Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

DEBORA INTANIDA NOVIYANTI

041839528

S1 AKUNTANSI

UPBJJ UT DENPASAR
1. Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan dihadapi. Jelaskan risiko-risiko
yang dapat dicover oleh asuransi dan berikan contohnya.

Risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi adalah :


1) Kerugian Karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur.
Jika kerugian tidak bisa diukur maka perusahaan asuransi tidak akan bisa
membuat kontrak asuransi. Secara teoritis sebagian besar risiko bisa ditentukan
dan diukur, tetapi dalam praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak semudah
yang dibayangkan.
Contoh : Perusahaan asuransi bersedia menaggung asuransi ketidakmampuan
bekerja lagi (disability) dengan menerima premi tertentu. Kemudian, orang
tersebut mengalami kecelakaan dan mengklaim tidak bisa lagi bekerja, dan karena
itu menuntut uang pertanggungan.
2) Risiko yang Mempunyai Kemiripan dan Banyak.
Salah satu persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi adalah
risiko yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa
memperkirakan lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama
lain. Jika hanya satu risiko terjadi dalam waktu sekian lama.
Contoh : Risiko kematian manusia. Risiko kematian untuk individu merupakan
sesuatu yang sangat tidak pasti. Tetapi jika dikelompokkan dalam jumlah yang
besar, risiko tersebut menjadi bisa diperkirakan lebih akurat. Perusahaan asuransi
sudah menghitung resiko semacam itu jika dikelompokkan dalam jumlah yang
besar, dan karenanya bisa dihitung (menjadi lebih pasti).
3) Kerugian Harus Terjadi karena Ketidaksengajaan atau karena Kecelakaan.
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian dihilangkan,
maka tidak ada risiko, dan karenanyaa tidak akan ada asuransi. Kesengajaan
merupakan contoh dari kepastian. Jika seorang sengaja membakar pabriknya
untuk memperoleh tanggungan asuransi, maka orang tersebut tidak menghadapi
risiko, karena ia sudak merencanakan tindakannya.
Ketidaksengajaan merupakan syarat dari asuransi. Perusahaan asuransi
biasanya mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi mereka.
Kerugian semacam itu tidak akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dari
sudut pandang perusahaan asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong
timbulnya moral hazard.
Contoh: Saya membeli asuransi kecelakaan. Misalkan saya sudah bosan dengan
mobil tersebut, dan ingin mengganti dengan yang baru. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah menabrakkan mobil tersebut sampai rusak, kemudian saya bisa
memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan asuransi dan uang
ganti rugi tersebut bisa saya gunakan untuk membeli mobil baru.
4) Kerugian yang tidak diakibatkan oleh bencana.
Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko adalah agar terjadi
diversifikasi yaitu kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari nasabah
lainnya yang tidak mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata
muncul pada saat yang bersamaan, maka prinsip diversifikasi atau pengumpulan
eksposur semacam itu tidak terjadi. Perusahaab asuransi menghadapi risiko
membayar tanggungan yang sangat besar, yang bisa mengakibatkan kebangkrutan
perusahaan asuransi tersebut.
Contoh; Perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada banyak
penduduk di suatu kota. Kemudian, terjadi gempa bumi yang mengakibatkan
kerusakan rumah-rumah yang ada di kota tersebut, sehingga perusahaan asuransi
akan menanggung kerugian yang sangat besar dan dapat mengakibatkan
kebangkrutan karena risiko tersebut muncul pada saat yang bersamaan.
5) Kerugian Yang Besar.
Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang
mempunyai potensi kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan
atau individu mengasuransikan risiko yang potensi kerugiannya kecil.
Contoh : Kerugian jika ban mobil pecah barangkali tidak ekonomis untuk
diasuransikan, karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak akan terlalu
tinggi. Premi untuk risiko tersebut justru akan lebih tinggi dibandingkan cadangan
dari tabungan seseorang.
6) Probabilitas Terjadinta Kerugian Tidak Terlalu Tinggi.
Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu tinggi maka premi yang
dibebankan oleh perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total tersebut
menjadi sama dengan kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi
karena risiko tersebut, ditambah dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan
target keuntungan perusahaan asuransi tersebut.

Sumber : BMP ADBI4211-Manajemen Risiko dan Asuransi (Hal 5.7- Hal 5.10)

2. Identifikasi dan jelaskan risiko yang tidak dapat dicover asuransi dan berikan
contohnya.

Risiko yang tidak dapat dicover asuransi adalah :

1) Risiko kerugian bisnis selama periode depresi


Bersifat cathastropluc. Jika terjadi depresi, semua bisnis akan merugi.
Perusahaan asuransi akan membayar pertanggungan yang terlalu tinggi. Selain
itu, pada kondisi depresi semua membeli asuransi. Pada kondisi baik, tidak ada
yang membeli asuransi. Perusahaan asuransi tidak bisa menyeimbangkan rugi
pada depresi dan laba pada kondisi ekonomi yang baik. Perusahaan asuransi akan
selalu rugi.

2) Kerugian karena informasi rahasia bocor ke pesaing


Sulit ditentukan dan diukur besarnya kerugian karena peristiwa tersebut. Karena
sulit, problem moral hazard bisa muncul. Perusahan bisa mengaku-aku bahawa
informasi penting bocor, padahal tidak ada kejadian seperti itu.
3) Kerugian perdagangan di Bursa Saham
Sulit ditentukan dan diukur karena kondisi bursa saham bisa berubah dengan
sangat cepat. Bersifat cathastophic, jika kondisi jelek maka bursa saham
semuanya mengalami kerugian. Jika kondisi ekonomi baik, bursa baik, tidak ada
yang beli asuransi.

Sumber : BMP ADBI4211-Manajemen Risiko dan Asuransi (Hal 5.11)

3. a. Perbedaan dalam hal menentukan tarif atau harga pada asuransi dengan penentuan tarif
atau harga pada industri lainnya adalah bahwa harga asuransi didasarkan pada suatu
perkiraan. Proses itu dimulai dengan perkiraan biaya, perkiraan kerugian dan
menggolongkan biaya itu di antara kelas polis.

b. Unsur-unsur yang dapat menetapkan tarif yang ideal adalah :


- Insured (Pihak Tertanggung)
Definsi dari unsur yang pertama ini adalah, seseorang atau badan atau organisasi yang
berjanji untuk membayar sejumlah uang (disebut premi) kepada pihak penanggung.
Pembayaran ini bisa dilakukan secara berturut-turut (diangsur) atau sekaligus tunai.
Yang selanjutnya dengan membayar premi ini maka pihak insured akan mendapatkan
hak mendapatkan klaim asuransi. Bersama dengan hak tersebut melekat juga
kewajiban untuk tetap membayar premi sesuai dengan kesepakatan.
- Insure (Pihak Penanggung)
Sesuai dengan definisinya, maka unsur yang kedua ini adalah badan atau lembaga,
atau organisasi tertentu yang dalam skema perjanjian akan membayarkan sejumlah
uang (bisa disebut sebagai uang santunan atau penggantian) baik secara berangsur-
angsur ataupun secara tunai (sekaligus), kepada pihak pertama apabila terjadi sesuatu
hal yang terjadi sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Hak insure adalah
mendapatkan pembayaran premi. Sedangkan kewajibannya adalah membayar
sejumlah uang sesuai klaim yang ada dalam skema perjanjian.
- Objek Asuransi
Unsur yang ketiga ini meliputi antara lain : benda, beserta hak dan atau kepentingan
yang melekat pada benda tersebut, hal yang terkait dengan nyawa, bagian tubuh
(termasuk kesehatan) serta lainnya yang termasuk dalam objek asuransi sesuai dengan
yang dijanjikan pihak insure (uang pensiun, pendapatan bulanan serta lainnya).
Dimana pihak insured membayar uang premi dengan tujuan bebas dari risiko
kerusakan, kehilangan, serta kerugian lainnya.
- Peristiwa Asuransi
Secara definitif unsur keempat ini bisa dijabarkan sebagai satu peristiwa tidak pasti
(evenement) yang mengancam objek asuransi, dan didalamnya terjadi persetujuan
antara pihak insure dan insured sehingga menjadi satu perbuatan hukum berupa
kesepakatan antara kedua belah pihak.

Sumber : https://www.abstraksiekonomi.com/2017/11/langkah-dalam-menentukan-premi
asuransi.html

Anda mungkin juga menyukai