Anda di halaman 1dari 4

MATERI BEP (BREAK EVEN POINT)

Pengertian BEP (Break Even Point)


BEP adalah titik tertentu di mana pengeluaran / pendapatan dan pendapatan berada dalam
posisi seimbang (impas) sehingga tidak ada kerugian atau laba.

Pendapat lain mengatakan bahwa pengertian BEP adalah situasi di mana kegiatan operasi
perusahaan tidak mengalami kerugian dan juga tidak mendapat untung/laba (impas) karena
jumlah biaya yang dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan.

Teknik analisis Break Even Point digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis proyeksi
berapa banyak unit yang diproduksi atau berapa banyak uang yang harus diterima sehingga
perusahaan berada pada titik impas atau pengembalian modal.

Untuk lebih memahami apa itu BEP (Break Even Point), kita dapat merujuk pada pendapat
para ahli berikut:

Menurut Zulian Yamit (1998: 62)

BEP adalah situasi di mana total pendapatan sama dengan total biaya (Total Pendapatan =
Total Biaya).

Menurut Henry Simamora (2012: 170)

BEP adalah volume penjualan di mana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak
ada laba atau rugi bersih.

Menurut S. Munawir (2002)

BEP adalah situasi di mana perusahaan tidak menghasilkan laba dan tidak menderita
kerugian (total pendapatan = total biaya)

Komponen BEP (Break Even Point)


1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya konstan jika perusahaan melakukan kegiatan produksi atau tidak
melakukan produksi.

Contoh biaya tetap termasuk; gaji tenaga kerja, biaya depresiasi mesin, biaya peralatan, dan
sebagainya.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel adalah biaya unit di mana mereka dinamis tergantung pada aksi volume
produksi. Jika produksi yang direncanakan meningkat, biaya variabel akan meningkat.

Contoh biaya variabel; biaya listrik, biaya bahan baku, biaya kantong plastik, dan sebagainya.

3. Harga Penjualan (Selling Price)


Harga jual adalah harga jual yang ditetapkan per unit barang atau jasa yang telah diproduksi
oleh perusahaan.

1
Rumus BEP (Break Even Point)
Ada dua jenis rumus yang dapat digunakan untuk analisis Break Even Point, yaitu:

1. BEP dalam Unit


BEP = FC / (P – VC)

Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa unit barang / jasa yang harus diproduksi untuk
mencapai titik impas.

Keterangan :

 BEP: Break Even Point


 FC: Fixed Cost
 P: Price per unit
 VC: Variabel Cost

2. BEP dalam Rupiah


BEP = FC / [1 – (VC / S)]

Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa banyak Rupiah yang harus diterima untuk
mendapatkan titik impas.

Catatan: perhitungan [1- (vc / s)] juga disebut sebagai Kontribusi Margin Per Unit.

Keterangan :

 BEP: Break Even Point


 FC: Fixed Cost
 VC: Variabel Cost
 P: Price per unit
 S: Sales Volume

Contoh Perhitungan BEP


Diketahui bahwa perusahaan PT. Elang Mandiri di bidang peralatan perkakas palu memiliki
data sebagai berikut:

1. Kapasitas produksi itu bisa digunakan 100.000 unit mesin palu.


2. Harga jual per unit adalah Rp6.000 per unit.
3. Total biaya tetap adalah IDR 100.000.000, dan total biaya variabel adalah Rp
200.000.000.

Rincian masing-masing biaya ini adalah sebagai berikut:

1. Fixed Costs (FC)

 Biaya overhead pabrik: Rp. 40.000.000


 Biaya distribusi: Rp. 45.000.000
 Biaya administrasi: IDR 15.000.000

Total FC = IDR 100.000.000

2
2. Variable Costs (VC)

 Biaya bahan: Rp. 60.000.000


 Biaya tenaga kerja: IDR 65.000.000
 Overhead Pabrik: IDR 15.000.000
 Biaya distribusi: IDR 40.000.000
 Biaya administrasi: IDR 20.000.000

Total VC: IDR 200.000.000

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung BEP:

1. Total penjualan => 100.000 unit x Rp6.000 = Rp. 600.000.000, –


2. Biaya tetap unit => 100.000.000 / 100.000 = Rp.1.000, – per unit.
3. Biaya variabel unit => 200.000.000 / 100.000 = Rp 2.000 per unit.

BEP dalam Unit => Rp. 100.000.000, – / (Rp. 6000 – Rp. 2000) = 25.000 unit. Artinya,
perusahaan harus menjual 25.000 unit untuk mendapatkan BEP.

BEP dalam Rupiah => Rp 100.000.000, – [1 – (Rp. 200.000.000 / Rp. 600.000.000) = Rp.
150.000.000 Artinya, perusahaan akan BEP setelah mendapat omzet Rp. 150.000.000

Perhitungannya bisa dibuktikan dengan rumus BEP = Unit BEP x harga jual unit.

BEP => 25.000 x Rp. 6000, – = Rp. 150.000.000, –

Tujuan BEP (Break Even Point)

 Menekan biaya produksi dan operasional ke tingkat serendah mungkin tanpa


mengesampingkan kualitas dan kuantitas sehingga perusahaan dapat mempertahankan
tingkat harga produk.
 Menentukan harga produk dalam perhitungan penuh sehingga harga produk cocok
dengan laba yang diinginkan.
 Meningkatkan volume kegiatan sebanyak mungkin.

Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing memiliki dampak
pada operasi keseluruhan operasi.

Itulah sebabnya struktur laba suatu perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point
(BEP) untuk membuatnya lebih mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume
kegiatan, dan laba.

Manfaat BEP (Break Even Point)


Menurut Bustami dan Nurlela (2006:208), berikut ini adalah beberapa manfaat BEP:

1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah minimum penjualan yang harus dipertahankan


agar tidak kehilangan uang.
2. Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
mendapatkan keuntungan.
3. Perusahaan dapat mengetahui berapa banyak penjualan yang dikurangi sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian.
4. Perusahaan mengetahui sejauh mana perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan.

3
5. Perusahaan dapat menentukan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat laba yang ditargetkan.

Sedangkan menurut Carter dan Usry, ada dua manfaat dari analisis Break Even Points untuk
perusahaan:

1. Perusahaan mendapatkan informasi dan panduan dalam menyelesaikan berbagai


masalah yang dihadapi. Misalnya penambahan / penggantian fasilitas produksi atau
investasi pada aset tetap lainnya.
2. Perusahaan mendapatkan informasi yang dapat membantu proses pengambilan
keputusan, terkait dengan keputusan untuk menutup bisnis atau tidak, dan kapan
perusahaan harus dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai