Anda di halaman 1dari 3

C.

Sumber Biaya Operasional Asuransi Jiwa Syariah


Dalam operasionalnya perusahaan asuransi jiwa yang berbentuk bisnis
perseroan terbatas (PT), sumber biaya operasional menjadi sangat penting untuk
menentukan perkembangan dan percepatan pertumbuhan industri. Namun, jika
asuransi syariah tersebut berbentuk sosial, mutual, atau koperasi, maka tidak
terlampau mengutamakan aspek bisnis atau perolehan profit dan lebih mengutamakan
aspek manfaat sebesa-besarnya untuk para anggotanya sebagimana fungsi dari
asuransi syariah itu sendiri yaitu untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan
takwa.
Menurut Muhammad Syakir Sula, sumber operasional pada asuransi syariah
ada 4 yaitu :
1. Bagi hasil surplus underwriting
Bagi hasil yang diperoleh dari surplus underwriting dibagi secara proporsional
antara peserta dan pengelola dengan nisbah yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk
produk-produk non saving maka surplus diperoleh dari kumpulan dana peserta yang
diinvestasikan lalu dikurangi biaya-biaya atau beban asuransi seperti reasuransi dan
klaim.
Surplus tersebut nantinya akan dibagi hasil antara peserta dan perusahaan,
bagian perusahaan yang di ambil sebagai biaya operasional sebelum menjadi profit
perusahaan.
2. Bagi hasil investasi
Bagi hasil investasi ini diperoleh secara proporsional berdasarkan nisbah bagi
hasil yang telah ditentukan, baik ari hasil investasi dana rekening tabungan nasabah
maupun rekening tabarru’. setelah dana peserta dibayarkan dan terkumpul dalam total
dana peserta, maka kemudian dana tersebut akan diinvestasikan. Profit yang diperoleh
dari investasi kemudian di buat bagi hasil antara peserta dan perusahaan pengelola
asuransi.
3. Dana pemegang saham
Dana ini merupakan dana yang disiapkan pemegang saham sebagai modal
setor bagi perusahaan, baik modal yang diberikan pada saat berdiribya perusahaan
ataupun setelah perusahaan berjalan beserta hasil investasi atas dana tersebut.
Akumulasi laba ditambah dengan modal yang disetor oleh pemegang saham.1
4. Loading (kontribusi biaya)
1
Muhammad Ajib. “Asuransi Syariah”. 2019. (Jakarta: Rumah Fiqh Publishing). hlm 71-73
Pada beberapa asuransi syariah di Indonesia, loading dikenakan biaya sebesar
25% dari premi tahun pertama atas sepengetahuan peserta dan terutama diperuntukan
untuk biaya komisi agen. Adapun jumlah kontribusi yang diambil kembali kepada
kebijakan perusahaan masing-masing dengan memperimbangkan aspek keadilan dan
aspek market.
Biaya loading pada suransi syariah adalah biaya yang diambil dari sebagian
kecil kontribusi peserta tahun pertama, misalnya 20-30% dari premi tahun pertama.
Biaya tersebut terutama utuk komisi agen dan biaya penagihan.2

D. Perwujudan ta-awun dalam mekanisme asuransi


Kata-ta’awun berasal dari bahasa Arab yang berarti saling bantu membantu,
gotong royong dan tolong menolong dengans sesama manusia sesuai dengan ajaran
islam yaitu untuk kebajikan dan takwa kepada Allah SWT, sebaliknya bukan
termasuk tolong menolong dalam keburukan dan dosa.3
Berdasrkan pengertian tersebut, maka implementasi prinsip ta’awun dalam
asuransi syariah harunya sudah ada sejak anggota mendaftarkan diri untuk bergabung
asuransi yaitu di niatkan awal untuk niat saling tolong menolong antar anggota di
dalamnya. Sehingga tidak ada peserta yang mengalami kerugian dan kesusahan.
Prinsip ta’awun atau kerja sama dan saling tolong menolong merupakan
prinsip utama dari asuransi syariah, hal ini yang membedakan asuransi syariah dengan
konvensional.4
Telah disebutkan di atas bahwa asuransi syariah memiliki prinsip utama yaitu
untuk tolong menolong untuk berkembang dnegan jalab halal dan memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah.
Keuntungan yang didapat dari pengembangan dana yang diinvestasikan dibagi
antara peserta dengan perusahaan dengan beberapa ketentuan nisbah yang disepakati
kedua belah pihak dari awal. Dalam mekanisme asuransi jiwa syariah di bagi menjadi
dua :

1. Sistem pada prosuk saving (unsur tabungan)

2
Ibid., hlm 73-74
3
Wanesha Fitri, Skripsi : “Nilai Ta’awun Dalam Tradisi Begawi”. (Lampung: UIN Rden Intan, 2019). hlm 25
4
https://www.scribd.com/document/389687793/asuransi-dan-reasuransi, diakses pada 7 November 2021, pukul
22.10 WIB
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang premi secara teratur kepada
perusahaan asuransi. Setiap premi yang dibayarkan ini akan dipisah dalam dua
rekening berbeda yaitu rekening tabarru’ dan rekening tabungan peserta.
Rekening tabungan peserta merupkan dana milik peserta yang di bayarkan bila
:
- perjanjian berakhir
- peserta mengundurkan diri
- peserta meninggal dunia
Rekening tabarru’ merupakan kumpulan dana kebajikan yang diniatkan untuk
dana iuran yang akan digunakan untuk tujuan membantu dan saling tolong menolong
yang dibayarkan apabila:
- peserta meninggal dunia
- perjanjian berakhir

2. Sistem pada prosuk non saving (tidak ada unsur tabungan)


Setiap premi yang dibayarkan peserta akan masuk dalam rekening tabarru’
perusahaan, yaitu yang merupakan kumpulan dana peserta yang diniatkan untk iuran
kebajikan. Kumpulan dana ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat islam.
Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi.5

5
Muhammad Ajib. “Asuransi Syariah”. 2019. (Jakarta: Rumah Fiqh Publishing). hlm 69-71

Anda mungkin juga menyukai