Anda di halaman 1dari 36

Temuan Audit Keuangan

Pemerintah
Tim Dosen

11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah 1


Materi Kuliah: Pasca UTS
Isu Terkini
Pelaporan Hasil Audit Keuangan
Pelaksanaan Audit Keuangan a. standar audit komunikasi ke TCWG
Pemerintah: Pengendalian Intern
Pemerintah Dokumentasi Audit b. Isu pelaksanaan audit:
dan Kepatuhan
: c. Remote auditing
a. Metodologi audit keuangan a. Definisi Dokumentasi Audit d. Audit BLU/D
a. Jenis Laporan audit
pemerintah – tahap pelaksanaan b. Tujuan, Fungsi dan Manfaat e. Audit PHLN
b. Laporan audit SPI dan Kepatuhan
b. Bukti audit c. Syarat Dokumentasi f. LFAR
c. Proses laporan audit
c. Perolehan bukti audit d. Bentuk, Lingkup dan Isi (struktur) g. Audit Group
d. Pengendalian Mutu
d. Temuan audit e. Tahapan Pendokumentasian h. Audit LK Berperspektif Lingkungan
e. Struktur Laporan Audit
e. Tanggapan audit i. Key audit matters dan modifikasi
opini serta fraud issues

Pertemuan Ke 9 Pertemuan Ke 11 Pertemuan Ke 13

Pertemuan Ke 8 Pertemuan Ke 10 Pertemuan Ke 12 Pertemuan Ke 14

Pelaporan Hasil Audit Keuangan Gambaran Umum Audit Kepatuhan


Temuan Audit Keuangan Pemerintah – Perumusan Opini Audit Gambaran Umum Audit Kinerja
Pemerintah
a. Definisi a. Definisi opini a. Tujuan
b. Jenis temuan b. Jenis Opini b. Obyek Audit
c. Struktur temuan c. Peta jenis opini dan kondisi yang c. Metodologi audit
d. Proses penyusunan temuan mendasari d. Kriteria Audit
e. Komentar instansi d. Format opini e. Output Audit

2
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Audit Keuangan Pemerintah

1 Definisi Temuan

2 Jenis Temuan

3 Struktur Temuan

4 Proses Penyusunan Temuan


3

5 Komentar Instansi

11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah


Metodologi Audit Keuangan Pemerintah

4
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Pelaksanaan Audit Keuangan Pemerintah

5
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Apa Kata Standar tentang Temuan Audit
Pengembangan Temuan (PSP 200 SPKN 2017)
 Para 33. Pemeriksa harus mengembangkan temuan pemeriksaan apabila menemukan ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria.
 Para 34. Pemeriksa harus mempertimbangkan unsur temuan yang terdiri dari kondisi, kriteria, akibat, dan sebab dalam mengembangkan
temuan pemeriksaan. Namun unsur yang dibutuhkan untuk sebuah temuan pemeriksaan bergantung pada tujuan pemeriksaan.
 Para 35. Pemeriksa dapat membuat temuan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan dalam rangka menarik kesimpulan
dan/atau rekomendasi.
Temuan Pemeriksaan (PSP 300 SPKN 2017)
 Para 13. Pemeriksa harus mengungkapkan temuan dalam LHP apabila terdapat ketidaksesuaian antara kondisi dengan kriteria.
 A.13. Pemeriksa mengungkapkan temuannya dengan unsur-unsur yang dapat disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Pada pemeriksaan
keuangan, temuan juga dapat disampaikan dalam bentuk koreksi atas angka dalam laporan keuangan, kesalahan penyajian, dan
kekurangan pengungkapan.

SPAP Standar Audit 265 Pengomunikasian Defisiensi dalam SPAP SA 250 Pertimbangan atas Peraturan Per UU-an dlm Audit
Pengendalian Internal kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas atas LK
Tata Kelola dan Manajemen Para 19: Jika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan,
• Para 8: Jika auditor telah mengidentifikasi satu atau lebih maka auditor harus membahas hal tersebut dengan manajemen
defisiensi dalam pengendalian internal, auditor harus dan, jika relevan, dengan pihakpihak yang bertanggung jawab atas
menentukan, berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukan, tata kelola. Jika manajemen atau, jika relevan, pihak-pihak yang
apakah defisiensi tersebut, secara individual atau kombinasi bertanggung jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan
merupakan defisiensi signifikan. informasi memadai yang mendukung kepatuhan entitas terhadap
• Para 9: Auditor harus mengomunikasikan secara tertulis tentang peraturan perundang-undangan dan, dalam pertimbangan auditor,
defisiensi signifikan dalam pengendalian internal yang dampak dugaan ketidakpatuhan tersebut material terhadap laporan
diidentifikasi selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab keuangan, maka auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk
atas tata kelola secara tepat waktu. memperoleh advis hukum.

6
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Penyusunan dan Penyampaian Temuan dan Koreksi

Tujuan: menyampaikan temuan pemeriksaan hasil pembahasan


sebagai tahap akhir dari pemeriksaan di lapangan.
Input: himpunan TP/LTP, tanggapan resmi dan tertulis, serta surat
penyampaian TP.
Ketua Tim menyampaikan himpunan TP (LTP) yang telah disertai
tanggapan resmi tertulis kepada auditee, ditandai dengan
ditandatanganinya surat penyampaian LTP oleh Ketua Tim dan
Pimpinan Entitas
Tahap ini merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan
keuangan
LTP bukan merupakan laporan pemeriksaan, melainkan kumpulan
indikasi permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan
pemeriksaan.
Tahap ini merupakan batas tanggung jawab auditor terhadap
kondisi laporan keuangan yang diaudit. Auditor tidak dibebani
tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal
pekerjaan lapangan tersebut. Oleh karena itu, tanggal penyampaian
LTP tersebut merupakan tanggal laporan hasil audit .

7
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Mendukung Opini atas Laporan Keuangan
• Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada kriteria
• kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,
• kecukupan pengungkapan (adequate disclosures)
• kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan,
• efektivitas Sistem Pengendalian Internal
• Untuk mendukung pengambilan kesimpulan (opini), Pemeriksa harus
mengembangkan TP apabila terdapat perbedaan kondisi dan kriteria
pemeriksaan. Dalam pemeriksaan keuangan, TP tersebut dapat berupa
temuan terkait kelemahan SPI, kepatuhan peraturan perundangundangan,
maupun usulan koreksi pencatatan (jurnal koreksi maupun pengungkapan).

8
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Struktur Temuan

Kondisi Kriteria

Judul
Temuan

Sebab Akibat

9
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Prinsip Penyusunan Temuan Audit

Prinsip Keadilan: Temuan tidak boleh merugikan suatu pihak demi menguntungkan pihak
yang lain. Karena pada dasarnya, Temuan itu harus memberikan manfaat langsung dan
tidak langsung terhadap proses pengelolaan keuangan negara yang lebih baik.

Prinsip Kejujuran, artinya setiap Temuan harus mengungkapkan secara menyeluruh


(full disclosure) atas fakta dan data yang ditemukan oleh pemeriksa selama
melaksanakan pemeriksaan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Prinsip Profesionalisme, artinya Temuan harus dihasilkan oleh pemeriksa yang kompeten
dan menguasai bidang/objek pemeriksaan yang menjadi temuan sehingga kualitas Temuan
menjadi lebih tinggi.

10
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Pendekatan dalam Perumusan Temuan Audit

Bedakan permasalahan tersebut dalam


permasalahan yang sedang berjalan
Temukan permasalahan yang signifikan
(current) dan permasalahan saldo awal Identifikasi temuan-temuan yang
atas penyajian akun dalam laporan
(past). Hal ini penting untuk berulang kali terjadi dan temuan-
keuangan. Kemudian tentukan efek
menghindari adanya akumulasi temuan temuan yang terjadi pada banyak Entitas
kumulatif ketidakwajaran penyajian
yang berulang serta membedakan berdasarkan hasil pemeriksaan LK dan
akun tersebut terhadap laporan
apakah temuan tersebut terjadi atas PDTT pada tahun-tahun sebelumnya
keuangan secara menyeluruh
saldo awal atau penyajian saldo pada
tahun berjalan

Telaah LHP tahun-tahun sebelumnya


Tentukan informasi minimal yang perlu Mutakhirkan peraturan-peraturan yang untuk mengetahui kekurangan dalam
dicantumkan dalam TP LK menjadi kriteria TP LK pengungkapan TP sebagai pertimbangan
untuk melakukan perbaikan

11
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Pedoman Umum Temuan Audit
• Judul merupakan unsur awal dalam penyusunan TP yang memberikan gambaran awal kepada pembaca TP
untuk memperoleh informasi yang singkat dan jelas tentang permasalahan yang dimuat dalam TP tersebut.
• Kondisi merupakan gambaran tentang situasi yang ada. Kondisi yang diungkapkan dalam Temuan harus berisi
data/informasi/bukti atas suatu keadaan yang disajikan secara objektif dan relevan berdasarkan fakta yang
ditemukan pemeriksa di lapangan.
• Kriteria merupakan informasi yang dapat digunakan oleh pengguna LHP untuk menentukan keadaan seperti
apa yang seharusnya dilaksanakan.
• Akibat merupakan pengungkapan yang memberikan hubungan yang jelas dan logis untuk menjelaskan
dampak dari adanya perbedaan antara apa yang ditemukan oleh pemeriksa di lapangan (kondisi) dengan
keadaan yang diharapkan (kriteria)
• Sebab merupakan bukti yang meyakinkan mengenai faktor yang menjadi sumber utama perbedaan antara
kondisi dan kriteria.
• Komentar Instansi merupakan tanggapan oleh entitas yang diperiksa terhadap indikasi temuan. Pemeriksa
wajib memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi Temuan.

12
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Judul Temuan

• Judul merupakan unsur awal dalam penyusunan TP, judul


memberikan gambaran awal kepada pembaca TP untuk memperoleh
informasi yang singkat dan jelas tentang permasalahan yang dimuat
dalam TP tersebut. Salah satu teknik pengungkapan Judul yaitu
memberikan simpulan/gambaran atas kondisi permasalahan yang
terjadi, atau dapat juga mengombinasikan antara kondisi dengan
akibat, menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan sesuai Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
• Contoh:
Penyajian Aset Tetap dalam Neraca Pemda Kabupaten A TA 20xx
sebesar Rp2.123.456.789,00 Tidak Berdasarkan Historical Cost

13
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Kondisi
• Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan, paragraf awal Temuan – Sistem Pencatatan dan Pelaporan Aset Tetap pada
TP harus menjelaskan saldo atas akun yang menjadi TP Pemerintah Kabupaten ABC Belum Memadai dan Belum didukung
Bukti Kepemilikan sebesar Rp . . .
serta tentukan berapa anggaran dan realisasinya serta
Pemerintah Kabupaten ABC menyajikan aset tetap senilai
bandingkan dengan saldo tahun sebelumnya. Hal ini
Rp443.485,97 juta dalam Neraca per 31 Desember 20xx. Jumlah
penting, agar pembaca TP dapat memahami posisi saldo yang tersaji tersebut meningkat sebesar Rp57.980,00 juta atau
awal atas akun tersebut. 15,03% dibandingkan saldo aset tetap dalam Neraca audited tahun
• Pemeriksa dapat menguraikan hasil telaahan atas akun sebelumnya (atau senilai Rp385.505,97 juta).
atau asersi tertentu terkait akun tersebut disertai CaLK Pemerintah Kabupaten ABC Tahun 20xx pada Paragraf 3.e.5
penjelasan atas bukti-bukti relevan yang ditemukan di menyatakan bahwa Aset Tetap tersebut terdiri dari 1) Tanah, 2)
Peralatan dan Mesin, 3) Gedung dan Bangunan, 4) Jalan, Irigasi dan
lapangan.
Jaringan, 5) Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
• Sebutkan pihak-pihak yang terkait langsung dengan
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sistem pengendalian atas
permasalahan yang ada dalam TP tersebut. Gunakan aset tetap pada Pemerintah Kabupaten ABC belum memadai,
inisial dalam menulis nama orang, perusahaan atau antara lain terdapat kondisi sebagai berikut.
organisasi tertentu. 1) Nilai aset tetap yang diungkapkan dalam Neraca Pemerintah
• Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan langsung Kabupaten ABC belum didasarkan pada inventarisasi aset tetap dan
pada pokok permasalahan supaya tidak meluas pada belum didukung bukti kepemilikan sebesar Rp . . . . .
permasalahan lainnya yang tidak berhubungan. • 2) ……………………………….

14
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Kriteria
• Kriteria memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pengguna LHP untuk menentukan keadaan seperti apa
yang seharusnya dilaksanakan. Kriteria akan mudah dipahami apabila dinyatakan secara wajar, eksplisit, lengkap,
dan sumber dari kriteria dinyatakan dalam LHP. Kriteria, harus detail dan rinci tidak boleh menggunakan kriteria
yang bersifat umum (general) agar tidak membiaskan kriteria utama yang dilanggar dalam TP.
• Hal penting yang perlu dipahami Pemeriksa dalam menentukan kriteria adalah hal-hal apa saja yang dilanggar
atau tidak dilaksanakan sehingga muncul permasalahan yang ada dalam kondisi. Dalam pemeriksaan atas LKPD,
kriteria yang bisa digunakan pemeriksa yaitu SAP, Buletin Teknis SAP, peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan penyusunan LKPD, kontrak pengadaan barang/jasa Pelanggaran dari suatu ketentuan sehubungan dengan
kewajaran penyajian belanja dalam LKPD serta kebijakan dan prosedur lain yang terkait dengan asersi laporan
keuangan yang dinilai pemeriksa.
• Untuk menyajikan kriteria dalam TP, pemeriksa dapat mengutip kriteria dari satu atau lebih kriteria yang paling
spesifik dan relevan dengan permasalahan yang diungkapkan.
• Salah satu hal yang terpenting dalam menentukan kriteria adalah hindari menggunakan aturan “sapu jagat”, yang
mencakup hal-hal yang terlalu umum sehingga pelanggaran dalam temuan tersebut menjadi sulit dipahami oleh
pembaca laporan.

15
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Contoh Pemilihan Kriteria
No Judul Temuan Kriteria Yang Digunakan

1 Aset tetap Tanah yang disajikan dalam Neraca Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
Pemerintah Kabupaten B belum didukung bukti Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara:
kepemilikan sebesar Rp123.456.789,00 1. Pasal 296 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pengelola Barang, Pengguna
Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan
barang milik negara yang berada dalam penguasaannya.
2. Pasal 296 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pengamanan barang milik
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pengamanan fisik;
b. pengamanan administrasi; dan c. pengamanan hukum.
3. Pasal 297 ayat (1) dan ayat (2) yang menyatakan bahwa bukti kepemilikan
barang milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan aman serta
penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan oleh
Pengelola Barang.
2 Temuan kekurangan volume pekerjaan atau Kontrak pekerjaan yang bersangkutan, disesuaikan dengan pasal-pasal yang
keterlambatan penyelesaian pekerjaan dilanggar
3 Belanja Perjalanan Dinas Ganda pada Beberapa Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota
Kegiatan di Dinas Kesehatan Sebesar tentang Tata Cara Penganggaran dan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas.
Rp123.456.789,00
4. Pengendalian Internal dan Pertanggungjawaban Keadaan di atas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Belanja Bantuan Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Tahun 2011 beserta perubahannya tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Keuangan dan Bagi Hasil Ke Desa Sebesar Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD. (Pasalnya disesuaikan dengan kondisi
Rp123.456.789,00 Tidak Memadai pelanggaran yang terjadi).

16
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Contoh Kriteria Yang Bias
No Judul Temuan Kriteria Yang Digunakan

1 Pengadaan Barang dan Jasa pada Kegiatan di Dinas Permasalahan tersebut melanggar Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019
Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian Kota X pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
Melebihi Ketetapan Harga Tertinggi Sebesar transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,
Rp123.456.789,00 kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2 Temuan kekurangan volume pekerjaan atau Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
keterlambatan penyelesaian pekerjaan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3 Nilai Penyertaan Modal Berupa Aset Tetap ke PD Hal tersebut bertentangan dengan PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pasar Bermartabat Sebesar Rp123.456.789,00 Pemerintah, Lampiran I, yang menyatakan bahwa karakteristik kualitatif laporan
Tidak Dapat Diyakini Kewajarannnya keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Salah satunya pada
poin (b) Andal yaitu Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan.
4. Pengendalian Internal dan Pertanggungjawaban Keadaan di atas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Belanja Bantuan Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Tahun 2011 beserta perubahannya tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Keuangan dan Bagi Hasil Ke Desa Sebesar Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD. (Pasalnya disesuaikan dengan kondisi
Rp123.456.789,00 Tidak Memadai pelanggaran yang terjadi).

17
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Kriteria Yang Sering Digunakan dalam Audit LKPD
Peraturan Presiden
Undang-Undang Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
• UU 17/2003 Keuangan Negara; Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
• UU 1/2004 Perbendaharaan Negara;
• UU 15/2004 Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Tanggung Jawab Keuangan Negara; • Permendagri 21/2011 Pedoman Pengelolaan
• UU 33/2004 Perimbangan Keuangan Antara Keuangan Daerah
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; dan • Permendagri 55/2008 Tata Cara Penatausahaan dan
• UU 28/2009 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara serta Penyampaiannya
• Permendagri 13/2018 Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD
Peraturan Pemerintah • Permendagri 64/2013 Penerapan SAP Berbasis
• PP 74/2012 Pengelolaan Keuangan BLU; Akrual Pada Pemda;
• PP 27/2014 Pengelolaan BMN/D; • Permendagri 19/2016 Pedoman Pengelolaan BMD
• PP 39/2007 Pengelolaan Uang Negara/Daerah; • Permendagri 79/2018 BLUD.
• PP 71/2010 SAP;
• PP 56/2018 Pinjaman Daerah; Penjelasan Teknis SAP
• PP 12/2019 Pengelolaan Keuangan Daerah. Buletin Teknis SAP (No. 1 s.d. No. 24)
Interpretasi SAP (No. 1 s.d. No. 4).
18
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Akibat
• Akibat lebih mudah dipahami bila dinyatakan secara jelas, terinci, dan apabila memungkinkan, dinyatakan
dalam angka. Signifikansi dari akibat yang dilaporkan ditunjukkan oleh bukti yang meyakinkan. Jika
terdapat TP yang diindikasikan berdampak material terhadap penyajian Laporan Keuangan maka dalam
akibat dapat disebutkan dampaknya terhadap kewajaran LK. Akibat dapat terdiri dari dua hal yaitu:
• permasalahan finansial (dalam bentuk angka) atas dampak yang ditimbulkan menurut kondisi;
• permasalahan nonfinansial seperti tidak tercapainya suatu tujuan/program ataupun aktivitas pengendalian yang
diterapkan.
• Hal penting lainnya dalam teknik pengungkapan akibat yaitu adanya hubungan yang logis, termasuk
perhitungan angka secara matematis, antara judul dengan akibat serta adanya kemudahan dalam
pemberian rekomendasi pada saat TP menjadi LHP.
• Contoh:
• Hal tersebut mengakibatkan:
a. penyajian akun Penyertaan Modal senilai Rp123.456.789,00 tidak dapat diyakini kewajarannya; dan
b. penyertaan Modal kurang saji sebesar Rp123.456.789,00.

19
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Sebab
• Sebab harus benar-benar dari akar permasalahan utama (rootcause) bukan faktor yang bersifat umum. Dalam
melaporkan sebab, pemeriksa harus mempertimbangkan apakah bukti yang diperoleh oleh pemeriksa cukup
memadai atau tidak, sehingga memberikan argumen yang meyakinkan dan memadai bahwa sebab yang
diungkapkan merupakan faktor utama terjadinya perbedaan.
• Sesuai SPKN unsur sebab bersifat opsional tergantung dengan kedalaman pengujian yang dilakukan pemeriksa
untuk dapat menentukan penyebab utama dari ketidakpatuhan yang timbul. Sebab dapat terdiri dari 2 hal yaitu:
• SDM yaitu orang yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan tersebut, seperti kepala daerah, kepala
dinas, bendahara, ataupun pihak lainnya yang terkait; dan
• Sistem/prosedur yang mengakibatkan kelemahan permasalahan tersebut terjadi. Seperti ketiadaan
sistem/prosedur atau adanya kelemahan dalam desain sistem dan prosedur tersebut.
• Dalam pengungkapan sebab, Pemeriksa juga perlu memperhatikan apakah sebab yang diungkapkan tersebut
nantinya dapat dilanjutkan untuk menjadi dasar pemberian rekomendasi. Dalam situasi temuan terkait dengan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dimana tidak dapat ditetapkan dengan logis penyebab
temuan tersebut, Pemeriksa tidak diharuskan untuk mengungkapkan unsur sebab ini. Salah satu hal yang penting
yaitu tidak memaksakan orang-perorangan untuk menjadi sebab, sehingga nantinya akan berdampak pada sulitnya
pemberian rekomendasi.
• Contoh:
• Hal tersebut terjadi karena Kepala Bidang Aset DPKBD belum melakukan rekonsiliasi aset tetap secara memadai
dengan Pengguna Barang OPD.

20
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan SPI (Reportable Condition)

Bukti bahwa suatu sistem


gagal menghasilkan
Tidak ada reviu dan
output yang lengkap dan
Tidak ada pemisahan persetujuan yang Bukti kelalaian yang
Tidak memadainya cermat sesuai dengan
tugas yang memadai memadai untuk transaksi, mengakibatkan kerugian,
berbagai persyaratan tujuan pengendalian yang
sesuai dengan tujuan pencatatan akuntansi kerusakan atau
untuk pengamanan aktiva ditentukan oleh auditee
pengendalian yang layak; atau output dari suatu penggelapan aktiva
karena kesalahan
system
penerapan prosedur
pengendalian

Kegagalan untuk
Kelemahan yang
Bukti adanya kesengajaan melakukan tindak lanjut
Bukti kegagalan untuk Kelemahan dalam signifikan dalam disain
mengabaikan SPI oleh dan membentuk sistem
menjalankan tugas yang lingkungan pengendalian, atau pelaksanaan
para pihak yang informasi pemantauan
menjadi bagian dari SPI , seperti tidak adanya pengendalian intern yang
mempunyai wewenang, tindak lanjut untuk secara
seperti tidak dibuatnya tingkat kesadaran yang dapat mengakibatkan
sehingga menyebabkan sistematis dan tepat
rekonsiliasi atau memadai tentang pelanggaran ketentuan
kegagalan tujuan waktu memperbaiki
pembuatan rekonsiliasi pengendalian dalam per-UU-an yang
menyeluruh sistem kekurangan dalam SPI
tidak tepat waktu organisasi tersebut berdampak langsung dan
tersebut yang sebelumnya telah
material atas LK
diketahui.

21
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Contoh Temuan SPI

Kelemahan SPI Akuntansi dan Pelaporan Kelemahan SPI pelaksanaan anggaran pendapatan
1.Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat dan belanja
2.Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan 1.Perencanaan kegiatan tidak memadai
3.Entitas terlambat menyampaikan laporan 2.Mekanisme pemungutan, penyetoran dan
4.Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan tidak pelaporan serta penggunaan penerimaan
memadai negara/daerah/perusahaan dan hibah tidak sesuai
5.Sistem Informasi Akuntansi & Pelaporan blm ketentuan
didukung SDM yg memadai 3.Penyimpangan terhadap peraturan per-UU-an
Kelemahan struktur pengendalian intern bidang teknis tertentu atau ketentuan intern entitas
1. Entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu tentang pendapatan dan belanja
prosedur atau keseluruhan prosedur 4.Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/APBD
2. SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara 5.Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
optimal atau tidak ditaati belum dilakukan berakibat hilangnya potensi
3. Entitas tidak memiliki Satuan Pengawas Intern penerimaan/pendapatan
4. Satuan Pengawas Intern tidak memadai atau tidak 6.Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau
berjalan optimal belum dilakukan berakibat peningkatan
5. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang biaya/belanja
memadai 7.Kelemahan pengelolaan fisik asset

22
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Ketidakpatuhan

 temuan kerugian
Temuan Ketidakpatuhan yang berpengaruh langsung dan material terhadap hal pokok/informasi hal negara/daerah atau kerugian
pokok yang diperiksa. negara/ daerah;
 temuan potensi kerugian
negara/ daerah atau potensi
kerugian negara/ daerah;
 temuan kekurangan
Kekurangan Potensi kerugian
penerimaan negara/ daerah;
Penyimpangan penerimaan dan negara dan/atau  temuan administrasi;
Salah Saji LK
Kinerja penyimpangan kerugian keuangan  temuan indikasi tindak
administrasi negara pidana

Tidak dapat
Berdampak material memperoleh bukti
“Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan
terhadap LK , dan audit cukup dan tepat yang memadai guna mendeteksi ketidakpatuhan terhadap ketentuan
belum tercermin secara karena adanya peraturan perundang-undangan, kontrak, dan produk hukum lainnya yang
memadai dalam LK pembatasan lingkup
atas ketidakpatuhan
berpengaruh langsung dan material terhadap hal pokok/informasi hal pokok
yang diperiksa.” (PSP 100 Stadar Umum Paragraf 2)

Opini WDP Opini WDP


atau TW atau TMP

11/28/2022 23
Audit Keuangan Pemerintah
Contoh Temuan Ketidakpatuhan
Administrasi
Potensi Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan 1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tdk lengkap/valid)
Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan
1. Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi 2. Pkj dilaksanakan mendahului kontrak/penetapan anggaran
1. Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif
pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau 3. Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak
2. Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan
seluruhnya menimbulkan kerugian negara)
pekerjaan
2. Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan 4. Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan
3. Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa 5. Pelaksanaan lelang secara proforma
4. Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan
pemeliharaan 6. Penyimpangan terhadap peraturan per-UU-an bidang penge-
dan/atau barang
3. Aset dikuasai pihak lain lolaan perlengkapan atau barang milik negara/daerah/perush.
5. Pemahalan harga (mark up)
4. Pembelian aset yang berstatus sengketa 7. Penyimpangan terhadap peraturan bidang tertentu lainnya
6. Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi
5. Aset tidak diketahui keberadaannya seperti kehutanan, pertambangan, perpajakan, dll.
7. Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas
6. Pemberian jaminan pelaksanaan pekerjaan, pemanfaat-an 8. Koreksi perhitungan susbsidi/kewajiban pelayanan umum
ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
barang dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan 9. Pembentukan cadangan piutang, perhitungan penyusutan
8. Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan
7. Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk atau amortisasi tidak sesuai ketentuan
kontrak
menyerahkan aset kepada negara/daerah 10.Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di
9. Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan
8. Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu
10.Pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir macet
tertagih 11.Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi
11.Kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi pajak atau
9. Penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan batas waktu yang ditentukan
penetapan kompensasi kerugian
10.Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk 12.Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir Tahun Anggaran
12.Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah tidak
pekerjaan yang belum selesai belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
sesuai ketentuan dan merugikan negara/daerah
13.Pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak dilaksanakan 13.Pengeluaran investasi pemerintah tdk didukung bukti yg sah
sesuai ketentuan Kekurangan Penerimaan 14.Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah
14.Entitas belum/tidak melaksanakan tuntutan perbendaharaan 1. Penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan 15.Pengalihan anggaran antar-MAK tidak sah 16 Pelampauan
sesuai ketentuan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor pagu anggaran
15.Penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan 16 Pelanggaran ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
Indikasi tindak pidana korupsi
ketentuan pemberian diskon penjualan 2. Penggunaan langsung penerimaan negara/daerah
1. Melawan hukum atau menyalahgunakan kewenangan dan
16.Penentuan HPP terlalu rendah shg penentuan harga jual lebih 3. Dana Perimbangan yang telah ditetapkan belum masuk ke kas
dapat merugikan keuangan negara
rendah dari yang seharusnya daerah
2. Suap-menyuap
17.Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan pekerjaan, 4. Penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan oleh
3. Penggelapan dalam jabatan
pemanfaatan barang, dan pemberian fasilitas tidak dapat instansi yang tidak berhak
4. Pemerasan oleh pegawai negeri
dicairkan 5. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan
5. Perbuatan curang dalam proses pengadaan barang/jasa
18.Penyetoran penerimaan negara/daerah dgn bukti fiktif 6. Koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS
6. Benturan kepentingan dalam proses pengadaan barang/jasa
7. Kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah
7. Gratifikasi
24
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Berulang

TP X TP X
TP X TP X
LK PDTT

31/12/2020 31/12/2021 31/05/2022

LK TA 2020 LK TA 2021 Audit 2022


(Diaudit 2021) (Diaudit 2022) (Utk LK TA 2021)

25
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Berulang
• Temuan Berulang. Pemeriksa seringkali menemukan permasalahan yang sama dengan permasalahan yang telah
diungkapkan dalam LHP atas laporan keuangan tahun sebelumnya. TP tetap dinyatakan berulang walaupun terjadi pada
OPD yang berbeda. Berulangnya permasalahan tersebut bisa terjadi karena tindak lanjut belum selesai atau belum
dilaksanakan oleh Pemda terkait.
• Pelaporan temuan berulang. Pemeriksa tetap melaporkan TP berulang dalam LHP agar permasalahan tersebut menjadi
perhatian Pemda terkait untuk menindaklanjutinya. Dalam mengungkapkan TP berulang, Pemeriksa harus terlebih dahulu
menjelaskan pengungkapan TP dimaksud dalam LHP tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diungkapkan adalah uraian
singkat kondisi, rekomendasi yang diberikan, dan tindak lanjut yang sudah dilaksanakan oleh Pemda terkait.
• Pemutakhiran temuan sebelumnya. Secara teknis, hal yang harus dilakukan Pemeriksa selanjutnya yaitu memutakhirkan
data pemantauan tindak lanjut atas temuan sebelumnya, dengan mengklasifikasikannya sebagai temuan yang sudah
ditindaklanjuti sesuai rekomendasi (TS). Sedangkan temuan yang baru akan mengganti temuan sebelumnya dalam
pemantauan tindak lanjut.
• Temuan LHP DTT yang berdampak pada LKPD. Pemeriksa juga bisa mengungkapkan temuan hasil PDTT yang dilaksanakan
sebelumnya yang berakibat pada penyajian atas LKPD. Dalam mengungkapkan temuan seperti ini, Pemeriksa harus terlebih
dahulu menjelaskan pengungkapan TP dimaksud dalam LHP terkait (sebutkan nomor dan judul LHP terkait) yaitu uraian
kondisi dan rekomendasinya. Selanjutnya, pemeriksa menguraikan kaitan masalah tersebut dengan pengungkapan salah
satu akun di LKPD yang diperiksa.

26
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Contoh Temuan Berulang
Temuan – Sistem Pencatatan dan Pelaporan Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten X Tidak Memadai

Pemerintah Kabupaten X melaporkan jumlah aset tetap sebesar Rp443.485.970.000,00 dalam Neraca per 31 Desember 2016. CaLK
Pemerintah Kabupaten X Tahun 2016 pada Paragraf 3.e.5 menyatakan bahwa Aset Tetap tersebut terdiri dari 1) Tanah, 2) Peralatan
dan Mesin, 3) Gedung dan Bangunan, 4) Jalan, Irigasi dan Jaringan, 5) Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi dalam Pengerjaan.

Dalam pemeriksaan atas Pemerintah Kabupaten X Tahun 2015, BPK melaporkan beberapa kelemahan SPI atas pengelolaan aset
yaitu belum seluruh OPD pada Pemerintah Kabupaten X melakukan inventarisasi aset tetap serta terdapat aset tetap yang belum
memiliki sertifikat hak kepemilikan yang sah. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, BPK menyarankan agar Pemerintah
Kabupaten X segera melakukan inventarisasi aset tetap serta mengurus sertifikat hak kepemilikan atas aset miliki Pemda.
Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, selama tahun 2016, Pemerintah Kabupaten X telah menginstruksikan rekomendasi BPK
tersebut ke seluruh OPD di bawahnya.

Berdasarkan pemeriksaan BPK atas LK Pemerintah Kabupaten X Tahun 2016, masih terdapat kelemahan dalam pengendalian intern
atas pengelolaan aset sebagai berikut. 1) Aset tetap pada 5 (lima) OPD masih belum memiliki daftar inventarisasi aset tetap sebesar
Rp123.456.789,00; 2) Aset tanah pada pada 2 (dua) OPD sebesar Rp123.456.789,00 masih belum memiliki sertifikat hak
kepemilikan yang sah . . . .

27
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Mengintegrasikan Temuan PDTT dan Kinerja dalam LK
• Salah satu strategi pada tahap perencanaan pemeriksaan keuangan, adalah
“mempertimbangkan hasil dan pengetahuan yang diperoleh dari pemeriksaan
kinerja dan kegiatan pemeriksaan lain yang relevan dengan entitas yang diperiksa,
termasuk implikasi dari rekomendasi yang signifikan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan sebelumnya”.
• Integrasi merupakan pembauran menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Dalam
konteks pemeriksaan LK Pemerintah, integrasi adalah menyatukan hasil
Pemeriksaan Kinerja dan PDTT dalam Pemeriksaan LK Pemerintah untuk mencapai
tujuan pemeriksaan keuangan. Integrasi yang dimaksud terbatas pada temuan-
temuan pemeriksaan yang mempengaruhi asersi manajemen, yaitu keterjadian,
keberadaan, kelengkapan, penilaian, hak dan kewajiban, serta penyajian dan
pengungkapan. Kegiatan integrasi dilakukan pada tahap perencanaan pemeriksaan

28
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Panduan Umum Integrasi LHP

1. Pemeriksa harus memperoleh hasil pemeriksaan kinerja dan


PDTT yang dilaksanakan pada TA yang diperiksa.
2. Pemeriksa harus mengidentifikasikan temuan-temuan
pemeriksaan signifikan (temuan SPI maupun temuan kepatuhan)
yang dapat mempengaruhi asersi manajemen. Pertimbangan
signifikansi temuan pemeriksaan sebelumnya tergantung pada
tingkat materialitas pada masing-masing LK yang diperiksa.
3. Pemeriksa harus mengidentifikasikan tindak lanjut atas
rekomendasi terkait temuan pemeriksaan sebagaimana pada
poin 2.

29
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan PDTT dan Kinerja Yang Mempengaruhi Asersi
• Apabila terdapat temuan Pemeriksaan Kinerja dan PDTT yang
mempengaruhi asersi manajemen dan sudah ditindaklanjuti entitas yang
diperiksa, pemeriksa harus mengidentifikasikan apakah tindak lanjut
tersebut telah mengoreksi laporan keuangan yang diperiksa.
• Jika laporan keuangan sudah dikoreksi, pemeriksa tidak perlu mengungkapkan
dalam LHP Laporan Keuangan.
• Jika laporan keuangan belum dikoreksi, pemeriksa harus mengajukan usulan koreksi
kepada entitas yang diperiksa.
• Apabila terdapat temuan pemeriksaan kinerja dan PDTT yang
mempengaruhi asersi manajemen dan belum selesai ditindaklanjuti entitas
yang diperiksa, pemeriksa harus melaksanakan langkah-langkah berikut ini.
• Kondisi 1: Pemeriksa tidak menambah sampel pemeriksaan
• Kondisi 2: Pemeriksa menambah sampel pemeriksaan

30
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan Kinerja yang Dapat Diintegrasikan
• Coverage Tahun Anggaran pemeriksaan Kinerja masih termasuk coverage Tahun Anggaran
Pemeriksaan LK. Contoh, Pemeriksaan Kinerja Program ABC yang menggunakan anggaran Tahun 2014
di Pemda Y; maka coverage Pemeriksaan kinerja tersebut masih termasuk dalam coverage pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemda Y untuk Tahun Anggaran 2014.
• Faktor 3E yang menjadi perhatian ("temuan") di LHP Kinerja yang dapat dihubungkan dengan asersi
laporan keuangan entitas. Contoh program XYZ di suatu entitas Pemda membutuhkan input sejumlah
aset A. Aset A tersebut dapat tersedia di suplier B seharga Rp100.000.000,00 dengan cara pembayaran,
kualitas, dan layanan purnajual yang sama, Aset A juga tersedia di suplier C seharga Rp90.000.000,00.
Jika entitas membeli Aset A di suplier B, maka dikatakan entitas tersebut telah melakukan pemborosan
atau ketidakekonomisan sebesar Rp10.000.000,00. Maka nilai ketidakekonomisan tersebut dapat
menjadi bahan evaluasi untuk dihubungkan dengan asersi aset di entitas kementerian tersebut.
• Kelemahan SPI yang dapat berpengaruh pada keandalan atau kewajaran suatu siklus atau akun
dalam Laporan Keuangan. Seringkali pada saat melakukan pemeriksaan kinerja suatu program di
entitas pemerintah, tim pemeriksa juga melihat keandalan SPI entitas tersebut untuk melaksanakan
programnya. Sepanjang kelemahan SPI untuk program tersebut dapat dihubungkan dengan keandalan
suatu siklus atau akun di dalam laporan keuangan, maka kelemahan SPI ini dapat dipertimbangkan.

31
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Temuan PDTT yang Dapat Diintegrasikan
PDTT adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
PDTT ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. Saat ini praktek yang
dilakukan untuk PDTT adalah eksaminasi. Contohnya: Pemeriksaan Belanja di Pemda X Tahun Anggaran 20XX. Dalam LHP PDTT unsur yang
paling dominan diungkap adalah mengenai aspek Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan serta SPI.
• Coverage Tahun Anggaran pemeriksaan PDTT masih termasuk coverage Tahun Anggaran Pemeriksaan LK. Contoh: Pemeriksaan
Belanja Modal Pemda X untuk Tahun Anggaran 2014; maka coverage Pemeriksaan tersebut masih termasuk dalam coverage
pemeriksaan Laporan Keuangan Pemda X untuk Tahun Anggaran 2014.
• Apabila coverage Tahun pemeriksaan PDTT tidak sama dengan Pemeriksaan LK, akan tetapi permasalahannya masih berpengaruh
(secara signifikan) terhadap asersi LK Tahun Anggaran yang bersangkutan, dengan asumsi permasalahannya belum diselesaikan atau
belum dikoreksi sampai dengan saat pelaksanaan pemeriksaan LK, maka masih dapat dihubungkan dengan Pemeriksaan LK.
Contohnya: Pemeriksaan Belanja Modal Tahun Anggaran 2012, terdapat Belanja Pembelian Kendaraan "Fiktif" sehingga masih
berpengaruh pada asersi Keberadaan dan Penilaian Aset Kendaraan pada Neraca Laporan Keuangan Tahun 2014.
• Berpengaruh terhadap penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan entitas. Contohnya, dalam LHP Pemda X, terdapat
"kekeliruan" dalam penggunaan Belanja Perjalanan Dinas. Kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan salah saji (misstatement) pada
penyajian dan pengungkapan Akun Belanja Barang pada Laporan Keuangan Pemda X di Tahun Anggaran 2014, sehingga permasalahan
kekeliruan Belanja Perjalanan Dinas tersebut ("kemungkinan akibat fraud atau error") dapat berpengaruh pada penyajian dan
pengungkapan di daiam LK.
• Kelemahan SPI yang dapat berpengaruh pada asersi suatu akun dalam Laporan Keuangan, Contohnya, SPI lemah atas pengamanan
aset (i.e. Tanah) di Pemda X sehingga dapat berpengaruh terhadap asersi keberadaan asset Tanah dalam laporan keuangan Pemda X
tersebut.

32
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Komunikasi Temuan Audit
• Ketua Tim menyampaikan konsep TP yang telah di-review oleh Pengendali
Mutu dan Pengendali teknis kepada pejabat entitas yang diperiksa untuk
dimintakan komentar instansi.
• Setelah penyampaian TP, Pemeriksa dalam hal ini Pengendali Teknis dan/atau
Ketua Tim dapat menyelenggarakan diskusi dengan pimpinan entitas dan/atau
pejabat yang diperiksa. Diskusi tersebut sebagai forum untuk menanggapi TP
sebelum TP diserahkan kepada pimpinan entitas yang diperiksa. Diskusi
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengklarifikasi permasalahan yang
diungkap dalam konsep TP. Pemeriksa mendokumentasikan pelaksanaan
diskusi tersebut dalam risalah diskusi.
• Tim Pemeriksa (Pengendali Teknis dan/atau Ketua Tim) agar
mengomunikasikan kepada pimpinan entitas dampak TP terhadap kewajaran
penyajian laporan keuangan
33
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Perolehan Tanggapan

Penyampaian dan
Konsep Temuan dan Penyampaian Temuan
Pembahasan dengan Perolehan Tanggapan
Konsep Koreksi Pemeriksaan
entitas

Konsep Temuan
Konsep Jurnal Koreksi
Pemeriksaan

Kondisi
 Konsep Jurnal dan Kertas
Kriteria Entitas menerima atau
Kerja Koreksi
Akibat menolak koreksi
 Konsep LK audited
Sebab

Entitas sependapat atau


tidak sependapat atas
temuan

34
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Tanggapan Audit

 Auditor menyusun TP atas permasalahan terkait kelemahan pengendalian intern dan ketidakpatuhan untuk disampaikan kepada entitas
 Auditor wajib memberikan kesempatan kepada pihak yang diaudit untuk menanggapi TP
 Pejabat entitas memberikan komentar/tanggapan atas permasalahan tersebut dan melakukan tindakan pengamanan/perbaikan
 Agar permasalahan yang diungkap bisa obyektif dan mempertimbangkan pendapat dari auditor dan auditee (cover both side)

TP Auditor benar,
Tanggapan auditee benar -
 TP lanjut, sepakat utk
tdk sepakat

TP Auditor salah, TP Auditor benar,


Tanggapan auditee Tanggapan auditee
benar  TP salah  TP lanjut
drop/direvisi

35
11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah
Terima Kasih

11/28/2022 Audit Keuangan Pemerintah 36

Anda mungkin juga menyukai