Anda di halaman 1dari 6

Tugas 2 ADBI4211

Nama : Desi Dwi Wahyuni

NIM : 048990704

1. Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan dihadapi individu maupun organisasi atau
perusahaan.
a. Jelaskan risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi beserta contohnya.
b. Jelaskan risiko-risiko yang tidak dapat dicover asuransi beserta contohnya.

2. Industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah satu yang
membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus
memperhatikan faktor-faktor agar diperoleh tarif ideal.
a. Jelaskan perbedaan tersebut.
b. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat pada tarif yang ideal.

Selamat mengerjakan Tugas…


Jawaban Nomor 1 :

1. Meskipun asuransi mempunyai manfaat yang besar untuk manajemen risiko, tidak semua risiko
layak diasuransikan. Berikut ini tipe-tipe risiko yang layak diasuransikan, dari sudut pandang
perusahaan asuransi :
a. Kerugian karena risiko bisa ditentukan dan diukur : jika kerugian bisa diukur maka
perusahaan asuransi tidak akan bisa membuat kontrak asuransi. Secara teoritis sebagian besar
risiko bisa ditentukan dan diukur, tetapi dalam praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak
semudah yang dibayangkan.

Contoh : Perusahaan asuransi bersedia menanggung asuransi ketidakmampuan bekerja lagi


dengan menerima premi tertentu. Kemudian orang tersebut kecelakaan dan mengklaim tidak
bisa lagi bekerja, dan karena itu menuntut uang pertanggungan. Nilai dari penderitaan atau
kesedihan semacam itu akan sulit ditentukan. Biasanya pengadilan yang akan memutuskan
seberapa besar ganti rugi yang pantas.

b. Risiko yang mempunyai kemiripan dan banyak : salah satu persyaratan penting dari sudut
pandang perusahaan asuransi adalah risiko yang diasuransikan bisa diperkirakan di muka.
Perusahaan asuransi bisa memperkirakan lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip
satu sama lain. Jika hanya satu risiko terjadi dalam waktu sekian lama, maka perusahaan
asuransi akan menghadapi ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan.

Contoh : Risiko kematian, dimana untuk individu merupakan sesuatu yang sangat tidak pasti.
Tetapi jika dikelompokkan dalam jumlah besar, risiko tersebut menjadi bisa diperkirakan lebih
akurat. Perusahaan asuransi sudah menghitung risiko semacam itu jika dikelompokkan dalam
jumlah yang besar, dan karenanya bisa dihitung.

c. Kerugian harus terjadi karena ketidaksengajaan atau karena kecelakaan : risiko muncul
karena adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan, maka tidak ada risiko, dan
karenanya tidak akan ada asuransi. Jika seseorang sudah bisa memperkirakan besarnya risiko
maka dia tidak akan membutuhkan asuransi. Kesengajaan merupakan contoh lain dari
ketidakpastian. Jika seseorang sengaja membakar pabriknya untuk memperoleh tanggungan
asuransi, maka orang tersebut tidak menghadapi risiko, karena dia sudah merencanakan
tindakannya.

Contoh : Misalkan seseorang sudah bosan dengan mobil yang dibeli, dan ingin mengganti
dengan yang baru, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menabrakkan mobil tersebut
sampai rusak, kemudian bisa memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan
asuransi. Uang ganti rugi tersebut bisa digunakan untuk membeli mobil baru. Dalam situasi
semacam itu, perusahaan asuransi akan membayarkan tanggungan lebih besar dari yang mereka
kira, yang mengakibatkan kerugian lebih besar. Kerugian tersebut akan dibebankan pada premi
yang semakin meningkat tahun berikutnya.
d. Kerugian yang tidak diakibatkan oleh bencana : Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur
risiko adalah agar terjadi diversifikasi yaitu kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi
dari nasabah lainnya yang tidak mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata muncul
ada saat yang bersamaan, maka prinsip diversifikasi atau pengumpulan eksposur semacam itu
tidak terjadi. Perusahaan asuransi menghadapi risiko membayar tanggungan yang sangat besar,
yang bisa membuat bangkrut.

Contoh : Perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada banyak penduduk di
suatu kota kemudian terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan pada rumah - rumah
di kota tersebut, sehingga perusahaan asuransi tidak menanggung kerugian yang sangat besar
karena risiko tersebut muncul disaat yang bersamaan. Dalam situasi tersebut, risiko yang
bersifat bencana tidak ideal untuk diasuransikan. Perusahaan asuransi bisa mendiversifikasikan
lebih lanjut, misal dengan memperluas asuransi ke negara lain, atau dengan mengasuransikan
lagi ke perusahaan asuransi lain.

e. Kerugian yang besar : seharusnya risiko diasuransikan yang mempunyai potensi kerugian
yang besar.

Contoh : Kerugian karena ban mobil pecah barangkali tidak ekonomis untuk diasuransikan,
karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak akan terlalu tinggi. Premi untuk risiko
tersebut justru akan lebih tinggi dibanding dengan cadangan dari tabungan seseorang. Tetapi
risiko kecelakaan mobil, dimana kerugiannya bisa mencapai puluhan juta rupiah, akan lebih
layak untuk diasuransikan.

f. Probabilitas terjadinya kerugian tidak terlalu tinggi : Jika probabilitas terjadinya kerugian
terlalu tinggi maka premi yang dibebankan oleh perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi.
Premi total tersebut menjadi sama dengan kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan
asuransi karena risiko tersebut, ditambah dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target
keuntungan perusahaan asuransi tersebut.

Sumber : ADBI4211/Modul 5
2. Risiko yang tidak dapat diasuransikan adalah suatu keadaan yang menimbulkan suatu risiko
kerugian yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diterima, atau keadaan dimana pertanggungan
tersebut melanggar hukum. Perusahaan asuransi membatasi kerugiannya dengan tidak mengambil
risiko tertentu yang sangat mungkin mengakibatkan kerugian. Banyak negara bagian menawarkan
asuransi untuk risiko-risiko yang tidak dapat diasuransikan melalui “kelompok risiko tinggi”
mereka. Namun, manfaat seumur hidup mungkin dibatasi, dan preminya mungkin mahal.
Meskipun masing-masing perusahaan asuransi mungkin mempunyai kebijakan sendiri mengenai
apa yang mereka anggap dapat diasuransikan dan tidak dapat diasuransikan, berikut adalah contoh
risiko yang mungkin dianggap tidak dapat diasuransikan oleh banyak perusahaan :
a. Terlalu Mungkin Terjadi : Jika perusahaan asuransi menganggap suatu peristiwa, seperti
bencana alam atau malapetaka, sangat mungkin terjadi, maka peristiwa tersebut kemungkinan
besar tidak dapat diasuransikan. Jika sebuah rumah, misalnya, terletak di pesisir pantai yang
sering terjadi badai dan kerusakan properti, perusahaan asuransi mungkin mempertimbangkan
risiko kerusakan yang terlalu mungkin terjadi. Akibatnya, risiko tersebut tidak dapat
diasuransikan, artinya perusahaan asuransi tidak akan memberikan perlindungan apa pun yang
disebabkan oleh kejadian yang tidak dapat diasuransikan tersebut.

Contoh : Rumah yang terletak di daerah banjir atau di daerah yang sering terjadi tanah longsor
mungkin juga dianggap sebagai risiko yang tidak dapat diasuransikan bagi perusahaan asuransi.
Individu dan pemilik rumah mungkin perlu mencari bantuan dari pemerintah atau perusahaan
asuransi yang memberikan perlindungan risiko tinggi.

b. Risiko terhadap Reputasi : Suatu perusahaan dapat mengalami rusaknya reputasinya.

Contoh : penarikan kembali produk suatu perusahaan karena bahaya keselamatan dapat
merusak nama dan reputasi perusahaan. Perusahaan asuransi akan menghadapi tantangan yang
sulit dalam menentukan nilai moneter dari reputasi perusahaan untuk mengasuransikan jumlah
tersebut. Ada terlalu banyak faktor dan variabel yang terlibat bagi perusahaan asuransi untuk
menilai reputasi satu perusahaan dibandingkan perusahaan lainnya, dan terlalu banyak hal yang
bisa salah.

c. Risiko Regulasi : Peraturan adalah undang-undang yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah
yang dirancang untuk melindungi warga negaranya dari tindakan salah yang dilakukan oleh
korporasi atau pihak lain. Peraturan dapat sering berubah, dan banyak bisnis kesulitan untuk
mengikuti lanskap peraturan yang dinamis.

Contoh : contoh peraturannya mencakup undang-undang baru untuk melindungi lingkungan


atau perubahan undang-undang keamanan pangan tentang cara makanan harus diproses.
Perusahaan asuransi akan menghadapi tugas yang sulit dalam memprediksi kemungkinan
perubahan peraturan dan menentukan nilai moneter atas kerugian yang dialami perusahaan
akibat perubahan tersebut.

d. Risiko Rahasia Dagang : Risiko rahasia dagang dapat melibatkan keamanan nasional ketika
pegawai pemerintah mengambil informasi dari komputer. Risiko juga dapat terjadi di
perusahaan ketika seorang karyawan mungkin membawa pulang daftar klien dan
menawarkannya kepada pesaing sebagai imbalan atas pekerjaan. Perusahaan akan kesulitan
menemukan perusahaan asuransi yang dapat menanggung kerugian jika rahasia dagangnya
dicuri atau disebarluaskan.
e. Risiko Politik : Perusahaan multinasional menghadapi tantangan ketika mereka membuka
operasi di luar negeri. Perusahaan yang berlokasi di negara berkembang mungkin mengalami
risiko politik, seperti pergolakan politik jika pemerintahan digulingkan atau runtuh.
Negara-negara berkembang seringkali tidak memiliki stabilitas keuangan seperti negara-negara
maju, dan akibatnya, dapat gagal bayar atau tidak membayar kewajiban keuangannya. Gagal
bayar nasional mungkin mencakup ketidakmampuan membayar layanan publik atau suatu
negara tidak mampu membayar utang nasionalnya. Perusahaan asuransi tidak akan mampu
meramalkan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa politik dan biaya untuk mengasuransikan
peristiwa tersebut kemungkinan besar akan sangat mahal.

f. Risiko pandemi : Pandemi adalah wabah penyakit yang menyebar ke seluruh negara atau
seluruh dunia. Risiko pandemi hampir mustahil bagi perusahaan asuransi untuk memprediksi
dan memperkirakan kerugian yang dapat ditimbulkan pada individu dan perusahaan. Dunia
usaha mungkin dapat menggunakan polis asuransi lain untuk menutup sebagian dampak
pandemi.

Contoh : sebuah perusahaan mungkin memiliki asuransi yang mencakup penghentian dalam
rantai pasokannya, seperti tidak dapat membeli bahan mentah atau inventaris. Seperti halnya
risiko-risiko lain yang tidak dapat diasuransikan, terdapat beberapa perusahaan asuransi yang
bersedia menanggung risiko-risiko yang terkait dengan pandemi. Namun, mungkin ada batasan
cakupan dalam polis tersebut dan premi yang besar.

Sumber : https://www.investopedia.com/terms/u/uninsurable-risk.asp
Jawaban Nomor 2 :

1. Salah satu perbedaan mendasar antara penetapan harga pada asuransi dengan penetapan harga pada
industri lainnya disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Harga asuransi didasarkan atas suatu perkiraan : proses itu dimulai dengan perkiraan
biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya itu di antara berbagai kelas polis
2) Adanya Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang : Undang-Undang menghendaki agar
tarif asuransi wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak bersifat diskriminatif. Untuk itu terdapat
beberapa karakteristik tertentu yang harus dipertimbangkan. Misalnya, tarif itu sebaiknya relatif
stabil agar masyarakat tidak gusar oleh bervariasinya biaya hidup secara mencolok dari tahun
ke tahun. Pada saat yang sama, tarif harus bersifat peka terhadap kondisi yang sedang berubah
untuk menghindari terjadinya ketidaktepatan penetapan kerugian. Jika mungkin, juga
diinginkan bahwa rate tersebut menyediakan sejenis insentif bagi tertanggung (pemegang polis)
untuk mencegah kerugian
3) Persaingan : Penentuan tarif bagi perusahaan asuransi harus berhati-hati. Apabila dalam
penentuan tarif terlalu rendah maka perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasi, sedangkan
bila tarif terlalu tinggi, mungkin pembeli akan berkurang. Para pembeli akan melihat
perusahaan asuransi sejenis yang menawarkan jenis asuransi yang sama dengan tarif yang lebih
rendah karena banyaknya persaingan antara perusahaan-perusahaan asuransi
4) Perubahan struktur perekonomian

2. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus diperhatikan faktor-faktor tersebut diatas agar
diperoleh tarif ideal. Yang diartikan tarif ideal adalah tarif tersebut dapat menghasilkan pendapatan
bagi perusahaan, untuk mengganti kerugian yang terjadi dan memberikan sedikit keuntungan
untuk kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Tarif yang ideal harus memenuhi
beberapa unsur sebagai berikut :
a. Adequate, berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian dari uang yang
diperoleh dari pengumpulan uang tersebut
b. Notexcesive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus memperhatikan pembeli,
kompetitor, dan sebagainya
c. Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya (adil)
d. Flexible, artinya tarif harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana keadaan berubah, tarif
menghendaki perubahan pula
e. Selain itu, faktor perangsang (incentives), patut pula diperhatikan karena semuanya ini
membawa berbagai aspek untuk menetapkan tarif tersebut

Sumber : ADBI4211/Modul 6

Anda mungkin juga menyukai