Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK 9

“ASURANSI”

KELOMPOK 9
1. Herlina Putri Mentari (2020610473)
2. Fitri Amelia (2020610482)
3. Rasendria Satrioadji (2021610144)

KELOMPOK 1:
Pada keterlibatan asuransi dalam kehidupan sosial ekonomi point 6 menyatakan bahwa asuransi sebagai
stimulasi menabung. Yang ingin kelompok kami tanyakan apa maksud dari stimulasi menabung tersebut?
Kemudian apakah saat asuransi tidak digunakan, uang tersebut dapat kita ambil kembali? Mohon
penjelasannya terimakasih
JAWAB :
Stimulasi menabung dalam konteks asuransi mengacu pada dorongan atau insentif untuk menyimpan uang
secara teratur dengan cara membayar premi asuransi. Maksudnya adalah bahwa melalui pembayaran premi
secara berkala kepada perusahaan asuransi, seseorang diharapkan dapat membangun tabungan atau
cadangan keuangan untuk menghadapi risiko tertentu, seperti kecelakaan, sakit, atau kematian. Pertama-
tama, mari kita bahas bagaimana asuransi berperan sebagai stimulasi menabung:
1. Pembayaran Premi Berkala: Asuransi melibatkan pembayaran premi secara teratur,
misalnya bulanan atau tahunan. Pembayaran ini dapat dianggap sebagai suatu bentuk
tabungan atau investasi jangka panjang.
2. Proteksi Keuangan: Dalam pertukaran untuk pembayaran premi, perusahaan asuransi
menawarkan perlindungan finansial terhadap risiko tertentu. Jika kejadian yang
diasuransikan terjadi (seperti kecelakaan atau sakit), pemegang polis atau ahli warisnya
menerima pembayaran klaim untuk membantu mengatasi beban keuangan yang mungkin
timbul.
3. Mendorong Kebiasaan Menabung: Dengan membayar premi secara teratur, individu
diharapkan memiliki kebiasaan menabung. Ini dapat membantu mereka mempersiapkan
diri untuk keadaan darurat atau peristiwa tak terduga lainnya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa asuransi bukanlah bentuk investasi yang memberikan
pengembalian uang secara langsung, kecuali jika terjadi kejadian yang diasuransikan. Uang yang
dibayarkan sebagai premi biasanya tidak dapat ditarik kembali jika tidak ada klaim.

Jadi, jawaban untuk pertanyaan apakah uang tersebut dapat diambil kembali saat asuransi tidak
digunakan adalah, umumnya, tidak. Premi yang dibayarkan digunakan untuk menyediakan
perlindungan asuransi dan mengelola risiko. Jika tidak ada klaim, premi tersebut tidak dikembalikan
kepada pemegang polis.

Namun, ada jenis asuransi tertentu, seperti asuransi jiwa dengan nilai tunai yang dapat
dikembalikan (whole life insurance), di mana sebagian dari premi yang dibayarkan dapat
mengakumulasi sebagai nilai tunai yang dapat ditarik atau dipinjam dalam beberapa situasi.
Namun, hal ini tergantung pada jenis asuransi yang Anda miliki. Sebaiknya, untuk informasi yang
lebih spesifik, Anda perlu merujuk pada syarat dan ketentuan dari polis asuransi yang Anda miliki.

KELOMPOK 2:
Pada prinsip asuransi utmost good faith merupakan tindakan jujur akurat mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan. bagaimana jika pihak yang tertanggung tidak memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas objek atau kepentingan yang di pertanggungkan misalnya pihak yang tertanggung ingin
mengasuransikan kendaraan pribadi mereka akan tetapi menyatakan kebohongan bahwa kendaraan mereka
tidak pernah kecelakaan padahal sudah pernah tanpa pihak asuransi mengetahuinya, tetapi setelah
berlangsung pihak yang tertanggung menggunakan asuransi, pihak asuransi mengetahui kebenaran tersebut,
bagaimanakah solusinya?
JAWAB :
Dalam prinsip asuransi utmost good faith (kejujuran mutlak), setiap pihak yang terlibat dalam
kontrak asuransi, termasuk pihak yang tertanggung, diharapkan untuk memberikan keterangan
yang jujur dan akurat mengenai sesuatu yang akan diasuransikan. Jika pihak yang tertanggung
memberikan informasi yang tidak jujur atau menutupi fakta penting, hal tersebut dapat dianggap
sebagai pelanggaran terhadap prinsip tersebut.

Dalam situasi seperti yang Anda gambarkan, jika pihak yang tertanggung memberikan keterangan
palsu atau menutupi informasi penting mengenai kendaraan yang akan diasuransikan, pihak
asuransi dapat mengambil beberapa langkah:

1. Penolakan Klaim: Pihak asuransi dapat menolak klaim yang diajukan oleh pihak
tertanggung jika terbukti bahwa informasi yang diberikan tidak jujur atau tidak akurat. Ini
berarti bahwa pihak tertanggung tidak akan mendapatkan pembayaran klaim dari
perusahaan asuransi.
2. Pembatalan Polis: Pihak asuransi juga dapat membatalkan polis asuransi dengan alasan
pelanggaran prinsip utmost good faith. Dalam hal ini, pihak tertanggung mungkin tidak lagi
memiliki perlindungan asuransi, dan premi yang telah dibayarkan dapat hilang.
3. Tindakan Hukum: Pihak asuransi dapat mengambil tindakan hukum terhadap pihak
tertanggung karena memberikan informasi yang tidak benar atau menutupi fakta.
Tindakan hukum ini dapat mencakup gugatan perdata untuk mendapatkan ganti rugi atas
kerugian yang mungkin dialami oleh pihak asuransi.

Penting untuk diingat bahwa kejujuran mutlak adalah dasar dalam kontrak asuransi, dan
pelanggaran terhadap prinsip ini dapat memiliki konsekuensi serius bagi pihak tertanggung. Oleh
karena itu, disarankan untuk memberikan informasi yang jelas dan benar pada saat mengajukan
permohonan asuransi agar dapat meminimalkan risiko masalah di masa depan.
KELOMPOK 3:
Menurut kelompok kalian, apakah asuransi itu sendiri bisa menjadi investasi bagi orang yang memiliki
asuransi?
JAWAB :

Asuransi pada dasarnya tidak dapat dianggap sebagai investasi dalam arti tradisional, seperti
investasi di pasar saham atau properti. Asuransi sebenarnya lebih merupakan alat perlindungan
keuangan daripada instrumen investasi.

Asuransi berfungsi untuk melindungi pemegang polis dari risiko finansial yang dapat timbul karena
kejadian tak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kerugian harta benda. Dalam pertukaran untuk
pembayaran premi, perusahaan asuransi menawarkan perlindungan finansial jika pemegang polis
mengalami kerugian tertentu.

Meskipun begitu, ada jenis asuransi tertentu yang dapat memberikan nilai tambah atau keuntungan
finansial tertentu. Beberapa polis asuransi jiwa, misalnya, mungkin memiliki nilai tunai yang dapat
diakses oleh pemegang polis setelah beberapa tahun. Selain itu, ada produk-produk seperti
asuransi unit-linked yang menggabungkan unsur perlindungan asuransi dengan elemen investasi.
Dalam asuransi unit-linked, sebagian dari premi yang dibayarkan diinvestasikan dalam dana
investasi, dan nilai polis dapat dipengaruhi oleh kinerja investasi tersebut.
Meskipun ada potensi pertumbuhan nilai polis dalam kasus tertentu, penting untuk memahami
bahwa asuransi seharusnya tidak dianggap sebagai alat utama untuk berinvestasi. Jika tujuan
utama Anda adalah untuk berinvestasi, ada instrumen investasi lain yang mungkin lebih cocok,
seperti saham, obligasi, atau reksa dana.

Sebelum memutuskan untuk membeli asuransi, disarankan untuk memahami dengan baik jenis
asuransi yang dibutuhkan, melibatkan agen asuransi yang dapat dipercaya, dan
mempertimbangkan dengan hati-hati apakah produk asuransi tertentu sesuai dengan tujuan
keuangan dan perlindungan Anda.

KELOMPOK 4:
Bagaimana pemegang polis dapat membuat keputusan cerdas dalam memilih polis asuransi yang sesuai
dengan kebutuhan mereka, dan apa tips atau pertimbangan yang perlu dipertimbangkan ketika berurusan
dengan perusahaan asuransi?
JAWAB :

Memilih polis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dapat menjadi keputusan keuangan yang
sangat penting. Berikut adalah beberapa tips dan pertimbangan yang dapat membantu pemegang
polis membuat keputusan cerdas:

1. Pahami Kebutuhan Anda:

 Evaluasi kebutuhan asuransi Anda, termasuk kebutuhan hidup, kesehatan, dan


perlindungan harta.
 Tentukan jumlah pertanggungan yang sesuai dengan situasi finansial dan kebutuhan
keluarga Anda.

2. Pelajari Jenis Asuransi:

 Pahami perbedaan antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi properti, dan jenis
asuransi lainnya.
 Pastikan untuk mengetahui kondisi dan ketentuan polis dengan cermat.

3. Bandingkan Penawaran Asuransi:

 Bandingkan berbagai penawaran dari perusahaan asuransi yang berbeda.


 Perhatikan tingkat premi, manfaat, dan kondisi pokok serta tambahan.

4. Perhatikan Rating Perusahaan Asuransi:

 Periksa rating keuangan dan reputasi perusahaan asuransi. Rating perusahaan dari
lembaga rating independen dapat memberikan pandangan mengenai stabilitas keuangan
perusahaan.

5. Periksa Kebijakan Pembatalan dan Klaim:

 Pahami kebijakan pembatalan dan persyaratan klaim perusahaan asuransi.


 Pastikan untuk memilih perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam menanggapi klaim
dengan cepat dan adil.
6. Pahami Premi dan Biaya Terkait:

 Pahami struktur premi dan biaya terkait lainnya. Pastikan tidak ada biaya tersembunyi
yang dapat mempengaruhi total pembayaran.

7. Konsultasikan dengan Ahli Keuangan atau Penasihat Asuransi:

 Jika perlu, dapatkan nasihat dari ahli keuangan atau penasihat asuransi yang dapat
membantu Anda memahami kebutuhan Anda dengan lebih baik.

8. Evaluasi Perubahan Kondisi dan Kebutuhan:

 Lakukan peninjauan berkala terhadap kebijakan asuransi Anda ketika ada perubahan
signifikan dalam hidup atau kebutuhan Anda.

9. Baca dan Pahami Syarat dan Ketentuan:

 Teliti dan pahami syarat dan ketentuan polis asuransi. Pastikan Anda mengetahui semua
detail terkait dengan cakupan dan pembayaran klaim.

10. Pertimbangkan Perusahaan Asuransi Lokal:

 Kadang-kadang, memilih perusahaan asuransi lokal dapat memberikan keuntungan


tambahan, terutama dalam hal layanan pelanggan dan pemahaman terhadap kondisi
setempat.

Memilih polis asuransi yang tepat membutuhkan waktu dan penelitian yang cermat. Penting untuk
tidak hanya membandingkan premi, tetapi juga mempertimbangkan cakupan, manfaat, dan
reputasi perusahaan asuransi. Jika perlu, dapatkan saran dari profesional keuangan untuk
memastikan keputusan Anda sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial Anda.

KELOMPOK 5:
Bagaimana asuransi dapat menjadi salah satu alat pengendalian finansial yang efektif bagi perusahaan atau
individu yang mendaftarkan pada asuransi tersebut? Menurut kelompok kalian Apakah ada strategi khusus
yang dapat diterapkan untuk meminimalkan risiko yang terjadi atau dihadapi?
JAWAB :
Asuransi dapat menjadi salah satu alat pengendalian finansial yang efektif bagi perusahaan atau
individu dengan beberapa cara:

1. Perlindungan Terhadap Risiko Finansial: Asuransi menyediakan perlindungan


terhadap risiko finansial yang tidak dapat diprediksi atau dihindari. Dengan membayar
premi, perusahaan atau individu dapat mentransfer risiko tertentu ke perusahaan
asuransi, sehingga mengurangi dampak finansial dari potensi kerugian.
2. Manajemen Risiko: Asuransi dapat membantu dalam manajemen risiko dengan
memberikan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik risiko
tertentu. Dengan menganalisis risiko yang dihadapi, perusahaan atau individu dapat
memilih polis asuransi yang paling relevan untuk mengelola dan memitigasi risiko
tersebut.
3. Pemulihan Cepat Pasca-Kejadian: Asuransi memberikan kepastian keuangan setelah
terjadinya suatu kejadian yang merugikan, seperti bencana alam, kecelakaan, atau
penyakit serius. Ini membantu perusahaan atau individu untuk pulih lebih cepat tanpa
harus menanggung beban finansial yang berat.
4. Pemenuhan Kewajiban Kontrak atau Persyaratan Hukum: Beberapa jenis asuransi,
seperti asuransi tanggung jawab sipil atau asuransi kesehatan karyawan, dapat
membantu perusahaan memenuhi kewajiban kontraktual atau persyaratan hukum yang
mungkin diperlukan.

Strategi khusus yang dapat diterapkan untuk meminimalkan risiko melibatkan:

1. Pemilihan Polis yang Tepat: Penting untuk memahami risiko yang dihadapi dan memilih
polis asuransi yang paling sesuai. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap kebutuhan
dan risiko spesifik yang ingin diatasi.
2. Diversifikasi Asuransi: Menggabungkan berbagai jenis asuransi untuk melindungi
berbagai aspek kehidupan atau operasional dapat membantu dalam mengurangi risiko
secara keseluruhan.
3. Manajemen Risiko Internal: Perusahaan atau individu dapat meningkatkan praktik
manajemen risiko internal mereka untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan
risiko secara efektif sebelum beralih ke asuransi.
4. Evaluasi dan Pembaruan Berkala: Kebutuhan asuransi dapat berubah seiring waktu,
oleh karena itu, perusahaan atau individu perlu secara berkala mengevaluasi dan
memperbarui kebijakan asuransi mereka untuk tetap relevan dengan perubahan situasi
atau kebutuhan.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan atau individu dapat menggunakan asuransi sebagai
alat pengendalian finansial yang efektif untuk melindungi diri dari risiko finansial yang tidak
diinginkan.

KELOMPOK 6:
Pada Tahun 2021 ada Perusahaan Asuransi yang Pailit (Kresna Life) dan ada asuransi yang izinnya di cabut.
Apakah pemegang polis bisa mendapatkan hak nya sesuai dengan perjanjian apabila perusahaan asuransi
dinyatakan pailit?

Ketika sebuah perusahaan asuransi dinyatakan pailit, ini dapat memiliki dampak serius pada
pemegang polis. Namun, respon terhadap situasi ini akan tergantung pada hukum asuransi di
negara tertentu dan peraturan yang berlaku.

Dalam banyak kasus, ada skema penjaminan yang disediakan oleh otoritas pengawas keuangan
atau badan pemerintah setempat untuk melindungi kepentingan pemegang polis. Misalnya, dana
penjaminan asuransi dapat dibentuk untuk membantu membayar klaim pemegang polis jika
perusahaan asuransi pailit.

Penting untuk memeriksa peraturan dan undang-undang asuransi di negara tempat perusahaan
asuransi beroperasi, karena aturan dapat bervariasi secara signifikan. Biasanya, pemegang polis
akan memiliki hak untuk mengajukan klaim terhadap dana penjaminan atau asosiasi penjaminan
asuransi yang mungkin ada.

Jika perusahaan asuransi izinnya dicabut, ini juga dapat memunculkan masalah terkait klaim dan
hak pemegang polis. Pada umumnya, otoritas pengawas keuangan atau badan regulasi asuransi
akan memiliki prosedur untuk menangani klaim yang tertunda atau belum diselesaikan pada saat
izin dicabut.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal terkena dampak pailitnya perusahaan asuransi atau
pencabutan izin, disarankan untuk segera menghubungi otoritas pengawas keuangan, regulator
asuransi, atau lembaga yang bertanggung jawab untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang
langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi hak-hak pemegang polis. Selain itu,
berkonsultasi dengan ahli hukum atau penasihat keuangan yang berpengalaman dapat membantu
dalam memahami hak dan opsi yang tersedia sesuai dengan hukum setempat.

KELOMPOK 7:
Ada pengalihan risiko salah satunya asuransi, apakah ada syarat mengenai risiko yang dapat diasuransikan?
JAWAB :
Ya, dalam konteks asuransi, ada beberapa syarat mengenai risiko yang dapat diasuransikan.
Asuransi umumnya dirancang untuk melindungi aset atau kepentingan tertentu dari risiko yang
dapat diidentifikasi dan diukur. Beberapa syarat umum yang berkaitan dengan risiko yang dapat
diasuransikan melibatkan:

1. Insurable Interest (Kepentingan yang Dapat Diasuransikan): Pemegang polis harus


memiliki kepentingan finansial yang sah terhadap properti atau kehidupan yang
diasuransikan. Artinya, kerugian dari terjadinya suatu peristiwa harus memiliki dampak
finansial pada pemegang polis.
2. Dapat Diukur (Measurable): Risiko yang diasuransikan harus dapat diukur dengan cara
yang objektif, seperti dalam bentuk kerugian finansial yang dapat diestimasi.
3. Kemungkinan Terjadi (Fortuitous): Risiko yang diasuransikan harus bersifat kebetulan
atau tidak dapat diprediksi. Asuransi bukanlah alat untuk melindungi dari kerugian yang
sudah pasti terjadi.
4. Tidak Boleh Melanggar Hukum (Legal): Risiko yang diasuransikan harus sesuai dengan
hukum dan tidak boleh melibatkan aktivitas ilegal.
5. Identifikasi dengan Jelas (Definite and Clear): Risiko yang diasuransikan harus dapat
diidentifikasi dengan jelas dan spesifik. Polis asuransi harus menjelaskan dengan rinci
risiko yang dicakup.
6. Tidak Boleh Menguntungkan (Not Against Public Policy): Risiko yang diasuransikan
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan umum atau kepentingan masyarakat.
7. Tidak Boleh Terlalu Luas (Not Overly Broad): Klausa dalam polis asuransi tidak boleh
terlalu luas sehingga dapat mengecualikan hampir semua jenis risiko.
8. Premi Wajar (Reasonable Premium): Premi yang dibayarkan oleh pemegang polis harus
wajar dan sesuai dengan nilai risiko yang diasuransikan.

Sesuai dengan ketentuan-ketentuan ini, pihak asuransi akan mengevaluasi risiko yang diajukan
oleh calon pemegang polis sebelum menerima atau menolak permohonan asuransi. Pemahaman
yang baik tentang syarat-syarat ini penting agar pemegang polis dan pihak asuransi memiliki
kesepahaman yang jelas mengenai apa yang dicakup oleh polis asuransi.

KELOMPOK 8:
Pada asuransi tidak langsung, banyak resiko besar yang harus ditanggung oleh insurer yang hal itu bisa saja
sewaktu-waktu terjadi, nah apa saja indikator utama bagi pihak insurer untuk menerima asuransi ini? Dan
bagaimana insurer mengatasi kemungkinan fraud dari insured pada asuransi tidak langsung dan berikan
gambaran kasus yang mudah kami pahami. Terimakasih
JAWAB :
Asuransi tidak langsung, seperti contohnya asuransi jiwa, memiliki beberapa risiko besar yang
harus ditanggung oleh pihak penanggung (insurer). Beberapa indikator utama yang menjadi
pertimbangan bagi pihak insurer untuk menerima asuransi ini melibatkan analisis risiko yang
cermat. Berikut adalah beberapa indikator utama:
1. Profil Kesehatan dan Usia Tertanggung:
 Pemeriksaan kesehatan mendalam dan informasi tentang riwayat medis dapat
memberikan gambaran risiko kesehatan calon tertanggung.
 Usia juga merupakan faktor penting, karena risiko kesehatan biasanya meningkat
seiring bertambahnya usia.
2. Pekerjaan dan Gaya Hidup:
 Pekerjaan dan gaya hidup tertanggung dapat mempengaruhi risiko asuransi.
Misalnya, pekerjaan dengan risiko tinggi atau gaya hidup yang tidak sehat dapat
meningkatkan risiko klaim.
3. Riwayat Asuransi Sebelumnya:
 Pihak insurer akan memeriksa riwayat klaim atau pembatalan polis asuransi
sebelumnya untuk menilai risiko yang terkait dengan tertanggung.
4. Keadaan Keuangan:
 Kemampuan tertanggung untuk membayar premi secara teratur dan kelayakan
finansialnya dapat menjadi faktor penentu.

Untuk mengatasi kemungkinan fraud dari insured, pihak insurer melakukan langkah-langkah
berikut:

1. Investigasi Prakekaman:
 Pemeriksaan menyeluruh terhadap informasi yang diberikan oleh tertanggung
pada saat mengajukan klaim.
2. Analisis Klaim:
 Pihak insurer akan menganalisis klaim secara cermat untuk memastikan bahwa
itu adalah klaim yang sah dan sesuai dengan ketentuan polis.
3. Kolaborasi dengan Pihak Keamanan:
 Pihak insurer bisa bekerja sama dengan lembaga keamanan atau detektif
asuransi untuk menyelidiki klaim yang mencurigakan.
4. Teknologi Anti-Fraud:
 Penggunaan teknologi seperti analisis data canggih dan kecerdasan buatan
untuk mendeteksi pola fraud atau kegiatan mencurigakan.

Contoh Kasus: Misalkan seseorang mengajukan klaim asuransi jiwa dengan menyatakan bahwa
kematian tertanggung disebabkan oleh penyakit tertentu. Pihak insurer dapat melakukan
pemeriksaan mendalam terhadap rekam medis tertanggung sebelumnya, memverifikasi informasi
dengan dokter yang merawat, dan melibatkan ahli forensik medis untuk mengkonfirmasi penyebab
kematian. Jika terdapat ketidaksesuaian antara informasi yang diberikan oleh tertanggung dan
temuan pemeriksaan, pihak insurer dapat menolak klaim atau melibatkan otoritas penegak hukum
jika terdapat indikasi penipuan.

KELOMPOK 10:
Pada karakteristik objek yang dapat di asuransikan diantaranya terdapat point bahwa kerugian harus dapat
ditentukan dan diukur. Menurut kelompok kalian apakah terdapat kerugian yang sulit ditentukan dan diukur?
Bisa kalian jelaskan dan berikan gambaran kasus point tersebut?

KELOMPOK 11:
Dalam makalah tertulis bahwa risiko ketidaknyamanan atau perasaan terancam termasuk dalam uninsurable
risk karena tidak dapat diukur dengan uang. yang mau saya tanyakan risiko ketidaknyamanan yang seperti
apa yang termasuk dalam uninsurable risk? berserta contoh nyata nya!
JAWAB :
Risiko ketidaknyamanan atau perasaan terancam sering kali dianggap sebagai bagian dari risiko
tak terjamin (uninsurable risk). Risiko ini sulit untuk diukur secara objektif dengan nilai moneter
karena sifatnya yang lebih bersifat subjektif dan tidak dapat diukur secara kuantitatif.

Contoh risiko ketidaknyamanan atau perasaan terancam yang sulit diukur dengan uang melibatkan
ketidakpastian emosional, psikologis, atau sosial, yang cenderung bervariasi antar individu.
Beberapa contoh mungkin termasuk:

1. Risiko Ketidaknyamanan pada Lingkungan Kerja:


 Seorang karyawan mungkin merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya karena
konflik interpersonal, tekanan pekerjaan yang tinggi, atau kebijakan perusahaan
yang dianggap tidak adil. Meskipun perasaan ini dapat berdampak pada
kesejahteraan karyawan, sulit untuk mengukurnya dengan nilai moneter yang
jelas.
2. Risiko Sosial pada Keputusan Pribadi:
 Seseorang mungkin merasa terancam atau tidak nyaman dengan keputusan
pribadi mereka, seperti perubahan gaya hidup, orientasi seksual, atau keputusan
religius. Risiko ini sulit diukur secara finansial karena sifatnya yang sangat
pribadi.
3. Risiko Ketidaknyamanan dalam Investasi:
 Investor mungkin merasa tidak nyaman dengan tingkat volatilitas pasar atau
dengan risiko investasi tertentu. Perasaan ini mungkin tidak dapat diukur dengan
jelas dalam bentuk nilai moneter karena bersifat lebih subjektif.
4. Risiko Ketidaknyamanan pada Kesehatan Mental:
 Seseorang mungkin mengalami risiko ketidaknyamanan atau perasaan terancam
terkait dengan kesehatan mental mereka, seperti kecemasan atau depresi.
Meskipun penting untuk diakui, nilai moneter untuk risiko ini sulit ditentukan
dengan pasti.

Penting untuk dicatat bahwa sifat dan tingkat risiko ketidaknyamanan ini dapat bervariasi secara
signifikan antar individu, dan mungkin tidak dapat diukur dengan metode yang sama seperti risiko
finansial atau fisik yang lebih terukur. Oleh karena itu, banyak perusahaan asuransi mungkin
enggan atau tidak dapat menyediakan perlindungan asuransi tradisional untuk risiko semacam ini.

KELOMPOK 12:
Jika kita mengasuransikan sebuah gedung perusahaan, maka asuransi yang ditanggung hanya sesuai
nominal awal saat gedung mulai di asuransikan dan sesuai dengan tenggat waktu asuransi. Tapi bagaimana
jika perusahaan terlambat membayar premi asuransi beberapa bulan karena rugi dan perusahaan tersebut
mengalami bencana. Apakah bisa perusahaan tersebut mengambil klaim asuransinya?
JAWAB :
Keputusan apakah perusahaan dapat mengajukan klaim asuransi setelah keterlambatan
pembayaran premi biasanya tergantung pada ketentuan yang tercantum dalam polis asuransi yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Polis asuransi adalah perjanjian hukum antara perusahaan dan
perusahaan asuransi, dan ketentuan dalam polis tersebut akan menentukan hak dan kewajiban
masing-masing pihak.

Beberapa polis asuransi memiliki klausul grace period, yaitu periode tambahan setelah jatuh tempo
pembayaran premi di mana perusahaan masih dianggap memiliki perlindungan asuransi. Namun,
jika pembayaran premi tidak dilakukan bahkan setelah periode grace period berakhir, perusahaan
asuransi dapat membatalkan polis.
Jika perusahaan mengalami keterlambatan pembayaran premi dan mengajukan klaim asuransi
setelah terjadi bencana, perusahaan asuransi mungkin akan meninjau polis dengan cermat untuk
memastikan bahwa keterlambatan tersebut tidak melanggar ketentuan polis. Jika polis tetap
berlaku meskipun keterlambatan pembayaran premi, maka perusahaan biasanya dapat
mengajukan klaim sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam polis.

Penting untuk membaca dan memahami dengan baik ketentuan polis asuransi yang dimiliki oleh
perusahaan, dan jika ada ketidakjelasan atau pertanyaan, sebaiknya berkonsultasi dengan agen
asuransi atau pihak berwenang untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai