Bab 8. Liabilitas
Nama Kelompok :
Cindy 12014000416
Valencia Ariesta 12014000421
Monica Amelia 12014000751
Sharon 12014000778
Clarisa 12014000779
Dalam akuntansi terdapat dua teori yang mendasari cara pandang konsep akuntansi, prosedur,
dan aturan terkait dengan liabilitas dan modal. Kedua teori tersebut adalah proprietory theory
dan entity theory.
Entitas memanglah bukan sebuah pribadi dan tidak bisa bergerak dengan
sendirinya, perlu orang-orang, manajemen, yang menjalankannya. Tetapi menurut
Paton tiap perusahaan memiliki sifatnya sendiri. Terlebih jika saham perusahaan telah
beredar, hidup atau matinya perusahaan tidaklah bergantung dari pemegang
sahamnya, melainkan dari perusahaan itu sendiri.
Entity theory memiliki cara pandang bahwa tujuan dari akuntansi ialah
menjalankan fungsi akuntabilitas atau stewardship. Pada mulanya teori ini
menyatakan bahwa bisnis dijalankan untuk manfaat sebesar-besarnya kepada
pemegang saham. Tetapi pandangan sekarang mulai berubah bahwa perusahaan
menjalankan bisnisnya untuk keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Perusahaan perlu
taat kepada hukum dan berperforma baik untuk menarik lebih banyak dana agar
perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang.
Fokus akuntansi berdasarkan teori ini ialah pada persamaaan antara aset dan
modal. Hal ini dikarenakan entitas yang tidak lagi memandang bahwa kekayaan dari
pemilik sebagai fokus melainkan berfokus kepada diri perusahaan itu sendiri.
Pemegang saham dan kreditor dianggap sebagai pihak luar yang hanya memberikan
dana untuk entitas dalam menjalankan bisnis.
Assets = Equities
Pendapatan, dalam teori entitas, didefinisikan sebagai aliran masuk aset akibat
adanya transaksi perusahaan, dan pengeluaran berhubungan dengan biaya aset terkait
dan jasa lain yang digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dalam
waktu tertentu. Berdasarkan teori entitas, fokus bukan lagi kepada kekayaan pemilik
(P) melainkan kepada aset perusahaan sebagai hal nyata yang dimiliki perusahaan di
dalam menjalankan bisnis. Bukan lagi melihat kepada ekuitas atau modal yang lebih
abstrak, berupa klaim atas aset, yang timbul secara tidak langsung. Pendapatan
menambah aset yang dimiliki perusahaan dan sebaliknya pengeluaran mengurangi
aset perusahaan. Maka dari itu akuntansi sebaiknya menjelaskan konsep bahwa
pendapatan dan pengeluaran menjelaskan pada perubahan aset yang dimiliki
perusahaan bukan perubahan kekayaan dari pemilik perusahaan.
Pendapatan bersih adalah milik dari perusahaan, tetapi tercatat sebagai laba
ditahan seolah pendapatan tersebut milik dari pemegang saham. Interpretasi awal atas
pernyataan ini adalah bahwa pemegang saham memiliki hak klaim atas aset yang
dimiliki perusahaan yang besarnya sesuai dengan jumlah aset yang telah dikurangi
kewajiban kepada kreditur. Interpretasi atas hal ini kini berubah ke arah bahwa laba
ditahan merupakan modal atau investasi dari perusahaan itu sendiri atas dirinya
sendiri. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak luar
dikategorikan sebagai pengeluaran termasuk pajak, bunga, dan dividen kepada
pemegang saham. Pembayaran tersebut mengurangi modal perusahaan atas dirinya
sendiri.
Kedua teori ini memiliki pengaruh kepada praktik akuntansi di masa kini.
Seperti teori akuntansi konvensional yang berdasarkan konsep entitas bahwa laporan
keuangan merupakan laporan atas perusahaan itu sendiri dan perusahaan merupakan
entitas yang terpisah dari pemiliknya. Dan juga teori kepemilikan yang menganggap
bahwa dividen bukan sebagai pengeluaran tetapi sebagai distribusi dari keuntungan
kepada para pemilik.
LO 2. LIABILITIES DEFINED
Present Obligation
Definisi dari IASB Framework menyatakan bahwa liabilitas diharapkan dapat
menyebabkan terjadinya outflow dari manfaat ekonomi. Definisi ini berfokus pada
future event, dalam artian, pengorbanan sebenarnya belum dilakukan.
Pertimbangan yang mendasari hal ini adalah bahwa obligasi telah ada dalam
hubungannya dengan pengorbanan di masa depan. Sebagai contoh, utang dagang
adalah current obligation, yang muncul dari provisi jasa pihak lain.
Dalam paragraph 62 di IASB Framework, diakui bahwa settlement dari
obligasi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti:
- pembayaran kas,
- transfer aset selain kas bayar utang dengan kasih mesin, mobil
- provisi jasa kalo gabisa bayar utang, kita kasih ke jasa ke kreditur
- penggantian obligasi dengan obligasi lain, ganti dengan utang baru
- konversi obligasi menjadi ekuitas utang dibayar dengan kasih saham kita ke
kreditur
- atau kreditor melepaskan obligasi yang bersangkutan.
Dalam berbagai metode penyelesaian obligasi, hanya dua cara yang disebutkan di
awal yang tentunya terlibat terhadap outflow aset. Sebagai contoh, utang dagang akan
diselesaikan dengan pembayaran kas (outflow aset), sedangkan kewajiban untuk
unearned revenue (pendapatan dibayar di awal) akan diselesaikan dengan provisi
barang atau jasa. Planned obligations (contohnya rencana untuk renovasi gedung)
juga bisa menjadi present obligations apabila ada perjanjian kontrak dengan
pihak luar untuk menyelesaikan maintenance.
Constructive obligations: kewajiban yg tidak dinyatakan secara tertulis
misalnya pembayaran atas bonus tertentu
Equitable obligations: kewajiban yg tidak dikuatkan dengan kontrak, hanya
karena kewajiban moral, demi kewajaran dan keadilan misalnya
pembayaran cuti
Past Transaction
Syarat suatu obligasi merupakan hasil dari peristiwa lalu adalah harus
dipastikan bahwa hanya present liabilities yang dicatat, bukan untuk peristiwa
masa depan. Namun, kondisi dari peristiwa lalu sulit untuk diinterpretasikan. Ketika
suatu perusahaan memesan persediaan kepada pemasok, peraturan kini menentukan
bahwa tidak ada obligasi sampai suatu barang telah diterima. Oleh karena itu, past
event dalam konteks ini adalah saat penerimaan barang, bukan ketika melakukan
pemesanan.
Executory contract adalah hal yang tepat dalam interpretasi terkait past
event. Executory contract adalah kontrak yang belum sepenuhnya dijalankan.
Dalam kata lain, executory contract adalah sebuah kontrak ketika kedua pihak masih
memiliki pelaksanaan dan kepentingan yang tersisa. Kontrak yang telah sepenuhnya
dijalani satu pihak tapi belum dipenuhi untuk pihak yang lain diklasifikasikan sebagai
executory contract.
Sebagai contoh, apakah obligasi pembelian tanpa syarat adalah liabilitas.
Melihat situasi dimana pembeli menyetujui untuk membayar jumlah tertentu
secara periodik atas suatu produk dan jasa, dan pembayaran akan dilakukan
tanpa melihat apakah pembeli menerima produknya, maka pembeli diwajibkan
untuk melakukan pembayaran periodik walaupun jasa yang diberikan tidak
sesuai secara kuantitas. Dalam tahapan ini, terdapat persetujuan diantara dua pihak,
di mana tidak dijalankan oleh keduanya. Dalam kasus ini, obligasi untuk
mengorbankan manfaat ekonomi di masa depan (dengan membayar kas) kepada pihak
lain terbentuk ketika penandatanganan kontrak. Oleh karena itu, obligasi pembelian
tanpa syarat merupakan liabilitas, yang muncul dari peristiwa lalu ketika
penandatanganan kontrak. Obligasi tetap terbentuk walaupun tidak dijalankan
dengan sesuai.
Liabilities Recognition
Akuntan membutuhkan suatu peraturan untuk menentukan kewajiban. Jenis peraturan
yang telah diterapkan di masa lalu sama dengan yang diterapkan dalam pengakuan
aset, yaitu:
1. Berdasarkan pada hukum
2. Adanya penentuan substansi ekonomi
3. Dapat diukur nilainya
4. Penggunaan prinsip konservatisme
Kriteria pertama, jika ada klaim yang memiliki kekuatan secara hukum, ada sedikit
keraguan bahwa suatu kewajiban terjadi. Meskipun kewajiban adil atau konstruktif
dianut dalam definisi kewajiban, sebagian besar kewajiban ditentukan atas dasar
apakah ada kewajiban klaim hukum terhadap entitas untuk memenuhinya. kewajiban
untuk pemulihan operasi penambangan adalah kewajiban hukum jika hukum
mensyaratkan pemulihan tetapi juga bisa dianggap sebagai suatu yang adil.
Kriteria kedua mengharuskan kita mempertimbangkan substansi ekonomi dari sebuah
transaksi. Apakah beberapa kewajiban benar-benar terjadi? Seberapa penting
pencatatan dan penampilan akhir dari kewajiban bagi pengguna dalam neraca?
Pemegang saham dan investor khawatir tentang besarnya aliran manfaat ekonomi
sehubungan dengan penyelesaian klaim ganti rugi, sedangkan karyawan khawatir
terkait keberlangsungan perusahaan untuk memenuhi klaim masa depan mereka.
Kriteria ketiga berkaitan dengan menentukan nilai kewajiban. Untuk beberapa
kewajiban, nilai diwakili oleh harga kontrak, seperti jumlah uang yang harus dibayar
untuk barang dan jasa yang diterima. Nilai kewajiban mungkin berbeda dengan
jumlah nominalnya. Misalnya, jika kewajiban melibatkan jangka waktu lebih dari 12
bulan harus dipertimbangkan nilai waktu dari uang sehingga perhitungan nilai
kewajiban akan didasarkan pada nilai sekarang dari arus kas masa depan yang
diharapkan bukan jumlah nominalnya.
Kriteria keempat terkait prinsip konservatisme, bahwa lebih baik mencatat kewajiban
terlebih dahulu daripada mencatat aset sehingga akan timbul kesan lebih aman
memiliki keadaan assets understated daripada liabilities understated. Masalah yang
kemudian muncul adalah sampai sejauh mana perusahaan akan bersikap konservatis?
Konservatisme yang berlebihan akan mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias,
sementara pengambil keputusan memerlukan informasi yang netral dalam mengambil
keputusan.
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi merupakan hasil dari penyelesaian
kewajiban saat ini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung serta dapat
diukur dengan andal.
IASB Framework
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan elemen
neraca dan laporan laba rugi. Dinyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen
harus diakui jika:
a. Kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan berkaitan dengan item
akan mengalir ke atau dari entitas
b. Item memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal
Suatu kewajiban diakui dalam neraca ketika kemungkinan besar mengakibatkan arus
kas keluar dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang diakibatkan dari
penyelesaian kewajiban kini dan jumlah dimana penyelesaian akan berlangsung dapat
diukur dengan andal. Oleh karena itu, masalah-masalah penting yang harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pengakuan kewajiban, yaitu.
● Kemungkinan besar arus kas keluar dari manfaat ekonomi
● Realibilitas pengukuran
Dalam praktiknya, mungkin sulit untuk menerapkan kriteria tersebut. Misalnya, apa
maksud dari kemungkinan? Bisa dikatakan bahwa itu berarti semakin besar
kemungkinan daripada lebih kecil kemungkinannya. Namun, perbedaan individu
dalam perkiraan probabilitas dari suatu peristiwa dapat bervariasi menyebabkan
inkonsistensi dalam pengukuran.
Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah bebas dari kesalahan
material dan bias sehingga dapat menunjukkan dengan tepat. Kerangka kerja
menyatakan secara spesifik bahwa kewajiban tidak dapat diakui jika mereka tidak
dapat diukur dengan andal. Salah satu contoh adalah tindakan hukum. Jika kerusakan
yang akan dibayar tidak dapat diestimasi dengan andal maka item tidak dapat diakui
sebagai kewajiban.
LO 3. LIABILITIES MEASUREMENT
Tabel berikut menunjukkan metode pengukuran yang digunakan di bawah IFRS untuk
liabilitas
Non-current liabilities
Current liabilities
Dalam Framework dan IAS 37/ AASB 137 dikatakan bahwa sulit untuk menyatakan bahwa
unfunded plan bukanlah liabilitas. Isu lain yang berkaitan dengan waktu pengakuan liabilitas
untuk pembayaran pensiun, yaitu:
1. Sudah atau belumnya karyawan telah memberikan jasa kepada perusahaan. Gagasan dari
dana pensiun adalah pembayaran tersebut merupakan bentuk kompensasi yang diterima
oleh karyawan pada karena telah memberikan jasa. Namun kompensasi dibayarkan di
masa depan, setelah karyawan pensiun.
2. Ketidakjelasan mengenai waktu pensiun karyawan.
3. Kapan pendanaan dibutuhkan untuk memberikan pembayaran di bawah rencana pensiun?
IAS 37/AASB 137 paragraf 27 menyatakan secara kategoris bahwa contingent liabilities
tidak diakui dalam laporan keuangan. Efek dari IAS 37 adalah untuk membatasi penggunaan
provisions.
IAS 37 (paragraf 86) menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu, catatan atas akun
diperlukan karena informasi mengenai liabilitas sangat relevan untuk pengguna laporan
keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan tentang pengalokasian sumber daya
yang langka. Penyelesaian kewajiban mungkin diperlukan di masa depan namun tingkat
kemungkinannya tidak cukup tinggi sehingga dapat diakui sebagai liabilitas.