Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI

(Analisis Pola Komunikasi Pimpinan dan Karyawan pada PT. Telkomsel)

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si.

Disusun oleh :
Khairil Fadli 11180810000071
Mohammad Rafdi Syawaldin 111808100000127
Muhammad Anwar Musadad 111808100000134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Komunikasi” ini dengan baik. Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah sebagai
salah satu tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi yang harus dipenuhi.
Merupakan suatu bentuk rasa syukur yang tak terhingga bagi kami yang akhirnya dapat
menyelesaikan makalah ini, dan dalam penulisan banyak melibatkan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan
pikirannya dalam membantu kami menyelesaikan makalah ini. Khususnya kepada Bapak Bahrul
Yaman S.Sos., M.Si selaku dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi.
Akhir kata, kami meminta maaf karena menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Maka dari pada itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memotivasi agar dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang. Dan kami juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi pembaca.

Jakarta, November 2020

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Professor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua
kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak
mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya juga tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin
dapat mengembangkan komunikasi (Cangara, 2002:1-2).

Komunikasi dirasa penting dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam
lingkup organisasi atau perusahan. Komunikasi digunakan dalam rangka membina dan
membangun perkembangan hubungan di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Pemberian dan
penyaluran informasi dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan baik dalam organisasi kecil
maupun organisasi besar. Sebab dalam suatu perusahaan atau organisasi pasti memiliki peraturan
formal atau informal yang dibentuk dan digunakan untuk menyesuaikan kepada anggotanya
demi tujuan bersama.

Tanpa adanya komunikasi didalam perusahaan atau organisasi, apa yang sudah dijadikan
peraturan dan rancangan perusahaan akan menjadi susah tersampaikan kepada anggotanya. Hal
ini tentu memicu suatu permasalahan, mengancam kekokohan struktur perusahaan, hingga
membuat perusahaan atau organisasi menjadi lemah dalam berkiprah.

Di era globalisasi seperti saat ini, semua anggota perusahaan dituntut untuk bekerja cepat
dan cerdas, karena semakin banyaknya kompetitor yang memiliki tujuan sama. Hal itu
mengharuskan semua anggota bisa bekerja sama dalam menghadapi persaingan dengan
kompetitor. Karyawan adalah individu yang sangat berarti teradap jalannya visi dan misi sebuah
perusahaan. Meskipun terlihat diposisi yang ringan, namun tanpa keberadaan mereka, tentulah
perusahaan tidak akan berjalan dan berkembang sebagaimana mestinya.

Mungkin banyak dari kita tidak mengetahui sebenernya apa fungsi dan proses
komunikasi dan juga bantak dari kita berpikir bahwasanya komunikasi hanya dengan cara
berbicara saja. Melihat persoalan tersebut kami menulis makalah ini.

Rumusan Masalah

2
a. apa fungsi fungsi komunikasi?
b. Bagaimana proses sebuah komunikasi?
c. Apa itu komunikasi non verba?
d. Apa itu jendela johari?
e. Apa itu analisis transaksional?

Tujuan

a. Mengetahui fungsi fungsi komunikasi


b. Mengetahui proses komunikasi
c. Mengetahui maksud dari komunikasi non verbal
d. Memahami maksud dari teori Jendela Johari
e. Mengerti tentang analisis transaksional

3
BAB II
LANDASAN TEORI
 Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
dan mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Jadi dapat disimpulkan komunikasi adalah suatu proses pengiriman atau penerimaan pesan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
atau menggunakan gerak isyarat..

 Fungsi Komunikasi

Komunikasi merupakan kemampuan yang telah dimiliki manusia sejak masih bayi. Akan
tetapi, hal ini tidak berarti jika setiap manusia memiliki kemampuan untuk bisa
berkomunikasi dengan baik dan efektif. Komunikasi yang efektif penting untuk dipelajari
karena akan sangat membantu manusia untuk memiliki hubungan yang baik dengan manusia
yang lainnya.
Komunikasi merupakan suatu proses kompleks yang memiliki banyak sekali unsur di
dalamnya. Sebuah komunikasi yang efektif dapat terjadi jika didukung oleh banyak hal,
mulai dari komunikator (penyampai pesan), channel (media penyampai pesan), hingga
komunikan (penerima pesan).
Hal-hal internal yang memengaruhi proses komunikasi antara lain adalah sifat dan
karakter dari komunikator dan komunikan itu sendiri, bagaimana latar belakang keduanya,
apa yang menjadi pandangan dan tujuan mereka masing-masing. Sementara itu hal-hal
eksternal yang memengaruhi proses komunikasi antara lain adalah lingkungan tempat

4
komunikasi tersebut berlangsung, gangguan-gangguan pada perangkat yang digunakan dalam
komunikasi, hingga nilai dan tata krama yang ada di masyarakat.

Setidaknya ada delapan fungsi komunikasi dalam setiap proses komunikasi yang terjadi. Fungsi
komunikasi antara lain adalah:

1. Informasi
Setiap orang memerlukan informasi mengenai berbagai hal yang ada di lingkungannya.
Proses komunikasi tentunya memudahkan orang untuk bisa memperoleh informasi.
2. Sosialisasi
Proses komunikasi membuat masyarakat menjadi lebih dekat dan akrab satu sama lain.
Proses komunikasi membuat masyarakat tidak lagi enggan untuk bersosialisasi sehingga
menjadi sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di masyarakat.
3. Motivasi
Proses komunikasi juga memiliki fungsi untuk menjelaskan tujuan tiap masyarakat dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Masyarakat yang melalui proses komunikasi
dapat menentukan pilihan dan keinginan dan mendorong kegiatan berdasar tujuan
bersama.
4. Perdebatan dan diskusi
Proses komunikasi juga berguna untuk media bertukar fakta dan mencari solusi dalam
perbedaan pendapat.
5. Pendidikan
Proses komunikasi secara langsung dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan proses komunikasi, terjadi proses pembentukan watak dan pendidikan
keterampilan masyarakat.
6. Memajukan Kebudayaan
Proses komunikasi membantu masyarakat untuk dapat memajukan kebudayaan. Hasil
budaya dan seni dapat dibangun dengan mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan
estetika melalui proses komunikasi.
7. Hiburan
Hiburan dalam masyarakat dapat disebar luaskan melalui proses komunikasi. Proses

5
komunikasi merupakan proses yang luas dan kompleks, sehingga tidak hanya terbatas
pada percakapan antara dua orang saja.
8. Integrasi
Proses komunikasi dapat berfungsi untuk menjaga integrasi individu, kelompok, atau
bahkan negara. Dengan proses komunikasi, masyarakat akan lebih mengenal satu sama
lain hingga menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.
 Proses Komunikasi

Proses Komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan
motif komunikasi.
Syarat untuk terjadinya proses komunikasi adalah tersedianya unsur-unsur komunikasi.
Unsur-unsur komunikasi terdiri dari enam hal yaitu source (sumber), communicator
(komunikator – penyampai pesan), message (pesan), channel (saluran), communican
(komunikan = penerima pesan), dan effect (efek/ hasil).

Tahapan proses komunikasi terbagi ke dalam tujuh tahap, yakni :

1. Penginterpretasian
Penginterpretasian adalah langkah awal dalam proses komunikasi, hal ini
berlangsung di dalam diri komunikator. Hal yang diinterpretasikan adalah motif
komunikasi yang mendasari komunikator melakukan proses komunikasi. Proses
komunikasi yang pertama ini berlangsung sejak motif komunikasi muncul hingga
komunikator mampu menginterpretasiakan pikiran dan perasaannya tersebut ke
dalam sebuah pesan yang masih abstrak.
2. Penyandian
Proses komunikasi yang selanjutnya adalah penyandian. Tahap ini masih
berlangsung di dalam diri komunikator. Pada proses komunikasi ini, pesan abstrak
yang diciptakan dalam tahap sebelumnya berhasil diwujudkan oleh komunikator
ke dalam lambang komunikasi melalui proses encoding.

6
3. Pengiriman
Proses komunikasi pengiriman terjadi ketika komunikator mengkomunikasikan
pesannya kepada komunikan. Dalam tahap ini, komunikator mengirim lambang
komunikasi melalui transmitter (dapat berupa apapun) sebagai alat pengirim
pesan.
4. Perjalanan
Tahapan dalam proses komunikasi ini terjadi antara komunikator dan komunikan,
tepatnya sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Proses komunikasi ini terjadi ketika lambang komunikasi yang dikirimkan oleh
komunikator telah diterima oleh komunikan. Penerimaan dalam proses
komunikasi diterima melalui receiver berupa peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Proses komunikasi penyandian balik terjadi dalam diri komunikan, yakni sejak
lambang komunikasi diterima melalui receiver hingga pesan tersebut diolah dan
diuraikan dalam diri komunikan (decoding).
7. Penginterpretasian
Proses komunikasi penginterpretasian kembali terjadi dalam diri komunikan.
Proses komunikasi ini terjadi sejak lambang komunikasi berhasil diuraikan dalam
bentuk pesan hingga menimbulkan feedback.
 Komunikasi Non Verbal

Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode nonverbal


disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi nonverbal kita bisa
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, marah, bingung, atau sedih.
Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku nonverbalnya, yang
mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.

Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan


nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat
sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal,
contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih

7
jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi nonverbal jauh
lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu
ada.

Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri seperti
bagaimana kita mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi
interaksi (suhu, pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola
interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).

Jenis Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu:

1. Sentuhan (haptic)

Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat
penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I Smith, seorang peneliti dari Cutaneous
Communication Laboratory mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat disampaikan
melalui sentuhan, salah satunya adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki
khasiat kesehatan.

2. Komunikasi Objek

Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian. Orang
sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini termasuk bentuk penilaian
terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat dilihat pada penggunaan
seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan tersebut.

3. Kronemik

Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika


menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya
Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana
mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara tepat dan
efektif.

8
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)

Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa
bentuk dari kinestetik yaitu:

a) Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam
pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya ,
menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.
b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk menggambarkan
pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya dilakukan secara
sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika mengatakan seseorang
gemuk/kurus.
c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan perasaan
dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat, semangat dan
kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa sadar.
Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal.
d) Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur , memantau,
memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan
kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang
berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata.
e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan
mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa
disengaja. Misalnya, menggigit bibir, memainkan pensil ditangan, garuk-garuk kepala
saat sedang cemas dan bingung.

Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata (gaze) dalam komunikasi nonverbal. Gaze
adalah penggunaan mata dalam proses komunikasi untuk memberi informasi kepada pihak lain
dan menerima informasi pihak lain. Fungsi gaze diantaranya mencari unpan balik antara
pembicara dan pendengar, menginformasikan pihak lain untuk berbicara, mengisyarakatkan sifat
hubungan (hubungan positif bila pandangan terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila
terjadi penghindaran kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat bertemu pasangan
yang bertengkar, pandangan mata kita alihkan untuk menjaga privasi mereka.

5. Proxemik

9
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak menentukan
seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. jarak mampu mengartikan suatu
hubungan.

6. Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.


Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

7. Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara
berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan
berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

Fungsi Komunikasi Nonverbal

Mark Knapp (1978) menyebut bahwa kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki
fungsi untuk:

1. Repeating (Repetisi) , yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan secara


verbal. Contohnya mengangguk kepala ketika mengatakan ‘Iya’ dan menggelengkan
kepala ketika mengatakan ‘Tidak’.
2. Substituting (Substitusi) , yaitu mengantikan lambang-lambang verbal. Contohnya
menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan menghadap depan sebagai
penganti kata ‘Tidak’ saat pedagang menghampiri anda. kita tidak perlu secara verbal
menyatakan kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita
membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Menyatakan rasa haru
tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang berlinang-linang.
3. Contradicting (Kontradiksi) , yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna
lain terhadap pesan verbal. Contohnya seorang suami mengatakan ‘Bagus’ ketika
dimintai komentar istrinya mengenai baju yang baru dibelinya sambil matanya terus
terpaku pada koran yang sedang dibacanya.

10
4. Complementing (Komplemen) , yaitu melengkapi dan memperkaya pesan maupun
makna nonverbal. Contohnya melambaikan tangan saat mengatakan selamat jalan.
5. Accenting (Aksentuasi) , yaitu menegaskan pesan verbal atau mengaris bawahinya.
Contohnya Mahasiswa membereskan buku-bukunya atau melihat jam tangan ketika
jam kuliah berakhir atau akan berakhir, sehingga dosen sadar diri dan akhirnya
menutup kuliahnya.

Karakteristik Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yang bersifat universal, diantaranya:

1. Komunikatif, yaitu perilaku yang disengaja/tidak disengaja untuk


mengkomuniasikan sesuatu sehingga pesan yang ada bisa diterima secara sadar.
Contoh mahasiswa memandang keluar jendela saat kuliah yang menunjukkan
perasaan bosan.
2. Kesamaan perilaku, yaitu kesamaan perilaku nonverbal antara 1 orang dengan orang
lain. Secara umum bisa dilihat pada gerak tangan, cara duduk, berdiri, suara , pola
bicara, kekerasan suara, cara diam
3. Artifaktual, yaitu komunikasi nonverbal bisa juga dalam bentuk artefak seperti cara
berpakaian, tata rias wajah, alat tulis, mobil, rumah, perabot rumah & cara
menatanya, barang yang dipakai seperti jam tangan.
4. Konstektual, yaitu bahasa nonverbal terjadi dalam suatu konteks. membantu
tentukan makna dari setiap perilaku non verbal. Misalnya, memukul meja saat pidato
akan berbeda makna dengan memukul meja saat dengar berita kematian.
5. Paket, yaitu bahasa nonverbal merupakan sebuah paket dalam satu kesatuan. Paket
nonverbal jika semua bagian tubuh bekerjasama untuk komunikasikan makna
tertentu. Harus dilihat secara keseluruhan (paket) dari perilaku tersebut Contoh : ada
cewek lewat kemudian kedipkan mata. Gabungan paket verbal dan nonverbal,
misalnya marah secara verbal disertai tubuh & wajah menegang, dahi berkerut. Hal
yang wajar jadi tidak diperhatikan. Dikatakan tidak satu paket bila menyatakan “Saya
senang berjumpa dengan anda” (verbal) tapi hindari kontak mata atau melihat/
mencari orang lain (non verbal).

11
6. Dapat dipercaya, Pada umumnya kita cepat percaya perilaku non verbal. Verbal &
non verbal haruslah konsisten. Ketidak konsistenan. akan tampak pada bahasa
nonverbal yang akan mudah diketahui orang lain. Misalnya seorang pembohong akan
banyak melakukan gerakan-gerakan tidak disadari saat ia berbicara.
7. Dikendalikan oleh aturan, sejak kecil kita belajar kaidah-2 kepatutan melalui
pengamatan perilaku orang dewasa. Misalnya: Mempelajari penyampaian simpati
(kapan, dimana, alasan) atau menyentuh (kapan, situasi apa yang boleh atau tidak
boleh)
 Jendela Johari

Teori Johari window atau jendela Johari merupakan sebuah teori yang digunakan untuk
membantu orang dalam memahami hubungan antara dirinya sendiri dan orang lain. Teori ini
digagas oleh dua orang psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham pada tahun
1955. Teori Johari window disebut juga teori kesadaran diri mengenai perilaku maupun pikiran
yang ada di dalam diri sendiri maupun di dalam diri orang lain. Teori jendela Johari berkaitan
dengan Emotional Intelligence Theory yang berhubungan dengan kesadaran dan perasaan
manusia.

Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan berguna dalam
mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta pengertian bersama individu-individu
yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan
hubungan antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun
menerima feedback.

Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog Amerika, Joseph Luft
dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti untuk program proses dari kelompok
mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri sebenarnya diambil dari potongan masing-masing nama
mereka. "Jo" untuk Luft, dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak lama, Jendela
Johari banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan kesadaran diri, peningkatan personal
& komunikasi. Hubungan inter-personal, kelompok-kelompok dinamis, dan peningkatan tim dan
hubungan inter-grup.

Terminologi kata Jendela Johari mengarah pada-personel/dari pribadi dan orang lain.
Personal untuk diri individu itu sendiri, sebagai subjek manusia dalam analisa Jendela joharu.
12
Selanjutnya, orang lain berarti objek lain dari kelompok pribadi. Jendela Johari juga
berhubungan dengan teoti intelegen emisional, emotional Intelligence theory (EQ), dan
kesadaran individu serta peningkatan EQ.

Dalam kebanyakan training atau pelatihan, proses memberi dan menerima feedback
adalah unsur terpenting. Melalui proses feedback tersebut, kita bisa melihat/mengenal orang lain,
dan demikian sebaliknya. Individu lain juga belajar bagaimana pandangan kita terhadap mereka.
Feedback menginformasikan kepada individu ataupun kelompok, baik secara verbal maupun
non-verbal dalam berkomunikasi. Informasi yang diberikan seseorang menceritakan kepada yang
lain bagaimana perilaku mereka mempengaruhi dia, bagaimana perasaannya, dan apa yang
diterimanya (feedback dan self disclosure). Feedback juga bisa diartikan sebagai reaksi yang
diberikan oleh orang lain, biasanya lebih menonjol pada persepsi dan perasaan mereka,
menceritakan bagaimana perilaku seseorang bisa mempengaruhi mereka (menerima feedback). 

Ketika Jendela Johari digunakan untuk membangun hubungan antar kelompok 'personal'
dikategorikan sebagai kelompok dan 'orang lain' menjadi kelompok lain.

Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah' atau 'kuadran'.
Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi, dan lain- lain yang dikenali
oleh individu, dengan catatan apakah informasi tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si
individu, dan apakah informasi tersebut juga bisa dikenali oleh kelompok lain, atau malah tidak
tahu sama sekali (Robbins, 2008).

Adapun daerah pengenalan diri dari Jendela Johari tersebut dapat dilihat pada diagram di
berikut: 

Gambar 1. Gambar pengenalan diri Jendela Johari

13
Dari kolom diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada kolom 1.  Disebut dengan "diri terbuka", apa yang diketahui oleh 'personal' atau
individu juga diketahui oleh orang lain, bisa juga disebut dengan 'daerah terbuka' atau
'areal bebas' atau 'diri bebas' ataupun 'arena'. 

2. Pada kolom 2. Disebut dengan "diri buta". Apa yang diketahui oleh individu tidak
diketahui. bisa juga disebut "blind spot: atau :blind area". 

3. Pada kolom 3. Disebut dengan "diri tersembunyi". Apa yang diketahui oleh si individu
tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Bisa juga disebut "daerah tersembinyu" atau
"daerah yang dihindari". 

4. Pada kolom 4. Disebut dengan "diri yang tidak dikenal". Apa yang tidak diketahui oleh
individu juga tidak diketahui oleh orang lain. Selanjutnya, uraian masing-masing kolom /
kuadran:

1. Jendela Johari pada Kuadran - I (Diri Terbuka)

Pada Jendela Johari pertama ini dikenal juga sebagai "daerah bebas aktivitas" adalah
berisikan informasi mengenai personal/individu-perilaku, kebiasaan, perasaan. Emosi,
pengatahuan, pengalaman, keahlian, pandangan, dan lain-lain. Kemudianm ditetapkan sebagai
person (the self/diri) dan kelompok ('other'/orang lain).

Substansi dari kelompok seharusnya selalu berusaha 'membangun' daerah/diri terbuka


kepada setiap individu, karena ketika bekerja pada wilayah ini dengan orang lain pada saat
paling efektif dan produktif, dan kelompok juga demikian kondisinya. Diri terbuka ini dapar
dilihat pada ruang di mana komunikasi dan kerja sama yang baik terjadi, bebas dari kerusuhan,
ketidakpercayaan, kebingungan, konflik dan kesalahpahaman.

Kuadran terbuka mempersembahkan hal-hal yang sama-sama diketahui oleh individu


maupun orang lain. sebagai contoh; X mengetahui nama Z dan demikian sebaliknya. Dan jika
mereka menel;usuri ke webside pribadi masing-masing diri, maka mereka akan saling
mengetahui apa yang menjadi kesukaan/ketertarikan masing-masing. Kuadran terbuka bisa juga
mencakup tidak hanya informasi faktual, tetapi juga bagaimna perasaan, motivasi, perilaku,

14
keinginan, kebutuhan, dan lain- lain. Dari si X atau pun Z, pokoknya informasi-informasi yang
bisa mewakili diri individu. Ketika kita bertemu dengan orang-orang baru, ukuran kuadran
terbuka tidak terlalu luas. Sejak setelah ada waktu tersisihkan untuk saling bertukar informasi,
lain halnya ketika proses mendalami seseorang, Jendela (shades) akan bergerak ke bawah atau ke
kanan, menempatkan lebih banyak informasi ke dalam Jendela Terbuka.

2. Jendela Johari pada Kuadran -  II (Diri Buta)

Dengan mencari atau mendapatkan feedback dari orang lain, seharusnya bisa mengurangi
gejala pada Jendela / kuadran ini dan dapat memperluas "diri terbuka" yang notabenenya adalah
untuk meningkatkan kesadaran diri, kuadran dua ini tidak efektif untuk dibawa ke individu atau
kelompok.

Ambil contoh, ketika X makan malam direstoran dengan Z, lalu ketika telah menempel
sesuatu entah itu remah makan atau apa, di wajah X, maka X tidak akan tahu, sedangkan Z
sangat leluasa untuk segera mengetahui ada sesuatu menempel di wajah X. Pada saat Z
mengatakan ada sesuatu di wajah X, maka jendela akan mengarah ke kanan, memperluas daerah
"diri terbuka". 

3. Jendela Johari pada Kuadran – III (Diri Tersembunyi )

Daerah tersembunyi mencakup sensitivitas, ketakutan, agenda tersembunyi, rahasia,


banyak hal yang diketahui oleh seseorang tapi tidak diceritakannya untuk berbagai alasan.
Contohnya saja dalam webside pribadi, X tidak pernah menyebutkan apa salah satu rasa favorit
eskrim yang paling disukainya, informasi tersebut merupakan kuadran tersembunyi X, namun
ketika X membuka rahasianya dengan mengatakan bahwa coklat adalah eskrim kesukaannya,
maka X mendorong kuadrannya ke bawah sehingga sedikit memperluas "diri terbuka" atau
arena.

Sekali lagi, ada begitu banyak rahasia yang belum terbongkar, ketika terjadi upaya untuk
saling mengenal dan percaya satu sama lain, maka akan tercipta suatu kenyamanan dalam
membuka diri sendiri, inilah yang dinamakan "self disclosure”.

Informasi dan perasaan-perasaan tersembunyi yang relevan seharusnya bisa dipindahkan


ke daerah/diri terbuka melalui proses 'dis closure'. Intinya, membuka diri dan mengekspos

15
perasaan & informasi yang relevan melalui proses exposure dan self disclosure terminologi
Jendela Johari, agar dapat memperluas daerah diri terbuka. Dengan berbagai cerita apa yang kita
rasakan dan hal-hal lain seputar diri akan membantu mengurangi "daerah/diri tersembunyi", di
lain pihak, tentu saja dapat memperluas daerah/diri terbuka, yang tidak lebih baik dari
pengertian, kerjasama, kepercayaan, produktivitas dan keefektipan tim kerja, mengurangi
daerah/diri tersembunyi (hidden area) juga membantu mengurangi kebingungan, tingakta
kesalapahaman, miskin komunikasi, dan lain-lain.    

4. Jendela Johari pada Kuadran – IV (Diri Tak Dikenal)

Kuadran ke empat ini mengandung informasi, perasaan, kemampuan laten, pengalaman,


dan lain-lain yang sama sekali tidak diketahui baik oleh individu yang bersangkutan maupun
oleh orang lain, hal-hal tersebut di atas bisa jadi cukup dekat ke permukaan, yang mana cukup
positif dan berguna, atau bahkan bisa jadi aspek- sapek yang lebih dalam dari personaliti
seseorang yang mempengaruhi tingkat perilakunya. Kebanyakan daerah tertutup ini dijumpai
pada anak-anak muda dan orang-orang yang minim pengalaman atau kepercayaan diri.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi daerah tertutup:

1. Tingkat kemampuan yang dibawah rata-rata atau sedikit mendapat kesempatan,


kepercayaan diri yang minim, dan kurang berlatih. 

2. Kemampuan alami, bahwa seseorang tidak menyadarinya. 

3. Ketakutan atau menghindari diri bahwa mereka memiliki potensi untuk terjangkit
penyakit yang tidak diketahui. 

Terkondisikan oleh perilaku atau kebiasaan sedari kecil.  Daerah/diri tertutup ini juga
dipengaruhi oleh perasaan terkesan atau perasaan- perasaan tidak nyaman lainnya yang berakar
pada kejadian-kejadian formatif dan pengalaman pahit pada masa lalu, yang mempengaruhi si
individu secara berkelanjutan. Untuk pekerjaan dan dalam konteks organisasi, Jendela Johari
sebaiknya tidak digunakan pada kasus di atas.

 Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah hubungan

16
komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi
bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik
kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk,
cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami
masalah atau tidak. Analisis transaksional terdiri dari dua kata, analisis berarti pengujian secara
detail agar lebih memahami atau agar dapat menarik kesimpulan dari bahasa pengujian tersebut,
sedangkan transaksional atau transaksi adalah unit pokok dari sebuah hubungan sosial. Dengan
demikian, analisis transaksional adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi
antar individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian
seseorang.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung
secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah
seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak. Analisis transaksional terdiri dari dua
kata, analisis berarti pengujian secara detail agar lebih memahami atau agar dapat menarik
kesimpulan dari bahasa pengujian tersebut, sedangkan transaksional atau transaksi adalah unit
pokok dari sebuah hubungan sosial. Dengan demikian, analisis transaksional adalah metode yang
digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik
yang merupakan gambaran kepribadian seseorang

Tiga Jenis Transaksi Antar Pribadi

1. Transaksi Komplementer Dalam Transaksi ini terjadi kesamaan makna terhadap pesan.
Pesan yang satu dilengkapi pesan yang lain meskipun dalam jenis ego yang berbeda.

2. Transaksi Silang Dalam transaksi ini pesan yang dikirimkan oleh komunikator tidak
mendapat respon yang sewajarnya dari komunikan.

3. Transaksi Tersembunyi Transaksi ini terjadi bila campuran beberapa sikap di antara
komunikator dan komunikam sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya.

Kelebihan dan Kelemahan Analisis Transaksional

1. Kelebihan dari Analisis Transaksional

a. Punya pandangan optimis dan realistis tentang manusia.

17
b. Penekanan waktu di sisni dan sekarang ( here an now ).
c. Mudah diobservasi.
d. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

2. Kelemahan dari Analisis Transaksional

a. Kurang efesien terhadap kontrak treatment karena banyak klien yang beranggapan
jelek terhadap dirinya dan tidak realistis sehingga sulit tercapai kontrak karena
klien tidak dapat mengungkapkan tujuan apa yang ia inginkan.
b. Subyektif dalam menafsirkan status ego

18
BAB III
DATA DAN FAKTA

 PROFIL PT. TELKOMSEL


Telkomsel adalah sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang namanya telah
dikenal di masyarakat dan menduduki posisi pertama dari segi jumlah pelanggannya, hingga
tahun 2016. PT. Telkomsel merupakan anak dari perusahaan Telkom Indonesia, didirikan pada
26 Mei 1995 silam. PT. Telkomsel adalah operator GSM pertama di Indonesia dan mengklaim
sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. Demi memenuhi kebutuhan
konsumen dan mempermudah mereka dalam berkomunikasi, perusahaan ini berusaha memberi
pelayanan terbaik kepada konsumennya. Hal itu diwujudkan dengan didirikannya kantor-kantor
Telkomsel yang tersebar di Indonesia, terbagi menjadi 4 area, area 1 meliputi wilayah Sumatera,
area 2 meliputi wilayah Jawa Barat-Jabodetabek, area 3 meliputi wilayah Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan area 4 meliputi wilayah Papua, Maluku, Sulawesi, juga
Kalimantan.

Pada tahun 1993, PT Telkom mulai merambah teknologi nirkabel GSM, pada tahun
selanjutnya, pada 1994 PT Satelit Palapa Indonesia operator jaringan GSM pertama di Indonesia
yang mengeluarkan kartu SIM muncul. PT Telkomsel kemudian didirikan bersama Indosat pada
tahun 1995 dan meluncurkan kartu Halo pada tanggal 26 Mei 1995 sebagai layanan paska bayar.
Pada tahun 2015 Saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom Indonesia sebesar 65% dan sisanya
oleh Singtel sebesar 35%.

Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 139,3


juta pelanggan per 31 Desember 2014 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007.Jaringan
Telkomsel telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun
2007. Telkomsel telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100
juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011. Telkomsel meluncurkan secara resmi layanan
komersial mobile 4G LTE pertama di Indonesia. Layanan Telkomsel 4G LTE memiliki
kecepatan data access mencapai 36 Mbps.

Saat ini Telkomsel menggelar lebih dari 100.000 BTS yang menjangkau sekitar 98%
wilayah populasi di Indonesia. Sebagai operator seluler nomor 6 terbesar di dunia dalam hal
19
jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia
yang kini dipercaya melayani lebih dari 143 juta pelanggan pada tahun 2015-2016. Dalam upaya
memandu perkembangan industri telekomunikasi seluler di Indonesia memasuki era baru
layanan mobile broadband, Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap
teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta pengembangan jaringan Long Term Evolution (LTE). Kini
Telkomsel mengembangkan jaringan broadband di 100 kota besar di Indonesia. Untuk
membantu pelayanan kebutuhan pelanggan, Telkomsel kini didukung akses call center 24 jam
dan 430 pusat layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Visi

Menjadi penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital mobile kelas dunia yang
terpercaya.

Misi

Memberikan layanan dan solusi digital mobile yang melebihi ekspektasi para pengguna,
menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham serta mendukung pertumbuhan ekonomi
bangsa.

20
BAB IV
ANALISIS DATA DAN FAKTA

Perkembangan pengguna produk Telkomsel di wilayah Papua dan Maluku berkembang


pesat. Bahkan saat ini, Telkomsel merupakan operator yang menguasai 97% market share di
Papua Maluku, dimana pencapaian angka tersebut didukung oleh lebih dari 17 ribu outlet yang
tersebar hingga ke pelosok dalam membantu pendistribusian produk ke masyarakat.
Keberhasilan PT Telkomsel Ambon memasarkan produk Kartu Halo dikarenakan peran strategis
manajer yang memimpin seluruh divisi PT Telkomsel Ambon. Manajer branch PT Telkosmel
Ambon memiliki daya pimpin strategis dalam mengelola alur komunikasi para divisi agar selalu
bersinergi satu sama lain. Setiap divisi dikepalai para supervisor. Supervisor di tiap divisi
memiliki peran untuk mengarahkan staf bagian divisi dalam menjembatani efektifitas
keorganisasian tiaptiap divisi.

Manager PT Telkomsel Branch Ambon telah mengadopsi peran seorang pemimpin yang
penuh kharismatik dalam memimpin seluruh Divisi. Nilai-nilai perusahaan diemban dengan
penuh tanggungjawab oleh seluruh anggota perusaahan baik dari tingkat Manager Branch.
Supervisor Divisi hingga para staff kelima Divisi yaitu Divisi Broadband and Digital Sales,
Divisi Sales and Outlet Operations, Divisi Youth and Community, Divisi High Valuable
Customer dan Divisi Finance. Strategi kepemimpinan strategis manager PT Telkomsel Branch
Ambon adalah dengan menggali permasalahan internal tiap divisi untuk mendapatkan solusi.
Manjemen konflik yang dipergunakan untuk mengatasi permalasahan internal adalah teknik
obliging. Teknik obliging yang dilakukan manager adalah mengintegrasikan anggota organisasi
divisi untuk berkomunikasi yang cair, tanpa sekat dan membuka kesempatan berbicara setiap
menghadapi konflik Bila konflik internal dapat diminimalisir, maka tingkat kohesifitas serta gap
tiap supervisor divisi akan tinggi.

Hasil akhir dari kohesivitas berimbas pada kinerja staf di lapangan untuk merealisasikan
target perusahaan guna meningkatkan loyalitas masyarakat pengguna produk Telkomsel.
Kemampuan pemimpin berkomunikasi secara terbuka dapat menciptakan iklim komunikasi yang
kondusif bagi suatu organisasi. Begitu juga dalam menghadapi konflik internal maupun

21
eksternal, keterbukaan komunikasi justru mengembangkan kohesivitas atasan dan bawahan
dalam pencarian solusi.

Serupa dengan pendapat Atkin (2006) yang mengkultuskan sifat dasar keanggotaan
dalam dimensi keharmonisan iklim komunikasi organisasi yang efektif. Doktrin tersebut yaitu:

c. Kami percaya bahwa orang pada dasarnya baik.


d. Kami percaya setiap orang memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan.
e. Kami percaya bahwa sebuah lingkungan yang jujur dan terbuka dapat
memunculkan yang terbaik bagi diri seseorang.
f. Kami mengenali dan menghargai setiap orang sebagai pribadi yang unik.
g. Kami mendorong anda untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang sama
seperti anda ingin diperlakukan.

Konsep doktrin itu dianut pula oleh gaya memimpin manager PT Telkomsel Branch
Ambon yang tidak merasa malu untuk membuka saran serta masukan dari tiap divisi. Begitu juga
para supervisor divisi sangat terbuka untuk mengembangkan potensi dirinya memberikan
kontribusi pemikiran pada manager.

Dapat disimpulkan bahwa, pola komunikasi keterbukaan antara pemimpin dan karyawan
ini telah menciptakan atau menghasilkan sinergitas kesolidan antar divisi. Atmosfir perusahaan
yang dibentuk manager PT Telkomsel Branch Ambon menjadi kondusif yang ujungnya dapat
meningkatkan produktifitas dan daya kreativitas anggota organisasi. Hal ini terbukti dari tingkat
penjualan produk Telkomsel yang betengger di posisi tertinggi di Ambon.

22
BAB V
KESIMPULAN

Komunikasi merupakan suatu hal yang penting baik bagi sebuah organisasi maupun bagi
seorang individu. Melalui komunikasi kita paham akan perasaan seseorang, apa yang ia pikirkan,
bagaimana pola pikirnya dan masih banyak lagi. Terkadang permasalahan muncul akibat
kurangnya komunikasi antar sesama anggota organisasi dan lewat berkomunikasi jugalah
permasalahan tersebut dapat teratasi. Memang tak semua komunikasi berjalan mulus, setiap hal
pasti menemukan suatu hambatan tak terkecuali dengan komunikasi, banyak faktor yang
mempengaruhinya misalnya saja kesalahpahaman saat proses penangkapan kode atau simbol
simbol saat berkomunikasi yang akan berakibat pada misskomunikasi. Di dalam sebuah
hubungan yang baik, di dalam sebuah organisasi yang hebat tentu terdapat orang yang hebat
dengan komunikasi yang tertata dengan rapih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, Desak Putu Yuli. 2016. Modul Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Denpasar:
Universitas Udayana Bali

Ariqoh, Zulfa. 2018. Teknik Analisa Kepribadian Berdasar Jendela Johari. Lampung:
Universitas Negeri Lampung

Anggun D. 2016. Model Komunikasi Dalam Organisasi Untuk Membangun Motivvasi Kinerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Telkomsel Branch Malang). Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Wikipedia. 2020. Telkomsel. https://id.wikipedia.org/wiki/Telkomsel (diakses tanggal 3


November 2020, pukul 23.16 WIB)

Telkomsel. 2020. Tentang Kami. https://www.telkomsel.com/about-us/our-story (diakses tanggal


3 November 2020, pukul 23.30 WIB)

Supratman, Lucy Pujasari. 2018. Pola Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Strategis di PT


TelkomSel. Jurnal Ilmu Komunikasi, 16(1), 31 – 41.

24

Anda mungkin juga menyukai