Anda di halaman 1dari 4

1.

) Jelaskan apakah dalam asuransi konvensional dan asuransi syariah terdapat


pengembalian dana dari premi yang peserta bayarkan! Jika tidak ada kenapa? Jika ada
jelaskan mekanisme pengembaliannya
Jawab:
Iya, dalam asuransi konvensional dan asuransi syariah terdapat pengembalian dana dari premi
yang peserta bayarkan, hanya saja keduanya terdapat perbedaan dalam sistem pengelolaan
dananya.

 Asuransi Syariah

Pembagian premi biasanya mengacu kemanfaatan produk dan proteksi yang akan diterima oleh
pemegang polis yang bersangkutan. Penentuan besarnya tarif premi asuransi syariah
didasarkan oleh beberapa faktor seperti tabel mortalitas untuk asuransi jiwa, dan tabel
morbiditas untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba di dalamnya. 
Mekanismenya pengembalian pada unsur tabungan:

1. Setiap premi yang dibayarkan dengan unsur tabungan ini akan dipisahkan ke dalam dua

rekening dana yang berbeda, yaitu rekening dana tabungan dan rekening dana tabarru’.

2. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila

yang bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa nilai tunai ataupun klaim manfaat

asuransi.

3. Dana pada rekening dana tabarru’ ini adalah dana dari kumpulan peserta asuransi.

4. Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariah.

5. Tiap keuntungan dari hasil investasi, setelah dikurangi beban asuransi (klaim dan premi

re-asuransi), akan dibagi menurut prinsip al-mudharabah.

6. Presentasi pembagian mudharabah (bagi hasil) dibuat dalan suatu perbandingan tetap

berdasarkan perjanjian kerjasama antara pihak perusahaan dan peserta asuransi.

7. besarnya premi disesuaikan dengan kebutuhan pada saat polis jatuh tempo, dan 

8. besarnya bagian dana tabungan bagi peserta tergantung lamanya masa perjanjian dan

usia pemegang polis.

Mekanismenya pengembalian pada unsur non tabungan:


1. Dikelola berdasarkan setiap premi yang diterima akan dimasukan kedalam rekening

khusus yaitu dana tabarru'.

2. Peserta secara individu merupakan pihak yang berhak menerima dana tabarru’ dan

secara koletif selaku penanggung.

3. Perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana tabarru’ peserta yang dapat

menginvestasikan dana tabarru’ ini yang bagi hasilnya juga akan dimasukkan ke dalam

pengembalian dana tabarru’ untuk keperluan tolong menolong.

4. Produk dengan unsur tabarru’ dananya akan dimasukkan kedalam rekening dana

tabarru’ yang akan dialokasikan sesuai denga fungsi dana tabarru’ itu sendiri.

2.) Jelaskan bagaimana alokasi keuntungan investasi yang bersumber dari dana tabarru
pada asuransi syariah dan dari premi yang peserta bayarkan pada asuransi
konvensional?
Jawab:

 Asuransi Syariah: 

Dalam asuransi syariah semua dana kontribusi menjadi hak milik nasabah. Dana
tersebut nantinya digunakan untuk membayar klaim yang diajukan peserta asuransi.

Ketika nilai kontribusi lebih besar dari nilai klaim, maka akan didapat surplus keuntungan.
Sebaliknya, jika nilai kontribusi lebih kecil dari nilai klaim maka akan terjadi defisit keuntungan.

 Asuransi Konvensional:

Pada asuransi konvensional, tertanggung harus membayar sejumlah premi sampai perjanjian
polis berakhir. Jika tertanggung tidak melakukan klaim hingga polis berakhir, maka perusahaan
akan diuntungkan. Kondisi ini dikenal dengan istilah surplus underwriting. Sementara itu, apabila
peserta asuransi mengajukan klaim dalam jumlah yang besar dan waktu yang dekat, maka
perusahaan akan merugi. Kondisi ini disebut defisit underwriting.

3.) Jelaskan konsekwensi bagi peserta yang telat membayar kewajibannya (premi) baik
pada asuransi konvensional maupun pada asuransi syariah!
Jawab:
1. Status sebagai nasabah ditangguhkan

Ketika mendaftarkan diri di perusahaan asuransi, kita akan tercatat sebagai nasabah

yang berhak atas manfaat sesuai dengan produk perlindungan yang dipilih. Misalnya,

Anda memiliki asuransi kesehatan rawat inap. Namun bila pada suatu saat kita telat

membayar kewajiban sebagai nasabah, status Anda akan ditangguhkan sementara.

Waktu penangguhan ini berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan proteksi

lainnya. Alhasil, Anda tidak bisa mendapatkan manfaat dari asuransi tersebut bila

sewaktu-waktu memerlukan. 

2.  Klaim tidak dapat dicairkan 

Kita tidak dapat mengajukan klaim untuk biaya perawatan yang sudah dilakukan bila

sewaktu-waktu mengalami musibah kecelakaan Alhasil, uang yang sudah Anda

keluarkan tidak akan diganti oleh perusahaan asuransi. 

3. Harus mengulang proses mendaftar dari awal 

Beberapa perusahaan proteksi biasanya memiliki batas waktu toleransi untuk kondisi

lapse, atau telat bayar. Nah status kita sebagai nasabah bisa dinonaktifkan bila lapse

dan melewati batas waktu yang sudah ditentukan. Sehingga saat kita hendak

mendapatkan perlindungan kembali, kita harus mengulang proses pendaftaran peserta

asuransi dari awal. Termasuk di dalamnya melakukan medical check up ulang. 

4.) Jelaskan apakah dalam asuransi konvensional terdapat produk yang menyerupai


takaful! Jika ada apakah hal tersebut diperbolehkan?
Jawab:
Dalam asuransi konvensional tidak terdapat produk yang menyerupai takaful,
karena Operasional asuransi takaful berasaskan ajaran Islam, seperti menghilangkan unsur-
unsur yang diharamkan. Sedangkan asuransi konvensional tidak berasaskan syariat sehingga
operasionalnya perusahaan tidak dapat terhindar dari unsur yang dilarang oleh Islam, seperti
unsur al-gharar, al-maisir dan al-riba.

5.) Jelaskan apakah dalam asuransi konvensional dan syariah peserta diperbolehkan


meminjam dana yang bersumber dari premi yang sudah dibayarkan kepada perusahaan!
Jika tidak boleh, kenapa? Jika boleh jelaskan mekanismenya!
Jawab:
Untuk produk asuransi murni pada umumnya tidak meminjamkan dana yang bersumber dari
premi yang sudah dibayarkan. Namun, beberapa polis memberikan manfaat pengembalian
premi untuk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Salah satu contoh produk asuransi yang memberikan pengembalian premi adalah produk
asuransi jiwa dengan pengembalian premi (Asuransi Jiwa RoP/Return of Premium). Asuransi
jiwa dengan pengembalian premi adalah produk asuransi jiwa yang akan mengembalikan premi
nasabah setelah masa pertanggungan berakhir. Nasabah bisa mendapatkan persentase
pengembalian premi yang beragam, mulai dari 50 persen, 75 persen, hingga di atas 100 persen!
Namun, tidak semua produk asuransi jiwa menawarkan manfaat yang biasa disebut Return on
Premium (ROP) atau no claim bonus ini.

Anda mungkin juga menyukai