Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ghina Adhha Haura

NPM : 2001203010027
Mata Kuliah : Resume Audit Pengelolaan Keuangan Negara

AUDIT ASET LAINNYA dan AUDIT EKUITAS DANA

A. Audit Aset Lainnya


Berdasarkan Permenkeu 225/PMK.05/2019, aset lainnya ialah aset pemerintah
selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan piutang
jangka panjang.
Aset lainnya terdiri dari:
a. Aset Tak Berwujud (ATB)
ATB didefinisikan sebagai aset non-keuangan yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk menghasilkan barang atau jasa
dan tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Manfaat ekonomi
masa depan yang dihasilkan ATB dapat berupa pendapatan yang diperoleh dari
penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, dan hasil lain-lain seperti
pendapatan dari penyewaan, pemberian lisensi, atau manfaat lainnya yang
diperoleh dan dirasakan dari pemanfaatan ATB.
ATB merupakan bagian dari aset non-lancar yang digunakan secara langsung
atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah dan masyarakat umum yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Dapat diidentifikasi, maksudnya aset tersebut memiliki nilai yang dapat
dipisahkan dari aset lainnya.
b) Dikendalikan, dikuasasi, atau dimiliki oleh pemerintah.
c) Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan sosial atau jasa potensial di
masa mendatang mengalir kepada/dinikmati oleh pemerintah.
d) Biaya perolehan atau nilai wajar dapat diukur dengan andal.
Menurut jenis sumber dayanya, Aset tak Berwujud dapat dibedakan menjadi:
a) Perangkat Lunak (Software) Komputer
b) Hak Paten dan Hak Cipta
c) Lisensi dan Waralaba (Franchise)
Pemberian lisensi dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan
pihak yang menerima lisensi, melalui sebuah perjanjian, sedangkan
Franchise merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak
memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual
(HAKI)
d) Hasil Kajian/Penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang
Apabila sutu hasil kajian tidak dapat diidentifikasi dan tidak memberikan
manfaat ekonomis dan/atau sosial maka tidak dapat diakui sebagai ATB.
e) ATB Lainnya
b. Kemitraan dengan pihak ketiga
Aset kemitraan merupakan aset kerjasama yang timbul dari perjanjian antara
pemerintah dengan mitra lain seperti badan usaha, pihak ketiga atau investor yang
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan dan dikendalikan bersama
dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
c. Kas yang dibatasi penggunaannya
Adapun kas yang dibatasi oleh penggunaannya adalah uang hak pemerintah,
namun dibatasi dalam penggunaannya atau terikat membiayai kegiatan tertentu
dalam waktu lebih atau kurang dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan
sebagai akibat dari ketetapan/keputusan baik dari pemerintah maupun dari pihak
diluar pemerintah misalnya pengadilan ataupun pihak luar lainnya.
d. Uang Muka Rekening BUN
Uang Muka Rekening BUN merupakan dana yang telah dibayarkan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran dan dibebankan ke rekening khusus
(reksus). Uang Muka Rekening BUN disajikan atas transaksi sebagai berikut:
a) SP2D reksus yang belum dibebankan pada reksus berkenaan (termasuk
Uang Persediaan);
b) Saldo rekening khusus tidak mencukupi/kosong;
c) Gagal pembebanan karena sistem aplikasi error.
e. Aset Lain-lain
Aset Lain-lain yang digunakan untuk mencatat aset lainnya dan tidak termasuk
dalam aset tidak berwujud, kas yang dibatasi penggunaannya dan kemitraan
dengan pihak ketiga.
1. Memahami Pemahaman dan Menilai Resiko Pengendalian
Auditor penting untuk memahami perancangan dan menerapkan pengendalian
internal dalam melakukan penilaian atas risiko pengendalian. Setelah memahami
pengendalian internal, auditor dapat membuat penilaian terlebih dahulu atas risiko
pengendalian sebagai bagian dari penilaian risiko secara keseluruhan.
Penilaian ini merupakan ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian
internal akan mencegah terjadinya salah saji material atau mendeteksi dan
mengoreksinya jika terjadi. Langkah langkah dalam penilaian risiko pengendalian,
antara lain:
a) Melakukan identifikasi atas tujuan audit dari aset lain-lain.
b) Mengidentifikasi pengendalian internal yang ada.
c) Menghubungkan pengendalian dengan tujuan audit.
d) Mengidentifikasi dan mengevaluasi defisiensi pengendalian, defisiensi
yang signifikan dan kelemahan yang material.
e) Menghubungkan defisiensi yang signifikan dan kelemahan yang material
dengan tujuan audit terkait.
f) Menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit.

1. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengandalian ialah prosedur audit yang digunakan untuk
menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian internal atau prosedur
pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian).
Pengujian atas pengendalian ini lebih spesifik dan pengujian menjadi ekstensif atau
terjangkau secara luas.
Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut :
a) Meminta keterangan dari personil klien.
b) Menguji dokumen, arsip, dan laporan.
c) Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian.
d) Melaksanakan kembali prosedur klien

2. Prosedur Analitis
1) Menghitung rasio-rasio berikut ini :
a. Tingkat perputaran aset lain-lain
b. Ratio laba bersih dengan aset lain-lain
c. Ratio tetap dengan modal saham
d. Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva lain-lain
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan
pada data masa lalu, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
3) Pengujian terhadap transaksi rinci

3. Pengujian Substantive
Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan
untuk menguji adanya kekeliruan atau kesalahan yang tidak disengaja dalam bentuk
uang dan langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan
tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang
merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan.
Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah
transaksi akuntansi telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam
jurnal dengan tepat dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.
Pengujian atas transaksi :
Pengujian substantif ini meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan
adanya bentuk pemahaman dalam memperoleh pengujian pengendalian internal dan
menyertakan uraian tentang prosedur serta risiko pengendalian yang dinilai dalam
kegiatan audit atas aset lain-lain.

B. Audit Ekuitas Dana


Berdasarkan SAK ETAP, ekuitas dilaporkan untuk memberikan infromasi
mengenai sumber pendanaan secara jelas dan telah disajikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan menurut PSAP 0I, ekuitas adalah
kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih diantara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di neraca berasal dari saldo ekuitas
akhir pada Laporan Perubahan Ekuitas. Pada SAP Berbasis Akrual, ekuitas tidak
dibagi atas ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan
seperti pada SAP Berbasi Kas Menuju Akrual. Dalam Basis Akrual, pemerintah
hanya menyajikan satu jenis pos ekuitas
Permenkeu 225/PMK.05/2019 menyatakan bahwa ekuitas disajikan terhadap
Neraca dan Laporan Perubahan Ekuitas serta diungkapkan secara memadai di dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Perubahan ekuitas sampai dengan tanggal pelaporan
disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang meliputi saldo awal ekuitas, surplus
atau defisit, koreksi-koreksi yang langsung menambah atau mengurangi ekuitas, dan
ekuitas akhir. Koreksi-koreksi atas perubahan ekuitas antara lain berasal dari dampak
kumulatif perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan mendasar seperti: koreksi
kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya
dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
Dengan demikian, ekuitas pemerintah disebut juga dengan ekuitas dana. Pos
pada ekuitas dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu ekuitas dana lancar, ekuitas dana
investasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas sektor komersial mencerminkan bahwa sumber dana
berasal dari sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan, sedangkan pada ekuitas
dana pemerintah merupakan selisih asset dan kewajiban, sehingga persamaan
akuntansinya menjadi:

ASET-KEWAJIBAN=EKUITAS DANA

1. Tujuan Audit Ekuitas Dana


a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi terhadap ekuitas
pemegang saham.
b. Membuktikan bahwa saldo modal saham menunjukkan kepentingan pemegang
saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan terjadinya transaksi
yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit
dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan pada neraca.
d. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang telah dicantumkan
di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
e. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca.
f. Membuktikan kewajaran penyajian dan juga pengungkapan ekuitas pemegang
saham di neraca.

2. Prosedur Audit Ekuitas


a. Prosedur Audit Awal
1) Melakukan prosedur audit awal atas saldo akun ekuitas pemegang saham
yang akan diuji lebih lanjut.
2) Menyelidiki saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam
neraca ke saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
3) Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
4) Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun ekuitas pemegang saham.
5) Menyelidiki saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja
tahun yang lalu.
6) Menyelidiki posting pendebetan dan pengkreditan akun ekuitas pemegang
saham ke dalam jurnal.
b. Pengujian Analitik
1) Hitung ratio berikut ini:
a) Nilai buku saham biasa
b) Return on common stockholders’ equity
c) Devidend payout
d) Laba per saham (earnings per share)
2) Melakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan,
atau data lain.
c. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
1) Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal Saham, Paid-in
Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan Cadangan.
2) Periksa pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya.
d. Pengujian terhadap Akun Rinci
1) Periksa dokumen terhadap mendukung transaksi pembayaran bunga.
2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman.
3) Periksa aktiva yang dijaminkan pada penarikan utang jangka panjang.
4) Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan atas penarikan utang jangka
panjang.
5) Periksa atas kepatuhan klien terhadap batasan-batasan yang dikenakan
oleh kreditur.
6) Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond.
7) Melakukan verifikasi perhitungan bunga, amortisasi remi dan juga
diskonto obligasi, dan utang bunga obligasi.
8) Membuat daftar utang jangka panjang.
9) Memahami tentang copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan
kredit jangka panjang.
10) Melakukan pemerikaan kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan
PABU di Indonesia.
11) Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi.
12) Melakukan verifikasi dan klasifikasi utang jangka panjang yang segera
jatuh tempo di dalam neraca.
13) Melakukan permintaan atas perjanjian utang jangka panjang dan pelajari
pasal-pasal yang terdapat di dalamnya.
e. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
1) Bandingkan penyajian ekuitas pemegang saham di neraca dengan PABU.

Sumber:
Permenkeu 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Pemerintah Pusat
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 0I tentang Penyajian Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai