Anda di halaman 1dari 4

1.

Accounting Viewpoint

Perbedaan praktik dan sudut pandang akuntansi banyak


dipengaruhi oleh faktor-faktor dari pengguna laporan keuangan,
diantaranya faktor geografi, sejarah, sosial, nilai, dan tujuan dari masingmasing pengguna. Tujuan utama akuntansi ialah mengukur dan
melaporkan kegiatan ekonomi entitas, walaupun pada perkembangannya
ia bergeser pada kegiatan yang mempengaruhi masyarakat dan
lingkungan.
Dengan kata sederhana, akuntansi memberikan informasi yang
berhubungan dengan kegiatan keuangan atau ekonomi bisnis suatu
entitas kepada pihak lain. Pengukuran informasi akuntansi bersifat
subjektif karena melibatkan aktivitas penilaian tentang nilai aset yang
dimiliki oleh perusahaan atau kewajiban terhutang oleh bisnis. Hal ini juga
terkait dengan tingkat keakuratan dalam mengukur banyaknya laba atau
rugi yang dihasilkan entitas bisnis dalam periode tertentu yang
dikomunikasikan dengan laporan keuangan.
Faktor utama lain yang mempengaruhi berbagai sudut pandang
akuntansi adalah bahwa ada banyak pemakai potensial informasi
akuntansi, yang mewakili berbagai perspektif, yang sering menyebabkan
pertanyaan: perspektif siapa yang harus diambil dalam proses akuntansi?
Pertanyaan ini telah menarik perdebatan, terutama selama tahun 1960-an
dan 1970-an dan baru-baru ini berkenaan dengan isu-isu lingkungan dan
sosial. Juga menjadi masalah selama tahun 1990-an dengan kebangkitan
dari kerangka konseptual oleh Fundation Penelitian akuntansi di Australia
dan telah dikodifikasi SAC 2. SAC 2 menyatakan bahwa tujuan dari tujuan
umum laporan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk
membuat keputusan yang mengevaluasi tentang alokasi sumber daya
yang langka (ayat 43). Pertanyaan tersisa yang belum terselesaikan
adalah: keputusan siapa dan dalam konteks apa? SAC 2 mengelompokkan
pengguna utama menjadi 3, yaitu:
Sumber Daya penyedia (pemegang saham dan debtholders)
Penerima barang dan jasa (pelanggan)
Pihak melakukan review atau fungsi pengawasan (auditor independen,
manajemen dan pemerintah)

2.

Boundary Assumption

Pandangan akuntansi yang ada sayangnya bergantung pada


beberapa asumsi-asumsi atau prinsip-prinsip tentang batasan entitas.
Batasan (boundary) berarti aktivitas perusahaan yang dapat diukur dan
dilaporkan. Meskipun entitas pelapor telah didefenisikan dengan baik oleh
profesional, organisasi cenderung mendefenisikan sendiri batas-batas
tersebut dalam menanggapi tekanan organisasi maupun eksternal.

Pendekatan pelaporan tradisional hanya mendefenisikan sudut


pandang akuntansi dan kemudian melaporkan kegiatan keuangan serta
hasil aktivitas entitas. Batasan pelaporan ini diperluas untuk memenuhi
kebutuhan stakeholder yaitu mengarah ke pendekatan yang disebut
laporan akuntansi tripple bottom line pada isu-isu sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Hal ini merupakan bentuk pertanggungjawaban entitas
terhadap pemangku kepentingan.
Pada tahun 1988 Australian Accounting Research Foundation (AARF)
mengeluarkan Teori Akuntansi Monografi 8 Definisi entitas pelaporan,
yang ditulis oleh Dr Ian Ball. Ball berfokus pada konsep entitas pelaporan
yang berkaitan dengan batas-batas suatu entitas. Ball berpendapat
bahwa meskipun pentingnya konsep entitas pelaporan telah terjadi
perdebatan yang terbatas mengenai definisi dan karakteristik dari entitas
pelaporan. Hal ini relevan pada saat ini untuk merangkum pandangan dari
karya terbaru definitif Australia tentang konsep entitas.
Ball mengusulkan definisi universal konsep entitas pelaporan yang
dianggap konsisten dengan SAC 2 tujuan umum laporan keuangan dan
berkaitan dengan tujuan utama para pengguna kebutuhan. Perhatian
utama Ball adalah bahwa batas-batas entitas pelaporan diidentifikasi
dengan mengacu pada kepemilikan atau kontrol, di mana kontrol
berkaitan dengan kemampuan untuk mengarahkan penyebaran sumber
daya. Namun, hal ini mengabaikan fakta bahwa ada banyak pengguna
tanpa kendali yang secara langsung tertarik pada kegiatan suatu entitas.
Dalam meringkas definisi akuntansi, Barton menjelaskan akuntansi
sebagai informasi ekonomi untuk membantu pengguna membuat
informasi penilaian. Mengingat bahwa ada banyak pengguna potensial
informasi akuntansi yang mewakili berbagai perspektif, adalah tepat untuk
bertanya: perspektif siapa yang harus diambil dalam proses akuntansi?
Pertanyaan ini telah menarik perdebatan, terutama selama tahun 1960-an
dan 1970-an. Telah menjadi isu dalam kaitannya dengan pengembangan
kerangka kerja konseptual. Mengingat bahwa SAC 2 menyatakan bahwa
tujuan dari tujuan umum laporan adalah untuk memberikan informasi
yang berguna untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya yang langka (paragraf 43). SAC 2 menominasikan 3
kelompok utama: penyedia sumber daya, penerima barang dan jasa, dan
pihak-pihak yang melakukan review atau fungsi pengawasan (misalnya
manajemen dan pemerintah). Tidak semua pengguna memiliki perspektif
yang sama ketika mereka melihat laporan akuntansi untuk membuat
keputusan.

3.

Teori Pemilikan (Proprietary Theory)

Menurut teori kepemilikan (Proprietary Theory), entitas adalah agen,


perwakilan, atau pengaturan dimana wirausahawan individual atau pemegang
saham beroperasi. Littleton menyatakan kepemilikan itu adalah substansi dari
double-entry system. Tanpa itu, tidak ada alasan mengapa debit harus sama
dengan kredit dan pembukuan double-entry hanya menjadi seperangkat aturan.
Sudut pandang ini berasal dari abad ke-18 ketika beberapa penulis buku

attemped untuk menyajikan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan dari


perusahaan, sifat modal dan makna rekening dari sudut pandang pemilik. Ini
benar-benar kebangkitan Pacioli yang berfokus pada kepemilikan. Pemilik adalah
pusat perhatian. Semua konsep akuntansi, prosedur dan aturan yang dirumuskan
dengan keuntungan bagi kepentingan pemilik. Hal ini berlaku bahkan untuk
perusahaan, yang dipandang sebagai alat yang digunakan oleh para pemegang
saham dan pemilik yang berusaha untuk mencapai tujuan mereka yaitu untuk
meningkatkan kekayaan mereka.
Namun, Goldberg telah membantah pernyataan ini. Dia berpendapat
bahwa ada kasus di mana sistem double-entry digunakan dan pandangan
pengukuran laba pemilik bukanlah tujuan yang mendasari akuntansi dan
pelaporan. Beberapa contoh yang ditawarkan yang berhubungan dengan
organisasi nirlaba, seperti perguruan tinggi. Goldberg menganggap bahwa
sementara contoh-contoh tidak selalu atau benar-benar melemahkan titik
pandangan Profesor Littleton, mereka meningkatkan keraguan tentang apakah
fitur yang paling signifikan dari akuntansi adalah penekanan pada kepemilikan.
Isu-isu yang diangkat oleh Goldberg baru-baru ini kembali dalam perdebatan
mengenai pergeseran pemerintah dan prosedur akuntansi sektor publik dari cash
basic ke akrual basic (sesuai dengan AAS 31, Pelaporan Keuangan oleh
Pemerintah).
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan
berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Persamaan
akuntansi yang digunakan:
Aktiva Liabilitas = Proprietor/Pemilik
Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan
kewajiban pemilik. Kepemilikan dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan
untuk pemilik. Selama berjalannya usaha maka nilai perusahaan sama dengan
investasi awal ditambah akumulasi laba bersih setelah dikurangi prive untuk
pemilik. Jadi teori proprietary menganut wealth concept.
Teori Proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan
perseorangan dan firma oleh karena dalam bentuk organisasi ini ada hubungan
personal antara manajemen perusahaan dengan pemilik perusahaan. Hal ini
disebabkan net income ditambahkan setiap periode ke rekening modal pemilik
walaupun perhitngan laba bersih tidak mengukur kenaikan bersih kekayaan
(wealth).
Teori propoprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk
perusahaan peseroan terbatas seperti halnya untuk perusahaan perseorangan
dan firma. Konsep laba komprehensif yang diadopsi oleh FASB juga
menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan semua item yang
mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali pengambilan deviden dan
transaksi modal.
Makna Laba (income)
Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik,
sementara biaya diartikan sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian
laba merupakan kenaikan kekayaan/kemakmuran pemilik selama satu periode

yang menjadi hak bagi pemilik. Pemakaian teori proprietary dalam akuntansi
memberikan implikasi sebagai berikut :
Semua
kejadian/transaksi
yang
mempengaruhi
perubahan
kekayaan/kemakmuran pemiliki dalam satu periode harus dimasukkan sebagai
penentu laba
Perusahaan merupakan alat bagi pemilik untuk mencapai tujuannya bukan
sebagai entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemilik
Dividen merupakan distribusi laba bagi pemilik
Bunga pinjaman dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya
Gaji yang dibayarkan pada pemilik sebagai karyawan tidak dapat diperlakukan
sebagai biaya karena pemilik dianggap sama dengan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai