Anda di halaman 1dari 14

ANALISA

BREAK EVEN
POINT ( BEP )
Apa yang dimaksud dengan
BEP (Break Even Point)?

Risty Nadia, S. Pd.


• Pengertian BEP adalah suatu titik tertentu dimana
pengeluaran/ biaya dan pendapatan berada pada posisi yang
seimbang (titik impas) sehingga tidak terdapat kerugian
ataupun keuntungan

• Pendapat lain pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana


kegiatan operasi perusahaan tidak menderita kerugian dan juga
tidak memperoleh laba (impas) karena jumlah biaya yang
dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan
Break Even Poin (BEP) terdiri dari beberapa
komponen di dalamnya. Adapun komponen-
komponen BEP adalah sebagai berikut:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang konstan jika
perusahaan melakukan kegiatan produksi ataupun
tidak melakukan produksi. Contoh biaya tetap
diantaranya; gaji tenaga kerja, biaya penyusutan
mesin, biaya peralatan, dan lain sebagainya.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya per unit dimana sifatnya
dinamis tergantung pada tindakan volume produksinya.
Jika produksi yang direncanakan meningkat maka biaya
variabelnya akan meningkat. Contoh biaya variabel;
biaya listrik, biaya bahan baku, biaya kantong plastik,
dan lain sebagainya.
3. Harga Penjualan (Selling Price)
Harga penjualan adalah harga jual yang
ditetapkan per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi oleh perusahaan.
Tujuan BEP
Setiap perusahaan tentu ingin memperoleh laba dari kegiatan usahanya. Untuk
mencapai hal itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan Break Even Point,
yaitu:
1. Menekan biaya produksi dan operasional sampai serendah mungkin tanpa
mengesampingkan kualitas dan kuantitas sehingga perusahaan dapat mempertahankan
tingkat harga produk.
2. Menentukan harga produk dengan penuh perhitungan sehingga harga produk sesuai dengan
laba yang dikehendaki.
3. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin.

Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing


memberikan dampak bagi keseluruhan kegiatan operasi. Itulah sebabnya struktur laba suatu
perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point (BEP) untuk memudahkan
memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan, dan laba.
Manfaat BEP
1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimun yang
harus dipertahankan agar tidak merugi.
2. Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai
agar memperoleh laba.
3. Perusahaan dapat mengetahui seberapa besar berkurangnya
penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
4. Perusahaan mengetahuai sejauh mana dampak perubahan harga
jual, biaya, dan volume penjualan.
5. Perusahaan dapat menentukan bauran produk yang dibutuhkan
untuk mencapai tingkat keuntungan yang telah ditargetkan.
Rumus BEP
Ada dua macam rumus yang dapat digunakan untuk analisis Break Even Point,
yaitu:
1. BEP dalam Unit
BEP = FC/ (P – VC)
Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa unit jumlah barang/ jasa yang harus
diproduksi untuk mendapatkan titik impas.

• Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
P : Price per unit
VC : Variabel Cost
2. BEP dalam Rupiah

BEP = FC/ [1 – (VC/S)]

Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa Rupiah yang harus diterima untuk

mendapatkan titik impas. Note: perhitungan [1-(vc/s)] disebut juga dengan istilah

Margin Kontribusi Per Unit.

• Keterangan :

BEP : Break Even Point

FC : Fixed Cost

VC : Variabel Cost

P : Price per unit

S : Sales Volume
Rumusan Soal :
Sebuah perusahaan skala besar yang memproduksi barang-barang kerajinan dari limbah kertas
berkualitas ekspor memiliki data sebagai berikut:
• Memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit barang kerajinan
• Harga jual Rp. 5.000,- per unit barang
• Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dengan rincian:
– Biaya overhead pabrik Rp. 60.000.000,-
– Biaya distribusi Rp. 65.000.000,-
– Biaya administrasi Rp. 25.000.000,-
• Total biaya variabel sebesar Rp. 250.000.000,- dengan rincian:
– Biaya bahan baku Rp. 70.000.000,-
– Biaya tenaga kerja Rp. 85.000.000,-
– Biaya overhead pabrik Rp. 20.000.000,-
– Biaya distribusi Rp. 45.000.000,-
– Biaya administrasi Rp. 30.000.000,-

Lakukan Analisis Break Event Point dengan pendekatan matematis dalam satuan Unit!
• Dengan kapasitas produksi 100.000 unit dan harga jual per
unit Rp. 5.000,- maka total penjualan sebesar 100.000 unit x
Rp. 5.000,- = Rp. 500.000.000,-
• Analisis Break Event Point dalam satuan Rupiah!
Kesimpulan apa yang dapat anda tarik dari hasil Analisis
Break Event Point diatas, baik dalam satuan Unit maupun
Rupiah?

• Diperoleh BEP(Q) = 60.000 Unit, berarti perusahaan harus


menjual 60.000 unit supaya tercapai titik impas
• Diperoleh BEP(P) = Rp. 300.000.000,- Berarti perusahaan
harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- untuk
dapat mencapai titik impas

Anda mungkin juga menyukai