Anda di halaman 1dari 17

RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI

Disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dengan dosen pengampu mata kuliah Drs. Wayan Cipta, M.M.


Universitas Pendidikan Ganesha

Disusun oleh kelompok 7 :


6A Keuangan Manajemen
1. Ayu Wardani (1917041016)
2. Putu Indira Shinta Pratiwi (1917041032)
3. Komang Agus Setiawan (1917041039)
4. Komang Inten Tresna Dewi (1917041043)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
PEMBAHASAN

1. Asuransi
a. Definisi asuransi
Di dalam undang-undang nomor 2 tahun 1992 yaitu asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak tertanggung
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasrkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan resiko disebut
tertanggung yang menerima resiko disebut penanggung. Perjanjian antara kedua
badan ini disebut kebijakan, ini adlah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap
istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang di bayar oleh tertanggung kepada
penanggung untuk resiko yang ditanggung disebut premi ini biasanya ditentukan oleh
penanggung dana yang bisa di klaim dimasa depan, biaya administrasi dan
keuntungan.
b. Karakteristik Perusahaan Asuransi
Karakteristik perusahaan asuransi menurut Mehr (1999) sebagai lembaga keuangan
antara lain:
1. Perusahaan asuransi melakukan kegiatan utama menerima resiko dari masyarakat
dan untuk ini masyarakat diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut premi
2. Premi yang diterima diinvestasikan dalam jenis-jenis investasi yang aman, liquid ,
dan menguntungkan sehingga perusahaan asuransi mampu memenuhi kewajiban-
kewajibannya dan memberikan keuntungan yang maksimal.
3. Pada dasarnya perusahaan asuransi tidak dibenarkan menarik kredit atau
meminjamkan dana untuk membiayai kegiatannya.
4. Karena jumlah pemegang polis asuransi relatif besar maka masyarakat tertanggung
tersebut perlu dilindungi dari kemungki nan kerugian keuangan. Perlindungan ini
dilakukan oleh pemerintah melalui departemen keuangan dalam bentuk pembinaan
dan pengawasan.
Pengawasan dan pembinaan yang antara lain dilakukan adalah:
1. Menetapkan ketentuan mengenai persyaratan permodalan, penempatan
deposito atas nama Menteri Keuangan untuk kepentingan perusahaan
asuransi, kewajiban mengirim laporan dan mengumumkan neraca dan
perhitungan laba rugi pada surat kaba r agar diketahui oleh masyarakat.
2. Menjaga agar kebijaksanaan investasi perusahaan asuransi jiwa maupun
kerugian diarahkan pada jenis-jenis investasi yang aman dan menguntungkan
3. Mewajibkan perusahaan asuransi membentuk cadangan teknis, yang terdiri
dari cadangan premi dan cadangan klaim, dalam usaha menjaga kemungkinan
timbulnya kewajiban yang sifatnya tidak tentu.
4. Mewajibkan perusahaan asuransi me lakukan tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi keadaan tidak solven , misalnya mewajibkan
pemegang saham menambah jumlah modal sampai pada keadaan di mana
perusahaan mencapai tingkat solvabilitas yang ditentukan.
c. Prinsip Dasar Perusahaan Asuransi
Terdapat prinsip-prinsip dasar yang mesti diterapkan dalam hal asuransi. Prinsip ini
menjelaskan bagaimana mekanisme suatau asuransi bekerja. Prinsip ini juga
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan
diadakannya asuransi. Prinsip tersebut berlaku mutlak dalam suatu perikatan asuransi.
Mengutip "Buku 4 Perasuransian Seri Literasi Keuangan Perguruan Tinggi" oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat enam prinsip asuransi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, indemnity, proximate cause, subrogation, dan
contribution.
1. Insurable Interest
Insurable interest atau kepentingan untuk mengasuransikan merupakan prinsip yang
memberikan hak untuk mengasuransikan kepada seseorang karena adanya hubungan
keuangan yang diakui oleh hukum antara orang tersebut dengan objek pertanggungan,
di mana yang menjadi pokok perjanjian asuransi adalah kepentingan keuangan yang
dimiliki seseorang tertanggung dalam objek pertanggungan tersebut. Prinsip ini dapat
dilihat dari contoh berikut. Misalnya, Rafi adalah seorang aktor yang hobi mengoleksi
mobil mewah. Salah satu penggemarnya, Dani, ingin mengasuransikan salah satu
mobil mewah Rafi. Apakah hal tersebut dibolehkan? Jawabannya tidak boleh, sebab
Dani tidak mempunyai hubungan keuangan dengan mobil Rafi dan jika mobil Rafi
rusak atau hilang, Dani tidak merasakan kerugian keuangan apa pun.
2. Utmost Good Faith
Pihak penanggung maupun tertanggung mempunyai hak untuk mengetahui fakta-
fakta penting (material facts) yang berkaitan dengan penutupan asuransinya, serta
masing-masing berkewajiban untuk memberitahukan secara detail segala fakta
penting yang berhubungan dengan penutupan tersebut. Pengertian utmost good faith
adalah suatu kewajiban yang positif dari tertanggung yang dengan sukarela
menyampaikan seluruh fakta yang sifatnya penting, lengkap dan akurat atas suatu
risiko yang sedang diminta untuk diasuransikan baik diminta ataupun tidak. Selain
kewajiban tertanggung dalam mengungkapkan material facts, penanggung juga
memiliki kewajiban untuk menjelaskan kepada tertanggung risiko yang dijamin dan
tidak dijamin dalam polis asuransi.
3. Indemnity
Indemnity mengatur perihal ganti rugi. Prinsip ini dapat diartikan sebagai mekanisme
di mana penanggung memberikan ganti rugi finansial dalam upaya menempatkan
tertanggung pada posisi keuangan yang dimiliki sesaat sebelum kerugian itu terjadi.
Artinya, penanggung akan memberikan ganti-rugi sesuai kerugian yang dialami
tertanggung, tanpa ditambah atau dipengaruhi unsur mencari keuntungan.4.
Subrogation
Secara sederhana subrogation atau subrogasi berarti pelimpahan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga. Spesifiknya, prinsip ini mengatur dalam hal seorang
penanggung telah menyelesiakan pembayaran ganti-rugi yang dialami tertanggung,
maka secara otomatis hak yang dimiliki tertanggung untuk menuntut pihak ketiga
yang menimbulkan kerugian dan atau kerusakaan tersebut beralih ke penanggung.
5. Contribution
Contribution atau pertanggungan bersama-sama adalah prinsip yang mengatur perihal
objek pertanggungan, dipertanggungkan pada dua atau lebih perusahaan asuransi,
maka kerugian yang terjadi akan dikontribusikan seluruh perusahaan asuransi yang
telah menutup pertanggungan tersebut, sebanding dengan tanggung jawabnya
masing-masing dari perusahaan asuransi yang terlibat.

d. Jenis Perusahaan Asuransi


Di Indonesia, usaha asuransi dikelompokkan menjadi tiga jenis, pengelompokan ini
diatur dalam pasal 3 undang-undang nomor 2 tahun 1992, tentang usaha asuransi,
yaitu:
1. Asuransi jiwa
Dalam asuransi jiwa, yang diasuransikan adalah kerugian material yang diderita
apabila seseorang yang diasuransikan tersebut telah mencapai usia pensiun atau
meninggal dunia sebelum pensiun.
2. Asuransi umum
Asuransi umum juga sering disebut asuransi kerugian. Perusahaan asuransi
kerugian adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko
atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Pada asuransi kerugianm yang
diasuransikan adalah benda dan atau kepentingan seseorang yang melekat pada
benda. Dalam PSAK nomor 28 tentang akuntansi Asuransi kerugian. dijelaskan
yang termasuk dalam asuransi kerugian antara lain asuransi
- Badan Usaha Milik Negara
Perusahaan asuransi yang semua saham atau sebagaian besar sahamnnya
dimiliki oleh pemerintah, yang dalam hal ini departemen keuangan republik
Indonesia.
- Badan Usaha Milik Swasta
Perusahaan asuransi yang dimiliki oleh swasta yaiutu swasta nasional.
- Badan Usaha Milik Patungan (Joint Venture)
Perusahaan asuransi yang dimiliki oleh pemodal asing dengan mitra asuransi
nasional, baik dengan usaha milik negara maupun badan usaha milik swasta
nasional.
e. Tujuan dan Manfaat Asuransi

1. Tujuan Asuransi
Asuransi memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu sebagai pemberi jaminan kepada
nasabah agar terlindung dari risiko-risiko yang akan diderita jika terjadi kejadian
yang tidak terduga. Asuransi juga dapat meningkatkan efisiensi terhadap suatu hal,
nasabah tidak perlu melakukan berbagai upaya pengamanan dan pengawasan karena
akan banyak menghabiskan waktu dan tenaga. Tujuan asuransi sebagai pemerataan
biaya, maksudnya adalah nasabah hanya akan mengeluarkan biaya tertentu dan tidak
perlu membayar kerugian yang diderita karena perusahaan asuransi yang akan
menanggungnya. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi nasabah karena jumlah
kerugian yang diderita jumlahnya tidak tentu. Asuransi jiwa memiliki tujuan asuransi
yang sangat mulia, yaitu sebagai tabungan nasabah. Hal ini dikarenakan jumlah yang
akan diterima sudah pasti akan jauh lebih besar daripada jumlah premi yang
dibayarkan. Namun sayangnya tujuan ini hanya berlaku untuk asuransi jiwa saja.

2. Manfaat Asuransi
Berikut adalah manfaat yang didapat dari mendaftar asuransi yang akan Anda
dapatkan secara umum atau keseluruhan.
a. Memberikan Ketenangan
Kita tidak pernah mengetahui kemungkinan kejadian yang akan dialami esok hari.
Setiap hari kita lewati dengan kemungkinan kejadian yang bisa saja menuntut
pengeluaran tak terduga. Bila Anda termasuk orang yang sangat siap terhadap
sesuatu, risiko kerugian yang diakibatkan oleh kejadian tak terduga tersebut bisa
diminimalisir dengan mudah. Tetapi bagaimana dengan Anda yang menyadari bahwa
Anda bukan tipe orang seperti itu? Kehadiran penyedia layanan jasa asuransi ini bisa
memberikan jawaban dan meringankan beban ketika kejadian tak terduga itu dating.
Asuransi memiliki manfaat untuk memberikan proteksi dari risiko ketidakpastian dan
dipercaya lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri bagi individu pemegangnya.
Penggantian yang akan diberikan dari pihak penyedia layanan jasa asuransi ini
setidaknya akan meng-cover sebagian hingga seluruh kewajiban pembayaran Anda
atas suatu kejadian. Asuransi juga dikenal sebagai alternatif pengendalian kerugian
atau loss controldengan melakukan survei lapangan serta memberikan rekomendasi
kepada pemegang polis untuk melakukan tindakan preventif dan penanggulangan
kerugian.
b. Sebagai Investasi dan Tabungan
Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang polis di suatu penyedia layanan
jasa asuransi, Anda akan mendapatkan jaminan pengembalian investasi pada akhir
kontrak. Asuransi yang diperuntukkan investasi juga memberikan kelonggaran dan
fleksibilitas dalam memilih masa pertanggungan. Biasanya akan ada tiga pilihan
waktu masa pertanggungan nasabah pemegang polis, yakni 5, 7, dan 10 tahun. Selain
itu, besarnya premi adalah premi tunggal yang relatif terjangkau dan bisa dibebaskan
dari biaya administrasi.
c. Membantu Meminimalkan Kerugian
Sesuai dengan jenisnya masing-masing, fungsi dari kepemilikan asuransi secara
umum adalah membantu para pemegang polis untuk meminimalkan kerugian dari
kejadian tak terduga yang mungkin terjadi seperti biaya kerugian bencana kebakaran,
kecelakaan, dan biaya rumah sakit.

2. Analisis Laporan Keuangan


Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain yang ada di dalam laporan
keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. Hasil
dari analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selain melihat rasio keuangan, keputusan
manajeman juga harus mempertimbangkan hasil evaluasi perubahan kinerja perusahaan
dari waktu ke waktu dalam investasi tertentu serta membandingan semua perusahaan
dalam satu industri pada waktu tertentu.
Menurut biro riset infobank berikut rasio - rasio yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan asuransi adalah sebagai berikut:

a. Rasio risk based capital (RBC)


Risk based capital adalah salah satu metode pengukuran batas tingkat solvabilitas yang di
syaratkan di dalam undang-aundang dalam mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu
perusahaan asuransi untu memastikan pemenuhan kewajiban asuransi dan reasuransi
dengan mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan sesuai dengan tingkat resiko
yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan kewajibannya. Rasio ini
digunakan untuk melihat tingkat solvabilitas perusahaan asuransi, apakah mampu
menggunakan segala resiko klaim. Rasio solvabilitas ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemapuan perusahaan asuransi kerugian dalam mendukung kewajiban
yang mungkin timbul dari penutupan resiko yang telah dilakukan. Untuk menentukan
rasio RBC, rumus yang digunakan adalah:

jumlah tingkat solvabilitas


Risk based capital = x 100 %
MMBR
Ket :
- Jumlah tingkat solvabilitas : kekayaan yang diperkenankan dikurangi dengan
seuluruh kewajiban
- MMBR : Modal Minimum Berbasis Risiko

Nilai rasio solvabilitas yang rendah mencerminkan risiko yang terlalu tinggi sebagai
akibat dari pencerminan premi tinggi (penerimaan risiko) yang tidak sebanding dengan
keuangan perusahaan. Standar terbaik dari rasio ini yaitu 120% ke atas.

b. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahan untuk
memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadan “likuid” dan
perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban tepat waktu apabila perusahaan
tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari hutang
lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknya (Munawir, 2014). Rasio likuiditas ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar tagihan lancar. Rasio
terbaik likuiditas harus sama atau lebih besar dari 120%. Rumus untuk mengukur
likuiditas yaitu:
jumlah kewajiban
Rasio likuiditas = x 100 %
total kekayaan di perkenakan
c. Dana jaminan terhadap cadangan teknis
Dalam hal ini perusahaan melakukan pertanggungan ulang atas resiko yang ditanggung,
nilai cadangan teknis beban yang dibentuk perusahaan dihitung secara konsisten dengan
pembentukan cadangan teknis sebagaimana yang diatur pada pedoman ini:
- Nilai cadangan teknis beban yang dibentuk perusahaan disajikan sebagai aset yang
merupakan bagian dari tagihan dan termasuk dalam aset yang diperkenankan dalam
perhitungan tingkat kesehatan keuangan.
- Aktuarius perusahaan wajib memastikan bahwa nilai cadangan teknis beban tidak
melebihi cadangan teknis yang dibentuk oleh pihak-pihak yang menerima
pertanggungan ulang tersebut. (bapepam.co.id).

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar tagihan lancar.
Inti dari rasio ini adalah likuiditas dari perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan membayar tagihan lancar. Rasio terbaik untuk dana
jaminan terhadap cadangan teknis adalah diatas 5%. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

dana jaminan
Rumus = x 100 %
cadangan teknis

Ket :

- Dana Jaminan : bagian dari aset perusahaan yang dimaksudkan sebagai jaminan
terakhir dalam rangka melindungi kepentingan pemegang polis
- Cadangan teknis : dana yang harus disisihkan untuk memenuhi kewajiban kepada
pemegang polis, yang terdiri dari cadangan premi dan cadangan klaim.
d. Rasio klaim
Rasio ini digunakan untuk melihat apakah premi netto mampu menutup beban klaim.
Nilai rasio klaim dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
total beban klaim
Rasio klaim = x 100 %
pendapatan premi netto
Nilai terbaik yaitu apabila risiko ini bernilai kurang atau sama dengan 100%. Tingginya
rasio ini mengidentifikasikan buruknya proses underwriting dan penerimaan penutupan
risiko.
e. Rasio beban
Rasio beban ini digunakan untuk mengetahui apakah biaya-biaya yang dikeluarkan tidak
melebihi pendapatan.
beban(klaim+usaha+ komisi)
Rumus rasio beban = x 100 %
pendapatan preminetto

Rasio terbaik berada di bawah 100% sampai dengan batas toleransi sebesar 115%.
Tingginya rasio ini memberikan indikasi adanya kemungkinan penetapan tarif premi
terlalu rendah.

f. Rasio Investasi dan cadangan teknis terhadap utang klaim


Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah cadangan teknis dan utang klaim bisa
diproduktifkan dalam bentuk investasi. Rasio terbaik berada pada nilai di atas 100%.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
investasi
Rumus rasio beban = x 100 %
cadangan teknis+utang klaim

Ket : cadangan teknis dalam rumus di atas merupakan dana yang harus disisihkan untuk
memenuhi kewajiban kepada pemegang polis, yang terdiri dari cadangan premi dan
cadangan klaim.

Contoh soal:

a. Dik: Indikator Kesehatan Perusahaan Asuransi Prudential pada tahun 2021 dan 2020
sebagai berikut :
Ditanya : Jelaskan analisis dan perhitungan untuk mendapatkan Rasio Risk Based Capital
untuk tahun 2020 dan 2021 !!!
Jawab :
Rasio Risk Based Capital Prudential tahun 2020
jumlah tingkat solvabilitas
= x 100 %
MMBR
(10.494 .034−7.367 .503)
= x 100 %
569.221
3.126.531
= x 100 %
569.221
= 549 %

Rasio Risk Based Capital Prudential tahun 2021


jumlah tingkat solvabilitas
= x 100 %
MMBR
(10.025 .074−7.266 .725)
= x 100 %
575.645
2.758.349
= x 100 %
575.645
= 479 %
Jadi, Risk Based Capital Prudential pada tahun 2020 mencapai 549% dan pada
tahun 2021 mencapai 479%. Persentase tersebut jauh melebihi batas normal yang
ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 120% maka perusahaan dapat dikatakan
mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menanggung risiko yang mungkin
terjadi akibat deviasi dalam pengelelolaan aset dan liabilitas.

b. Dik : Laporan posisi keuangan konvensional PT Prudential Life Assurance per 31


Desember 2020 dan 2021 sebagai berikut,

Dit : Rasio likuiditas tahun 2020 dan 2021


jumlah kewajiban
Dijawab : Rasio likuiditas = x 100 %
total kekayaan di perkenakan
3.739.598
Tahun 2020 = x 100 %
67.396 .709
= 5,54%

3.016 .962
Tahun 2021 = x 100 %
64.403.397
= 4,68 %
c. Dik : Laporan posisi keuangan konvensional PT Prudential Life Assurance per 31
Desember 2020 dan 2021 sebagai berikut dengan jumlah dana jaminan pada tahun 2020
sebesar 1.420.594 dan pada tahun 2021 sebesar 1.347.485

Dit : Rasio Dana jaminan terhadap cadangan teknis tahun 2020 dan 2021
Jawab :
dana jaminan
Tahun 2020 = x 100 %
cadangan teknis
1.420 .594
= x 100 %
(55.468 .613+2.381.363)
= 2,45%

dana jaminan
Tahun 2021 = x 100 %
cadangan teknis
1.347 .485
= x 100 %
(53.519 .572+ 2.504 .712)
= 2,40%

d. Dik : Laporan Laba Rugi Prudential pada tahun 2021 dan 2020 sebagai berikut:

Dit : Rasio klaim tahun 2020 dan 2021


Jawab :
total beban klaim
Rasio klaim 2021 = x 100 %
pendapatan premi netto
16.439.789
= x 100 %
20.327 .342
= 80,8%
total beban klaim
Rasio klaim 2020 = x 100 %
pendapatan premi netto
12.534 .027
= x 100 %
20.686 .011
= 60,6 %

e. Dik : Laporan Laba Rugi Prudential pada tahun 2021 dan 2020 sebagai berikut:
Dit : Rasio Beban tahun 2020 dan 2021?
beban(klaim +usaha+ komisi)
Jawab : Rumus rasio beban = x 100 %
pendapatan preminetto
15.399.474
Tahun 2020 = x 100 %
20.686 .011
= 74,4%

19.085.415
Tahun 2021 = x 100 %
20.327 .342
= 93,9 %
f. Dik : Laporan posisi keuangan konvensional PT Prudential Life Assurance per 31
Desember 2020 dan 2021 sebagai berikut,
Dit : Rasio Investasi dan cadangan teknis terhadap utang klaim
investasi
Jawab : Rumus rasio beban = x 100 %
cadangan teknis+utang klaim
63.445 .892
Tahun 2020 = x 100 %
58.285.303+303.889
= 108,29%

60.522 .408
Tahun 2021 = x 100 %
56.428.177+ 232.305
= 106,81%
REFERENSI

Pramita dewi,( 2014) , Analisis perbedaan Rasio Keuangan Sebagai Tolak Ukur Kinerja
Perusahaan Asuransi Umum, Skripsi (S1), dipublikasikan, fakultas.Ekonomi & bisnis
Universitas diponegoro Semarang

Anda mungkin juga menyukai