Anda di halaman 1dari 10

ASURANSI

OLEH :
MELIANA KURNIAWATI CAHYADI
1315251106
29

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM EKSTENSI
2015
1. Asuransi
Asuransi merupakan salah satu teknik untuk mengelola risiko, yang cukup banyak
digunakan. Asuransi dipandang sebagai alat dimana individu bisa mentransfer risiko ke
pihak lainnya, di mana pihak asuransi mengakumulasi dana dari individu-individu untuk
memenuhi kebutuhan keungan yang berkaitan dengan kerugian yang timbul. Pengertian
semacam ini mengandung dua kata kunci, yaitu transfer risiko atau sharing kerugian. Dari
sisi individu (yang menasuransikan), asuransi dapat dilihat sebagai kontrak dimana

individu bersedia membayar sejumlah uang tertentu sebagai kompensasi atas kerugian
yang timbul.
2. Karakteristik Asuransi
Perusahaan asuransi menggunakan the law of large numbers sebagai dasar operasi
mereka. Hukum tersebut, dalam konteks asuransi, mengatakan bahwa semakin banyak
eksposur atau risiko yang serupa, semakin kecil penyimpangan kerugian yang terjadi dari
kerugian yang diperkirakan. Dengan kata lain, risiko atau ketidakpastian menjadi semakin
kecil apabila jumlah eksposur meningkat.
Ada dua masalah yang inheren dalam kontrak asuransi, yaitu problem moral hazard dan
adverse selection. Moral hazard ialah perilaku yang tidak berhati-hati (ceroboh). Asuransi
cenderung mendorong terjadinya perilaku moral hazard. Sebagai contoh, misalkan saya
adalah seorang yang sangat berhati-hati dalam menjalankan mobil saya dijalanan.
Kemudian, saya membeli asuransi kecelakaan mobil. Setelah membeli asuransi, saya
akan merasa bahwa ada yang melindungi saya jika terjadi kecelakaan. Karena itu saya
menjadi tidak berhati-hati lagi. Perilaku saya menjadi lebih ceroboh. Setelah membeli
asuransi, saya akan merasa bahwa ada yang melindungi saya jika terjadi kecelakaan.
Perusahaan asuransi tentunya akan dirugikan karena perilaku saya yang berhati-hati pada
saat membeli asuransi, berubah menjadi ceroboh ketika asuransi tersebut sudah saya
peroleh.
Problem adverse selection bisa digambarkan sebagai berikut ini. Siapa yang cenderung
membeli asuransi, orang yang perilakunya ceroboh atau yang perilakunya berhati-hati?
Kecenderungannya adalah mereka yang perilakunya ceroboh akan membeli asuransi,
karena dia merasa membutuhkan perlindungan untuk perilakunya yang ceroboh. Orangorang yang berhati-hati akan lebih berhati-hati pula dalam membeli asuransi karena
kebutuhan akan perlindungan (asuransi) tidak sebesar kebutuhan dari orang yang tidak
berhati-hati. Sekali lagi perusahaan asuransi akan dirugikan karena nasabah asuransi akan
terisi oleh orang yang perilakunya ceroboh.
Jika kedua problem tersebut muncul, maka perusahaan asuransi akan dirugikan, karena
orang dulunya baik menjadi ceroboh (moral hazard), atau orang yang ceroboh yang
cenderung membeli asuransi (adverse selection). Kedua perilaku ini akan meningkatkan
kerugian perusahaan asuransi, yang pada giliran berikutnya akan meningkatkan premi
asuransi. Premi asuransi yang tinggi tersebut akan semakin memperparah kedua problem
tersebut. Orang yang berhati-hati menjadi semakin tidak tertarik dengan asuransi, karena
premi yang terlalu tinggi. Pada akhirnya perusahaan asuransi hanya diisi oleh orang

ceroboh, dan premi menjadi terlalu tinggi. Perusahaan asuransi pada akhirnya tidak
bertahan dalam hal tersebut. Perusahaan asuransi bisa mencegah atau mengurangi risiko
semacam itu melalui beberapa mekanisme, missal dengan membebani premi yang
berbeda. Nasabah yang risikonya tinggi harus membayar premi yang lebih tinggi
dibandingkan nasabah yang risikonya lebih rendah. Tetapi bagaimanapun juga kedua
problem tersebut merupakan problem yang inheren pada bisnis asuransi.
3. Risiko yang Bisa Diasuransikan
3.1 Kerugian Karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur
Jika kerugian tidak bisa diukur, maka perusahaan asuransi tidak akan bisa
membuat kontrak asuransi. Secara teoritis sebagian besar risiko bisa ditentukan
dan diukur. Tetapi dalam praktik, penentuan dan pengukuran risiko tidak semudah
yang dibayangkan.
3.2 Risiko yang Mempunyai Kemiripan dan Banyak
Salah satu persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi adalah
risiko yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa
memperkirakan lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama
lain. Jika hanya satu risiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan
asuransi akan menghadapi ketidakpastian yangs sama dengan pihak yang
menasuransikan. Disamping itu, risiko yang ideal untuk bisa diasuransikan adalah
mirip satu sama lain. Risiko kematian merupakan contoh risiko yang seperti itu,
sehingga bisa dikelompokkan ke dalam satu jenis risiko yang akan dikelola.
3.3 Kerugian Harus Terjadi Karena Ketidaksengajaan atau Karena Kecelakaan
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan,
maka tidak ada risiko, dan karenanya tidak akan ada asuransi . jika seseorang
sudah bisa memperkirakan besarnya risiko, maka dia tidak akan membutuhkan
asuransi. Kesengajaan merupakan contoh lain dari kepastian. Jika seseorang
sengaja membakar pabriknya untuk memperoleh tanggungan asuransi, maka
orang tersebut tidak menghadapi risiko, karena dia sudah merencanakan
tindakannya. Ketidaksengajaan merupakan persyaratan asuransi. Perusahaan
asuransi biasanya mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi
mereka. Kerugian semacam itu tidak akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Dari sudut pandang asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong
timbulnya hazard moral.
3.4 Kerugian Tidak diakibatkan Oleh Bencana
Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko adalah agar terjadi diversifkasi,
yaitu kerugian yang muncul (tanggungan) yang ditanggung oleh premi dari

nasabah lainnya yang tidak mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko
ternyata muncul pada saat yang bersamaan, maka prinsip diversifikasi atau
pengumpulan eksposur semacam itu tidak terjadi. Perusahaan asuransi
menghaadapi risiko membayar tanggungan yang sangat besar, yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan asuransi tersebut.
3.5 Kerugian yang Besar
Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang mempunyai
potensi kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan atau individu
mengasuransikan risiko yang potensi kerugiannya kecil. Untuk risiko tersebut,
perusahaan atau individu bisa menggugat risiko tersebut dengan dana internal,
missal menyiapkan cadangan kerugian, atau individu menggnakan sebagian
penghasilannya untuk mendanai kerugian tersebut.
3.6 Probabilitas Terjadinya Kerugian Tidak Terlalu Tinggi
Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu tinggi, maka premi yang dibebankan
oleh perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total tersebut menjadi sama
dengan kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi karena risiko
tersebut, ditambah dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target
keuntungan perusahaan tersebut. Dalam situasi semacam itu, pihak yang
mengasuransikan akan lebih baik jika tidak usah membeli asuransi, dan
menanggung sendiri kerugian tersebut, kerugian yang akan ditanggung tersebut
akan lebih kecil dibandingkan dengan total premi yang dibayarkan perusahaan
asuransi. Dengan demikian kontrak asuransi tidak akan terjadi.
4. Prinisip-prinsip Asuransi
Ada beberapa prinsip yang mendasari perjanjian kontrak asuransi. Secara umum,
prinsip-prinsip tersebut mendasari kontrak asuransi yang dibuat, meskipun dalam
beberapa kasus tertentu, ada pengecualian-pengecualian dalam pelaksanaan prinsip
tersebut.
4.1 Principle of Indemnitity
Prinsip tersebut mengatakan bahwa pihak yang mengasuransikan tidak bisa
memperoleh uang pertanggungan lebih dari kerugian yang sebenarnya pada saat
terjadi kejadian yang merugikan, berapapun asuransi yang dibeli. Prinsip
semacam itu bisa mengendalikan problem moral hazard. Asuransi dalam hal ini
dirancang untuk mengembalikan kondisi ke situasi sebelum terjadinya kerugian.
Dengan prinsip semacam itu, kemungkinan seseorang melakukan moral hazard,
bisa dikurangi secara signifikan. Prinsip lainnya yang juga penting dan berkaitan
dengan prinsi indemnity adalah kehadiran asuransi lain. Dalam hal, pihak yang

menasuransikan tidak bisa memperoleh uang pertanggungan dari lebih satu


perusahaan asurasnsi. Jika ada dua perusahaan asuransi yang terlibat, biasanya
kedua perusahaan tersebut akan berbagi tanggungan tersebut.
4.2 Principle of Insurable Interest
Prinsip tersebut mengatakan bahwa asurnasi didasarkan pada adanya kepentingan
yang diasuransikan. Pihak yang menasuransikan harus bisa menunjukkan hal
tersebut pada waktu meminta uang pertanggungan. Bukti adanya kepentingan
yang diasuransikan bisa ditunjukkan melalui bukti kepemilikkan, sewa atau
lainnya. Prinsip semacam itu cukup bermanfaat untuk mengurangi problem moral
hazard. Prinsip semacam itu secara efektif juga bisa menghalangi penggunaan
asuransi sebagai alat perjudian.
4.3 Principle of Subrogation
Prinsip subrogation mengatakan bahwa seseorang membeli asuransi, maka
perusahaan asuransi berhak atas kas yang akan diterima pihak yang
mengasuransikan dari pihak ketiga. Prinsip tersebut merupakan konsekuensi
lanjutan dari prinsip indemnity. Pihak yang mengasuransikan tidak bisa
memperoleh ganti rugi dari beberapa pihak sekaligus. Prinsip subrogasi juga
menghalangi moral hazard yang mungkin muncul.
4.4 Principle of Utmost Good Faith
Kontrak asuransi didasarkan pada kepercayaan bersama. Standar kejujuran yang
tinggi dipegang untuk kontrak asuransi. Jika terjadi pelanggaran terhadap standar
kejujuran tersebut, kontrak asuransi bisa dibalkan. Berikut ini contoh bagaimana
standar kejujuran yang tinggi tersebut diaplikasikan ke kontrak asuransi, melalui
reprentasi, warranties, peyembunyian dan kesalahan.
Representasi
Representasi dalam hal ini adalah pernyataan yang dibuat oleh pemohon
asuransi sebelum polis asuransi dikeluarkan. Jika informasi yang disampaikan
oleh pemohon tersebut ternyata tidak benar, dan ketidakjujuran tersebut
material, maka kontrak asuransi tersebut bisa dibatalkan. Dalam hal ini
perusahaan

asuransi

tidak

berkewajiban

untuk

membayarkan

uang

pertanggungan seperti yang tertera pada kontrak asuransi tersebut. Jika


perusahaan asuransi tidak dengan cepat membatalkan kontrak tersebut menjadi

hilang.
Warranties
Waranti adalah klausul dalam kontrak asuransi yang mengatakan bahwa
sebelum perusahaan asuransi mempunyai kewajiban, maka kondisi, fakta, atau
situasi tertentu yang mempengaruhi risiko harus ada.

Penyembunyian
Menyembunyikan informasi berarti diam (tidak memberitahu) ketika dia harus
memberitahukan. Karena asuransi didasarkan pada prinsip kepercayaan, maka
pemohon asuransi harus secara sukarela memberitahu informasi yang material,
meskipun tidak ditanyakan. Informasi penting harus disampaikan meskipun
barangkali akan berakibat ditolaknya asuransi atau meningkatnya premi

asuransi.
Kesalahan
Jika kesalahan terjadi dalam kontrak, perbaikan bisa dilakukan setelah polis
asuransi dikeluarkan. Kesalahan dalam hal ini adalah kesalahan yang
dilakukan bersama, atau kesalahan yang diketahui oelh pihak lai, meskipun
tidak disebutkan pada waktu perjanjian dibuat. Kesalahan dalam hal ini bukan
kesalahan karena salah keputusan, tetapi kesalahan yang bisa ditunjukkan

bahwa perjanjian asuransi yang terjadi bukan perjanjian yang seharusnya.


5. Industri Asuransi
1. Asuransi Personal dan Asuransi Properti dan Kecelakaan
Asuransi personal berkaitan langsung dengan individu. Risiko yang bisa
diasuransikan adalah risiko yang timbul dari kejadian yang bisa mengganggu
pendapatan dari seseorang. Kejadian semacam itu contohnya adalah, kematian,
kecelakaan, sakit dan pengangguran.
Asuransi property dan kecelakaan menanggung risiko yang bisa menghancurkan
property (kekayaan) yanga ada. Asuransi tersebut berbeda dengan asurnasi
personal, dalam asuransi personal focus kita adalah kemampuan untuk
memperoleh kekayaan dimasa mendatang dari seseorang. Dalam asuransi
kecelakaan, focus kita adalah pada kekyaan yang sudah ada. Asuransi property
dan kecelkaan, antara lain kebakaran, kecelakaan, kewajiban yang timbul
(misalnya karena tuntutan ganti rugi).
2. Asuransi Sukarela dan Wajib
Nasabah bisa secara sukarela mengasuransikan eksposurnya. Sebagai contoh, jika
saya membeli asuransi jiwa, maka saya secara sukarel mengasuransikan eksposur
kematian saya. Jika perusahaan membeli asurnasi kebakaran, maka perusahaan
tersebut secara sukarela mengasuransikan bangunannya. Perusahan punya pilihan
untuk tidak mengasuransikan eksposur tersebut. Dalam situasi lain, nasabah
diharuskan membeli asuransi.
3. Asuransi Publik dan Swasta
Perusahaan asuransi bisa merupakan perusahaan swasta dan bisa juga merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh Negara. Contoh perusahaan asuransi swasta adalah

Asuransi Tata Wahana, Asuransi Beringin, dan lain-lain. Perusahaan asuransi yang
dimiliki oleh Negara adalah Jamsostek dan Asuransi Kesehatan.
4. Reasuransi
Merupakan bagian penting dari asuransi. Reasuransi berarti mengasuransikan
asuransi. Reasuransi bisa dilakukan melalui perjanjian kerjasama antar perusahan
asuransi. Dalam hal ini, perusahaan asuransi bergabung untuk menanggung risiko
bersama. Reasuransi juga bisa dilakukan dengan membeli asuransi dari
perusahaan asuransi lain atau dari perushaan asuransi yang memfokuskan pada
risiko asuransi. Perushaan asuransi yang mentransfer risiko disebut sebagai
cading company. Perushaan lain yang menerima perusahaan asuransi dinamakan
sebagai line atau retention. Dan sebagai risiko yang diasuransikan dinamakan
sebagai cession. Proses pentransferan risiko tersebut dinamakan sebagai
retrocession.
Tabel berikut ini menyajikan perkembangan perusahaan asuransi di indonesia, dari
tahun 1996-2000:
Market Structure
Number

of

1996

registerd 164

indurers
Life insurers
General insurers
Professional reinsurers
Sosial
insurer
and

56
98
5
2

jamsostek
3
Civil servant and armed
78
forces
Insurance
and
21
reinsurance brokers
18
Loss adjuster
Actuarial consultants
44,564
Insurance development :
Per capita expenditure 22,263,60
(Rp
Total asset (million)

1997

1998

1999

2000

178

180

178

175

62
106
5
2

62
108
5
2

62
107
4
2

61
105
4
2

75

77

83

96

22
18

22
18

23
18

23
18

53,247

74,114

69,099

81,914

32,009,300

25,346,40

38,160,70

41,611,660

Tabel tersebut menunjukkan perusahaan asuransiterdaftar di indonesia mencapai


175 perusahaan. Dari jumlah tersebut bagian terbesar bergerak di bidang general
insurers property and casualy atau asuransi properti dan kecelakaan.
6. Fungsi Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Produksi
Fungsi produksi dalam asuransi sama dengan fungsi penjualan atau pemasaran
dalam perusahaan biasa. Penjualan asuransi merupakan kunci penting kesuksesan
perusahaan asuransi karena perusahaan asuransi menggunakan prinsip law of the
large numbers.
2. Underwriting
Underwriting adalah fungsi yang dilakukan untuk memilih asuransi yang akan
ditanggung oleh perusahaan asuransi. Tujuan dari underwriting adalah untuk
memilih agar pemohon tidak mempunyai risiko atau tidak menghasilkan kerugian
yang menyimpang jauh dari yang diperkiraan oleh perusahaan asuransi.
Kadang-kadang asosiasi untuk underwriter dibentuk untuk mengefektifkan
pekerjaan underwriting. Risiko tertentu akan sangat sulit, tidak efesien, untuk
ditanggung oleh perusahaan asuransi. Sebagai contoh : risiko energi nuklir,
kecelakaan pesawat terbang merupakan contoh risiko dengan kerugian yang
sangat besar.
3. Penentuan premi
Penentuan premi merupakan hal yang cukup teknis dan kompleks. Pada asuransi
jiwa, penentuan premi bisa dilakukan dengan lebih mudah. Tetapi pada jenis
asuransi lain misalnya kecelakaan, penentuan premi lebih sulit dan lebih
kompleks. Pada prinsipnya penentuan premi dihitung dengan menggunakan
kerugian yang diperkirakan untuk kelas ririko tertentu, ditambah target
keuntungan, kemudian menghitung jumlah eksposur(kontrak) yang akan
diperoleh, kemudian membagi kerugian yang diharapkan tersebut dengan jumlah
kontrak. Sebagai contoh pada risiko kematian kelas risiko pada umumnya
menggunakan gender dan kelompok usia (0-10 tahun, 10-20 tahun dan seterusnya
untuk memperkirakan tingkat kematian pada kelas tersebut. Karakteristik lain
yang dapat ditambhkan misalnya pekerjaan,

merokok tidak dan sebagainya.

Namun pada risiko lain seperti kebakaran penentuan risiko menjadi sangat sulit.
Berikut inii ilustrasi pembuatan premi risiko. Misalnya disuatu daerah
diperkirakan perusahaan asuransi akan membayarkan kerugian karena kecelakaan
mobil yang mencapai Rp 1 miliar

pertahunnya. Perusahaan asuransi

memperkirakan bisa memperoleh 1.000 kontrak asuransi. Perusaahn asuransi


mentargetkan laba dan cadangan untuk menutup biaya sebesar Rp 200.000
perkontrak asuransi. Bisa dihitung:
Premi sebelum target laba = Rp 1 miliar/1.000 = Rp 1 juta
Premi ( setelah target laba dimasukkan ) = Rp 1juta + Rp 200 ribu = Rp 1,2
juta
Dengan demikian perusahaan asuransi akan membebenkan Rp 1,2 juta pertahun
kepada nasabahnya. Alternatif lain adalah cadangan laba bisa dinyatakan dalam
presentase. Contoh : perusahaan asuransi mentargetkan marjin kotor sebesar 30%
dari premium untuk menutup biaya dan target keuntungan.
Premi yang dibebankan bisa dihitung sebagai berikut:
Premi = premi sebelum marjin + ( marjin x premi )
Premi = Rp 1 juta + 0,3 x premi )
Premi = Rp 1,428 juta
4. Manajemen Klaim
Jika kejadian yang merugikan terjadi, maka nasabah akan mengajukan klaim
pertanggungan atas kerugian yang mereka derita. Pihak asuransi harus mampu
mengelola klaim tersebut dengan baik. Meliputi : inspeksi di lapangan untuk
membuktikan bener tidaknya klaim, menentukan besarnya kerugian, menentukan
apakah perlu ada penyesuain terhadap klaim atau tidak. Petugas lapangan yang
melalukan inspeksi seperti itu sering dinamakan sebagai adjusters yang bisa
merupakan pegawai tetap perusahan asuransi.
5. Investasi Oleh Perusahaan Asuransi
Pendapatan perusahaan sebagain diperoleh dari pendapatan investasi. Pendapatan
perusahaan asuransi dari investasi bisa cukup signifikan. Perusahaan asuransi jiwa
lebih banyak menginvestasikan dananya pada obligasi dan hipotik, sedangkan
perusahaan asuransi properti dan kecelakaan lebih banyak melakukan investasi
pada saham biasa dan saham preperen.
6. Fungsi lainnya
Sama seperti perusahaan lainnya disamping fungsi penting seperti yang telah
disebutkan perusahaan asuransi juga melakukan fungsi lain sebagai contoh
perusahaan asuransi menjalankan fungsi riset pemasran, manajemen sumber daya
manusia , pendanaan dan fungsi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai