Anda di halaman 1dari 13

TRANSAKSI TAKAFUL (Asuransi Islam)

AKUNTANSI SYARIAH

Disusun Oleh:

Endah Roro Anggini 190420163


Echa Verina Artha 190420167
Fatmawati 190420172
Hadisatunnawarra 190420160
Muhammad Sofian 180420106
Shabita Alia 190420169
Muhamma Khaidir 180420055
Pengertian Dan Jenis-
jenis
Akuntansi Takaful
2
◦ Abu Zahrah mendefinisikan takaful sebagai tanggungan antara individu-
individu yang berada dalam masyarakat mereka, mereka saling menjamin
antara satu dengan yang lain atau saling membantu dalam hal kebajikan.
Pengertian Asuransi Dengan demikian takaful merupakan suatu tanggungjawab yang dipikul
bersama antara kaum muslimin dan dalam hal ini ditujukan untuk menolong,
Takaful
membantu dan menjamin seorang muslim yang lain dalam hal-hal yang
berkaitan dengan kebajikan.

3
1. Takaful Individu
◦ Takaful Individu adalah produk yang memberikan perlindungan dan
perencanaan yang bersifat pribadi.
Jenis-Jenis 2. Takaful Kelompok
Asuransi ◦ Takaful Kelompok adalah produk yang memberikan perlindungan dan
perencanaan yang bersifat kelompok dalam perusahaan.
Takaful 3. Takaful Umum
◦ Takaful Umum adalah asuransi berbasis syariah yang memberikan
perlindungan dan perencanaan yang bersifat umum.

4
Penetapan Nisbah dan
Perlakuan Akuntansi
5
Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi
dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam konteks
ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) yang
menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan
diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan peserta
Penetapan asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shohibul maal) yang akan
memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari
Nisbah perusahaan asuransi.
Ketentuan teknis bagi hasil ditetapkan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak antara kantor asuransi dengan kantor peserta.
Kesepakatan bagi hasil tersebut sangat bergantung kepada jenis asuransi,
produk asuransi dan klasifikasi premi yang disetor oleh peserta asuransi.

6
1. Pengakuan Awal
Kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dana
tabarru dengan ketentuan sebagai berikut:
◦ Untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta
diakui sebagai pendapatan dana tabarru sesuai periode akad
Perlakuan asuransi.
Akuntansi ◦ Untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta
diakui sebagai pendapatan dana tabarru pada saat jatuh tempo
pembayaran dari peserta

7
2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
a) Surplus dan Defisit Underwriting
◦ Penetapan besaran alokasi atas surplus underwriting dana
tabarru bergantung pada peserta secara kolektif, regulator, atau
kebijakan manajemen
Perlakuan
Akuntansi
3. Penyajian
◦ Penyajian Penyisihan Teknis
◦ Penyajian Saldo Dana Tabarru‟ dan Dana Investasi

8
4. Pengungkapan

Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait kontribusi


peserta meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. Kebijakan akuntansi untuk:
◦ Kontribusi yang diterima dan perubahannya

Perlakuan 2.
Pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya
Piutang kontribusi
Akuntansi 3. Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi
4. Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian risiko
dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi
5. Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru
6. Jumlah pinjaman kepada dana tabarru (jika ada)

9
4. Pengungkapan

Entitas pengelola mengungkapkan informasi yang memungkinkan


pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan luas risiko yang
timbul dari akad asuransi syariah terhadap dana tabarru‟ meliputi, tetapi
tidak terbatas pada:
1. Tujuan, kebijakan, dan proses dalam pengelolaan risiko yang timbul dari
akad asuransi syariah, serta metode yang digunakan untuk mengelola
risiko tersebut.

Perlakuan 2. Informasi tentang risiko asuransi (baik sebelum dan sesudah mitigasi risiko
oleh reasuransi),
Akuntansi
Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait penyisihan
teknis meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. Jenis penyisihan teknis (saldo awal, jumlah yang ditambahkan dan
digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir)
2. Dasar yang digunakan dalam penentuan jumlah untuk setiap penyisihan
teknis dan perubahan basis yang digunakan
10
4. Pengungkapan

Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait saldo


dana tabarru‟ meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
Perlakuan 1. Pihak yang menerima pengalihan saldo dana tabarru jika
terjadi likuidasi atas produk atau entitas pengelola
Akuntansi
2. Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan alokasi surplus
underwriting

11
◦ Misalnya, seorang peserta yang mengambil waktu pertanggungan 10 tahun,
dengan premi 1 juta Rupiah pertahun. Dari jumlah itu, dua persen (20 ribu
Rupiah) dimasukkan ke rekening khusus (tabarru’), sehingga rekening peserta
menjadi 980 ribu Rupiah setahun. Dalam waktu 10 tahun akan terkumpul dana
sebesar 9,8 juta Rupiah. Karena ia menitipkan uangnya pada perusahaan, maka
peserta berhak mendapatkan keuntungan bagi hasil, misalnya dengan
perbandingan 60:40.
Ilustrasi ◦ Apabila misalnya peserta tersebut meninggal dunia pada tahun kelima masa
Akuntansi angsuran, maka ia akan mendapatkan dana pertanggungan. Dana ini terdiri dari
rekening peserta selama lima tahun (5 x Rp. 980 ribu = Rp. 4,9 juta) dan
Akad Takaful ditambah dengan bagi hasil selama lima tahun, misalnya Rp. 400 ribu, dan sisa
premi yang belum dibayarkan 5 x Rp. 1 juta = Rp. 5 juta. Dari mana perusahaan
mendapat uang sebanyak lima juta rupiah itu? Bagian lima juta inilah yang
nantinya diambil dari dana tabarru’. Demikian halnya apabila peserta tersebut
mengundurkan diri pada tahun kelima, maka ia akan mendapatkan kembali uang
sebesar 5,3 juta Rupiah, yang terdiri dari Rp. 4,9 juta dari rekening peserta
selama lima tahun dan Rp. 400 ribu dari bagi hasil selama lima tahun.

12
THANKS!
Any questions?

13

Anda mungkin juga menyukai