Anda di halaman 1dari 53

Perhitungan laba-rugi

usaha
AZIZAH MASYHUR
SMAN 26 JAKARTA
OMSET DAN PROFIT
Pengertian omset adalah jumlah uang hasil penjualan barang/jasa
tertentu selama suatu masa jual
Omset adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis normal dan
termasuk diskon dan pengurangan untuk barang dagangan yang dikembalikan. (
businessdictionary.com),
Omset adalah keseluruhan angka bersih yang didapat sebuah usaha dari
penjualan.
Profit adalah selisih seluruh pendapatan penjualan perusahaan
(omset) dengan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
Rumus Penghitungan Omzet
Rumus inti perhitungan omset sangat sederhana:

Omset (TR) = harga jual (P) x kuantitas jual (Q)

TR = P x
Q

Contoh : sebuah perusahaan menjual 1.000 topi seharga 20.000, maka


omset yang didapatnya adalah 20.000 X 1.000 = 20.000.000 (20 juta)
PERHITUNGAN PROFIT
Profit memiliki rumus profit (MP) = omset (P x Q) – biaya Prosuksi (C).

MP = (P x Q) – C

Contoh : sebuah perusahaan menjual 1.000 topi seharga 20.000, Jika biaya
produksinya 14 juta, maka profit yang didapat adalah 20 juta – 14 juta = 6 juta.
1. Bagaimana Meningkatkan Omset Penjualan ?
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah jumlah pengeluaran dan beban yang secara langsung atau
tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa di dalam kondisi dan tempat dimana barang
dapat dijual dan digunakan.
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
tenaga kerja, bahan dan overhead dalam proses pembuatan produk atau jasa yang dijual ke
pelanggan sepanjang suatu periode.
Beberapa komponen HPP :
1.Persediaan awal barang dagang.
Persediaan yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan. Saldo persediaan awal barang ini
bisa dicek di neraca saldo periode berjalan atau neraca saldo di awal perusahaan pada tahun
sebelumnya.
2.Persediaan akhir barang dagang.
Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode akuntansi
perusahaan atau akhir tahun buku berjalan. Nilai saldo ini bisa diketahui pada data penyesuaian
perusahaan di akhir periode akuntansi.
3.Pembelian bersih.
Pembelian bersih dalam HPP adalah keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan
perusahaan, untuk pembelian barang tunai atau kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian
dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang sedang terjadi.
Rumus Harga pokok penjualan
HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaan akhir.
langkah-langkah untuk menghitung Harga Pokok Penjualan:
•Menghitung penjualan bersih.
Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan.
•Beberapa unsur penjualan bersih seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga.

Rumusnya : Penjualan bersih = penjualan – (retur penjualan + potongan penjualan)


•Menghitung pembelian bersih.
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah pembelian kotor, pengurangan harga, retur
pembelian, dan potongan pembelian.

Rumusnya : Pembelian bersih = (Pembelian + ongkos angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian).

•Menghitung persediaan barang.


Rumusnya : Persediaan barang = persediaan awal + pembelian bersih.
•Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP.
Rumusnya : Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan barang – persediaan akhir.
Laba/Rugi adalah selisih jumlah antara jumlah
penerimaan dengan jumlah biaya produksi.

Konsep Laba/Rugi
a. Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka akan
lahir konsep LABA
b. Jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka akan
lahir konsep RUGI.
c. Jika biaya sama dengan penerimaan, maka akan
lahir konsep impas (Break Event Point)
LABA KOTOR
Pengertian laba kotor adalah pendapatan dari penjualan (umum)
Pendapatan penjualan sebelum dikurangi biaya overhead, gaji pegawai, pajak dan
pembayaran bunga.
Laba kotor terdapat keuntungan sekaligus terdapat biaya untuk membuat produk atau
produksi maupun biaya untuk penyediaan jasa.
Pengertian laba kotor secara khusus atau yang sering disebut Gross Profit adalah
jumlah penjualan bersih  pasca mengalami pengurangan Harga Pokok Penjualan yang
disingkat HPP.
selama biaya produksi produk dan jasa sudah dipertanggungjawabkan maka,
pendapatan sudah bisa dikategorikan sebagai laba kotor. Sedangkan untuk pajak, gaji
dan biaya suku bunga tidak termasuk ke dalam pendapatan ini.
Cara Hitung Laba Kotor (Gross Profit)
Rumus laba kotor : Pendapatan dikurangi HPP.
Pendapatan adalah hasil atau laba dari penjualan.
HPP adalah biaya produksi untuk menghasilkan produk dan jasa.
BIAYA OPERASIONAL
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari sebuah perusahaan. Biaya operasional mencakup hal-
hal seperti penggajian, komisi penjualan, tunjangan karyawan dan
kontribusi pensiun, transportasi dan perjalanan, amortisasi dan depresiasi,

sewa, perbaikan, hingga pajak.


Biaya operasional/produksi suatu perusahaan dikategorikan dari
dua komponen pembiayaan besar, yaitu:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi,
yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapapun jumlah
produksinya. Atau biaya yang tidak berubah meski ada peningkatan
dalam penjualan dan produktivitas. Biaya ini harus selalu
dibayarkan, tanpa memperhatikan aktivitas dan performa
perusahaan. Ini termasuk pembayaran sewa, gaji untuk karyawan,
Listrik/gas, penyusutan alat atau barang, non-produksi, hingga 
asuransi.
Perlu dihitung biaya penyusutan alat, agar biaya pembelian alat
dapat dibebankan setiap bulannya.
2. Biaya Variabel/tidak tetap
Biaya Variabel : biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah
produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah
produksinya.
Biaya variabel terdiri dari biaya-biaya yang tidak tetap,
tergantung pada aktivitas produksi yang dilakukan. Biaya
variabel akan naik seiring dengan meningkatkan produksi. Jika
produksi mengalami penurunan, maka biaya variabel juga ikut
turun. Contohnya termasuk bahan baku, kemasan dan biaya
pengiriman.
Penentuan Harga Jual
Sebelum menentukan harga jual produk, yang perlu kalian lakukan
adalah menghitung harga pokok produksi. Harga pokok produksi
merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan
suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Utuk menentukan
harga pokok produksi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini:
Menghitung Biaya Operasional

Biaya operasional sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan


rumus berikut ini:
Biaya Operasional = Biaya produksi + Pengeluaran Operasional
Keterangan:
•Dari laporan laba rugi perusahaan, ambil biaya produksi yang tertulis. Bisa
juga disebut dengan biaya penjualan.
•Temukan total pengeluaran operasional, yang juga menjadi bagian dari
laporan laba rugi tersebut.
•Tambahkan total pengeluaran operasional pada periode penghitungan
tersebut.
Komponen biaya operasional meliputi
macam2 pengeluaran operasional
•Dana akuntansi dan hukum
•Denda perbankan
•Pengeluaran pemasaran dan penjualan
•Biaya perjalanan bisnis
•Biaya hiburan
•Biaya pengembangan dan riset non-modal
•Biaya inventaris dan persediaan kantor
•Biaya sewa
•Biaya perbaikan dan perawatan
•Biaya utilitas
•Biaya gaji dan upah pegawai
Laba Bersih (Net Income)
Laba Bersih adalah jumlah pendapatan setelah
dikurangi total biaya-biaya di luar HPP.
Laba Bersih mengukur jumlah laba yang tersisa dalam
bisnis setelah semua biaya telah dibayarkan dalam suatu
periode. Laba Bersih dapat disimpan oleh perusahaan
dalam akun Laba Ditahan atau dapat didistribusikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Laba Bersih
Pendapatan bersih atau biasa disebut sebagai laba merupakan
jumlah penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total
biaya. Jika jumlah penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari
total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, maka akan
mengalami kerugian (rugi).
Masih mengacu pada contoh data Laporan Laba Rugi sebelumnya,
maka jumlah Laba Bersih PT Agus adalah Rp25.000.000 (Laba Kotor –
(Biaya Administrasi + Biaya Penjualan atau Pemasaran + Pajak-Pajak)).
Mamfaat Break Event Point

1) Untuk mengetahui hubungan volume


penjualan ( produksi), harga jual, biaya produksi
dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi
perusahaan.
2) Sebagai sarana merencanakan laba.
3) Sebagai alat pengendalian (controlling)
kegiatan operasi yang sedang berjalan.
Cara Menghitung BEP dengan Benar
BEP merupakan titik impas antara besaran jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan dengan besaran jumlah laba yang diperoleh.
Jenis Break Event Point (BEP)
Sebelum membahas cara menghitung BEP, ada baiknya ketahui terlebih
dulu jenis-jenisnya.
1.BEP Unit, yaitu penghitungan BEP yang dinyatakan dalam bentuk unit
atau jumlah penjualan produk.
2.BEP Rupiah, yakni penghitungan BEP yang dinyatakan dalam harga
penjualan (Rupiah).
Komponen Break Event Point (BEP)
Komponen Penghitungan Dasar
Empat konsep penggunaan break even analysis yang harus Anda ketahui: 
1.Fixed cost atau biaya tetap artinya biaya tetap atau tidak berubah meskipun
volume produksi berubah.
2.Variabel cost atau biaya variabel, artinya biaya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan volume produksi.
3.Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh
penjual barang.
4.Laba atau profit, merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap
dan biaya variable.
Rumus BEP dengan Pendekatan
Matematis
BEP unit = (Biaya tetap) / (harga per unit – biaya variable per unit)
Atau BEP = (FC) / (P – VC)   

Atau secara lebih jelas bisa dilihat dari gambar rumus BEP berikut ini :

Keterangan:
BEP (Rp ) = Titik Pulang Pokok (dalam rupiah)
BEP (Q) = Titik Pulang Pokok (dalam unit)
Q = jumlah unit yang dijual
F = biaya tetap
V = biaya variable per unit
P = harga jual netto per unit
TR = pendapatan total
TC = Biaya total
Bagi seorang pebisnis istilah
Break Event Point (BEP)
merupakan sesuatau yang tidak
asing lagi. Biasanya seorang
pembisnis yang ingin menghitung
dalam beberapa tahun
perusahaannya dapat
menghasilkan keuntungan,
mereka sering memakai
perhitungan BEP.
Perhitungan BEP dengan Pendekatan
Grafik
Dimanaa pendekatan grafik
menggambarkan hubungan
antara volume penjualan dengan
biaya yang telah dikeluarkan
oleh suatau perusahaan dan
keuntungan.
Contoh Kasus dan
Cara Menghitung
BEP
Contoh soal break even point : Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam
operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan
untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar
Rp.20.000.000,- Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap             = 50.000.000
Biaya variabel per unit =  30.000
Harga jual per unit        = 50.000
Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai break even point sudah diketahui maka
selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilan margin kontribusi.
Break even point = 50.000.000 : (margin kontribusi)
Break even point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break even point = 50.000.000 : 20.000
Break even point = 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya
menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
BERAPA LABA KOTORNYA

Anda mungkin juga menyukai