Anda di halaman 1dari 55

ASURANSI SYARIAH &

MANAJEMEN
RESIKO
TOPIK
RISIKO
ASURANSI KONVENSIONAL
ASURANSI SYARIAH
KESIMPULAN
PERTANYAAN DAN DISKUSI
APAKAH ASURANSI
DIPERLUKAN ?
KENAPA ?

RISIKO
KETIDAKPASTIAN

“ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)


apa yang akan diusahakannya esok, dan tiada seorangpun yang
mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah
maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS Lukman:34)
KENAPA RISIKO HARUS
DIKELOLA ?
Berbagai Risiko Serta Dampaknya
Kebakaran : Dapat mengakibatkan kerugian harta, benda dan bahkan
jiwa.
Sakit: Kadang-kadang memerlukan biaya perawatan yang sangat mahal.
Kecelakaan: Selain dapat mengakibatkan rusaknya harta benda, mungkin
jg memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit
Kematian Seseorang: Dapat mengakibatkan terganggunya ekonomi
rumah tangga (adanya kewajiban dan atau rencana yg blm selesai).
Banjir: Dapat mendatangkan malapetaka bagi manusia

Walaupun peristiwa tersebut terjadi secara individual, namun secara


aggregat dapat mempunyai dampak ekonomi yang tidak kecil.
RISIKO YG DAPAT
DIASURANSIKAN

Speculative Risk
Pure Risk √
RISIKO…?
BAGAIMANA MENANGANINYA ?

MENGHINDARI RISIKO
MENGENDALIKAN RISIKO
MENGHADAPI RISIKO
TRANSFER of RISK
 Sistem Asuransi Konvensional

SHARING of RISK
 Sistem Asuransi Syariah
ASURANSI
KONVENSIONAL
PENGERTIAN ASURANSI
UU NO 2 TENTANG ASURANSI

Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian


antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kpd tertanggung
krn kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yg diharapkan, atau tanggung jwb
hukum kpd pihak ke-3 yg mungkin akan diderita
tertanggung, yg timbul dari peristiwa yg tdk
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yg didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yg dipertanggungkan.
PENGERTIAN ASURANSI…
 Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunya
Principles of Insurance menyatakan bahwa suatu pengalihan
risiko (transfer of risk) disebut asuransi

 D.S. Hansell, dalam bukunya Elements of Insurance


menyatakan bahwa asuransi selalu berkaitan dengan risiko
(Insurance is to do with risk)
PENGERTIAN ASURANSI…
PENGELOLAAN RISIKO (Konvensional) ?
Risk Transferring Based

Transfer sebagian
Risiko

Perusahaan Asuransi
Perusahaan Reasuransi

Transfer
Risiko

Musibah Terjadi

Policyholders (Peserta Asuransi)


KONSEP DASAR
ASURANSI
KONVENSIONAL
Konsep Dasar
 Dapat diterima dalam Islam karena :

 Ada konsep pendanaan untuk keperluan kebajikan


 Tolong menolong untuk meringankan beban
 Saling membagi risiko dan tanggung jawab
BEBERAPA PRINSIP HUKUM
DALAM ASURANSI
PRINSIP INSURABLE INTEREST
PRINSIP INDEMNITY
PRINSIP UTMOST GOODFAITH
PRINSIP SUBROGATION
PRINSIP KONTRIBUSI
PRINSIP PROXIMATE CAUSE
1. Principle of Insurable Interest
• Tertanggung harus mempunyai kepentingan yang dapat
diasuransikan. Kepentingan-kepentingan tersebut dapat
ditandai dengan adanya hubungan hak milik, hubungan
kreditur-debitur, hubungan perwalian, hubungan suami istri,
hubungan orang tua-anak, hubungan kastodian dan lain
sebagainya.
2. Principle of Indemnity
• Dari prinsip ini dapat dipahami bahwa pertanggungan
bertujuan untuk memberikan penggantian atas kerugian.
Penggantian tersebut tidak boleh melebihi kerugian riil
tertanggung sehingga ia diuntungkan. Prinsip ini hanya di
kenal di asuransi kerugian.
3. Principle of Utmost Good Faith
• Dari prinsip ini dapat dinyatakan bahwa Tertanggung wajib
menginformasikan kepada penanggung mengenai semua
fakta dan informasi yang diketahuinya yang berkaitan dengan
risiko yang akan dipertanggungkan. Keterngan yang tidak
benar dari informasi yang disampaikan dapat mengakibatkan
batalnya perjanjian asuransi.
4. Principle of Subrogation
• Adalah penanggung membayar kerugian terhadap suatu
barang yang dipertanggungkan. Pihak penanggung mengambil
alih hak untuk menagih ganti rugi kepada pihak yang
menyebabkan kerugian setelah penanggung melunasi
kewajibannya.
5. Principle of Contribution
• Prinsip kontribusi berarti setelah penanggung membayar
penuh ganti rugi yang menjadi kewajibannya, maka
penanggung berhak menuntut bagian dari perush lain yang
terlibat didalam penutupan ini, seperti ko-asuransi dan
reasuransi.
6. Principle of Proximate Cause
• Adalah suatu penyebab aktif dan efisien yang menimbulkan
rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa
adanya suatu intervensi lainnya dari sumber baru dan
independen.
BAGAIMANA PRAKTEK
ASURANSI KONVENSIONAL ?

1. Al Gharar
(Ketidakjelasan)

2. Al Maisir
(Untung-2an)

3. Ar Riba
(Riba)
GHARAR DALAM ASURANSI
Dalam praktek asuransi, gharar terjadi setidaknya dalam empat hal, dalam
wujud, husul, miqdar dan ajalnya.

1.Gharar dalam wujud.


Yaitu ketidakjelasan ada atau tidaknya “klaim/ pertanggungan” atau
manfaat yang akan diperoleh nasabah dari perusahaan asuransi. Karena
keberadaan klaim/ pertanggungan tersebut terkait dengan ada tidaknya
resiko. Jika resiko terjadi, klaim didapatkan, dan jika resiko tidak terjadi
maka klaim tidak akan didapatkan. Hal ini seperti pada jual beli hewan
dalam kandungan sebelum induknya mengandung. Meskipun si induk
memiliki kemungkinan mengandung.

2.Gharar dalam husul (merealisasikan/ memperolehnya)


Yaitu ketidak jelasan dalam memperoleh klaim/ pertanggungan,
kendatipun wujudnya atau keberadaan klaim tersebut bisa diperkirakan,
namun dalam mendapatkannnya terdapat ketidak jelasan. Seperti seorang
peserta, ia tidak mengetahui apakah bisa mendapatkan klaim atau tidak.
Karena bisa tidaknya mendapatkan klaim tergantung dari resiko yang
menimpanya. Hal ini seperti yang terdapat dalam jual beli ikan di laut.
Wujudnya ada, namun memperolehnya belum tentu bisa.
GHARAR DALAM ASURANSI
3. Gharar dalam miqdar (Jumlah Pembayaran)
Yaitu ketidakjelasan dari jumlah, baik jumlah premi yang
dibayar oleh nasabah, maupun jumlah klaim yang dibayarkan
oleh perusahaan asuransi. Misalnya dalam asuransi jiwa, bisa
jadi seseorang membayar 17 kali, namun tidak klaim sama
sekali. Dan bisa juga seseorang baru bayar premi satu kali
namun mendapatkan klaim 50 juta. Demikian juga perusahaan
bagi asuransi, dimana ia tidak tahu seberapa besar seroang
nasabah membayar premi dan seberapa lama ia akan menerima
klaim.

4. Gharar dalam ajal (waktu)


Yaitu ketidakjelasan seberapa lama nasabah membayar premi.
Karena bisa jadi seorang nasabah baru membayar satu kali
kemudian mendapatkan klaim, bisa juga terjadi seorang
nasabah belasan kali membayar premi namun tidak
memperoleh apapun dari pembayarannya tersebut. Bahkan
dalam asuransi jiwa (kematian), klaim sangat tergantung
dengan ajal. Dan ajal hanya Allah SWT saja yang tahu
MAISIR DALAM ASURANSI
Praktek Maisir Dalam Asuransi (Konvensional) :
 Dari sisi “nasabah”, nasabah "wajib" membayar premi kepada pihak
asuransi. Sementara pihak asuransi belum tentu memberikan klaim
kepada nasabah tersebut. Karena klaim sangat tergantung dengan
resiko. Sedangkan resiko ada kemungkinan terjadi dan kemungkinan
tidak terjadi. Sehingga dalam asuransi terjadi adanya keharusan/
kepastian membayar premi untuk klaim yang belum tentu terjadi. Jika
terjadi resiko maka klaim dibayarkan, namun jika tidak ada resiko
maka klaim tidak dibayarkan.

 Demikian juga dari sisi perusahaan, dimana perusahaan memiliki


keharusan melakukan pembayaran (baca ; klaim) sebagai konpensasi
dari terjadinya sesuatu (resiko) pada nasabahnya. Sementara resiko
tersebut tidak pasti; bisa terjadi dan bisa juga tidak. Sehingga
perusahaan bisa untung besar jika nasabah yang klaim jumlahnya
sedikit. Namun perusahaan bisa rugi besar jika banyak nasabahnya
yang klaim. Dan penyebab adanya klaim adalah sesuatu yang tidak
pasti; yaitu resiko.
RIBA DALAM ASURANSI
Dalam asuransi (konvensional), riba terjadi sebagai berikut ;
 Adanya pertukaran antara uang dengan uang, dengan jumlah
yang tidak sama, yaitu disisi satu sisi premi yang dibayar oleh
nasabah, dan di sisi yang lain klaim yang dibayarkan perusahaan
asuransi. Jumlah premi yang dibayarkanpun tidak sama dengan
jumlah klaim yang diterima. Sehingga dalam hal ini terjadi
pertukaran antara uang dengan uang (barang sejenis) dengan
jumlah yang tidak sama (riba fadhl).
 Serah terima uangnya pun (antara premi yang dibayarkan dengan
klaim yang diterima) tidak dalam waktu yang bersamaan,
melainkan setelah waktu tertentu. Sementara pertukaran barang
sejenis dengan waktu yang tidak bersamaan adalah masuk dalam
kategori Riba Nasi’ah.
 Investasi dana yang terkumpul yang bersumber dari pembayaran
premi tertanggung (peserta), pada tempat-tempat yang ribawi.
KONSEP ASURANSI
SYARIAH
 Secara umum asuransi konvensional menggunakan sistem tabaduli
(transfer of risk), dimana resiko nasabah dipindahkan kepada
perusahaan asuransi, dengan konpensasi nasabah tersebut harus
membayar sejumlah uang tertentu (premi) kepada pihak asuransi.
Dalam sistem seperti ini, sangat mungkin terjadi unsur gharar, riba
dan maisir, yang dilarang dalam syariah Islam.

 Sedangkan konsep asuransi syariah, adalah menggunakan sistem


ta'awuni (sharing of risk), dimana antara sesama nasabah
berkontribusi (infak/ tabarru') dengan sejumlah dana tertentu yang
ditujukan untuk 'menolong' nasabah yang lainnya yang tertimpa
musibah. Kontribusi dana nasabah dimasukkan dalam akun khusus
(tabarru' fund), dan perusahaan asuransi syariah tidak berhak
sedikitpun mengambil atau memanfaatkan dana tersebut. Sehingga
dalam konsep seperti ini tidak terjadi gharar, riba dan maisir, bahkan
mengimplementasikan konsep wata'awanu alal birri wattaqwa.
BAGAIMANA PENDAPAT
ULAMA
TENTANG ASURANSI
KONVENSIONAL
Pendapat Ulama Tentang Asuransi
HARAM
 Syekh Ahmad bin Yahya Al-Murtadha (w.840 H), dalam kitabnya "Al-Bahruz
Zakhar”. Beliau memberikan fatwa-nya “Bahwa penjaminan terhadap sesuatu dari
kecurian atau ketenggelaman adalah bathil.”

 Syekh Muhammad Bakhit Al-Muthi'i, Mufti Mesir, pada tahun 1906 dalam
risalahnya "Ahkam Sukarah" Beliau berfatwa, ”Bahwa kontrak asuransi merupakan
kontrak yang fasid. Dan sebab kefasidannya adalah karena gharar (ketidak
jelasan) dan khatr (risiko) serta mengandung makna qimar (perjudian)”.

 DPP Muhammadiyah pada Muktamarnya (1987) di Malang : Menegaskan bahwa


asuransi konvensional mengandung unsur Gharar, Maisir dan Riba

 Keputusan Sidang Hisbah PERSIS dalam musyawarahnya (1985) : Asuransi


konvensional mengandung unsur Gharar, Maisir, Riba.
Pendapat Ulama Tentang Asuransi
 HARAM
Alasan-alasan yang mereka kemukakan ialah :
◦Asuransi sama dengan judi
◦Asuransi mengandung unsur-unsur tidak pasti
◦Asuransi mengandung unsur riba
◦Asuransi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis apabila tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya, akan kehilangan premi yang telah dibayarkan
atau akan dikurangi.
◦Premi yang sudah dibayar akan diputar dalam praktek-praktek riba.
◦Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai.
◦Hidup atau mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya dengan
mendahului takdir Allah
PENDAPAT ULAMA TENTANG
ASURANSI
HALAL
 Syekh Abdullah bin Sulaiman bin Maniq, Beliau berpendapat bahwa asuransi bisa
memberikan rasa aman bagi pesertanya.
PENDAPAT ULAMA TENTANG
ASURANSI
MODERAT
 Ini merupakan pendapat Jumhur Ulama. Alasannya ”hukum asal muamalah adalah boleh”,
kecuali ada dalil yg mengharamkan. Asuransi adalah salah satu jenis muamalah, selama tidak
mengandung unsur, gharar, maisir, riba, bathil, riswah, dzulmun, maka asuransi adalah
boleh.
Pendapat Ulama Tentang Asuransi
 HALAL/MEMBOLEHKAN/MODERAT
Alasan-alasan yang mereka kemukakan ialah :
◦Tidak ada nash (al-Qur’an dan Sunnah) yang melarang asuransi
◦Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak
◦Saling menguntungkan kedua belah pihak
◦Asuransi dapat menanggung kepentingan umum, sebab premi-premi yang terkumpul
dapat diinvestasikan untuk proyek-proyek yang produktif dan pembangunan.
ASURANSI SYARIAH
(TAKAFUL)
ASURANSI & TAKDIR
BAGAIMANA MENURUT ISLAM

Beberapa Polemik Tentang Asuransi :


 Asuransi Melawan Takdir ?
 Asuransi Tidak Islami, Karena Pada Zaman Rasulullah, tidak ada ?
 Nasib Manusia Sudah Di Tetapkan Oleh Tuhan ?
 Jodoh, Mati & Rizki Adalah Urusan Tuhan ?
 Manusia Sebaiknya Tawakal?
ASAL MULA KONSEP TAKAFUL
DALAM LITERATUR ISLAM

Pada Zaman Nabi Muhammad SAW.


 Doktrin Al-Aqilah
 Keluarga pembunuh membayar “ Diyat” kepada ahliwaris korban
pembunuhan.
 Konstitusi Madinah pasal 3 s/d 12

Kalifah Umar
 “ Dewan Mujahidin”

Abad 19 (1784-1836), Ibn Abidin.


 “ Memperkenalkan membolehkan konsep asuransi pada Masyarakat
Muslim”

Abad 20 (1900-1901), Ahli Hukum Islam, Muh. Abduh.


 Mengeluarkan fatwa bahwa ” Praktek asuransi adalah legal” .
PENGERTIAN TAKAFUL
Sistem kerjasama saling melindungi, menanggung dan tolong menolong di antara Peserta
dengan cara memberikan santunan kepada yang berhak apabila terjadi musibah yang
menimpa diri peserta. Santunan tersebut berasal dari dana (tabarru’ ) / contribution / iuran
dari seluruh peserta sesuai dengan yang telah disepakati.
PRINSIP TAKAFUL
Bertumpu pada konsep ta’awun antara peserta asuransi, yang
bertujuan untuk saling tolong menolong dalam menghadapi
dampak yang timbul dari suatu peristiwa tertentu yang tidak
diharapkan yang menimpa pada peserta lain.
 
Konsep ta’awun ini dilaksanakan dengan memberikan
contribution yang dikumpulkan dari seluruh peserta, yang
selanjutnya akan dikelola agar dapat memberikan santunan
kepada peserta/anggota/yang berhak yang mengalami
musibah dari timbulnya peristiwa tertentu.
DALAM ASURANSI
SYARIAH
MENIADAKAN UNSUR-UNSUR YANG DILARANG OLEH
SYARIAH
 Gharar
 Maisir
 Riba
 Dzulmun
 Riswah
 Dll
Sifat Akad dalam Asuransi Syariah

Hubungan sesama peserta asuransi


Untuk memenuhi prinsip saling tolong Akad bersifat
menolong  Risk Sharing (Bagi Risiko) Tabarru’

Hubungan antara peserta asuransi dengan


perusahaan asuransi

Untuk melaksanakan fungsi Akad bersifat


operasi perusahaan asuransi Tijarah
PENGELOLAAN RISIKO ?
Risk Sharing Dalam Takaful
Akad bersifat Tijarah

Pengelolaan sebagian
Risiko & Dana Tabarru’

Perusahaan Asuransi Akad bersifat


Tijarah Perusahaan Reasuransi
Pengelolaan Risiko &
Dana Tabarru’
Berbagi Risiko diantara peserta
Asuransi (Akad bersifat Tabarru’)

Musibah Terjadi
BASIS PERHITUNGANNYA
TANPA UNSUR RIBA….

PENETAPAN PREMI

PENGELOLAAN DANA

TIDAK ADA GARANSI HASIL INVESTASI


PERBEDAAN
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
#1 Fundamental Hukum & Operasional
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
#2 Management
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
#3 Sistem Akuntansi
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
#4 Sistem Operational
TAKAFUL VS ASURANSI
KONVENSIONAL
#5 Corporate Culture

Syariah Konvensional
Budaya perusahaan yang Budaya perusahaan yang berbasiskan
berbasiskan syariah Islam. nilainilai kemanusiaan atau nilai-nilai
universal.
OPERASIONAL ASURANSI
SYARIAH
Hubungan peserta dengan
Perusahaan Asuransi
Akad bersifat
Akad bersifat Tabarru’
Karakteristik Transaksi: Tijarah
1. Peran perusahaan asuransi :
a. Underwriter and administrator
b. Collector and claim payer
c. Fund Manager
Insurance
Company
2. Premi yang dikumpulkan dari peserta
bukanlah pendapatan bagi perusahaan
asuransi
3. Perusahaan asuransi mendapat fee dalam
menjalankan fungsinya sebagai Underwriter Collector Fund Manager
underwriter, administrator, collector, and payer
claim payer.
4. Kumpulan dana tabarru’ diinvestasikan Management Management Management
oleh perusahaan asuransi, dan perusahaan Fee Fee
asuransi mendapatkan ujrah, atau bagi
hasil, atau kombinasi keduanya. Fee Based Fee Based Sharing Based
Sumber Pendapatan Perusahaan
Asuransi Syariah
Fungsi : Fungsi :

1. Underwriter and 1. Investor or Fund


Administrator Manager
2. Collector and Fee based
Payer investmant
Tidak
Insurance Company Contribute berdasarkan IJARAH
administration and collection services, kinerja
for that insurance company get fee
Berdasarkan
JU’ALAH
& IJARAH
kinerja

Insurance
Company
Bagi
hasil MUDHARABAH
Rp Rp Rp Rp Rp
Sharing based
investmant
PERLAKUAN SURPLUS
DAN DEFISIT
UNDERWRITING
Underwriting Surplus - Operational

Premi
 Surplus Underwriting (+) Investment Return
terjadi bila jumlah
premi yang terkumpul
ditambah hasil (-) Administrative
investasi lebih besar Expenses
dari biaya
administrasi, fee
manajer investasi, (-) Biaya Manajer
dan klaim Investasi
 Peserta berhak atas
surplus ini
(-) Claim
METODE ALOKASI SURPLUS
OPERASI
1. Surplus dialokasikan kepada semua peserta, baik yang
tidak pernah klaim maupun yang pernah klaim.
2. Surplus dialokasikan hanya kepada peserta yang tidak
pernah klaim dalam periode tersebut.
3. Surplus dialokasikan kepada peserta yang tidak pernah
mengajukan klaim, sedangkan kepada yang pernah
mengajukan klaim dibagikan selisih antara hak
surplusnya dengan klaim yang telah pernah
diterimanya dalam periode tersebut.
4. Surplus dialokasikan antara peserta dengan
perusahaan asuransi.
5. Surplus dialokasikan dengan metode lain yang
disepakati.
Deficit Underwriting - Operational

Premi
Deficit underwriting
(+) Invest. Return terjadi bila premi yang
terkumpul ditambah
hasil investasi lebih
(-) Administration Exps kecil daripada Biaya
Administrasi, Fee
Manajer investasi, dan
(-) Fund Mgr Fees
klaim

(-) Claims
METODE MENUTUP
OPERATIONAL DEFICIT
1. Menggunakan surplus-operasi ditahan, jika ada.

2. Meminjam dari perusahaan asuransi atau pihak lain, yang


akan dikembalikan pada saatnya dari surplus operasi di
masa mendatang.

3. Meminta peserta menambah premi untuk menutup defisit


secara pro-rata.

4. Meningkatkan premi di periode mendatang secara pro-rata.


PANGSA PASAR SYARIAH
PANGSA PASAR SYARIAH
• World Largest Muslim Population  88% of 225 million are muslims
• Global syariah banking deploys $250 billion with 15% growth 
Indonesia with 15% world’s Muslim population deploys only 2.1% of
those assets

MENGAPA HAL ITU TERJADI ?

• Yang besar adalah pangsa pasarnya


• Kemampuan ekonomisnya tidak sebesar itu, artinya dari jumlah
penduduk sebesar itu mungkin hanya 20% yang mampu
menyimpan dana di bank atau membeli polis asuransi  20% of
15% adalah 3%
PANGSA PASAR SYARIAH
Government

• Agent / Broker
• Hrs melalui Bank / FI
tender
• Anak perush nya, • Agent / Broker
biasanya yg akan • Konsorsium
menjadi leader • Jumlah Bank Syariah
masih kecil

Group
Family
• Agent / Broker
• Agent / Broker • Penunjukan langsung ke
• Penunjukan langsung ke as groupnya
family ini memiliki saham • Jumlah Group Muslim msh
atau interest sangat kecil, yang
menunjuk as syariah lbh
kecil lagi

Anda mungkin juga menyukai