AL=P
A = Asset (aset)
L = Liability (kewajiban)
P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik bisnis
Charles Sprague menyimpulkan bahwa seluruh tujuan dari kegiatan bisnis adalah untuk
meningkatkan kekayaan, yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik
dan kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan
kekayaan bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan
meyakini bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis.
Keuntungan (Profit)
Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya
(expense). Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan
penurunan dalam kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan
kekayaan pemilik yang berasal dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika
keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan tersebut, maka seluruh aspek yang
mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan sebagai keuntungan.
Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah seluruh
peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi? Saat
Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah
saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya
walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih
pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset
tersebut dijual kepada pihak lain.
Efek terhadap Praktik (Effect on Practice)
Praktik akuntansi saat ini didasarkan pada Teori Pemilik. Contohnya adalah dividen
dipertimbangkan sebagai distribusi keuntungan daripada biaya karena merupakan
pembayaran kepada pemilik. Sebaliknya, bunga utang dan pajak penghasilan
dipertimbangkan sebagai biaya karena keduanya mengurangi kekayaan pemilik. Dalam
laporan keuangan konsolidasi, metode perusahaan induk didasarkan pada teori pemilik.
Perusahaan induk dilihat sebagai pemilik anak perusahaan, sehingga dengan
pendekatan kepemilikan, tindakan logis apabila mempertimbangkan penurunan nilai
utang anak perusahaan sebagai keuntungan perusahaan induk.
Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept)
Teori pemilik melihat tidak adanya perbedaan antara aset pemilik dengan aset
entitas. Oleh karena itu, seluruh keuntungan entitas dapat didistribusikan kepada
pemilik perusahaan. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya, dana yang
diperlukan disediakan oleh pemilik. Sudut pandang teori pemilik memelihara nilai
keuangan dari modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun-akun modal. Dari
sudut pandang ini, modal merepresentasikan kas yang diinvestasikan oleh pemilik
ditambah keuntungan yang diinvestasikan kembali pada bisnis. Kebanyakan orang
mengadopsi sudut pandang modal keuangan dan ini merupakan posisi yang diambil
dalam praktik akuntansi tradisional.
Untuk beberapa orang yang mempercayai pemeliharaan modal keuangan, modal
berhubungan dengan kemampuan untuk menginvestasikan sejumlah uang pada akhir
periode pelaporan dalam jumlah yang sama dengan yang diinvestasikan pada awal
periode pelaporan. Keuntungan merupakan kas yang diterima perusahaan melebihi kas
yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.
Secara ringkas, sudut pandang kepemilikan memelihara nilai keuangan modal entitas
dengan memperhatikan perubahan akun.
Pembatasan-pembatasan (Limitations)
Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan
masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership).
Tetapi, dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai
basis untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan
merupakan entitas yang berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya.
Perusahaanlah yang menguasai aset dan terbebani utang-utang, bukannya
pemilik/pemegang saham.
Namun, perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung sering dihubungkan
dengan satu atau beberapa individu kunci atau organisasi pengendali. Sebagai contoh,
adalah penguasaan mayoritas saham Telstra oleh Pemerintah Australia dan aktifitas-
aktifitas korporasi dari keluarga Murdoch dan Parker. Untuk kasus-kasus tertentu, teori
kepemilikan/sudut pandang pemilik tidak bisa secara langsung dianggap tidak relevan.
Meskipun teori entitas sangat sesuai untuk akuntansi dari korporasi, pendukungnya
percaya bahwa teori ini dapat digunakan untuk proprietorship, partnership, dan bahkan
organisasi non-profit, asalkan:
Akun dan transaksinya diklasifikasikan dan dianalisa dari sudut pandang entitas
sebagai unit operasi.
Prinsip akuntansi dan prosedurnya diformulasikan sebagai single interest seperti
pada proprietorship.
Laba
untuk teori entitas, penekanan ada pada penentuan keuntungan dan karena itu laporan
laba rugi adalah lebih relevan daripada neraca. Laba ditekankan untuk dua alasan:
Pemegang saham tertarik pada laba, karena jumlah ini menunjukan hasil dari
investasi pada suatu periode.
Alasan kenapa perusahaan tetap ada adalah untuk menciptakan laba. Ini penting
bagi kelangsungan perusahaan.
Laba adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan. Sesungguhnya laba pada teori
entitas harus di definisikan dari perubahan dari asset bersih dari perusahaan dari pada
"modal". penekanannya adalah pada pendapatan dan biaya: keuntungan hanyalah
perbedaan.
Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu
laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa
saja dana dikeluarkan.
Dalam Teori Dana, neraca dianggap sebagai 'inventory statement' dari aset dan
batasan-batasan yang berlaku untuk aset. Penyusunan informasi dan metode penilaian
akan bervariasi tergantung pada tujuan digunakannya neraca. Sebagai contoh, sebuah
neraca untuk tujuan kredit akan berbeda dari yang disajikan kepada pemegang
saham.
Pendapatan merupakan kenaikan aset pada dana yang benar-benar bebas dari
pembatasan ekuitas selain pembatasan akhir yang dikenakan oleh ekuitas residual.
Beban adalah pemberian layanan untuk tujuan tertentu yang ditentukan dalam tujuan
dana. Definisi ini mencakup konsep 'biaya yang menghasilkan pendapatan', dalam
pengertian yang lebih luas juga berlaku bagi organisasi nirlaba juga.
Arus Kas
Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa:
Arus kas kurang berkorelasi dengan laba yang dilaporkan daripada dana dari
operasi
Arus kas lebih baik dalam memprediksikan arus kas yang sebenarnya daripada
yang melaporkan laba atau dana dari operasi
Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang
biasa disebut operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi
perusahaan.
Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang
berupa penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari
penerbitan saham atau instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam
kelompok ini.
V. Investor Theory
Berdasarkan tujuan akuntansi yaitu memberikan informasi kepada pemasok modal,
Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus mengambil
sudut pandang investor. Investor adalah pemegang saham dan kreditur. Persamaan
akuntansi dalam teori ini adalah:
Aset = Ekuitas spesifik + Ekuitas residual
Ekuitas spesifik adalah kewajiban dan saham preferen. Dalam kebanyakan kasus,
untuk perusahaan, ekuitas residual setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya dalam
hal ekuitas saham biasa dihapuskan ekuitas saham preferen akan menjadi ekuitas
residual. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan ekuitas residual
pada nilai-nilai aset dan ekuitas spesifik.
Investor menginginkan informasi untuk memprediksi penerimaan kas masa depan
sebagai hasil dari hubungan mereka dengan perusahaan tertentu. Staubus menyatakan
bahwa penerimaan kas masa depan investor bergantung pada:
2. Kesediaan manajemen untuk membayar investor. Informasi tentang hal ini dapat
diperoleh secara tidak langsung dengan pengetahuan mengenai kebutuhan kas
perusahaan untuk penggantian maupun ekspansi, persyaratan utang, dll.
Laporan keuangan membantu investor memastikan kesediaan perusahaan untuk
mengucurkan uang tunai kepada mereka.
3. Prioritas hukum atas klaim investor. Informasi pada faktor ketiga dapat diperoleh
oleh investor di luar laporan keuangan.