Anda di halaman 1dari 2

Apa itu Break Even Point?

Untung dan rugi merupakan hal yang wajar dalam berbisnis. Sebuah perusahaan bisa
dikatakan untung jika pendapatan melebihi dari modal yang dikeluarkan, namun sebaliknya
perusahaan bisa dikatakan rugi jika pendapatan tidak dapat menutup modal yang dikeluarkan. Nah,
bagaimana jika perusahaan tidak mengalami untung atau rugi? Itulah yang disebut dengan titik impas
atau break even point.

Break even point atau BEP merupakan kondisi ketika pendapatan sebuah perusahaan sama
dengan modal yang dikeluarkan. Akuntansi menyebut BEP sebagai titik impas, karena perusahaan
tidak mengalami untung maupun rugi. Modal yang dikeluarkan untuk biaya operasional sama
jumlahnya dengan pendapatan yang diterima. Keberadaan BEP menjadi penting karena perusahaan
dapat mengetahui prediksi keuangannya untuk periode selanjutnya.

Ada 4 elemen yang menjadi pembentuk break even point, di antaranya:

1. Biaya tetap atau fixed cost, yang merupakan biaya wajib yang dikeluarkan oleh perusahaan,
seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung dan/atau sewa gudang, biaya penyusutan mesin,
dan lain-lain;

2. Biaya tidak tetap atau variabel cost, yang merupakan biaya dengan nilai yang berubah-ubah,
tergantung dengan naik turunnya permintaan. Contoh dari biaya tidak tetap ini termasuk
biaya listrik, air, telepon, bahan baku, transportasi, dan lain-lain;

3. Harga jual atau price, yang merupakan harga yang ditentukan setelah melihat semua biaya
produksi ditambah dengan nilai margin yang diperoleh. Harga barang dihitung per unit, dan;

4. Pendapatan atau revenue, yang merupakan penghasilan yang didapat dari seluruh penjualan.

Fungsi Break Even Point:

- Penentu jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan dan segera dibuat agar
perusahaan tidak merugi.
- Penentu jumlah penjualan yang harus dicapai untuk meraih keuntungan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat, termasuk menetapkan tingkat produksi.
- Untuk mengukur dan menjaga tingkat penjualan dan produksi tidak lebih kecil dari BEP.
- Perencanaan penjualan dan tingkat produksi.
Contoh Simulasi Kedua Soal BEP (Break Even Point) Bisnis Usaha Jaya Abadi

Usaha Dagang (UD) Jaya Abadi di Tahun 2019 mempunyai Data – Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai
berikut:

Penjelasan Jawabannya :

Cara Menghitung BEP Dalam Unit milik Badan Usaha Jaya Abadi adalah

TFC (Total Fixed Cost)


BEP (Unit) = ----------------------------------------------
P (Harga Jual) – VC ( Variable Cost)

Rp. 150.000.000
BEP (Unit) = ---------------------------------
Rp. 100.000 – Rp. 40.000

= Rp. 150.000.000 / Rp. 60.000

= 3.750 Unit

Cara Menghitung BEP Rupiah milik Badan Usaha Jaya Abadi adalah

= FC/(P-VC /P)

= Rp. 150.000.000 / (Rp. 40.000 / Rp. 100.000)

= Rp. 150.000.000 / 0.4

= Rp. 375.000.000

Jadi Nilai Break Event Point (BEP) dari Badan Usaha Jaya Abadi tercapai ketika Penjualan Barang (Produknya)
mencapai 3.750 Unit, yang telah dibuktikan dengan Cara Menghitung BEP Unit Badan Usaha milik Jaya Abadi.
Dan jika di dalam BEP Rupiah dari Badan Usaha milik Tegar Jaya tercapai jika menyentuh Penjualan Produk
(Barang) dengan nilai sebesar Rp. 375 Juta.

Anda mungkin juga menyukai