Anda di halaman 1dari 11

PERSPEKTIF AKUNTANSI

CH 5 ADOPTING AN ACCOUNTING PERSPECTIVE


Pengertian perspektif secara harfiah adalah sudut pandang manusia dalam memilih
opini, kepercayaan, dan lain-lain. Dalam akuntansi, perspektif merupakan cara pandang
tertentu dalam memahami, mempelajari, dan mempraktikkan akuntansi.
Tujuan utama akuntansi adalah mengukur dan melaporkan kegiatan ekonomi suatu
entitas. Namun, akhir-akhir ini tujuan tersebut diperluas pada kegiatan-kegiatan entitas
yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Pelaporan suatu organisasi dibuat
lebih dari sekedar melaporkan transaksi-transaksi ekonomi serta nilai aset dan
kewajiban. Hal ini menghasilkan perubahan-perubahan yang signifikan dalam pelaporan
suatu entitas, baik sektor publik maupun swasta. Perubahan-perubahan atas fungsi
pembuatan laporan menyebabkan munculnya beberapa sudut pandang akuntansi. Hal
tersebut disebabkan banyaknya pengguna laporan keuangan, sehingga menghasilkan
pertanyaan : Sudut pandang mana yang harus digunakan dalam proses akuntansi?
SAC 2 menyebutkan tiga ketegori pengguna, antara lain:

1. Penyedia sumber daya (pemegang saham dan pemberi pinjaman)

2. Penerima barang dan jasa (konsumen)

3. Pihak pengawas entitas (auditor independen, manajemen, pemerintah)

Banyaknya pengguna laporan keuangan telah menyebabkan banyaknya perspektif


dalam pembuatan laporan keuangan.
Perspektif akuntansi yang diadopsi oleh entitas mengharuskan adanya asumsi-asumsi
dan prinsip-prinsip mengenai batasan mengenai konsep entitas. Batasan ini dimaknai
sebagai aktifitas-aktifitas yang diukur dan dilaporkan oleh suatu entitas. Pada dasarnya,
untuk mengukur dan melaporkan sebuah informasi, aktifitas sebuah entitas harus
didefinisikan.
Perumusan mengenai batasan sebuah entitas pelaporan telah berkembang luas untuk
menyampaikan informasi kepada pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
jangkauan yang luas. Informasi ini tidak hanya sekedar informasi keuangan tetapi juga
informasi kualitatif mengenai dampak aktifitas suatu entitas terhadap masyarakat dan
lingkungan. Pendekatan umum dalam perumusan batasan ini disebut dengan triple
bottom-line reporting, yaitu pelaporan untuk mengukur kesuksesan sebuah
entitas/perusahaan dilihat dari tiga kriteria, antara lain ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Konsep triple bottom-line dikembangkan oleh John Elkington, yang berargumen bahwa
seharusnya sebuah bisnis juga mempertimbangkan kemakmuran ekonomi, kualitas
lingkungan, dan keadilan sosial. Konsep ini juga disebut dengan konsep 3P (people,
planet, profit). People (orang) berfokus pada pentingnya praktik bisnis suatu
perusahaan yang mendukung kepentingan tenaga kerja. Planet (planet) berfokus pada
pengelolaan yang baik atas penggunaan energi yang berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui. Profit (keuntungan) menekankan bahwa keuntungan tidak
sekedar perusahaan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan biaya
serendah-rendahnya, tetapi lebih pada penciptaan fair trade dan ethical trade.
Perkembangan teori-teori dalam akuntansi menimbulkan banyaknya perspektif dalam
pelaksanaan akuntansi sebuah entitas. Berikut adalah teori-teori yang mendukung
berkembangnya persepektif akuntansi:

I. Propietary Theory (Teori Pemilik)


Teori pemilik ini muncul sejak abad kedelapan belas saat beberapa penulis mencoba
memperkenalkan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan sebuah perusahaan, sifat
modal, dan pengertian akun dari sudut pandang pemilik usaha. Seluruh konsep-konsep,
prosedur-prosedur, dan pedoman-pedoman dalam akuntansi disusun berdasarkan
kepentingan pemilik. Sama halnya dengan sebuah perusahaan sebagai sebuah alat
yang digunakan pemilik, para pemegang saham, untuk mencapai tujuan mereka yaitu
meningkatkan kekayaan
Neraca (Balance Sheet)
Akun-akun dalam neraca memberikan penegasan terhadap teori pemilik melalui
sebuah persamaan:

AL=P
A = Asset (aset)
L = Liability (kewajiban)
P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik bisnis
Charles Sprague menyimpulkan bahwa seluruh tujuan dari kegiatan bisnis adalah untuk
meningkatkan kekayaan, yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik
dan kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan
kekayaan bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan
meyakini bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis.
Keuntungan (Profit)
Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya
(expense). Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan
penurunan dalam kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan
kekayaan pemilik yang berasal dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika
keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan tersebut, maka seluruh aspek yang
mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan sebagai keuntungan.
Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah seluruh
peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi? Saat
Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah
saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya
walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih
pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset
tersebut dijual kepada pihak lain.
Efek terhadap Praktik (Effect on Practice)
Praktik akuntansi saat ini didasarkan pada Teori Pemilik. Contohnya adalah dividen
dipertimbangkan sebagai distribusi keuntungan daripada biaya karena merupakan
pembayaran kepada pemilik. Sebaliknya, bunga utang dan pajak penghasilan
dipertimbangkan sebagai biaya karena keduanya mengurangi kekayaan pemilik. Dalam
laporan keuangan konsolidasi, metode perusahaan induk didasarkan pada teori pemilik.
Perusahaan induk dilihat sebagai pemilik anak perusahaan, sehingga dengan
pendekatan kepemilikan, tindakan logis apabila mempertimbangkan penurunan nilai
utang anak perusahaan sebagai keuntungan perusahaan induk.
Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept)
Teori pemilik melihat tidak adanya perbedaan antara aset pemilik dengan aset
entitas. Oleh karena itu, seluruh keuntungan entitas dapat didistribusikan kepada
pemilik perusahaan. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya, dana yang
diperlukan disediakan oleh pemilik. Sudut pandang teori pemilik memelihara nilai
keuangan dari modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun-akun modal. Dari
sudut pandang ini, modal merepresentasikan kas yang diinvestasikan oleh pemilik
ditambah keuntungan yang diinvestasikan kembali pada bisnis. Kebanyakan orang
mengadopsi sudut pandang modal keuangan dan ini merupakan posisi yang diambil
dalam praktik akuntansi tradisional.
Untuk beberapa orang yang mempercayai pemeliharaan modal keuangan, modal
berhubungan dengan kemampuan untuk menginvestasikan sejumlah uang pada akhir
periode pelaporan dalam jumlah yang sama dengan yang diinvestasikan pada awal
periode pelaporan. Keuntungan merupakan kas yang diterima perusahaan melebihi kas
yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.
Secara ringkas, sudut pandang kepemilikan memelihara nilai keuangan modal entitas
dengan memperhatikan perubahan akun.
Pembatasan-pembatasan (Limitations)
Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan
masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership).
Tetapi, dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai
basis untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan
merupakan entitas yang berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya.
Perusahaanlah yang menguasai aset dan terbebani utang-utang, bukannya
pemilik/pemegang saham.
Namun, perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung sering dihubungkan
dengan satu atau beberapa individu kunci atau organisasi pengendali. Sebagai contoh,
adalah penguasaan mayoritas saham Telstra oleh Pemerintah Australia dan aktifitas-
aktifitas korporasi dari keluarga Murdoch dan Parker. Untuk kasus-kasus tertentu, teori
kepemilikan/sudut pandang pemilik tidak bisa secara langsung dianggap tidak relevan.

II. Entity Theory


Teori Entitas diformulasikan sebagai respon dari Teori Pemilik yang berkonsentrasi pada
status yang terpisah dari suatu perusahaan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa
perusahaan itu entitas terpisah dan perusahaan memiliki identitas sendiri. Teori ini lebih
dari "accounting entity assumption" yang memandang secara terpisah bisnis dan
urusan pribadi.
Martin menguraikan dua asumsi yang berhubungan mewujudkan ide dari entitas
akuntansi:

1. Pemisahan, untuk kepentingan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari


pemiliknya.

2. Sudut pandang, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.

Meskipun teori entitas sangat sesuai untuk akuntansi dari korporasi, pendukungnya
percaya bahwa teori ini dapat digunakan untuk proprietorship, partnership, dan bahkan
organisasi non-profit, asalkan:

Akun dan transaksinya diklasifikasikan dan dianalisa dari sudut pandang entitas
sebagai unit operasi.
Prinsip akuntansi dan prosedurnya diformulasikan sebagai single interest seperti
pada proprietorship.

Pandangan Teori Entitas


Pandangan lama mengatakan bahwa bisnis perusahaan beroperasi untuk keuntungan
dari pemegang saham, menyediakan dana untuk entitas. Oleh karena itu entitas harus
melaporkan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari investasi
mereka.
Sedangkan pandangan yang baru tentang teori entitas ini menginterpretasikan entitas
sebagai bisnis itu sendiri dan tertarik pada kelangsungan hidupnya. Karena ini lebih
konsen pada kelangsungan hidup, entitas bisnis melaporkan kepada pemegang saham
dalam rangka memenuhi ketentuan hukum dan untuk menjaga hubungan baik dengan
hal mereka dalam memerlukan dana di masa depan.
Neraca
Kekayaan bersih tidak begitu berarti dalam konsep ini, karena entitas merupakan pusat
perhatian. Pemilik dan kreditor pemilik dan kreditur dipandang sebagai pemegang
ekuitas, yaitu penyedia dana. Persamaan akuntansinya adalah :
Aset = Ekuitas

Laba
untuk teori entitas, penekanan ada pada penentuan keuntungan dan karena itu laporan
laba rugi adalah lebih relevan daripada neraca. Laba ditekankan untuk dua alasan:

Pemegang saham tertarik pada laba, karena jumlah ini menunjukan hasil dari
investasi pada suatu periode.

Alasan kenapa perusahaan tetap ada adalah untuk menciptakan laba. Ini penting
bagi kelangsungan perusahaan.

Laba adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan. Sesungguhnya laba pada teori
entitas harus di definisikan dari perubahan dari asset bersih dari perusahaan dari pada
"modal". penekanannya adalah pada pendapatan dan biaya: keuntungan hanyalah
perbedaan.

Konsep Modal Fisik (Physical Capital Concept)


Konsep modal fisik berkaitan dengan teori entitas dimana entitas harus dapat
mempertahankan kapasitas operasi fisik perusahaan dalam menghasilkan barang
dan/atau jasa. Entitas perlu memiliki kemampuan untuk mencapai level fisik yang sama
dari produksi pada akhir periode seperti pada awalnya.
Pada konsep ini, pemeliharaan modal meliputi memelihara kapasitas operasi
perusahaan untuk menggantikan asset yang dimiliki perusahaan pada awal periode.
Laba dihasilkan setelah kemampuan perusahaan untuk menggantikan asset awal yang
dipertahankan.
Kerangka IASB/AASB mendefinisikan pemeliharaan modal sebagai kapasitas produksi
fisik (kemampuan operasi), yang mana konsisten dengan konsep modal fisik.
Konsep Modal Keuangan dibanding Konsep Modal Fisik
Perbedaan mendasar dari Teori Entitas dan Teori Pemilik adalah pada laba,
perubahannya pada nilai moneter dari aset dan kewajiban termauk pada penentuan
profit pada kepemilikan model, tapi tidak termasuk pada model entitas.
Pendukung dari Teori Pemilik ( financial capital ), yang juga percaya bahwa biaya
akuntansi, menegaskan bahwa perubahan dari nilai aset dan kewajiban merupakan
holding gains and losses.
Sedangkan pada teori entitas, mereka berpendapat bahwa kenaikan dari harga suatu
barang yang pada perusahaan yang masih terus berlanjut bisnisnya bukan merupakan
elemen dari laba, tapi merupakan 'capital maintenance adjustment' yang ditempatkan
pada ekuitas. Jumlah ini biasanya menggantikan asset.
Ilustrasi :
Suatu perusahaan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2012 dengan Kas yang ada
sejumlah $1000 dan mereka melakukan pembelian 100 unit dengan harga setiap
unitnya $10. Pada tanggal 31 Januari 2012 mereka melakukan penjualan dengan harga
$18 per unitnya. Pada tanggal ini current cost mengalami kenaikan menjadi $12 per
unit.

Financial Capital View Physical Capital View

Sales revenue (100 x $ 18 ) $ 1.800 $ 1.800


Cost of sales ( 100 x $ 12 ) $ 1.200 $ 1.200
Current Operating Profit $ 600 $ 600
Holding Gain ( 100 x $ 2 ) $ 200
Profit $ 800 $ 600
Paid as dividends $ 800 $ 600

III. Fund Theory


Fund theori diusulkan oleh William Vatter karena dia menganggap teori pemilik dan
entitas tidak relevan karena mengambil pandangan pribadi orang sehingga bisa menjadi
bias. Teori Dana berupaya meninggalkan hubungan pribadi yang dianjurkan oleh Teori
Pemilik dan personalisasi entitas yang dianjurkan Teori Entitas.
Konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana
kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aset.
Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Aktiva = Pembatasan

Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu
laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa
saja dana dikeluarkan.
Dalam Teori Dana, neraca dianggap sebagai 'inventory statement' dari aset dan
batasan-batasan yang berlaku untuk aset. Penyusunan informasi dan metode penilaian
akan bervariasi tergantung pada tujuan digunakannya neraca. Sebagai contoh, sebuah
neraca untuk tujuan kredit akan berbeda dari yang disajikan kepada pemegang
saham.
Pendapatan merupakan kenaikan aset pada dana yang benar-benar bebas dari
pembatasan ekuitas selain pembatasan akhir yang dikenakan oleh ekuitas residual.
Beban adalah pemberian layanan untuk tujuan tertentu yang ditentukan dalam tujuan
dana. Definisi ini mencakup konsep 'biaya yang menghasilkan pendapatan', dalam
pengertian yang lebih luas juga berlaku bagi organisasi nirlaba juga.
Arus Kas
Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa:

Arus kas kurang berkorelasi dengan laba yang dilaporkan daripada dana dari
operasi

Arus kas lebih baik dalam memprediksikan arus kas yang sebenarnya daripada
yang melaporkan laba atau dana dari operasi

Sebagai bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa meskipun merupakan argumen


Vatter benar, konsep dana yang paling tepat adalah konsep kas.
Prinsip utama yang ditetapkan untuk penyusunan laporan arus kas adalah sebagai
berikut:
Aktifitas Operasi (Operating Activities)

Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang
biasa disebut operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi
perusahaan.

Aktifitas Investasi (Investing Activities)

Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi. Kegiatan


yang digolongkan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait
dengan aktifitas pembelian/penjualan aset perusahaan

Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)

Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang
berupa penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari
penerbitan saham atau instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam
kelompok ini.

IV. Commander Theory


Goldbert berpendapat bahwa baik Teori Pemilik dan Teori Entitas yang didasarkan pada
kepemilikan, merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Dalam
konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi bukan
pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan
atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber
daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada
pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang
telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang
dipercayakan tersebut.
Pada dasarnya pemilik tunggal perusahaan adalah commander, sedangkan dalam
sebuah perusahaan besar, pemegang saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi
dia tidak menguasai sumber daya perusahaan. Komando atas sumber daya
perusahaan hirarkinya ada di tangan komandan, yang disebut 'commander' oleh
Goldberg.
Neraca lebih ke pernyataan pertanggungjawaban daripada kepemilikan (pernyataan
akuntabilitas). Neraca merupakan laporan yang menunjukan sumber daya yang
dipercayakan kepada commander dibawah kendalinya, tetapi ia tidak memilikinya.
Sedangkan, laporan laba rugi adalah penjelasan dari hasil kegiatan-kegiatan dalam
periode tertentu oleh Commander dan timnya, sesuai dengan sudut pandang mereka.

V. Investor Theory
Berdasarkan tujuan akuntansi yaitu memberikan informasi kepada pemasok modal,
Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus mengambil
sudut pandang investor. Investor adalah pemegang saham dan kreditur. Persamaan
akuntansi dalam teori ini adalah:
Aset = Ekuitas spesifik + Ekuitas residual

Ekuitas spesifik adalah kewajiban dan saham preferen. Dalam kebanyakan kasus,
untuk perusahaan, ekuitas residual setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya dalam
hal ekuitas saham biasa dihapuskan ekuitas saham preferen akan menjadi ekuitas
residual. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan ekuitas residual
pada nilai-nilai aset dan ekuitas spesifik.
Investor menginginkan informasi untuk memprediksi penerimaan kas masa depan
sebagai hasil dari hubungan mereka dengan perusahaan tertentu. Staubus menyatakan
bahwa penerimaan kas masa depan investor bergantung pada:

1. Kapasitas moneter perusahaan mengucurkan uang tunai. Ini berkaitan dengan


kepemilikan perusahaan akan uang tunai pada saat invesors berharap untuk
dibayar. Laporan keuangan dapat memberikan dasar untuk memprediksi jumlah
kas masa depan

2. Kesediaan manajemen untuk membayar investor. Informasi tentang hal ini dapat
diperoleh secara tidak langsung dengan pengetahuan mengenai kebutuhan kas
perusahaan untuk penggantian maupun ekspansi, persyaratan utang, dll.
Laporan keuangan membantu investor memastikan kesediaan perusahaan untuk
mengucurkan uang tunai kepada mereka.

3. Prioritas hukum atas klaim investor. Informasi pada faktor ketiga dapat diperoleh
oleh investor di luar laporan keuangan.

Teori Investor menekankan kebutuhan pengguna eksternal, khususnya, pemegang


saham. Meskipun teori kepemilikan juga termasuk pemegang saham, mereka
dipandang sebagai pemilik yang memiliki kekuatan lebih dari yang benar untuk
perusahaan. Teori Staubus melihat pemegang saham sebagai investor dengan sedikit
kekuasaan untuk menentukan apa yang terjadi di perusahaan, dan oleh karena itu,
harus bergantung pada laporan keuangan. Karena fokus terhadap investor, kebutuhan
akan informasi arus kas menjadi tepat.

VI. Enterprise Theory (Teori perusahaan)


Teori ini memandang perusahaan sebagai lembaga sosial dimana keputusan yang
dibuat mempengaruhi beberapa pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut adalah
pemegang saham, karyawan, kreditor, pelanggan, berbagai lembaga pemerintah, dan
masyarakat. Konsep perusahaan lebih luas daripada entitas, karena melihat
perusahaan memiliki peran dalam masyarakat, sedangkan teori entitas memandang
perusahaan sebagai sebuah badan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan.
Suojanen berpendapat bahwa manajemen saat ini tidak menganggap dirinya hanya
sebagai wakil dari pemegang saham, tetapi sebagai pelindung perusahaan,
bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Dengan
demikian, manajer melakukan fungsi meditatif diantara berbagai pihak yang
berkepentingan.
Keuntungan Nilai Tambah

Sebagai lembaga sosial, perusahaan besar harus dievaluasi dari segi


tanggung jawabnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang berhubungan dengan
output, karena ini adalah kontribusinya kepada masyarakat. Suojanen percaya bahwa
pendekatan nilai-tambah terhadap penghasilan adalah yang terbaik mengungkapkan
kontribusi ini. Idenya adalah menentukan nilai yang diciptakan oleh perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Suojanen mengusulkan pernyataan tambahan untuk
mengungkapkan nilai-tambah penghasilan dan sumber atau distribusi antara para
peserta dari perusahaan yaitu berupa laporan nilai tambah.
Pernyataan nilai-tambah menunjukkan aliran barang yang dijual, kontribusi perusahaan
kepada masyarakat, diimbangi dengan aliran pendapatan dalam arah yang berlawanan
ke berbagai penerima. Nilai penjualan perusahaan adalah pendapatan ke sejumlah
pihak di masyarakat.
Implikasi
Teori Perusahaan adalah pelopor dari konsep akuntansi sosial, dimana laporan laba
rugi sosial adalah turunannya. Sudut pandangnya adalah dari kelompok peserta yang
memperoleh pendapatan melalui usaha gabungan mereka di perusahaan. Sudut
pandang ini berfokus pada kebutuhan bagi mereka peserta untuk bekerja sama jika
perusahaan ingin bertahan dan terus menciptakan penghasilan bagi mereka. Meskipun
Teori Perusahaan bertentangan dengan pandangan tradisional bahwa pendapatan
bisnis untuk pemilik, ini mungkin teori dimana waktu yang akan menjawabnya.
Konsep Nilai Deprival
Dalam konsep nilai deprival, aset dinilai dari jumlah yang mewakili kerugian yang
mungkin terjadi yang harus dikeluarkan oleh suatu entitas jika entitas kehilangan
potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut pada tanggal
pelaporan.
Sehingga nilai entitas dalam banyak kasus akan diukur oleh biaya penggantian jasa
atau manfaat saat ini yang diwujudkan dalam bentuk aset, mengingat bahwa nilai
deprival biasanya akan mewakili biaya dihindari sebagai akibat dari pengendalian aset
dan biaya penggantian merupakan jumlah kas yang dibutuhkan untuk memperoleh aset
setara atau identik.
Dalam kasus di mana dinyatakan bahwa aset tidak dapat diganti, aset harus dinilai
pada nilai bersih sekarang (net present value) dari arus kas yang diharapkan dari
penggunaan terus menerus dan pembuangan selanjutnya dari aset.

Anda mungkin juga menyukai