Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN TUGAS 2

Nama Mahasiswa : EVA AFRINANDA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043888081

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4211 / Manajemen Risiko dan Asuransi

1. Risiko-risiko yang dapat dicover oleh asuransi adalah sebagai berikut:

a. Risiko murni (pure risk) adalah suatu risiko yang jika terjadi menimbulkan kerugian

semata, misalnya kebakaran gedung, kecelakaan kendaraan bermotor, banjir, kerusuhan, dan

lain-lain. Suatu perusahaan kemungkinan akan mengalami berbagai risiko ini. Misalnya

kekayaan berupa mesin akan mengalami kemungkinan mengalami kerusakan, kekayaan dari

gdung kemungkinan mengalami kerugian berupa kerusakan atau kehancuran.

b. Risiko spekulatif (speculative risk) adalah suatu risiko yang bilamana terjadi dapat

menimbulkan dua kemungkinan yaitu kerugian atau keuntungan. Misalnyaperusahaan

menyimpan valuta asing seperti US$ atau JPY dapat mengalami keuntungan atau kerugian.

Simpanan valuta asing tersebut akan mengalami keuntungan bila nilai tukar mata uang

tersebut menguat, sementara akan mengalami kerugian bila nilai tukar mata uang tersebut

melemah. Nilai simpanan tersebut meningkat bila dihitung dalam Rupiah.

c. Risiko fundamental atau disebut juga risiko sistematik adalah suatu risiko yang jika

terjadi dapat berakibat luas baik peristiwanya maupun dampaknya, misalnyakerusuhan sosial

Jakarta dan beberapa kota di Indonesia di tahun 1998, perang, gempa buni, tsunami, dan

lainnya. Risiko ini lazimnya timbul dari suatu keadaan sosial, ekonomi, politik, bencana alam.

Dalam perkembangannya dapat terjadi perubahan atau pergeseran jenis risiko misalnya

pengangguran yang dialami perorangan merupakan risiko particular tetapi jika pengangguran

itu sedemikian banyak akibat inflasi atau system ekonomi suatu negara maka risiko dapat
berubah menjadi risiko fundamental. Ciri dari risiko fundamental adalah tidak dapat

dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai risiko.

d. Risiko khusus (particular risk) atau disebut juga risiko tidak sistematis adalah risiko

yang hanya terjadi pada pihak tertentu saja sehingga akibat yang terjadi dapat dilokalisir,

misalnya kebakaran suatu pabrik, tabrakan kendaraan bermotor baik individu maupun

rangkaian, pencurian/pembongkaran harta benda di suatu rumah.Risiko spesifik dapat

dihilangkan melalui proses penggabungan (pooling). Sebagai contoh suatu perusahaan

memiliki bisnis produksi dan penjualan es krim. Pada mulanya penjualan es krim akan tinggi

di musim kemarau. Sulit menjual es krim di musim hujan sehingga penjualan es krim akan

menurun. Untuk mengurangi risiko naik-turunnya penjualan maka perusahaan tersebut

memutuskan untuk mengembangkan produksi berupa payung dan jas hujan sehingga di

musim hujan penjualan tidak terlalu signifikan mengalami penurunan. Penggabungan kedua

usaha akan menghasilkan nilai penjualan gabungan yang relative stabil.

e. Risiko individu atau individual risk merupakan berbagai macam kemungkinan yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bisa mempengaruhi kapasitas finansial seseorang,

harta kekayaannya maupun risiko tanggung-jawab. Individual risk terbagi menjadi beberapa

kelompok seperti personal risk, property risk dan liability risk. Personal risk kerap dikaitkan

dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang secara langsung bisa

berdampak pada keadaan finansial seseorang. Contoh risiko asuransi pribadi adalah

kehilangan pekerjaan, cacat fisik, meninggal dunia, dan lain sebagainya.

f. Risiko harta berkaitan dengan kepemilikan suatu benda akibat pencurian,

kehilangan, ataupun kerusakan. Risiko harta memiliki dua jenis yakni kerugian secara

langsung (direct losses) dan kerugian tak langsung (consequential). Contohnya kebakaran

menghancurkan bangunan yang telah diasuransikan pabrik X.


g. Risiko tanggung-jawab merupakan adanya tanggung jawab yang harus diberikan

kepada pihak lain. Sederhananya, risiko ini membuat kita menanggung kerugian orang lain

akibat ulah atau hal yang kita lakukan. Contohnya dalam dalam peristiwa kecelakaan, saat

kita menabrak orang lain, inilah yang disebut dengan risiko tanggung-gugat (liability risk).

2. Risiko-risiko yang tidak dapat dicover oleh asuransi adalah sebagai berikut:

a. Risiko dari Serangan terorisme; risiko yang dapat muncul akibat dari adanya serangan

terorisme. Apabila terluka akibat dari serangan terorisme maka biaya pengobatannya bukan

tanggung jawab perusahaan asuransi.

Contohnya Jika suatu saat mengalami cedera atau luka, dan harus dirawat di rumah sakit

akibat serangan terorisme yang terjadi di negara atau kota tujuan liburan, maka biaya

pengobatannya bukan tanggung jawab perusahaan asuransi. Maka dari itu, harus benar-benar

dipastikan kalau destinasi liburan tersebut aman, kondisi politiknya stabil, dan sedang tidak

berkonflik.

b. Risiko dari penggunaan narkoba dan alcohol; risiko ini muncul akibat penggunaan

narkoba dan alcohol yang berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan

kepada seseorang yang menggunakan narkoba maupun alcohol berlebihan. Perusahaan

asuransi mengecualikan semua penyakit yang disebabkan oleh konsumsi alkohol dan obat-

obatan terlarang, seperti narkoba, kokain, marijuana, dan obat-obat terlarang lainnya. Jika

terbukti secara medis, maka pihak asuransi tidak akan pernah mengabulkan klaim asuransi

yang diajukan sampai kapanpun.

Contohnya seorang kepala keluarga yang membuat asuransi kesehatan untuk dirinya sendiri.

Kemudian suatu hari dia jatuh sakit dan dari hasil pemeriksaan medisnya diketahui

penyakitnya dikarenakan alcohol. Hal ini menyebabkan dia tidak dapat melakukan klaim

terhadap asurani yang telah dibuat sebelumnya.


c. Risiko atas peristiwa bencana alam; risiko yang terjadi akibat adanya bencana alam tidak

dapat dicover oleh pihak asuransi.

Contohnya sebuah gedung perusahaan yang rusak akibat gempa bumi tidak dapat diklaim

asuransinya.

d. Risiko atas kecelakaan yang direncanakan; risiko atas kejadian kecelakaan yang dapat

ditanggung oleh asuransi namun apabila terbukti kecelakaan tersebut adalah kecelakaan yang

direncanakan maka risiko tersebut tidak dapat dicover oleh pihak asuransi.

Contohnya seseorang yang mengasuransikan mobilnya mengalami kecelakaan namun

terbukti bahwa kecelakaan tersebut adalah direncanakan agar ia mendapat uang

pertanggungan dari pihak asuransi, maka klaim yang dia ajukan tidak dapat diselesaikan.

3.

A : Perbedaan mendasar antara penetapan harga pada asuransi dengan penetapan

harga pada industri lainnya disebabkan hal-hal berikut:

a. Harga asuransi didasarkan atas suatu perkiraan. Proses itu dimulai dengan

perkiraan biaya, perkiraan kegiatan, dan menggolongkan biaya itu di antara berbagai

kelas polis.

b. Adanya Peraturan Pemerintah atau Undang-undang. Undang-undang

menghendaki agar tarif asuransi wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak bersifat

diskriminatif. Untuk itu terdapat beberapa karakteristik tertentu yang harus

dipertimbangkan. Misalnya, tarif itu sebaiknya relative stabil agar masyarakat tidak

gusar oleh bervariasinya biaya hidup secara mencolok dari tahun ke tahun. Pada saaat

yang sama, tarif harus bersifat peka terhadap kondisi yang sedang berubah untuk

menghindari terjadinya ketidaktepatan penetapan kerugian. Jika mungkin, juga

diinginkan bahwa rate tersebut menyediakan sejenis insentif bagi tertanggung

(pemegang polis) untuk mencegah kerugian.


c. Persaingan (competition). Penentuan tarif bagi perusahaan asuransi harus berhati-

hati. Apabila dalam penentuan tarif terlalu rendah maka perusahaan tidak bisa

menutupi biaya operasi (cost of operations), sedangkan bila tarif terlalu tinggi,

mungkin pembeli akan berkurang. Para pembeli akan melihat perusahaan asuransi

sejenis yang menawarkan jenis asuransi yang sama dengan tarif yang lebih rendah

karena banyaknya persaingan antara perusahaan-perusahaan asuransi.

d. Perubahaan sruktur ekonomi.

B :Tarif ideal harus memenuhi beberapa unsur sebagai berikut ini:

a. Adequate, yang berarti harus cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian dari

uang yang diperoleh dari pengumpulan uang tersebut.

b. Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih-lebihan, harus memerhatikan

pembeli, kompetitor, dan sebagainya.

c. Equity, yang berarti dengan tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya

(adil).

d. Flexible, yang berarti tarif harus disesuaikan dengan keadaan, bilamana keadaan

berubah, tarif menghendaki perubahan pula.

Sumber:

BMP Manajemen Risiko dan Asuransi, Modul 3 dan 6

https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/jenis-dan-cara-mengelola-risiko-asuransi/

https://www.cermati.com/artikel/wajib-tahu-7-risiko-yang-tidak-ditanggung-asuransiperjalana

Anda mungkin juga menyukai