Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


DOSEN : Bapak Iwan S. Seber, SE., M.Si

KELOMPOK 4 :

WIDYA MONALISA R. BAGUNA 02271711065

NABILA ISHAK 02271711113

DARMA BASIR 02271711103

NURDILA UMASUGI 0227 1711102

NURFITA SAMAUN 02271711096

SARNI MUSA 02271711142

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2019


Statement of Authorship
“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas
pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menyatakan bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Nama dan NPM : Widya Monalisa R. Baguna 02271711065

Nabila Ishak 02271711113

Darma Basir 02271711103

Nurdila Umasugi 02271711102

Nurfita Samaun 02271711096

Sarni Musa 02271711142


Tandatangan :
Mata Ajaran : Sistem Pengendalian Manajemen
Judul Makalah/Tugas : Harga Transfer
Tanggal : 30 September 2019
Dosen : Bapak Iwan S. Seber, SE., M.Si
(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)
Kata Pengantar

Assalamualaikum.
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan bantuan-
Nya, makalah ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami berikan shalawat dan salam kepada
junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Sistem Pengendalian Manajemen
yang di dalam pembuatan makalah ini pastinya tidak luput dari kekurangan, sehingga saran,
kritik, dan masukan sangat kami nantikan guna demi memperbaiki selanjutnya..
Kami kira hanya itu yang dapat kami sampaikan. Kami berharap, makalah ini dapat
berguna bagi siapa pun yang membacanya. Aamiin.
Wassalamualaikum.

Penulis
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………….................
STATEMENT OF AUTHORSHIP…………………………………………………………….................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….........................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………................................
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………................
A. Latar Belakang………………………………………………………….....................................
1. Rumusan Masalah………………………………………………………..............................
2. Tujuan……………………………………………………………………................................
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………
B. Pengertian Harga Transfer……..............………………………………..................................
C. Tujuan Harga Transfer……………………………………………………………………………
D. Penentuan Harga Transfer………………………………………………………………………
1. Harga transfer berdasarkan harga pasar (Market-Based Transfer Prices)
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)……………………….
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)…………………………………..
E. Metode Penentuan Harga Transfer.........…………………...................................................
1. Metode Market Price ………………………………………………………………………….
2. Metode Harga Pokok …………………………………………………………………………
3. Metode Negotiated Price …………………………………………………............................
F. Aspek Internasional Harga Transfer………………...............................................................
G. Sasaran Penentuan Harga Transfer…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba,
transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga
transfer, karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap
transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing - masing
pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-
perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian
pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya
ditangani oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan
tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan
harga dari manajemen dibawahnya.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya
disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer
barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan
proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan
diferensiasi bisnis.
1. Rumusan Masalah :
a. apa itu harga transfer?
b. apa tujuan dari harga transfer ?
c. bagaimana penentuan dari harga transfer ?
d. metode-metode apa saja yang digunakan untuk penentuan harga transfer ?
e. bagaimana aspek internasional harga transfer ?
f. apa sasaran dari penentuan harga transfer ?
2. Tujuan :
a. untuk mengetahui pengertian harga transfer.
b. untuk mengetahui tujuan harga transfer.
c. untuk mengetahui bagaimana penentuan dari harga transfer.
d. untuk mengetahui apa saja metode-metode dari penentuan harga transfer.
e. untuk mengetahui bagaimana aspek internasional dari harga transfer.
f. untuk mengetahui sasaran dari penentuan harga transfer.
BAB 2 PEMBAHASAN

B. Pengertian Harga Transfer

Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam
suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat
laba.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan
bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer
pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division)dan unit
divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai
yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya
salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat
pertanggungjawaban.

Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat
laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba.
Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian
kemampuan laba divisi.

Di dalam suatu perusahaan terdapat :


1) Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
2) Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.

Oleh karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam - macam keputusan,
yaitu :
1) Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau
eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
2) Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer

Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi dilakukan dengan pihak luar yang
independen sehingga dengan demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi
persyaratan tersebut sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata
rantai dari perusahaan berintegrasi vertikal. Misalnya, perusahaan pulp, perusahan kertas, dan
perusahaan kotak karton. Dalam perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli
bahan mentahnya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan mentah tersebut tersedia di pasar,
maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai harga transfer, sehingga transaksi interen
tersebut masih bersifat objektif.

Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk dalam suatu industri
merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya
akan bahan mentah sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dalam
hal demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang objektiv.

C. Tujuan Harga Transfer

Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain :
1) Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun
juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4) Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga
mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan
harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

D. Penentuan Harga Transfer

Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan


menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah
satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar
tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.

Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang
menetapkan prinsip ini.

Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut
:
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices).
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang
paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga
yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada
sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi
tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti
industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar
tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan
harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif,
pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer
price).
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang
ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer
metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama,
penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika
seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya
yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang
dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan
biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan
atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost
plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam
perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer
yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan
ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer
divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas
transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada
akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun
transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang
bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi
penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang
akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.

E. Metode Penentuan Harga Transfer.

Metode penentuan Harga Transfer terdiri atas :


1. Metode Market Price
Harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan harga transfer pada situasi yang ideal.
Penentuan harga transfer dengan harga pasar harus memenuhi beberapa kondisi, yaitu :
a. Manajer dibantu oleh staf-staf yang kompeten.
b. Manajer harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
c. Harga pasar yang ditetapkan sebagai harga transfer seharusnya masih bisa dihemat
karena a danya piutang tak tertagih dan biaya iklan.
d. Manajer harus mengetahui semua informasi yang relevan tentang pendapatan dan
biaya serta masing-masing alternatifnya.
e. Manajer memiliki kebebasan untuk menentukan akan menjual atau membeli dari atau
ke dalam dan keluar perusahaan.

Akan tetapi kondisi ini menghadapi beberapa hambatan, seperti :


Untuk Sumber daya yang akan diperoleh atau dijual berada pada pasar terbatas karena
kebutuhan dalam perusahaan yang besar, adanya produsen tunggal atau pertimbangan
investasi yang telah dikeluarkan untuk membentuk suatu unit usaha. Pada Pasar terbatas harga
transfer yg tepat adalah harga kompetitif (yaitu harga yang ditentukan dengan
mempertimbangkan kontribusi setiap pusat laba thdp laba perusahaan). Harga kompetitif dapat
ditentukan berdasarkan harga pasar yang telah ditentukan, penawaran (bid), maupun harga
yang berlaku di pasar bebas.

Untuk Pusat laba memiliki kelebihan atau kekurangan kapasitas industri. Apabila terdapat
kelebihan kapasitas, pusat laba diarahkan untuk membeli atau menjual barang dari atau ke
dalam perusahaan saja, dan sebaliknya.

Adalah penetapan berdasarkan harga transfer harga pasar, dan metode ini paling disukai.
Jika menggunakan metode harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode
harga pasar minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan
berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga barang atau
jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya
kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut
merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.
Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar
produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan harga pasar,
hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini :
a. Orang-orang yang kompeten
Para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka,
sama seperti kinerja jangka pendeknya.
b. Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga
transfer yang dikehendaki adil.
c. Harga pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk
yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kualitas,
kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga transfer sehingga
memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
d. Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan
memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
e. Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang
relevan dari masing-masing alternative tersebut.
f. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.

2. Metode Harga Pokok


Harga transfer berdasarkan biaya (harga pokok) ditentukan berdasarkan biaya ditambah
dengan laba.
Dasar biaya yang digunakan adalah biaya standar (biaya aktual produksi ditambah dengan
insentif tertentu untuk menentukan biaya yang akan dijadikan standar).
Penambahan laba (mark-up laba) dihitung dengan 2 keputusan, yaitu :
1) Dasar penambahan laba, yaitu berdasarkan persentase dari biaya atau dari investasi.
2) Besarnya laba yang diperbolehkan, yaitu dengan memperhitungkan biaya penggantian
(replacement cost).

Keterbatasan lain akan timbul berkaitan dengan biaya tetap, yang harus ditanggung pusat
laba penjual dan pusat laba pembeli. Pada kondisi ini sebaiknya :
1) Kedua pusat laba menetapkan persentase biaya tetap yang harus ditanggung secara berkala.
2) Masing-masing pusat laba melakukan perhitungan harga transfer (Dua Langkah Penentuan
Harga Transfer).
3) Menggunakan sistem pembagian laba (profit sharing), dimana produk yang ditransfer ke unit
pemasaran ditentukan berdasarkan biaya variabel standar dan setelah terjual unit-unit usaha
membagi kontribusi yang dihasilkan (harga jual dikurangi biaya variabel produksi dan
pemasaran).
4) Menggunakan Metode Dua Kelompok Harga, yaitu unit produksi akan dibebankan
berdasarkan harga jual dan unit pembeli dibebankan berdasarkan total biaya standar.
Selisihnya dibebankan ke akun kantor pusat dan akan dieliminasi ketika laporan keuangan unit
usaha dikonsolidasikan.

Metode harga pokok Adalah metode yang digunakan apabila harga kompetitif tidak tersedia.
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang
bersifat tetap maupun variable.

Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh
karena itu timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn semua biaya produksi sebagai
komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri
sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full Costing dan
Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada
perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap
Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok
produk dan penyajian laporan rugi-laba.

3. Metode Negotiated Price


Metode Negotiated Price adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2
(dua) pusat pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang
cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah
pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya.

Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain;
maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang paling
penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan
manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Keterbatasannya
adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.

Harga yang digunakan pada metode negosiasi dapat berupa :


1) Ada harga pasar yang diterbitkan.
2) Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha
tersebut.
3) Pusat laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas meniru harga kompetitif
yang berada di luar.
4) Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/beba

F. Aspek Internasional Harga Transfer

Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate


pricing, interdivisional atau internal pricingyang merupakan harga yang diperhitungkan untuk
keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup
perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara
signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).

Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta
barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer
internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama
dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan
pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi
selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat.
Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan
asing. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga
secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi
jumlah pajak atau bea dari suatu negara.

Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing
mungkin akan mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas
internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing
dengan mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan suatu
harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba pada negeri yang telah
memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin memberikan kemudahan bagi MNC
memindahkan pendapatan dari suatu negara yang memiliki tingkat pajak pendapatan yang
tinggi ke suatu negara dengan tingkat pajak rendah (tax haven country).

Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan
multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan
lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling
penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization of
Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm’s-length, artinya pada suatu
harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model
tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara
menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap
suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak
dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length
standard tersebut.

G. Sasaran Penentuan Harga Transfer

Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika dua pusat
laba atau lebih bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran
suatu produk sehingga masing-masing harus berbagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk
tersebut terjual.

Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mencapai beberapa sasaran
sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama-maksudnya, sistem harus dirancang
agar keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba
perusahaan.
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4) Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.
DAFTAR PUSTAKA

1. Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th Edition,
McGraw-Hill, Boston, 2007.
2. Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian
Manajemen, UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3. Sofyan Syafri H., Sistem Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta,
2001.
4. Arief Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5. Agus Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta,
1997
6. Anthony & Govindarajan, management Control System, edisi 11. 2005,

Anda mungkin juga menyukai