DOSEN PEMBIMBING
Lia Nurlianawati,M.Kep
DISUSUN OLEH:
Abi Raja Banggala(191FK03146)
Asep Sudrajat(191FK03148)
Rina Nurhayati(191FK03144)
Tedi Ridwansyah(191FK03135)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada teman-teman, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Komunikasi Perkantoran.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun, demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Konsep Dasar Komunikasi ………………………………………………………......
B. Pengertian komunikasi efektif………………………………………………………
C. Proses komunikasi efektif…………………………………………………………….
D. Pengertian Komunikasi Interpersonal………………………………………………...
E. Komponen Komunikasi Interpersonal …………………………………………….....
F. Jenis Komunikasi Interpesonal……………………………………………………….
G. Proses Komunikasi Interpersonal …………………………………………………....
H. Komunikasi Interpresonal Yang Efektif…………………………………………......
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
Kesimpulan ………………………………………………………………………………
Saran ……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Selaras dengan itu De Vito dalam Saudia (2013) menjelaskan komunikasi interpersonal
sebagai pengiriman pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang (komunikator) dan diterima
oleh orang yang lain (komunikan) dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Dengan demikian, komunikasi interpersonal terjadi secara aktif bukan pasif. Komunikasi
ini merupakan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi
interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi
serangkaian proses saling menerima dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-
masing pihak.
Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan.
Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk
memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap
sesuai dengan topik yang dikaji bersama.
Di dalam suatu masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi
antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.
Sedangakan dalam suatu organisasi (bisnis dan non bisnis), komunikasi interpersonal merupakan
komunikasi yang terjadi antara manajer dengan karyawan atau antara karyawan yang satu dengan
karyawan yang lain dengan menggunakan media tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang bersifat pribadi. Pola komunikasi yang terbangun dalam komunikasi interpersonal lebih
bersifat informal (Purwanto, 2011, p. 26).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
terjadi secara langsung baik itu secara verbal atau nonverbal sehingga komunikator dan komunikan
dapat menerima dan memberikan umpan balik secara langsung yang dilakukan sekurang-
kurangnya dua orang atau lebih, dilakukan secara tatap muka dan atau menggunakan media.
Proses komunikasi interpersonal dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proseskomunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal
budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan
(masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut
encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirimpesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
6. Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya
(decoding).
7. Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam
bentuk pesan.
Gambar 2 Proses Komunikasi Interpersonal
Tahap 1 Tahapan 6
pengirim
Penerima mengirim
mempunyai
ide pesan
gagasan
Tahapan 2 Tahapan 5
Pengirim mengubah Penerima
ide menjadi pesan SALURAN dan
menafsirkan pesan
MEDIA
Tahapan 3 Tahapan 4
Keefektifan komunikasi interpersonal dapat pula dijelaskan dari prespektif The 5 Inevitable
Laws of Effective Communication atau lima hukum komunikasi efektif
(ajimahendra.blogspot.com). Lima hukum itu meliputi: Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan
Humble disingkat REACH yang berarti meraih. Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi
interpersonal, yakni sebagai upaya bagaimana meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, simpati,
maupun respom positif dari orang lain.
1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah
respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain.
2. Empathy
Empathy (empati) dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan
mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati
akan meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap
yang akan memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita
akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan atau dimengerti
dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka
(tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima pesan.
5. Humble
Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun
rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Jika
komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini,
maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal, yang dapat menyampaikan pesan
dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak
mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu
arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.
Dalam pelaksanaannya Jalaludin Rakhmat dalam bahwa komunikasi antarpribadi
dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan
interpersonal (Cangara, 2007).
1. Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi
inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan
dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang
peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan
komunikasi
2. Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif
ditandai dengan lima hal, yaitu:
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
b. Merasa stara dengan orang lain;
c. Menerima pujian tanpa rasa malu;
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
3. Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
b) Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu,
ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat
karakteristiknya secara negatif.
c) Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul
dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka.
Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang,
resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
4. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang
lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk
mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi
1. Kepercayaan Diri
Untuk menjadi komunikator yang efektif, kita memerlukan kepercayaan diri terhadap sosial.
Perasaan cemas tidak dengan mudah dilihat oleh orang lain.
2. Kebersatuan
Hal ini mengacu pada penggabungan aantara pembicara dan pendengar untuk terciptanya rasa
kebersamaan dan kesatuan. Secara nonverbal kita mengkomunikasikan kebersatuan dengan
memelihara kontak mata yg patut, kedekatan fisik yg menggemakan kedekatan psikologis,
serta sosok tubuh yg langsung dan terbuka.
3. Manajemen interaksi
Komunikator yg efektif mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua pihak. Dalam
manajemen interaksi yang efektif, tidak seorang pun dapat diabaikan atau merasa menjadi
tokoh penting. Masing-masing pihak berkontribusi dalam seluruh komunikasi.
4. Daya ekspresi
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara orang – orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun nonverbal. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan,
membujuk, menegaskan, bercerita dan sebagainya.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi
interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan, begitupula sebaliknya,
melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi
interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi
serangkaian proses saling menerima, penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah
oleh masing-masing pihak.
Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, kita
dapat mengetahui dunia luar, bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna, bisa memperoleh
hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya.
Komunikasi antar pribadi yang efektif harus adanya keterbukaan, empati, sikap
mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Komunikasi interpersonal yang efektif ditandai dengan
hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi dipengaruhi karena turunnya kadar
hubungan interpersonal yang disebabkan karena adanya perbedaan atau konflik sehingga
terjadinya pemutusan hubungan.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi secara interpersonal,
dimana kita harus memahami etika dalam berkomunikasi. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak
terjadi kesalahan penafsiran dan menghindari ketidaknyamanan selama berkomunikasi, sehingga
hubungan antarpribadi dapat dijaga dan berlangsung harmonis.
SARAN
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang atau sekelompok kecil yang
saling memberikan ide, pengertian, wawasan, ataupun pendapat yang mengharapkan adanya
reaksi atau umpan balik positif dari penerima pesan. Diharapkan dengan kehidupan sehari-hari
melakukan komunikasi, kejelasan, keterbukaan, dan bahasa yang sopan santun harus
ditingkatkan untuk menjalin komunikasi baik antar teman, sahabat, orang tua, rekan kerja, dan
lain halnya.
Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun wawasan kami yang masih
minim kemungkinan pada makalah ini ditemukan berbagai kekurangan-kekurangan. Oleh karena
itu dengan lapang dada penyusun berharap serta bersedia menerima kritik dan saran dari teman-
teman, yang membangun guna untuk menambah wawasan kita semua.
.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nuraedah Nur, d. (2009). Hubungan Interpersonal: Pengertian, Teori, Tahap, dan Faktor
yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal. Malang: Tidak Diterbitkan.
Effendy, O. U. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.