Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KOMUNIKASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata KuliahPerilaku Organisasi

Dosen Pengampu: Muhammad Muttzqin, M.M.

Disusun Oleh:

Yuni Ismiati 63010190043

Juwita Mega Rosita 63010190045

Kumala Sari 63010190065

PROGRAM STUDI PERBAKAN SYARIAH (S1)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberika rahmat, karunia serta
nikmat-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam tak lupa mari kita haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan jalan hidup bagi
umatnya, dan semoga kita semua termasuk umat nya yang selalu taat kepada ajaran
beliau dan menjadi salah satu umat yang mendapat pertolongannya di akhirat kelak.

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada bapak Muammad Muttaqin, M.M.


selaku dosen yang mengampu mata kuliah Kewirausahaan serta semua pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
’’KOMUNIKASI”.

Kami berharap makalah kami dapat berguna bagi pembaca sebagai ilmu yang
bermanfaat. Kami juga menyadari terdapat banyak kekeliruan baik dalam penulisan,
tanda baca maupun materi. Oleh karena itu, kami selaku penyusun mohon maaf serta
kami juga berharap mendapat kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang
bisa kami jadikan acuan untuk tugas-tugas selanjutnya.

Lampung, 22 Oktober 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan masalah...................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Pengertian Komunikasi......................................................................................5
B. Tujuan Komunikasi............................................................................................7
C. Fungsi Komunikasi............................................................................................8
D. Jenis-Jenis Komunikasi......................................................................................8
E. Bentuk-bentuk Komunikasi..............................................................................11
F. Proses Komunikasi...........................................................................................12
G. Model Komunikasi ......................................................................................... 13
H. Komunikasi Persuasif .................................................................................... 14
I. Hambatan-hambatan Pada Komunikasi yang Efektif ..................................... 15
J. Implikasi Global .............................................................................................. 16
BAB III .......................................................................................................................18
PENUTUP ................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan bidang organisasi dan manjemen, komunikasi


adalah salah satu konsep yang paling sering dibahas, meskipun didalam kenyataannya
jarang sekali dipahami secara tuntas. Memang, peranan komunikasi yang efektif,
merupakan prasyarat bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi, disamping sebagai
salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh manajemen modern. Proses
komunikasi itu sendiri sering kali dianggap sebagai akar dari semua persoalan-
persoalan yang muncul didunia. Hick dan Gullett menyatakan: “barangkali ada
benarnya, kata orang, bahwa jantung dari masalah-masalah didunia, setidakya antar
seseorang dengan orang lain, adalah ketidak mampuan orang untuk berkomunikasi”.
(Wijaya : 2017: 87)

Karena itu, masalah komunikasi perlu sekali mendapat perhatian untuk diteliti,
dipelajari, dipahami, dan dipecahkan oleh setiap orang, terlebih-lebih mereka yang
terlibat dalam organisasi. Sebab, komunikasi yang efektiflah yang dapat menjamin
tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Seperti telah disebutkan bahwa komunikasi itu
ada kehidupan disetiap aspek dan kegiatan manusia. Ia ada di mana-mana, karena itu
ia sangat sulit didefenisikan dalam kalimat sederhana yang tegas (Wijaya : 2017: 87).

Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan ditunjukkan


oleh banyaknya waktu yang dipergunakan untuk berkomunikasi dalam pekerjaan.
Suatu studi menemukan bahwa pekerjaan bagian produksi memerlukan komunikasi
antara 16 sampai 46 kali dalam satu jam. Hal ini berarti mereka berkomunikasi setiap
dua sampai empat menit. Untuk manajer tingkat bawah menggunakan waktunya
untuk berkomunikasi secara verbal atau lisan sekitar antara 20 sampai 50 persen.
Sedangkan untuk manajer tingkat menengah dan atas waktu yang dipergunakan untuk
berkomunikasi lebih banyak lagi yakni berkisar 29 sampai 64 persen, dimana 89
persen komunikasi yang dilakukan dalam bentuk verbal, baik berhadapan langsung
maupun melalui telepon. Komunikasi ibaratnya darah organisasi yang

3
menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam organisasi. (Suparta, Sintaasih :
2017: 79)

Komunikasi yang tidak baik merupakan salah satu hal yang paling sering
disebut sebagai penyebab dari konflik interpersonal. Individu menghabiskan hampir
70% waktu aktifnya untuk berkomunikasi – menulis, membaca, berbicara,
mendengarkan maka masuk akal bahwa salah satu penghambat kinerja kelompok
adalah ketiadaan komunikasi yang efektif. Kemampuan komunikasi yang baik
menjadi penentu kesuksesan dalam berkarir, menjadi keterampilan yang paling dicari
dalam proses rekrutmen. Komunikasi yang baik saat pemikiran/ide disampaikan
sedemikian rupa sehingga penerima mempersepsikan gambaran mental yang serupa
dengan yang dimiliki oleh pengirimnya (Indrawati, dkk: 2016: 32).

B. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian dari komunikasi ?

B. Apa tujuan komunikasi ?

C. Apa saja fungsi-fungsi komunikasi ?

D. Apa saja jenis-jenis komunikasi ?

E. Apa saja bentuk-bentuk komunikasi ?

F. Bagaimana proses komunikasi ?

C. Tujuan masalah

A. Untuk mengetahui pengertian komunikasi

B. Untuk mengetahui tujuan komunikasi

C. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi

D. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi

E. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi

F. Untuk mengetahui proses komunikasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam


Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk
mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain,
melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan
orang lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama. Manusia pada
hakekatnya adalah makhluk sosial yang mana di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau
masyarakat untuk saling berinteraksi. Komunikasi merupakan elemen penting dalam
organisasi. Karena tanpa adanya komunikasi segala sesuatunya pasti tidak akan
berjalan baik. Kemungkinan besar akan terjadi Miss Komunikasi dengan rekan kerja
atau atasan yang dampaknya cukup besar bagi individu maupun organisasi.1
Komunikasi didefinisikan oleh Ruber (1988) sebagai suatu proses di mana
manusia sebagai individu dalam hubungannya, dalam kelompok organisasi dan dalam
masyarakat yang menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk
mengoordinasi lingkungannya dan orang lain. Informasi yang dimaksud adalah
kumpulan data, pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu dan memiliki arti berguna
bagi sistem tertentu baik bersifat fakta, fiksi, humor, bujukan, dan lain sebagainya.
Sementara itu Seiler (1988) menjelaskan secara universal mengenai komunikasi
sebagai proses di mana simbol verbal, non-verbal dikirimkan, diterima, dan diberi
arti.2 Adapun komunikasi dalam organisasi berkaitan erat dengan pernyataan Schein
(1992) yang menyatakan bahwa organisasi sangat erat kaitannya dengan proses

1
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-dalam-organisasi .diakses pada 22
Oktober 2021, pukul 14.10
2
Mia Rahma Romadona dan Sigit Setiawan, “Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan
Organisasi di Lembaga Penelitian dan Pengembangan”, Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020, hal
94

5
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsinya melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
Itulah sebabnya, organisasi memiliki karakteristik tertentu seperti adanya struktur,
tujuan, saling terhubung dan tergantung pada komunikasi manusia di dalamnya untuk
mengkoordinasikan aktivitas organisasi tersebut dalam mencapai tujuan.
Komunikasi organisasi merupakan suatu proses mengirimkan dan menerima
informasi/pesan dan pemindahan arti dalam kelompok formal ataupun informal pada
suatu organisasi (Clampitt, 2017). Adapun pendapat lain dari Goldhaber (1986)
sebagai proses menciptakan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Adapun Clampitt (2017) menjelaskan
bahwa komunikasi organisasi adalah suatu bentuk komunikasi dari top-down, bottom-
up, dan integrative yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dan pesan,
sehingga dapat meminimalkan kesalahpahaman serta menyelesaikan permasalahan
dalam organisasi. Dijelaskan oleh Clampitt (2017) bahwa dampak positif dari
komunikasi yang baik dan cukup dalam organisasiadalah dapat meningkatkan
produktivitas individu dan organisasi, karena aliran informasi dan ide-ide mengalir
dengan cukup baik dan lancar, serta adanya manajerial yang dapat menampung ide-
ide dan melanjutkan pada usulan strategi yang bermanfaat bagi organisasi Dalam hal
ini, pemimpin atau manajemen akan mendapatkan masukan dan gagasan yang sesuai
dan melingkupi semua kebutuhan organisasi serta permasalahan utama yang perlu
diselesaikan.
Semakin besar organisasi, akan semakin kompleks proses komunikasi,
sehingga menjadi faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam komunikasi.
Dimensi komunikasi organisasi yang dijelaskan oleh Clampitt (2017) adalah
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal merupakan
proses penyampaian pesan atau informasi antara anggota organisasi untuk
kepentingan organisasi seperti komunikasi antar pimpinan dengan bawahan dan
sesama anggota organisasi baik komunikasi antar pribadi ataupun kelompok, proses
komunikasi primer ataupun sekunder sehingga terdapat dua arah, yaitu komunikasi
vertikal dan horizontal). Komunikasi eksternal merupakan komunikasi antarpimpinan
organisasi dengan lingkungan luar, sehingga ada proses timbal balik.3

3
Mia Rahma Romadona dan Sigit Setiawan, “Komunikasi Organisasi dalam Fenomena Perubahan
Organisasi di Lembaga Penelitian dan Pengembangan”, Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 1, April 2020, hal

6
B. Tujuan Komunikasi

1. Mengubah Sikap (To Change The Attitude)


Komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Setelah
seseorang mengemukakan informasi apa yang ingin disampaikan (komunikasi) maka
tahap selanjutnya adalah apakah seseorang akan terpengaruh atau tidak terhadap
informasi atau pesan yang disampaikan dan selanjutnya apakah hal tersebut akan
merubah sikap orang tersebut atau tidak. Komunikasi diharapkan dapat merubah sikap
seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikannya.
2. Mengubah Opini / Pendapat / Pandangan (To Change The Opinion)
Selanjutnya komunikasi bertujuan untuk mengubah pendapat atau opini
seseorang sesuai yang diharapkan oleh komunikannya. Selaras dengan kata dasar dari
communication yaitu common, yang bila kita definisikan dalam bahasa Indonesia
berarti “sama”, maka kita sudah dapat melihat dengan jelas bahwa memang tujuan
dari komunikasi yaitu mencapai suatu kesamaan dalam hal pendapat atau opini.
3. Mengubah Perilaku (To Change The Behavior)
Setelah memperoleh suatu informasi, tujuan dari komunikasi adalah agar
seseorang penerima informasi tersebut akan berperilaku sesuai dengan stimulus yang
diberikan atau dengan kata lain berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh si
pemberi informasi.
4. Mengubah Masyarakat (To Change The Society)
Dalam poin sebelumnya, perubahan perilaku yang diharapkan lebih kepada
individu atau perorangan, pada poin ini perubahan yang dititik beratkan pada suatu
kelompok manusia yang lebih luas jangkauannya. Sehingga perubahan yang terjadi
sifatnya secara masal.
Selain tujuan di atas ada juga tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi
yaitu :4
1. Meningkatkan kerja sama tim (team work)
2. Meningkatkan koordinasi
3. Memudahkan melakukan evaluasi
4. Memudahkan melakukan pengamatan
5. Memudahkan proses umpan balik
94
4
https://pakarkomunikasi.com/tujuan-penerapan-komunikasi-dalam-organisasi, diakses pada 22
Oktober 2021, Pukul 13.01

7
6. Meningkatkan proses interaksi dan memperkuat hubungan organisasi
7. Penyebaran informasi yang efektif5

C. Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi komunikasi antara lain adalah :


1. komunikasi dalam perusahaan sebagai titik sentral
2. Dalam setiap proses komunikasi, hubungan kemanusiaan merupa-kan
proses yang menyangkut kepribadian, sikap dan tingkah laku yang terjadi pada
orang-orang yang terlibat
3. Organisasi melaksanakan komunikasi persuasif dua arah disemua bidang
kegiatan dengan maksud memberikan motivasi kerja, bertanggung jawab dan
produktif
4. Atas dasar pengertian tersebut terlihat bahwa komunikasi timbal balik
dalam suatu organisasi merupakan proses integrasi antar manusia yang
brersifat manusiawi yang menuju perasaan lahir batin.6

D. Jenis-Jenis Komunikasi

Ada beberapa macam cara yang dapat digunkan untuk membedakan berbagai
bentuk komunikasi. Komunikasi dapat dibedakan dari lingkup organisasi, arah,
tingkat/hirarki organisasi, sifat, dan media yang digunakan untuk menyalurkan pesan-
pesan komunikasi (Sofyandi dan Gurniawa: 2007: 154).
Beberapa macam jenis komunikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:7

1. Lingkup organisasi.
Dalam lingkupnya komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi internal
dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi
antara orang-orang yang ada atau berlangsung di dalam organisasi itu sendiri.
contohnya adalah atasan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan, atau atasan
dengan atasan. Komunikasi internal juga bisa dilakukan oleh bagian-bagian dalam

5
https://pakarkomunikasi.com/tujuan-penerapan-komunikasi-dalam-organisasi, diakses pada 22
Oktober 2021, Pukul 13.01
6
Aris Febri Rahmanto, “PERANAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI”, Jurnal Komunikologi
Vol. 1 No. 2, September 2004, hal 59
7
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2017), hlm
92

8
perusahaan, misalnya adalah bagian pemasaran dengan bagian produksi. Sedangkan
komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terjadi atau berlangsung antara
organisasi dengan pihak luar atau bisa dengan bagian-bagian organisasi lainnya.
Contohnya adalah organisasi perusahaan dengan bank, organisasi perusahaan dengan
pemerintah dan sebagainya8.
2. Arah
Ditinjau dari sudut arahnya, komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu
komunikasi searah dengan komunikasi dua arah. Komunikasi searah merupakan
komunikasi yang ditandai dengan adanya satu pihak yang aktif, yaitu penyampaian
informasi, sedangkan pihak lainnya sebagai atau berperan sebagai pihak pasif dan
menerima informasi. Contohnya adalah komunikasi antara atasan dengan bawahan,
seperti intruksi dari atasan yang harus dikerjakan oleh bawahan yang mana atsan
perperan sebagai pihak aktif dan bawahan berperan sebagai pihak pasif. Sedangkan
komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang ditandai dengan peran aktif yang
dilakukan oleh dua pihak yang sama-sama sebagai pemberi informasi dan penerima
informasi. Contohnya adalah pertukaran pikiran atau pendapat dalam rapat atau
diskusi yang sering dilakukan oleh suatu organisasi.
3. Tingkat organisasi
Dalam struktur organisasi dikenal adanya tingkat-tingkat, sebab akan ikut
menentukan corak komunikasi yang berlangsung di dalamnya. Berdasarkan tingkat
organisasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi vertikal dan komunikasi
horizontal. Komunikasi vertikal merupakan komunikasi yang terjadi antara atasan
dengan bawahan didalam organisasi. Komunikasi vertikal dari bawah dapat berupa
usulan, laporan, masukan, dan permintaan petunjuk, sedangkan komunikasi vertikal
dari atas dapat berupa perintah, arahan, dan petunjuk. Sedangkan komunikasi
horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara pejabat yang sederajat.
Komunikasi horizontal biasanya dapat berupa koordinasi, konsultasi dan konfirmasi.
4. Sifat formal dan informal
Dilihat dari segi sifatnya komunikasi dapat dibedakan menjadi komunkasi
formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal merupakan komunikasi yang
melewati jalur atau saluran organisasi dan berkaitan dengan unsur-unsur oranisasi
yang resmi. Sedangkan komunikasi informala dalah komunikasi yang berlangsung

8
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia,
2017), hlm 92

9
tidak melalui saluran organisasi yang resmi atau menyangkut urusan-urusan diluar
organisasi, komunikasi informal merupakan komunikasi yang memiliki jalur
tersembunyi karena tidak tergambar dalam struktur organisasi9.
5. Pola komunikasi kelompok
Hamner perpendapat bahwa pola komunikasi dibedakan menjasi lima yaitu:
Pola lingkaran (circle), pola Y, pola roda (Wheel), pola rantai (Chain), serta pola
seluruh saluran ( all-Channel). Menurut Ducan pembagian tersebut dapat
disederhanakan menjadi dua yakni pola terpusat (Centralized) dan pola tersebar
(Desentralized). Sehingga pola roda, pola rantai, dan pola Y akan masuk kedalam
pola terpusat, sedangkan pola lingkaran dan pola seluruh saluran masuk kedalam pola
tersebar.
6. Berkaitan dengan pengaruh pola komunikasi tersebut terhadap perilaku manusia
para ahli menyimpulkan bahwa seseorang yang berada pada posisi sentral,
atau dapat diartikan orang tersebuat dapat berkomunikasi dengan semua anggota
kelompok akan mempunyai kepuasan yang terbesar dibanding dengan yang lainnya.
Kepuasan kelompok secara keseluruhan akan lebih tinggi dalam pola tersebar Leavitt,
mengatakan bahwa pola atau jaringan komunikasi terpusat adalah pola yang paling
baik untuk memchkan persoalan. Pola lingkaran kurang efesian, karena memerlukan
waktu, membutuhkan banyak informasi, dan memperbesar kemungkinn kesalahan.
Beberapa pandangan para ahli tersebut makin meyakinkan kita bahwa terdapat
hubungan yang sangat erat antara pola komunikasi dengan perilaku dalam kelompok.
7. Media atau alat yang digunakan untuk mengirim pesan
Biasanya dikenal dengan adanya komunikasi visual, audio, audio-visual.
Komunikasi visual merupakan komunikasi yang memerlukan alat tertentu untuk
mengirim pesan yang dapat ditangkap dan dicerna oleh indra penglihatan, contohnya
adalah memo, poster, surat kabar, gambar dsb. Komunikasi audio merupakan
komunikasi yang memerlukan alat tertentu yang dapat ditangkap oleh indra
pendengaran, contohnya adalah radio, telephon, dsb. Komunikasi audio-visual
merupakan komunikasi yang menggunkan alat tertentu untuk menyampaikan
informasi, yang mana pesannya dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan
pendengaran secara bersama, contohnya adalah, video, film, lase disc, dsb.
8. Untuk menyampaikan komunkasi ada dua yang yang dapat digunakan yaitu verba
dan nonverba.
9
Ibid, hlm 93

10
Cara komunikasi dengan penyampaian verba merupakan komunikasi yang
pesan-pesannya disampaikan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh
kebanyakan orang, baik itu dengan media tulis maupun dengan media lisan.
Contohnya adalah penyiar televisi atau radio yang pesannya dapat diterima dan
dipahami oleh seseorang yang mendengarnya.10 Komunikasi nonverba cara ini
disebuat juga cara komunikasi dengan tanpa kata, yakni komunikasi yang isi pesannya
disampaikan dengan symbol, isyarat, ataupun perilaku tertentu yang bukan dengan
kata-kata. Biasanya komunikasi yang seperti ini dapat dipahami oleh kalangan
terbatas, tergantung, dari pengalaman, pendidikan, latar belakang budaya dan adat
istiadat. Misalnya adalah seorang yang atasan yang marah kepada bawahannya karena
tidak puas dengan hasil kerjanya yang ditulis dengan tinta merah, orang yang berdiam
diri diluar, yaitu orang yang sring merasa sedih atau memiliki masalah11

E. Bentuk-bentuk Komunikasi

Komunikasi mempunyai dua bentuk antara lain adalah komunikasi internal


dan komunikasi internal dan komunikasi eksternal, Masmuh (2010).
1. Komunikasi Internal

Ditinjau dari prinsi “komunikasi internal” maka komunikasi akan dilakukan di


berbagai unit dalam organisasi. Dalam komunikasi ini terjadi antara anggota-anggota
organisasi, sehingga komunikasi internal dibagi menjadi dua bagian yaitu antara lain:

a. Komunikasi personal, proses komunikasi personal ini dapat saja secara


langsung seperti tatp muka maupun terjadi dengan menggunakan suatu media.
b. Komunikasi kelompok, dikatakan komunikasi kelompok sebab ketika dalam
proses komunikasi terjadi antara satu anggota kepad sekelompok anggota di dalam
organisasi. Sekelompok anggota dalam hal ini bisa berupa kelompok unit tertentu
ataupun beberapa unit yang sengaja dikumpulkan dan terjadi dialog atau komunikasi.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung dengan tatap muka antara satu
dengan kelompok atau beberapa komunikator kepada beberapa komunikan.
2. Komunikasi Eksternal

10
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2017), hlm
94-95.

11
Ibid.,hlm 94-95

11
Komunikasi ini berlangsung antara suatu organisasi dengan pihak luar
organisasi. Contohnya adalah dengan masyarakat yang berperan sebagai klien atau
dengan suatu organisasi lainsebagai mitra. Akan tetapi juga bisa berbalikan yaitu
antara pihak masyarakat atau organisasi lain kepada pihak perusahaan. Klien atau
masyarakat dalam hal ini dapat berupa publik, pemerintah, rekan kerja atau klien.12

F. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah unsur terpenting dalam menentukan berhasil atau


tidaknya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang
menjadi tujuan utama dari komunikasi. Beberapa ahli memiliki pendapat berbeda
tentang proses terjadinya komunikasi.13

Menurut Bovee dan Thill, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu :
1. Pengirim mempunyai ide atau gagasan
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
3. Pengirim menyampaikan pesan
4. Penerima menerima pesan
5. Penerimamenafsirkan pesan
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

Menurut Hermawan, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan


seperti berikut :
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan
orang lain atau mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan
yang disampaikan ini dapat berupa informasi dalam bentuk bahasan ataupun
lewat sebuah simbol yang bisa dimengerti oleh pengirim maupun penerima
2. Pesan (message) hal ini bisa disampaikan atau dibawa melalui suatu media
atau saluran baik secara langsung maupun pesan disampaikan secara tidak
langsung.
3. Fungsi pengirim (encoding) merupakan suatu proses untuk mengubah pesan
kedalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan penyampaian pesan/data

12
Sukarman Purba,Dkk, Perilaku Organisasi (Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 93.
13
https://kumparan.com/berita-hari-ini/proses-komunikasi-menurut-para-ahli-dan-fungsinya-secara-umum-
1uxhz35IW64, diakses pada 23 Oktober 2021, pukul 5.43

12
4. Media atau saluran (channel) merupakan alat yang menjadi penyampai
pesan dari komunikator ke komunikan
5. Fungsi penerimaan (decoding), merupakan proses untuk memahami simbol
bahasa yaitu simbol grafis atau huruf-huruf dengan cara mengasosiasikannya
atau menghubungkan simbol-simbol dengan bunyi-bunyi bahasa serta variasi-
variasinya yang dilakukan penerima pesan dari penyampai pesan
6. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya kedalam bahasa yang dimengerti
oleh komunikasi itu sendiri
7. Respon (response) merupakan rangsangan atau stimulus yang timbul akibat
dari perilaku komunikasi setelah menerima pesan
8. Komunikan memberi umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah pesan yang dimaksud oleh si pengirim
dapat dimengerti.14
G. Model Komunikasi

Model-model Komunikasi yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya “Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar” adalah:

1) Model S-R

Model stimulus respon (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut
menggambarkan hubungan stimulus-respons. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai
proses aksi reaksi yang sangat sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita,
dan wanita itu kemudian tersipu malu, atau bila saya tersenyum dan kemudian anda
membalas senyuman saya, itulah pola S-R. Jadi model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata
verbal (lisan tulisan), isyarat- isyarat nonverbal, gambar- gambar, dan tindakan-tindakan
tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.

2) Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut
model retoris. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya
kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga

14
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17073/2/T1_522014050_BAB%20II.pdf , diakses pada 23
Oktober 2021 pukul 5.29

13
unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar
(listener).

3) Model Lasswell

Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni who, says what, in wich
channel, to whom, with what effect. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu:
pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota- anggota masyarakat akan
bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam
masyarakat yang merespon lingkungan ; dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu
generasi kegenarasi lainnya.

4) Model Shannon dan Weaver

Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan
tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan
pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi
balik atau mencipta ulang pesan tersebut.

5) Model Schramm

Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi. Model pertama mirip


dengan model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya yang kedua Schramm
memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah
yang sebenarnya dikomunikasikan. Model yang ketiga Schramm menganggap komunikasi
sebagain interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik,
menstransmisikan dan menerima sinyal.

6) Model Newcomb

Dalam model komunikasi tersebut, yang sering disebut model ABX atau model
simetri- Newcomb menggambarkan bahwa seseorang A menyampaikan informasi kepada
seseorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X. Model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi
A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu
sistem yang terdiri dari empat orientasi.

7) Model Berlo

Sebuah model lain yang di kenal luas adalah model model David K. Berlo, yang ia
kemukakan pada tahun 1960. Model ini di kenal dengan model SMCR, kepanjangan dari
Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Bagaimana

14
dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang yang menciptakan pesan, baik seseorang
ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu kode simbolik,
seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan dan penerima
adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.15
H. Komunikasi Persuatif

Bettinghaus (1973:10) menyebut persuasi adalah usaha mempengaruhi pemikiran dan


perbuatan seseorang, atau hubungan aktivitas antara pembicara dan pendengar di mana
pembicara berusahamempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara pendengaran
dan penglihatan.Sedangkan komunikasi persuasif ialah proses komunikasi yang bertujuan
mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan
keinginan komunikator atau pembicara. Atau proses komunikasi yang mengajak atau
membujuk orang lain dengan tujuan untuk mengubah sikap, keyakinan, dan pendapat sesuai
keinginan pembicara. Namun ajakan ini bukan berarti paksaan atau ancaman (Burgoon &
Rufner, 2002). Tujuan dari komunikasi persuasif tidak hanya untuk memberitahu, tapi juga
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku (Bruce, 2009).

Menurut Aristoteles (Bettinghaus & Cody, 1980), agar komunikasi dalam proses
persuasif dapat berjalan dengan lancar dan pesan tersampaikan, dibutuhkan seorang
komunikator dan komunikan, serta pesan persuasifnya. Komunikator, dalam hal ini disebut
dengan persuader, yang merupakan sumber komunikasi. Komunikan, dalam hal ini disebut
dengan persuadee, yang merupakan penerima komunikasi. Persuader adalah orang dan/atau
sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap,
pendapat, dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Sedangkan persuadee
adalah orang dan/atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan persuasif tersebut
disampaikan dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun nonverbal (Soemirat
dkk, 1999). Teknik komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan
agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan
atau kegiatan dan lain sebagainya. Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang
memungkinkan komunikator mengetahui, memahami, dan menguasai;

1) frame of reference komunikan selengkapnya

2) kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya

3) suasana lingkungan pada saat terjadinya komunikasi, dan

15
(https://repository.uin-suska.ac.id/15401/7/7.%20BAB%20II_2018115KOM.pdf )

15
4) tanggapan komunikasi secara langsung (Effendy, 2004:124). 16

I. Hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif

1. Penyaringan 
Penyaringan (filtering) mengacu pada tujuan memanipulasi informasi oleh si
pengirim sehingga si penerima akan melihatnya menjadi lebih
menguntungkan. Seorang manajer yang berbicara kepada bosnya mengenai
hal yang dia rasa ingin didengar bosnya merupakan penyaringan informasi.
Level yang semakin vertikal dalam hierarki organisasi, maka akan semakin
membuka banyak kesempatan untuk melakukan penyaringan. Tetapi beberapa
penyaringan akan terjadi di mana pun yang terdapat perbedaan status. 

2. PemilihanPersepsi
Diulas kembali disini karena pemilihan persepsi merupakan hal penting sebab
para penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar secara
selektif berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi, pengalaman, latar
belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga
memproyeksikan ketertarikan dan ekspektasi mereka ke dalam komunikasi
seperti mereka akan menguraikan isi pesan mereka. 

3. Informasi yang Berlebihan


Para individu memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses data. Ketika
informasi yang kita miliki harus bekerja melebihi kapasitas pemrosesan kita,
maka hasilnya adalah informasi yang berlebihan. Apa yang terjadi ketika para
individu memiliki lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka sortir
dan gunakan? Mereka cenderung untuk memilih, mengabaikan, melewati atau
melupakannya. Atau mereka dapat menangguhkan pemrosesan lebih lanjut
hingga situasi yang berlebihan telah berakhir. Dalam beberapa kasus,
informasi yang hilang dan hasil komunikasi yang kurang efektif, membuatnya
menjadi lebih penting untuk menangani kelebihan ini dengan lebih baik.
4. Emosi 
Anda dapat menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda ketika
Anda marah atau putus asa dibanding Anda sedang bahagia. Orang-orang
yang berada dalam suasana hati negatif lebih cenderung untuk mengkritisi
pesan dengan lebih terperinci, sedangkan mereka yang berada dalam suasana
hati positif cenderung untuk menerima komunikasi begitu saja. Emosi yang
lebih ekstrem seperti sorak kegirangan atau depresi beresiko menghalangi
komunikasi yang efektif. Dalam kondisi seperti ini, kita akan sangat rentan

16
Frieda Isyana Putri, Triyono Lukmantoro, S.Sos, M.Si, Dr. Hapsari Dwiningtyas S.,MA, Drs. Joyo
NS Gono, M.Si, Teknik-teknik Persuasif Dalam Media Sosial, JURNAL ILMU KOMUNIKASI
Volume: Nomor: Tahun: 2015.

16
terhadap mengabaikan rasional kita dan proses berpikir yang objektif dan
berganti dengan penilaian secara emosional. 
5. Bahasa 
Penggunaan bahasa di antara masing-masing orang sangat tidak beragam. Jika
kita mengetahui bagaimana masing-masing dari kita memodifikasi bahasa,
kita dapat meminimalkan kesulitan dalam komunikasi, tetapi kita biasanya
tidak mengetahuinya. Para pengirim cenderung untuk mengasumsikan kata-
kata dan istilah-istilah dengan tidak tepat yang mana mereka pergunakan arti
yang sama dengan yang mereka gunakan kepada penerima. 
6. Keheningan
Hal yang mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya komunikasi
karena didefinisikan dengan ketiadaan informasi. Namun, riset menyarankan
untuk menggunakan keheningan dan penangguhan komunikasi adalah hal
yang umum dan problematis. Salah satu studi menemukan bahwa lebih dari
85% para manajer yang melaporkan tetap berdiam diri terhadap sedikitnya
satu permasalahan yang memperoleh perhatian yang signifikan.
Keheningan menjadi kurang dimana opini dari kaum minoritas diperlakukan
dengan hormat, identifikasi kelompok kerja tinggi, dan keadilan prosedural
tinggi yang menang. Secara praktik, hal ini berarti bahwa para manajer harus
memastikan bahwa mereka berperilaku dalam hal suportif ketika para pekerja
menyarankan opini-opini yang berbeda atau perhatian, dan mereka harus
memandangnya berdasarkan nasihat. 
7. Kekhawatiran Komunikasi
orang tersebut mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya
dalam komunikasi secara tertulis, lisan atau kedua-duanya. Mereka
menemukan luar biasa sulit untuk berbicara antar muka dengan orang lain atau
menjadi luar biasa cemas ketika mereka harus menggunaka telepon,
bergantung pada memo, atau e-mail ketika panggilan telepon menjadi lebih
cepat dan lebih sesuai.
8. Berbohong
Hambatan terakhir terhadap komunikasi yang efektif adalah kesalahan
penyajian atas informasi secara sekaligus atau berbohong. Setiap orang
memiliki definisi berbeda mengenai suatu kebohongan. Dapatkah Anda
mendeteksi kebohongan? Literatur menyarankan bahwa sebagian besar orang
sangat tidak ahli dalam mendeteksi penipuan yang dilakukan oleh orang lain.
Permasalahanya adalah tidak terdapat isyarat secara verbal atau nonverbal
yang khas mengenai kebohongan, menghindari pandangan, berhenti sejenak,
dan menggeser postur tubuh juga dapat sebagai tanda dari kegelisahan. Secara
jumlah, frekuensi kebohongan dan kesulitan dalam mendeteksi kebohongan
terutama membuatnya menjadi hambatan yang besar bagi komunikasi yang
efektif.17

J.Implikasi Global
17
https://manajemenmudah.blogspot.com/2016/04/hambatan-hambatan-pada-komunikasi-yang.html

17
Hambatan-Hambatan Budaya

Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang terkait


dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya.

Pertama adalah hambatan yang disebabkan oleh semantik. Kata-kata


dapat berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda, terutama orang-orang
yang berasal dari budaya nasional yang berbeda. Beberapa kata tidak
diterjemahkan di antara budaya-budaya.

Kedua adalah hambatan yang disebabkan oleh konotasi. Pada beberapa


budaya, bahasa adalah formal; budaya lain, tidak formal. Negosiasi antara AS
dan Jepang dapat menyulitkan karena kata-kata dalam bahasa Jepang hai
diterjemahkan “iya”, tetapi konotasinya adalah “iya, saya sedang
mendengarkan” bukan “iya, saya menyetujuinya”.

Ketiga adalah hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada. Pada


beberapa budaya, bahasa adalah formal; pada budaya lain, tidak formal.
Dalam beberapa budaya, perubahan nada bergantung pada konteks: Orang-
orang berbicara secara berbeda di rumah, dalam situasi sosial, dan di tempat
kerja.

Keempat adalah perbedaan dalam toleransi untuk konflik dan metode


untuk menyelesaikan konflik. Individu dari budaya-budaya yang individualis
cenderung menjadi lebih nyaman dengan konflik secara langsung dan akan
membuat sumber dari ketidaksepakatan menjadi terbuka dengan jelas. Budaya
koletivis cenderung lebih mengakui konflik secara implisit dan menghindari
perselisihan yang sarat emosional.

Konteks Budaya

Budaya-budaya cenderung berbeda dalam keadaan yang mana konteks


mempengaruhi makna yang diambil oleh individu dari komunikasi. Dalam
konteks budaya yang besar, orang-orang sangat bergantung pada isyarat nonverbal
dan isyarat situasional secara halus dalam berkomunikasi dengan orang lain, status
resmi seseorang, kedudukannya dalam masyarakat, serta reputasi yang dibawa
cukup berat.

Apa yang tidak dikatakan mungkin merupakan hal yang lebih signifikan
dibandingkan dengan apa yang dikatakan, itu merupakan konteks budaya yang
rendah. Mereka pada dasarnya mengandalkan pada kata-kata yang disampaikan
dan ditulis untuk menyampaikan suatu makna; bahasa tubuh dan gelar yang
formal kurang penting.

18
Pedoman Budaya

1.    Kenali diri Anda sendiri. Dengan memahami identitas kultural Anda sendiri
dan bias adalah hal yang sangat penting pula kemudian memahami sudut pandang
yang unik dari orang-orang lainnya.

2.  Membantu perkembangan sifat saling menghargai, keadilan, dan


demokrasi. Dengan jelas menetapkan lingkungan keadilan dan rasa saling peduli.
Hal ini akan menjadi budaya ketiga Anda bagi komunikasi antarbudaya yang
efektif yang melampaui norma kultural masing-masing orang.

3.    Mempelajari Konteks budaya dari setiap orang. Anda akan menemukan lebih


banyak kemiripan atau perbedaan pada kerangka acuan Anda sendiri daripada
yang Anda perkirakan. Namun, berhati-hati untuk tidak mengkategorikan mereka
berdasarkan asal budaya.

4.    Ketika terdapat keraguan, dengarkan. Jika Anda menyuarakan pendapat Anda


terlalu awal, Anda akan cenderung untuk menyinggung perasaan orang lain. Anda
juga ingin mendengarkan terlebih dahulu untuk lebih memahami bahasa
antarbudaya dari orang lain dan keakraban dengan budaya lain.

5.Sampaikan kenyataan, bukan interprestasi Anda. Menginterprestasikan atau


mengevaluasi apa yang telah seseorang katakan atau lakukan lebih dipengaruhi
oleh budaya dan latar belakang Anda sendiri dibandingkan situasi yang diamati.

6.  Pertimbangkan sudut pandang orang lain. Sebelum Anda mengirimkan sebuah


pesan, tempatkan diri Anda sendiri pada sudut pandang si penerima.

7. Secara proaktif mempertahankan identitas dari kelompok. Seperti kebanyakan


suatu budaya, penetapan patokan umum bagi budaya ketiga untuk komunikasi
antarbudaya secara efektif memerlukan waktu dan pemeliharaan18

18
https://manajemenmudah.blogspot.com/2016/04/implikasi-global-untuk-komunikasi.html

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi digunakan sebagai suatu proses di mana manusia sebagai individu


dalam hubungannya, dalam kelompok organisasi dan dalam masyarakat yang
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengoordinasi
lingkungannya dan orang lain.Tujuan komunikasi sendiri adalah untuk untuk
mengubah sikap, mengubah opini/pendapat, mengubah perilaku, mengubah
masyarakat. Selain itu ada tujuan lain diantaranya untuk meningkatkan kerjasama tim,
meningkatkan koordinasi, memudahkan evaluasi dan lain sebagainya. Adapun fungsi
komunikasi adalah untuk titik sentral sebuah perusahaan, proses komunikasi selalu
berhubungan dengan kepribadian dan tingkat laku orang yang terlibat, komunikasi
merupakan timbal balik dalam suatu organisasi.

Komunkasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi internal yang


didalamnya terdiri dari komunikasi personal dan komunikasi kelompok serta
komunikasi eksternal. Proses komunikasi menurut Boove dan Thill ada 6 yaitu
pengirim mempunyai ide, pengirim mengubah ide menjadi sebuah pesan, pengirim

20
menyampikan pesan, penerima menerima pesan, penerima menafsirkan pesan serta
penerima pesan memberikan umpan balik atau Feeback.

B. Saran

Makalah ini kami gunakan untuk memenuhi tugas Perilaku Organisasi, namun
terlepas dari itu kami berharap makalah ini dapat digunakan oleh teman-teman
mahasiswa yang lain untuk mempelajari kembali mengenai Komunikasi.

Tentu kami sebagai penyusun tugas ini menyadari sekali terdapat banyak
kesalahan didalamnya, baik dalam kelengkapan materi maupun pengetikan dan
kesalahaan ejaan maka dari itu kami mohon maaf dan membutuhkan kritik serta saran
dari teman-teman.

DAFTAR PUSTAKA

Febri, Aris Rahmanto. 2004. Peran Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal
Komunikologi. Vol 1, No 2

Gede, wayan Supartha dan Desak Ketut Sintaasih. 2017. Pengantar Perilaku
Organisasi. (Bali: Setia Bakti)

Purba, Sukarman dkk. 2020. Perilaku Organisasi. (Yayasan Kita Menulis)

Rahma, Mia Romadona dan Sigit Setiawan. 2020. Komunikasi Organisasi dalam
Fenomena Perubahan Organisasi di Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Jurnal Pekommas, Vol 5, No 1

Tahir, Arifin. 2014. Buku Ajar Perilaku Organisasi. (Yogyakarta: Deepublish)

Wijaya, Candra. 2017. Perilaku Organisasi. (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia)

Frieda Isyana Putri, Triyono Lukmantoro, S.Sos, M.Si, Dr. Hapsari Dwiningtyas
S.,MA, Drs. Joyo NS Gono, M.Si, Teknik-teknik Persuasif Dalam Media
Sosial, JURNAL ILMU KOMUNIKASI Volume: Nomor: Tahun: 2015

21
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-dalam-organisasi.diakses
pada 22 Oktober 2021, pukul 14.10

https://pakarkomunikasi.com/tujuan-penerapan-komunikasi-dalam-organisasi, diakses
pada 22 Oktober 2021, Pukul 13.01

https://kumparan.com/berita-hari-ini/proses-komunikasi-menurut-para-ahli-dan-
fungsinya-secara-umum-1uxhz35IW64, diakses pada 23 Oktober 2021, pukul
5.43

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17073/2/T1_522014050_BAB%20I
I.pdf, diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 5.29

https://repository.uin-suska.ac.id/15401/7/7.%20BAB%20II_2018115KOM.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai