Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku
memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara
tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan
dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali
merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
Tujuan Pembelajaran 1 :
Menguraikan fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait dalam siklus persediaan dan
pergudangan
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa
persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan
dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang
persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli
untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan barang jadi yang
tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari
dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang
lainnnya dengan biaya terkait. Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan
pergudangan.
1. Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi.
Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian
persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi
perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta
departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh
personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer
yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih
dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi
pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku
secara periodik.
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi
bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim
ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi
elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang
penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting unutk
semua transfer tersebut.
4. Memroses Barang
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian
produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk
memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian
kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer,
yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan
dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas
relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan
untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan
dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua
sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh
setiap pekerjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya
proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per
unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau
proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya
yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen
produksi.
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimpanan
menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang
jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas.
Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan
penagihan.
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk
memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan
terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen
pengiriman yang disetujui secara layak.
Serupa dengan pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan
pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan
keakuratan transfer biaya antarakun persediaan pada neraca.
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam proses.
File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana di ditangan. Dalam sistem
terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya
per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Tujuan Pembelajaran 2 :
Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat
diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis (pemasok
dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti jumlah stok yang
disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang diperlukan manajemen untuk
meegawasi aliran persediaan.
Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat menimbulkan resiko bisnis.
Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika pengendalian
untuk mengoperasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan penggunaan password,
firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya. Hal tersebut akan memunculkan
kecurangan/kesempatan untuk mengubah jumlah persediaan yang telah ada.
Tujuan Pembelajaran 3:
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktivitas
yang berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor mendapatkan
pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan kemudian
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik transaksi
siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut
harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja
langsung merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus
melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam siklus penggajian
dan personalia.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Proses ini
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan
pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai
bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas
persediaan yang dicatat dalam berkas utama persediaan perpetual.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan
apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan
benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan
utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah
klien mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun-
tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini
disebut pengujian harga. Sebagai tambahan, auditor harus melakukan pengujian kompilasi
persediaan. Yaitu suatu pengujian utuk melakukan verifikasi apakah perhitungan fisik
dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk
menghitung saldo buku besar.
Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja langsung,
daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian
dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan dan
biayaterkait dengan siklus penjualan dan penagihan. Auditor perlu
mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus lainnnya untuk menentukan sifat
dan lingkup pengujian subtantif yang diperlukandalam audit persediaan.
Tujuan Pembelajaran 4 :
Sistem dan pengendalian akuntansi biaya milik perusahaan yang berbeda lebih
bervariasi ketimbang banyak bidang audit lainnya karena sangat beragamnya item persediaan
dan tingkat kecanggihan yang diinginkan oleh manajemen. Sebagai contoh , perusahaan yang
membuat mesin peternakan mungkin memiliki catatan biaya dan pengendalian internal yang
sama sekali berbeda dengan pabrik baja yang membuat dan memasang lemari logam yang
dibuat seragam. Tentu saja, perusahaan kecil yang pemiliknya terlibat secara aktif dalam
proses manufaktur memerlukan catatan yang tidak terlalu canggih ketimbang peruashaan
multiproduk yang besar.
1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait
Untuk melindungi aset, banyak perusahaan secara fisik memisahkan dan membatasi
akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapat menggunakan dokumen bernomor urut
untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan aset. Salinan
atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang
menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas pengawasannya. Contoh
dokumen yang efektif untk jenis ini adalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk
dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang tidak bertanggung jawab atau
memiliki akses ke aktiva merupakan pengendalian akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat
karena :
File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di tangan, yang digunakan
untuk memulai produksi dan akuisis bahan atau barang tambahan.
File tersebut menyediakan catatan
File tersebutmenyediakan caatatan untuk mempertanggungjawabkan apabila
ditemukan selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing atau
daftar perpetual
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas
transaksi bagi akuntansi biaya :
Mengevaluasi cost-
benefitpengujian pengendalian
Penetapan waktu
Tujuan Pembelajaran 5
Menerapkan prosedur analitis pada akun-akun dalam siklus persediaan dan pergudangan.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan
pergudangan seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis yang
memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya.
1. Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
2. Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan barang dagangan rata-rata.
3. Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory
turnover.
4. Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva
lancar.
5. Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya, anggaran dan
data industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Penetapan waktu
Tujuan Pembelajaran 6
Keputusan Audit
Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien
melakukan perhitungan fisik interim, dimana auditor hanya akan setuju apabila
pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan
pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan
perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan perpetual sudah
akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara efektif, mungkin klien tidak perlu
menghitung semua persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, jika tidak terdapat
catatan perpetual dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung
persediaan fisik secara menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi
Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor
berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan
diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan
dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang
dihitung.
Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati untuk
:
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif
dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item yang
material.
Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai denga instruksi klien. Untuk melakukan hal ini
secara efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan. Jika karyawan klien
tidak mengikuti instruksi persediaan, auditor harus menghubungi penyelia untuk
memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Observasi
Persediaan Fisik
Right: Klien memiliki hak atas 3. Menanyakan tentang konsinyasi atau persediaan pelanggan
persediaan yang dicatat pada tag. yang dicantumkan dalam premis klien.
4. Mewaspadai akan persediaan yang dipisahkan atau diberi
tanda khusus sebagai indikasi kepemiikan.
Tujuan Pembelajaran 7
Merancang dan melakukan tes pemeriksaan dari harga dan kompilasi untuk persediaan
Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan perpetual sudah
diberi harga dan kompilasi dengan benar.
Pengujian harga persediaan (Inventory Price Test) mencakup semua pengujian atas
harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengujian Kompilasi Persediaan (Inventory Compilation Test) termasuk menguji
ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan
kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar umum.
3. Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (pengujian penetapan harga),
auditor menghadapi tiga permasalahan, yaitu:
a. Pertama, metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum.
b. Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun.
c. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar (nilai penggantian atau realisasi
bersih) harus dipertimbangkan.
Integrasi Pengujian
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi
dan pembayara, auditor memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang
diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga
kerja.
Biaya akuisisi tsb mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi
bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
Catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat
diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.
Pengujian audit atas penyimpanan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan
penjualan, dapat dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan diuji.
Audit harga pokok penjualan adalah nilai residu dari persediaan awal ditambah
akuisisi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya manufaktur lainnya dikurangi
persediaan akhir.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bergantung pada file induk persediaan
perpetual jika file tsb telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau lebih siklus dan
dianggap dapat diandalkan.
Catatan biaya standar berguna untuk melakukan perbandingan dengan biaya per unit
actual.
Ketika menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantive yang
berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor mengintegrasikan
pengujian yang berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan
pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi empat tujuan penyajian dan
pengungkapan.
Contoh Kasus
Mickey Monus adalah pahlawan lokal di Youngstown, Ohio. Dia mengakuisisi sebuah
apotik lokal, dan dalam waktu 10 tahun, telah menambah 299 apotik lagi untuk membentuk
rantai ritel diskon nasional PharMor , Inc. Perusahaan ini dipandang sebagai rising star oleh
beberapa pakar ritel dan dianggap sebagai Wal-Mart yang baru. Bahkan Sam Walton
menyatakan bahwa satu-satunya perusahaan yang dia takuti ketika melakukan ekspansi Wal-
Mart adalah Phar-Mor.
Phar-Mor menjual berbagai produk rumah tangga dan obat resep dengan harga yang
jauh lebih murah dari toko diskon lainnya. Monus menggambarkan strategi perusahaan
sebagai “power buying” , dimana Phar-Mor menumpuk produk ketika pemasok menjual
dengan harga yang sangat murah dan mengalihkan penghematan tersebut ke pelanggan yang
sangat memperhatikan biaya melalui diskon harga yang sangat tinggi. Sebenarnya, harga
Phar-Mor sudah sedemikian rendah sehingga perusahaan menjual barang dengan harga yang
lebih rendah dari biayanya, yang menyebabkan perusahaan kehilangan uang. Akan tetapi,
Monus tetap berpendapat secara internal bahwa melalui power buying Phar Mor,
perusahaan akan terus tumbuh sehingga dapat terus melakukan penjualan dan keluar dari
masalah. Tidak ingin membiarkan masalah tersebut merusak keberhasilan Phar-Mor, Monus
dan timnya mulai terlibat dalam akuntansi yang kreatif sehingga Phar-Mor tidak pernah
melaporkan kerugian tersebut dalam laporan keuangannya. Manajemen membuang kerugian
tersebut ke dalam “bucket account” hanya untuk merealokasikan jumlahnya ke ratusan took
perusahaan dalam bentuk kenaikan fiktif biaya persediaan. Tim Monus mengeluarkan faktur
fiktif atas pembelian barang dagang, membuat ayat jurnal fiktif untuk meningkatkan
persediaan dan menurunkan harga pokok penjualan, dan menghitung terlalu tinggi serta
menghitung dua kali item-item persediaan. Sayangnya, auditor tidak pernah mengungkapkan
kecurangan tersebut. Mereka hanya mengamati persediaan di empat toko dari 300 toko, dan
memberi tahu manajemen Phar-Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko
mana yang akan dikunjungi. Para eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko
yang terpilih tetapi mengalokasikan kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya.
Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-
Mor yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan
Phar-Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi.
Para eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang yerpilih tetapi
mengalokasikan kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya. Kecurangan tersebut
akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh
Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor. Agen ini
menunjukkan cek tersebut kepada atasannya, yang ternyata adalah investor Phar-Mor, dan dia
menghubungi David Shapiro, CEO Phar-Mor. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pengeluaran
yang tidak sah tersebut akhirnya menyebabkan ditemukannya kecurangan persediaan. Monus
akhirnya dituntut dan dipenjara selama 5 tahun. CFO, yang tidak menerima laba secara
pribadi, dihukum 33 bulan penjara. Biaya kelalaian audit menyebabkan kantor akuntan public
mengeluarkan biaya lebih dari $300 juta dalam pengadilan sipil
DAFTAR PUSTAKA
- Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S. Beasley. Auditing dan Jasa Assurance.