Anda di halaman 1dari 5

Nama Mata Kuliah : Manajemen Risiko dan Asuransi

Kode Mata Kuliah : ADBI4211

Jumlah sks : 3 sks

Nama Mahasiswa : Arina Azka

NIM : 043708018

KerjakanTugas 2 berikut ini.

1. Asuransi dapat mengcover risiko-risiko yang akan dihadapi. Jelaskan risiko-risiko yang
dapat dicover oleh asuransi dan berikan contohnya.

2. Identifikasi dan jelaskan risiko yang tidak dapat dicover asuransi dan berikan contohnya

3. Industri asuransi memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Salah satu
yang membedakan adalah dalam hal menentukan tarif. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya
harus memperhatikan beberapa faktor-faktor agar diperoleh tarif ideal.

a. Jelaskan perbedaan tersebut!

b. Jelaskan unsur-unsur apa saja agar dapat menetapkan tarif yang ideal!

Jawab :

1. Risiko yang bisa diasuransikan, berikut tipe-tipe yang layak diasuransikan berdasarkan
sudut pandang asuransi (insurers), antara lain :
a) Kerugian karena risiko bisa ditentukan dan diukur
Jika kerugian tidak bisa diukur maka perusahaan tidak bisa membuat kontrak
asuransi. Secara teori, risiko bisa ditentukan dan diukur, namun dalam paraktiknya,
penentuan dan pengukuran risiko tidak semudah yang dibayangkan.
Contoh, perusahaan asuransi bersedia menanggung asuransi ketidakmampuan bekerja
lagi (disability) dengan menerima premi tertentu. Lalu orang tersebut mengalami
kecelakaan dan mengklaim tidak bisa bekerja lagi, dan ia menuntut uang
penanggungan. Bagaimana menentukan bahwa klaim orang tersebut sudah benar?
Apa defisinisi tidak mampu bekerja? sering kali perusahaan asuransi percaya saja
dengan klaim nasabahnya. Setelah kejadian tersebut ditenukan, seberapa besar
kerugian yang bisa dibayarkan. Bagaimana jika nasabah mengklaim sebesar 1Miliar?
Nilai atau kerugian dari penderitaan atau kesedihan semacam itu sangat sulit
ditentukan. Biasanya pengadilan akan memutuskan banyaknya kerugian yang pantas.
b) Risiko yang mempunyai kemiripan dan banyak
Salah satu syarat penting asuransi ialah ketika risikonya mampu diperkirakan dimuka
dan mampu memperkirakan lebih baik jika risiko tersebut cukup banyak atau mirip.
Jika cuma satu risiko terjadi dalam waktu yang lama, maka perusahaan asuransi akan
menghadapi ketidakpastian yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured).
Contoh, ketika risiko kematian manusia yang tidak pasti kapan akan terjadi, tapi jika
dikelompokkan dalam jumlah besar, risiko mampu diperkirakan secara akurat.
Perusahaan asuransi sudah menghitung risiko semacam itu jika dikelompokkan dalam
jumlah besar dan karenanya dapat dihitung. Risiko kematian tidak dapat
dikelompokkan dengan risiko kebakaran ,karena punya karakteristik yang berbeda.
Eksposur kematian orang yang bekerja sebagai tantara berbeda dengan eksposur yang
bekerja kantoran. Untuk tujuan menyamakan risiko, maka eksposur bisa
dikelompokkan lebih jauh sehingga eksposur yang didapat lebih homogen. Dilain
pihak, perusahaan akan kesulitan memperkirakan risiko ledakan nuklir, kerusuhan
social, dan lain-lain, karena jarang terjadi sehingga sulit diperkirakan.
c) Kerugian harus terjadi karena ketidaksengajaan karena kecelakaan
Risiko muncul karena ketidakpastian. Jika seseorang mampu memperkirakan
besarnya risiko, maka asuransi tidak dibutuhkan. Ketidaksengajaan adalah syarat
asuransi. Perusahaan mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi,
kerugian semacam itu tidak ditanggung perusahaan asuransi. Kesengajaan tersebut
mendorong timbulnya moral hazard. Kesengajaan adalah contoh dari kepastian. Jika
seseorang sengaja membakar pabriknya untuk memperoleh tanggungan asuransi,
maka orang tersebut tidak menghadapi risiko, karena sudah merencanakan
tindakannya. Contoh, ketika Bu Rina membeli asuransi kecelakaan, lalu Bu Rina
bosan dengan mobilnya dan ingin membeli yang baru, lalu Bu Rina dengan sengaja
menabrakkan mobilnya sampai rusak untuk memperoleh ganti rugi dari perusahaan
asuransi agar dapat membeli mobil baru. Perusahaan asuransi akan membayar
tanggungan lebih besar dari yang diperkirakan, akibatnya kerugian lebih besar dan
yang dibebankan pada premi meningkat ditahun berikutnya. Premi yang tinggi tidak
menarik bagi calon pembeli asuransi yang berhati-hati dan menaikkan moral hazard,
yang menaikkan kerugian, menaikkan premi, dan akhirnya perusahaan asuransi
bangkrut.
d) Kerugian yang tidak diakibatkan oleh bencana
Tujuan pengumpulan eksposur ialah supaya terjadi diversifikasi dimana kerugian
yang muncul bisa ditanggung premi nasabah lainnya yang tidak mengalami risiko
tersebut. Jika risiko muncul pada saat bersamaan, maka diversifikasi tidak
dibutuhkan.
Contoh, ketika perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada banyak
penduduk di kota Padang. Lalu terjadi gempa bumi yang mengakibatkan rusaknya
pada rumah-rumah, sehingga perusahaan asuransi akan menanggung kerugian yang
sangat besar atau kemungkinan bangkrut karena risiko muncul pada saat bersamaan.
Risiko semacam itu tidak ideal untuk diasuransikan. Perusahaan dapat
mendiversifikasikan lebih lanjut dengan memperluas asuransi ke negara lain, atau
dengan mengasuransikan lagi keperusahaan asuransi lain.
e) Kerugian yang besar
Tidak ekonomis apabila perusahaan atau individu mengasuransikan risiko yang
potensi kerugiannya kecil, jadi harus yang kerugiannya besar yang diasuransikan.
Untuk itu, perusahaan atau individu bisa menanggung risiko dengan dana internal
seperti menyiapkan dana cadangan kerugian, atau menggunakan Sebagian
penghasilannya untuk menandai kerugian tersebut.
Contoh, ketika kerugian karena ban mobil pecah tidak ekonomis untuk diasuransikan
karena biaya perbaikannya tidak terlalu tinggi. Premi risiko tersebut akan lebih tinggi
dibandingkan dengan cadangan dari tabungan seseorang, namun risiko kecelakaan
mobil akan mengakibatkan kerugian yang besar dan layak diasuransikan.
f) Probabilitas terjadinya tidak terlalu tinggi
Jika probabilitas terjadinya tidak terlalu tinggi, maka premi yang dibebankan menjadi
tinggi. Premi total menjadi sama dengan kerugian yang akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi ditambah dengan biaya overhead dan target keuntungan
perusahaan asuransi.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 5 halaman 5.7-5.10


2. Risiko yang tidak dapat dicover asuransikan, yaitu sebagai berikut :
A) Risiko dengan kerugian bisnis selama periode depresi
Bersifat cathastropluc. Jika terjadi depresi, semua bisnis akan merugi.
Perusahaan asuransi akan membayar pertanggungan yang terlalu tinggi. Selain
itu, pada kondisi depresi semua membeli asuransi. Sementara kondisi baik, tidak
ada yang membeli aasuransi. Perusahaan asuransi tidak bisa menyeimbangkan
rugi pada depresi dan laba pada kondisi ekonomi baik. Perusahaan asuransi akan
selalu rugi.
B) Kerugian karena informasi rahasia bocor ke pesaing
Sulit ditentukan dan diukur besarnya kerugian karena peristiwa tersebut. Karena
sulit, problem moral hazard bisa muncul. Perusahaan bisa mengaku-ngaku bahwa
informasi penting bocor, padahal tidak ada kejadian seperti itu.
C) Kerugian perdagangan di Bursa Saham
Sulit ditentukan dan diukur karena kondisi bursa saham bisa berubah dengan
sangat cepat. Bersifat cathastophic, jika kondisi ekonomi jelek, maka bursa
saham semuanya mengalami kerugian, jika kondisi ekonomi baik, bursa baik,
tidak ada yang beli asuransi.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 5 halaman 5.10

3. Pada saat menentukan tarif, sebaiknya harus memperhatikan beberapa faktor-faktor agar
diperoleh tarif ideal.
A. Salah satu perbedaan mendasar antara penetapan harga pada asuransi dengan
penetapan harga pada industri lainnya disebabkan oleh hal-hal berikut :
1) Harga asuransi didasarkan pada suatu perkiraan
Proses itu dimulai dengan perkiraan biaya, perkiraan kerugian, dan
menggolongkan biaya itu diantara berbagai kelas polis asuransi.
2) Adanya peraturan pemerintah atau nundang-undang
Undang-undang menghendaki agar tarif asuransi wajar, tidak terlalu tinggi,
dan tidak bersifat diskriminatif. Untuk itu terdapat beberapa karakteristik
tertentu yang harus dipertimbangkan. Misalnya tarif itu sebaiknya relatif
stabil agar masyarakat tidak gusar oleh bervariasinya biaya hidup secara
mencolok dari tahun ketahun. Pada saat yang sama, tarif harus bersifat peka
terhadap kondisi yang berubah untuk menghindari terjadinya ketidakpastian
penetapan kerugian. Jika mungkin, juga diinginkan bahwa rate tersebut
menyediakan sejenis insentif bagi tertanggung (pemegang polis) untuk
mencegah kerugian.
3) Persaingan (competition)
Penentuan tarif bagi perusahaan asuransi harus berhati-hati. Apabila dalam
penentuan tarif terlalu rendah maka perusahaan tidak bisa menutupi biaya
operasi (cost of operation), sedangkan bila tarif terlalu tinggi mungkin
pembeli akan berkurang. Para pembeli akan melihat perusahaan asuransi
sejenis yang menawarkan jenis asuransi yang sama dengan tarif yang relatif
lebih rendah karena banyaknya persaingan antara perusahaan-perusahaan
asuransi.
4) Perubahan struktur perekonomian.

B. Unsur penetapan tarif ideal :


a) Adequate, yang berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian
dari uang yang diperoleh dari pengumpulan uang tersebut.
b) Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus
memperhatikan pembeli, kompetitior, dan sebagainya.
c) Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama
kualitasnya (adil).
d) Flexible, yang berarti tarif harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana
keadaan berubah, tarif menghendaki perubahan pula.

Sumber : BMP ADBI4211/MODUL 6 halaman 6.6

Anda mungkin juga menyukai