Anda di halaman 1dari 5

REVIEW MAKALAH KELOMPOK 2

ASURANSI KECELAKAAN DIRI


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi
Dosen Pengajar :
Prof. Dr. H. Deden Mulyana, S.E., M.Si., CRA., CRP., CHRMP., CSBA.

Disusun Oleh :

CINTA WATI
213402095
Kelas E

PROGRAM STUDI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
Judul Makalah:
“ASURANSI KECELAKAAN DIRI”
Penyusun : Kelompok 2, Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi Kelas E

Isi Review:
ASURANSI KECELAKAAN DIRI
A. Tinjauan Umum Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi personal adalah konsep yang mendasari perlindungan finansial bagi manusia
yang menghadapi berbagai risiko dalam kehidupan mereka. Risiko-risiko tersebut meliputi
kematian, cacat akibat kecelakaan, penyakit, dan lainnya. Untuk mengatasi risiko ini,
terdapat jenis-jenis asuransi berikut:
 Asuransi Jiwa: Memberikan perlindungan finansial jika seseorang meninggal terlalu
cepat atau hidup terlalu lama.
 Asuransi Kecelakaan Diri: Melindungi individu dari risiko kecelakaan yang dapat
menyebabkan kematian, cacat tetap, atau cacat sementara.
 Asuransi Kesehatan: Memberikan manfaat dalam bentuk pembiayaan perawatan medis
untuk mengatasi penyakit atau cedera akibat penyakit atau kecelakaan.
Tujuan utama dari asuransi personal adalah memberikan keamanan finansial dan
perlindungan bagi individu dan keluarganya terhadap risiko-risiko yang dapat
memengaruhi keuangan mereka.
Asuransi kecelakaan diri adalah bentuk perlindungan finansial yang membantu
melindungi individu dalam kasus kecelakaan yang mengakibatkan cedera fisik atau
kematian. Ini melibatkan pembayaran premi kepada perusahaan asuransi, dan sebagai
imbalan, asuransi akan memberikan santunan uang tunai atau manfaat lain jika tertanggung
mengalami kecelakaan sesuai dengan polis asuransi. Penting untuk memahami syarat dan
ketentuan dalam polis sebelum membeli asuransi kecelakaan diri, karena cakupan, jumlah
perlindungan, premi, dan prosedur klaim dapat berbeda antara perusahaan asuransi.
Pelaksanaan perjanjian asuransi kecelakaan diri melibatkan empat pihak/subyek
penting, yaitu:
1. Pemegang Polis (Policy Holder): Individu atau entitas yang membeli produk asuransi
kecelakaan diri untuk melindungi diri atau orang lain.
2. Tertanggung (The Insured Person): Mereka yang diasuransikan, atau sumber daya
manusia yang menjadi obyek perlindungan dalam perjanjian asuransi kecelakaan diri.
3. Ahli Waris (Beneficiary): Penerima santunan dalam kasus kematian tertanggung, yang
berhak menerima pembayaran santunan dari perusahaan asuransi.
4. Penanggung atau perusahaan asuransi: Pihak yang menyediakan perlindungan asuransi
dan membayar santunan sesuai dengan syarat dan ketentuan polis.
Dalam asuransi kecelakaan diri, obyek pertanggungannya adalah jiwa dan fisik manusia
yang berisiko mengalami cedera fisik akibat kecelakaan yang berasal dari luar diri mereka.
Polis asuransi kecelakaan diri adalah dokumen yang menyatakan kontrak atau perjanjian
asuransi. Polis ini memiliki dua karakteristik utama:
1. Sebagai "contract of benefits," polis ini mengatur pembayaran santunan uang tunai jika
tertanggung meninggal atau mengalami cacat tetap.
2. Sebagai "contract of indemnity," polis ini mencakup penggantian kerugian finansial,
seperti penggantian penghasilan yang hilang dan biaya pengobatan akibat cedera fisik
akibat kecelakaan.
Polis asuransi kecelakaan diri dapat disusun sesuai format yang ditentukan oleh
perusahaan asuransi atau bisa juga disesuaikan (tailor made policy) jika tidak ada polis
standar yang digunakan. Secara umum, polis ini terdiri dari bagian-heading, recital clause,
operative clause, pengecualian, syarat pertanggungan, ringkasan polis, dan tanda tangan
tertanggung. Polis ini berfungsi sebagai bukti tertulis yang mengatur rincian cakupan
asuransi, termasuk informasi mengenai tertanggung, jumlah pertanggungan, premi, dan
masa pertanggungan. Asuransi Kecelakaan Diri ini berlaku bagi tertanggung yang berusia
17 hingga 60 tahun.
Dasar hukum asuransi kecelakaan diri di Indonesia mengacu pada Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian. Menurut undang-undang tersebut, asuransi
adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis. Perjanjian ini
memberikan dasar untuk pembayaran premi kepada perusahaan asuransi sebagai imbalan
atas:
1. Penggantian kerugian, kerusakan, biaya, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga akibat peristiwa yang tidak pasti yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis.
2. Pembayaran berdasarkan meninggalnya tertanggung atau berdasarkan hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang telah ditetapkan atau berdasarkan hasil pengelolaan
dana.
Selain itu, Pasal 252 KUHD juga mengatur bahwa tidak boleh ada asuransi ganda untuk
waktu dan peristiwa yang sama pada benda yang sudah diasuransikan dengan nilai penuh.
Ini bertujuan untuk mencegah pemegang polis mendapatkan ganti rugi melebihi nilai benda
yang sebenarnya, melanggar prinsip indemnitas. Selain itu, Pasal 302 KUHD
memungkinkan pertanggungan jiwa seseorang untuk kepentingan orang yang
berkepentingan, baik selama hidupnya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian.
Prinsip-prinsip asuransi kecelakaan diri mencakup:
1. Insurable Interest: Ini menekankan hak untuk mengasuransikan yang timbul dari
hubungan keuangan antara tertanggung dan obyek yang diasuransikan. Ini harus
diakui secara hukum dan mencakup hubungan finansial tertentu, seperti keluarga
atau bisnis.
2. Utmost Good Faith: Prinsip ini mewajibkan calon tertanggung untuk secara jujur
dan lengkap mengungkapkan semua fakta material yang memengaruhi risiko yang
akan diasuransikan. Informasi ini harus disampaikan baik diminta maupun tidak,
sehingga perusahaan asuransi dapat menilai risiko dengan akurat.
3. Proximate Cause: Prinsip ini menentukan penyebab kerugian yang akan dijamin oleh
asuransi. Ini penting dalam menentukan apakah suatu klaim akan dibayar atau tidak,
terutama ketika ada beberapa penyebab kerugian.
4. Indemnity: Prinsip ini mengacu pada penggantian finansial yang cukup untuk
mengembalikan tertanggung ke posisi keuangan yang sama seperti sebelum
terjadinya kerugian. Prinsip ini berlaku untuk kepentingan finansial, bukan bentuk
fisik obyek pertanggungan.
Prinsip-prinsip ini adalah dasar dalam perjanjian asuransi kecelakaan diri dan
memastikan adanya keadilan dan kewajaran dalam pembayaran klaim.
Sistem pengelolaan asuransi kecelakaan diri melibatkan beberapa tahap, mulai dari
pendaftaran pemegang polis, penilaian risiko, pembayaran premi, hingga penanganan klaim.
Pemegang polis membayar premi sesuai dengan kebijakan yang mereka pilih. Jika terjadi
kecelakaan diri yang tercakup, pemegang polis dapat mengajukan klaim, yang akan dinilai
oleh perusahaan asuransi. Jika klaim sah, pembayaran akan diberikan. Perusahaan asuransi
juga melakukan manajemen dan pengawasan portofolio polis serta memungkinkan
pembaruan kebijakan sesuai kebutuhan. Sistem ini dirancang untuk memberikan
perlindungan finansial bagi pemegang polis dalam kasus kecelakaan atau cedera pribadi
yang tercakup oleh polis.
Prosedur klaim asuransi kecelakaan diri mencakup langkah-langkah berikut:
1. Pemberitahuan: Pemegang polis harus memberi tahu perusahaan asuransi tentang
klaim mereka dalam waktu yang ditentukan, biasanya dalam 7 hari kerja sebagai
laporan sementara.
2. Pengisian Formulir Klaim: Pemegang polis harus mengisi formulir pengajuan klaim
yang disediakan oleh perusahaan asuransi. Formulir ini harus dilengkapi dengan
dokumen-dokumen yang diperlukan.
3. Dokumen Klaim: Dokumen yang dibutuhkan termasuk surat pengajuan klaim,
fotokopi kartu identitas peserta, surat keterangan ahli dari dokter atau rumah sakit
yang menjelaskan sebab kematian atau cedera, serta surat keterangan kematian dari
instansi pemerintah setempat.
4. Penyelidikan: Perusahaan asuransi dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut jika
diperlukan. Ini bisa melibatkan pengecekan medis atau penyelidikan lapangan.
5. Rekomendasi Dokter: Dalam beberapa kasus, perusahaan asuransi mungkin
menunjuk dokter untuk memberikan rekomendasi tentang klaim.
6. Keputusan Klaim: Setelah penilaian, perusahaan asuransi akan mengambil
keputusan apakah klaim akan diterima atau ditolak.
7. Pembayaran Klaim: Jika klaim disetujui, perusahaan asuransi akan membayar
pemegang polis sesuai dengan ketentuan polis.
Proses klaim asuransi beragam tergantung pada perusahaan asuransi dan kebijakan yang
dimiliki oleh pemegang polis. Itu adalah langkah-langkah umum yang harus diikuti dalam
mengajukan klaim.
B. Analisis Komparatif
Ruang Lingkup PT. Allianz Utama Indonesia atas kecelakaan diriyang terjadi pada
pengguna jasa transportasi GoJek.
PT. Allianz Utama Indonesia bekerjasama dengan PT. Go-Jek Indonesia untuk
menyediakan asuransi kecelakaan diri bagi pengguna jasa Go-Jek. Hal ini dipicu oleh
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perlindungan dalam penggunaan layanan
transportasi. Dalam kerjasama ini, PT. Allianz Utama Indonesia memberikan asuransi
tanpa premi kepada pengguna jasa Go-Jek, sementara PT. Go-Jek Indonesia menyediakan
sarana promosi di aplikasi Go-Jek. Tujuan utama asuransi ini adalah melindungi pengguna
jasa Go-Jek dari risiko kecelakaan, seperti kematian atau cacat permanen. PT. Asuransi
Allianz Utama Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dalam
penyelesaian sengketa klaim. Klaim yang diajukan harus memenuhi syarat dan ketentuan
dalam polis. PT. Allianz Utama Indonesia akan membayar klaim jika sesuai dengan
ketentuan, jika tidak, klaim akan ditolak. Manfaat yang dapat diterima oleh pengguna jasa
Go-Jek melalui asuransi ini meliputi kematian, kelumpuhan permanen, kelumpuhan
sementara, dan biaya perawatan medis. Hal ini bertujuan untuk melindungi keselamatan
pengguna jasa Go-Jek.
Penelitian ini mengkaji objek penelitian terdiri dari PT Asuransi Allianz Utama dan PT
Go-Jek Indonesia. Sampel yang diambil adalah 2 kasus klaim asuransi kecelakaan diri
pengguna jasa transportasi Go-Jek di PT Asuransi Allianz Utama Indonesia. Kerja sama
antara PT Go-Jek Indonesia dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia mengenai asuransi
kecelakaan diri, tanpa premi, melindungi pengguna jasa Go-Jek. Prosedur pengajuan dan
pembayaran klaim dilakukan berdasarkan ketentuan polis. Hambatan yang mungkin
dihadapi dalam pengajuan klaim meliputi dokumentasi yang tidak lengkap, proses klaim
yang rumit, penundaan dalam penilaian klaim, penolakan klaim, dan masalah komunikasi.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, pemegang polis perlu memahami polis,
mendokumentasikan kejadian, berkomunikasi dengan baik, mengikuti prosedur klaim, dan
mengonsultasikan dengan ahli. PT Go-Jek Indonesia memberikan perlindungan asuransi,
meskipun tidak bernilai penuh, kepada pengguna jasanya. Hasil analisis komparatif
mengungkapkan adanya hubungan kerja sama antara PT Go-Jek Indonesia dan PT Asuransi
Allianz Utama Indonesia. Hal ini berarti perlindungan asuransi disediakan oleh Go-Jek dan
PT Asuransi Allianz Utama Indonesia. Tetapi perlindungan asuransi yang diberikan oleh
Go-Jek terbatas pada pengguna jasa yang menggunakan layanan Go-Jek dan hanya berlaku
selama mereka berada di jalan raya menuju tempat tujuan. Yang patut diperhatikan adalah
pembayaran santunan oleh Go-Jek yang hanya sebesar 20% dari santunan asuransi yang
dijanjikan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat hambatan dalam pengajuan
klaim karena tidak adanya polis tertulis dan hanya ada perjanjian lisan antara Go-Jek dan
pengguna jasa. Hal ini dapat menghambat proses klaim dan memberikan ketidakpastian
kepada pemegang polis.

Anda mungkin juga menyukai