Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Aprillia

NIM : 048427244

Tugas 2 ADBI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi

Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan dihadapi individu maupun organisasi atau
perusahaan.
1. Jelaskan risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi beserta contohnya.
2. Jelaskan risiko-risiko yang tidak dapat dicover asuransi beserta contohnya.

Industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah satu yang
membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus
memperhatikan faktor-faktor agar diperoleh tarif ideal.
1. Jelaskan perbedaan tersebut.
2. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat pada tarif yang ideal.

JAWABAN:
1. Jelaskan risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi beserta contohnya.
a. Kerugian karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur
Sebagian besar risiko bisa ditentukan dan diukur untuk dapat kontrak asuransi, tetapi dalam
praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak semudah yang dibayangkan.
Sebagai contoh, perusahaan asuransi bersedia menanggung asuransi ketidakmampuan
bekerja lagi (disability) karena kecelakaan dengan menerima premi tertentu. Namun hal
tersebut harus ditentukan dan diukur. Nilai atau kerugian dari kecelakaan tersebut sulit
ditentukan. Biasanya pengadilan yang akan memutuskan seberapa besar ganti rugi yang
pantas (meskipun mungkin juga tidak ada dasar yang memuaskan untuk sampai pada angka
ganti rugi tersebut).
b. Risiko yang Mempunyai Kemiripan dan Banyak
Salah satu persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi adalah risiko yang
diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa memperkirakan lebih
baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama lain.
Jika hanya satu risiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan asuransi akan
menghadapi ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured).
Contoh tipe risiko ini adalah risiko kematian manusia. Risiko kematian untuk individu
merupakan sesuatu yang sangat tidak pasti. Tetapi jika dikelompokkan dalam jumlah yang
besar, risiko tersebut menjadi bisa diperkirakan lebih akurat. Perusahaan asuransi sudah
menghitung risiko ini jika dikelompokkan dalam jumlah yang besar, dan karenanya bisa
dihitung (menjadi lebih pasti) dan mirip satu sama lain. Risiko kematian merupakan contoh
risiko yang seperti itu, sehingga bisa dikelompokkan ke dalam satu jenis risiko yang akan
dikelola. Risiko kematian tidak akan bisa digabungkan dengan risiko kebakaran, karena
keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda.
c. Kerugian Harus Terjadi karena Ketidaksengajaan atau Karena Kecelakaan
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Jika seseorang sudah bisa memperkirakan
besarnya risiko maka dia tidak akan membutuhkan asuransi. Kesengajaan merupakan
contoh lain dari kepastian. Ketidaksengajaan merupakan persyaratan dari asuransi.
Perusahaan asuransi biasanya mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi
mereka. Kerugian yang disengaja tidak akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dari
sudut pandang perusahaan asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong timbulnya
moral hazard. Sebagai contoh, seseorang membeli asuransi kecelakaan. Suatu ketika orang
tersebut bosan dengan mobil tersebut, dan ingin mengganti dengan yang baru. Salah satu
cara yang bisa dilakukan adalah menabrakkan mobil tersebut sampai rusak, dengan harapan
memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan asuransi. Dalam contoh ini,
secara umum perusahaan asuransi akan membayarkan tanggungan lebih besar dari yang
mereka perkirakan, yang mengakibatkan kerugian lebih besar. Kerugian tersebut akan
dibebankan pada premi yang semakin meningkat tahun berikutnya. Premi yang terlalu tinggi
tersebut menjadi tidak menarik bagi calon pembeli asuransi yang berhati-hati, cenderung
menaikkan moral hazard, yang kemudian menaikkan kerugian, menaikkan premi, dan
akhirnya perusahaan asuransi terlibat pada lingkaran setan (death spiral) yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan.
d. Kerugian yang tidak Diakibatkan oleh Bencana
Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko adalah agar terjadi diversifikasi yaitu
kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari nasabah lainnya yang tidak
mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata muncul pada saat yang bersamaan,
maka prinsip diversifikasi atau pengumpulan eksposur semacam itu tidak terjadi.
Perusahaan asuransi menghadapi risiko membayar tanggungan yang sangat besar, yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan asuransi tersebut. Sebagai contoh, misal
perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada banyak penduduk di suatu
kota. Kemudian, terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah di
kota tersebut, sehingga perusahaan asuransi akan menanggung kerugian yang sangat besar
(bisa mengakibatkan kebangkrutan) karena risiko tersebut muncul pada saat yang
bersamaan. Dalam situasi tersebut, risiko yang bersifat bencana (cathastrophic) semacam
itu tidak ideal lagi untuk diasuransikan. Perusahaan asuransi bisa mendiversifikasikan lebih
lanjut, misal dengan memperluas asuransi ke negara lain, atau dengan mengasuransikan lagi
ke perusahaan asuransi lain (reinsurance).
e. Kerugian yang Besar
Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang mempunyai potensi
kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan atau individu mengasuransikan
risiko yang potensi kerugiannya kecil. Untuk risiko tersebut, perusahaan atau individu bisa
menanggung risiko tersebut dengan dana internal, dengan menyiapkan cadangan kerugian,
atau individu menggunakan sebagian penghasilannya untuk mendanai kerugian tersebut.
Sebagai contoh, kerugian karena ban mobil pecah barangkali tidak ekonomis untuk
diasuransikan, karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak akan terlalu tinggi. Premi
untuk risiko tersebut justru akan lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan dari tabungan
seseorang. Tetapi risiko kecelakaan mobil, di mana kerugiannya bisa mencapai puluhan juta
rupiah, akan lebih layak untuk diasuransikan.
f. Probabilitas Terjadinya Kerugian Tidak Terlalu Tinggi
Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu tinggi maka premi yang dibebankan oleh
perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total tersebut menjadi sama dengan
Kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi karena risiko tersebut, ditambah
dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target keuntungan perusahaan asuransi
tersebut. Dalam situasi ini, pihak yang mengasuransikan (insured) akan lebih baik jika tidak
membeli asuransi dan menanggung sendiri kerugian tersebut. Kerugian yang akan
ditanggung akan lebih kecil dibandingkan dengan total premi yang dibayarkan ke
perusahaan asuransi dengan demikian kontrak asuransi tidak akan terjadi.

2. Jelaskan risiko-risiko yang tidak dapat dicover asuransi beserta contohnya.


a. Risiko kerugian bisnis selama periode depresi: Bersifat cathastropluc.
Jika terjadi depresi, maka semua bisnis merugi. Perusahaan asuransi akan membayar
pertanggungan yang terlalu tinggi. Selain itu, pada saat depresi, tak ada orang yang ingin
membeli asuransi, perusahaan asuransi akan kesulitan menyeimbangkan kerugian pada
depresiasi dan laba pada kondisi ekonomi baik.
b. Kerugian karena informasi rahasia bocor: Sulit ditentukan dan diukur besarnya kerugian di
peristiwa tersebut. Problem moral hazard bisa muncul. Perusahaan bisa mengaku-ngaku
bahwa informasi penting bocor, padahal tidak begitu.
c. Kerugian perdagangan di bursa saham: Sulit ditentukan dan diukur karena kondisi bursa
saham bisa berubah sangat cepat.

Sumber:
ABDI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi Modul 5 Halaman 5.4 – 5.10

1. Jelaskan perbedaan tersebut.


Salah satu perbedaan mendasar antara perbedaan mendasar antara penetapan harga pada
asuransi dengan penetapan harga industry lainnya oleh hal-hal berikut ini:
1. Harga asuransi didasarkan atas suatu perkiraan
Proses itu dimulai dengan perkiraan biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya itu
di antara berbagai kelas polis.
2. Adanya Peraturan Pemerintah atau Undang-undang
Undang-undang menghendaki agar tarif asuransi wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak bersifat
diskriminatif. Untuk itu terdapat beberapa karakteristik tertentu yang harus
dipertimbangkan. Misalnya, tarif itu sebaiknya relatif stabil agar masyarakat tidak gusar oleh
bervariasinya biaya hidup secara mencolok dari tahun ke tahun. Pada saat yang sama, tarif
harus bersifat peka terhadap kondisi yang sedang berubah untuk menghindari terjadinya
ketidaktepatan penetapan kerugian. Jika mungkin, juga diinginkan bahwa rate tersebut
menyediakan sejenis insentif bagi tertanggung (pemegang polis) untuk mencegah kerugian.
3. Persaingan (competition)
Penentuan tarif bagi perusahaan asuransi harus berhati-hati. Apabila dalam penentuan tarif
terlalu rendah maka perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasi (cost of operations),
sedangkan bila tarif terlalu tinggi, mungkin pembeli akan berkurang. Para pembeli akan
melihat perusahaan asuransi sejenis yang menawarkan jenis asuransi yang sama dengan tarif
yang lebih rendah karena banyaknya persaingan antara perusahaan-perusahaan asuransi.
4. Perubahan struktur perekonomian.

2. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat pada tarif yang ideal.


Tarif ideal adalah tarif tersebut dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, untuk
mengganti kerugian yang terjadi dan memberikan sedikit keuntungan untuk kelangsungan hidup
perusahaan yang bersangkutan. Tarif yang ideal harus memenuhi beberapa unsur sebagai
berikut:
1. Adequate, berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian dari uang yang
diperoleh dari pengumpulan uang tersebut.
2. Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus memerhatikan pembeli,
kompetitor; dan sebagainya.
3. Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya (adil).
4. Flexible, artinya tarif harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana keadaan berubah, tarif
menghendaki perubahan pula.

Selain itu, faktor perangsang (incentives), patut pula kita perhatikan, karena semuanya ini
membawa berbagai aspek untuk menetapkan tarif tersebut. Berlawanan dengan opini
masyarakat bahwa penetapan tarif asuransi tidak berdasarkan ilmu, ternyata semua perhitungan
dilakukan oleh aktuaris dengan memanfaatkan matematika. Hukum bilangan besar dan
pengalaman masa lalu mengizinkan para aktuaris untuk membuat perkiraan-perkiraan tentang
pengalaman di masa datang. Aktuaris secara implisit mengatakan, "Jika segala sesuatu yang
kontinu akan terjadi di masa yang akan datang seperti yang terjadi di masa lampau, itulah yang
akan terjadi di masa yang akan datang persis seperti dengan masa yang lalu. Jika tidak maka
beberapa penyesuaian perlu dilakukan untuk mengikuti perubahan-perubahan yang mungkin
untuk memodifikasi kerugian-kerugian di masa yang akan datang.
Titik perbedaan utama antara bidang asuransi tanggung jawab dan asuransi kerugian dengan
asuransi jiwa adalah pada perbedaan dalam "penyimpangan" sekarang dibandingkan dengan
masa lampau. Pada kasus asuransi jiwa, kita telah melihat adanya perubahan peningkatan
harapan untuk hidup. Keadaan itu menguntungkan bagi perusahaan asuransi dalam dua cara.
Pertama, yaitu jika masyarakat hidup lebih lama daripada yang diharapkan, perusahaan-
perusahaan asuransi berkesempatan untuk menunda pembayaran dana, yang kemudian dapat
diinvestasikan. Kedua, orang-orang yang hidup lebih lama daripada yang diantisipasi harus
membayar, premi lebih lama daripada yang diharapkan.

Sumber Referensi:
ABDI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi Modul 5 Halaman 6.6 – 6.7

Anda mungkin juga menyukai