransi konvensional menerapkan kontrak dalam syariah disebut
kontrak jual beli.
2. Kontrak Al-Mudharabah
Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak saat pihak
pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan
akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan
ataukelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.Kontrak bagi hasil disepakati didepan sehingga bila terjadi keuntungan maka
pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut.
Asuransi Konvensional Dan Asuransi Syariah
3. Dana Hangus
Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, karena peserta tidak dapat
melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh
tempo. Begitu pula dengan premi asuransi jiwa konvensional non-saving atau
asuransi kerugian, jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi
asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi keuntungan perusahaan
asuransi.Dalam konsep asuransi syariah, mekanismenya tidak mengenal dana
hangus. Peserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal ingin
mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah dibayarkan dapat
diambil kecuali sebagian kecil saja yang sudah diniatkan untuk dana terbaru yang
tidak dapat diambil.
Asuransi Konvensional Dan Asuransi Syariah
Perbedaan lainnya antara asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional
1. Prinsip Dasar
Asuransi Jiwa Syariah Mengikuti prinsip-prinsip syariah Islam, di mana kegiatan bisnis harus
sesuai dengan hukum Islam dan tidak melibatkan unsur riba, spekulasi, atau kegiatan yang
dianggap haram.
Sedangkan Asuransi Jiwa Konvensional: Menggunakan prinsip-prinsip bisnis konvensional
dengan pembayaran premi sebagai dasar dan umumnya tidak mempertimbangkan prinsip
syariah.
2. Mekanisme Investasi
Asuransi Jiwa Syariah, dimana dana investasi dialokasikan sesuai dengan prinsip syariah,
melibatkan instrumen investasi yang halal menurut hukum Islam, seperti saham syariah dan
obligasi syariah.
Sedangkan Asuransi Jiwa Konvensional: Mungkin melibatkan instrumen investasi yang dapat
mencakup saham, obligasi, dan aset lainnya, tanpa pembatasan khusus sesuai dengan prinsip
syariah.
3. Hukum dan Pengawasan
Asuransi Jiwa Syariah Diatur oleh otoritas yang mengikuti prinsip syariah dan sering kali
memiliki dewan syariah untuk memastikan kepatuhan.
Sedangkan Asuransi Jiwa Konvensional Diatur oleh otoritas keuangan konvensional dan
tunduk pada regulasi yang berlaku untuk semua bisnis keuangan.

4. Bagi Hasil (Profit Sharing)


Asuransi Jiwa Syariah: Prinsip bagi hasil diterapkan, di mana keuntungan dan kerugian
dibagi antara pemegang polis dan perusahaan asuransi.Asuransi Jiwa Konvensional:
Umumnya, polis konvensional menawarkan manfaat berupa jumlah tertentu atau
pembayaran klaim berdasarkan perjanjian, tanpa keterlibatan pembagian keuntungan
secara langsung.
Perkembangan Asuransi di Indonesia saat ini
Menutup tahun 2023, AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) mengadakan
Konferensi Pers Laporan Kinerja Industri Asuransi Periode Januari – September dari 56
perusahaan anggota yang diadakan pada 29 November 2023. Melalui laporan tersebut,
terlihat bahwa kesadaran masyarakat akan asuransi meningkat secara konsisten dari
jumlah tertanggung saat ini mencapai 94,18 juta orang. Jumlah tertanggung dalam
periode ini meningkat 16,5% dibanding jumlah tertanggung dalam periode yang sama
tahun 2022.
Industri perasuransian setidaknya memiliki dua peran penting dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai sarana perlindungan atas risiko bagi individu dan
badan usaha, serta sebagai sumber dana untuk investasi.
Perkembangan Asuransi di Indonesia
Berikut adalah beberapa jenis asuransi yang banyak dimiliki masyarakat
Indonesia :
• Asuransi properti
• Asuransi kecelakaan diri
• Asuransi jiwa berjangka
• Asuransi jiwa seumur hidup
• Asuransi unit link
• Asuransi kredit
• Asuransi uang dan harta benda
• Asuransi pendidikan
• BPJS kesehatan
• BPJS ketenagakerjaan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai