Teori ini menerangkan bahwa laba didapatkan sebagai hasil dari friksi atau pergesekan
dari keseimbangan jangka panjang. Dalam jangka panjang perusahaan cenderung hanya
menerima laba normal (keseimbangan dalam persaingan sempurna) atau laba ekonomisnya nol.
Pada kenyataannya, dalam jangka panjang ada perusahaan yang keluar atau terdepak dari pasar
dan ada perusahaan yang masuk pasar. Apabila dalam jangka pendek pada suatu industri
terdapat laba di atas normal maka dalam jangka panjang akan banyak perusahaan yang masuk
dalam industri tersebut dan hal ini akan menekan keuntungan di atas normal tadi menjadi
keuntungan normal. Sebaliknya apabila dalam jangka pendek terjadi gejala banyak perusahaan
yang merugi, maka beberapa perusahaan akan keluar dari pasar. Keluarnya perusahaan-
perusahaan ini akan menyebabkan harga cenderung naik dan mengurangi kerugian.
Contoh perhitungannya belum
Hpp atau sebagian orang menyebut dengan istilah cost of good sold (COGS) adalah
keseluruhan biaya langsung yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk memperoleh barang
atau jasa yang dijual kepada konsumen. Dalam menghitung Hpp, biaya yang diperhitungkan
mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Hpp dihitung dengan tujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam
produksi barang dan jasa suatu perusahaan. Hpp merupakan salah satu komponen dalam laporan
laba rugi. Secara sederhana, Hpp dapat dihitung dengan cara berikut ini:
Harga Pokok Penjualan (HPP)= Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
Atau
PT. Maju Manunggal Mahakarya Merpati menjalankan sebuah proyek pada pada tanggal
24 November 2019 dengan Persediaan barang dagangan (awal) sebanyak Rp20.000.000,00,
Pembelian sebesar Rp50.000.000,00, Beban angkut pembelian Rp1.000.000,00, Retur pembelian
sebesar Rp5.000.000,00, Potongan pembelian Rp2.000.000,00, dan Persediaan barang dagangan
akhir sebesar Rp10.000.000,00.
Dari masalah di atas, dapat dihitung Hpp PT Maju Manunggal Mahakarya Merpati dengan cara :
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir =
Rp20.000.000,00 + Rp44.000.000,00 – Rp10.000.000,00 = Rp54.000.000,00
Harga Jual
Harga jual adalah besar harga yang dibebankan kepada konsumen. Untuk menghitung
harga jual secara sederhana dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Keuntungan yang Diharapkan
Agar lebih jelas, kita dapat menggunakan rumus perhitungan di atas dengan contoh kasus
sebagai berikut:
Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Keuntungan yang Diharapkan
= Rp5.500.000,00
Dari pembahasan di atas bisa diketahui bahwa perbedaan antara Hpp dan Harga Jual
adalah Hpp meliputi seluruh biaya yang dibutuhkan untuk produksi barang sedangkan harga jual
adalah harga yang dibebankan kepada konsumen untuk menggunakan barang atau jasa yang
ditawarkan.
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
B/C = 1
Maka manfaat yang ditimbulkan sama dengan biaya yang diperlukan, proyek
tetap layak dilaksanakan.
B/C < 1
Maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih kecil dari biaya yang diperlukam,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
NPV < 0
Maka proyek tidak layak dibangun karena nilai manfaat lebih kecil dari biaya
pembangunan.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
Sama seperti perhitungan NPV pada analisis kelayakan ekonomi, hanya saja nilai
income didapat dari harga tarif tol. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV = Income – Outcome
Fungsi Logic nilai NPV yang mungkin:
NPV > 0
Maka proyek layak karena pendapatan (income) lebih besar dari biaya yang
diinvestasikan (outcome)
NPV < 0
Maka proyek tidak layak dibangun karena pendapatan (income) lebih kecil dari biaya
yang diinvestasikan (outcome).
Internal Rate of Return (IRR)
Yang dimaksud dengan Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan
harga discount rate pada saat NPV sama dengan nol. Internal Rate of Return sering disebut
sebagai laju pengembalian modal. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga
relevan (tingkat bunga yang disyaratkan) atau MARR (Minimum Attractive Rate of Return) maka
investasi dikatakan layak, apabila lebih kecil dinilai tidak layak. Metode ini menggunakan indeks
IRR, Indeks IRR sendiri adalah besaran yang menunjukkan harga discount rate pada saat besaran
NPV = 0. IRR ini dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih untuk
suatu proyek. IRR akan layak apabila lebih besar dari i (tingkat pengembalian) saat ini. Semakin
besar nilai IRR maka investasi dinilai layak. Dimana semua keuntungan di ekuivalensikan ke
nilai sekarang (present worth) sama dengan biaya kapital.
Fungsi Logic nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang mungkin:
IRR > MARR
Maka investasi proyek dikatakan layak karena tingkat pengembalian investasi
tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyimpan uang (modal) di bank.
IRR < MARR
Maka investasi proyek dikatakan tidak layak karena lebih baik menyimpan uang
(modal) di bank dibandingkan melakukan investasi tersebut.
Pay Back Period
Analisis Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui berapa lama periode investasi
akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi paling pokok (BEP). Dengan kata lain PP adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai NPV = 0. Dikatakan layak jika PP < Umur Rencana
Investasi.