Anda di halaman 1dari 15

KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMILIK

Adetiya Firmanzah [01]


Ahmad Yusuf [02]
Fiona Simorangkir [13]
Rickza Alfafa Sara [23]

TEORI AKUNTANSI

Mahasiswa Program D-IV Akuntansi Kurikulum Khusus Sekolah Tinggi Akuntansi


Negara

Sebuah perusahaan memegang aset karena baik para pemilik maupun pihak-pihak
lain (kreditur) telah menyediakan dana untuk mendapatkan aset tersebut. Oleh karena itu,
total nilai aset sesungguhnya diperuntukkan bagi beberapa pihak yang memiliki hak
(claims), biasanya untuk pembayaran dalam wujud uang. Terdapat dua jenis klaim yang
pasti akan muncul yaitu klaim oleh kreditur (liabilities) dan oleh pemilik (owner’s equity). Hak
dari kreditur dan pemilik di sini memiliki perbedaan. Kreditur memiliki hak utama pada aset
perusahaan dalam hal terjadi likuidasi dan hak mereka hampir selalu lebih spesifik
dibandingkan para pemilik dengan memperhitungkan nilai dan waktu pembayaran.
Sedangkan hak dari kreditur adalah tanggung jawab bagi entitas pelaporan, sedangkan
entitas biasanya tidak wajib untuk membuat transfer spesifik atas aset kepada pemilik.
Demikian juga, ketika sebuah tanggung jawab muncul, misalnya ketika dividend diumumkan,
hak dari pemilik menjadi sebuah kewajiban/liability (contohnya dividends payable). Atau
dengan kata lain liabilities menunjukkan tanggung jawab dari sebuah entitas, sedangkan
owner’s equity adalah residual interest or claim (kepentingan/hak terakhir), namun bukan
keharusan untuk mentransfer aset.
A. Proprietary Theory (Teori Kepemilikan) And Entity Theory (Teori Entitas)
Pada bagian ini akan dijelaskan dua teori yang telah diusulkan untuk membantu kita
dalam memahami akuntansi, yaitu proprietary theory dan entity theory. Proprietary theory
adalah sebuah teori yang didasarkan pada pemikiran bahwa proprietor (atau pemilik) adalah
pusat dari seluruh perhatian. Dibawah pemikiran/pandangan ini seluruh konsep akuntansi,
prosedur dan aturan diformulasikan/disusun sesuai dengan kepentingan pemilik sebagai
dasar pemikirannya. Sementara di sisi lain, kebalikan dari proprietary theory, entity theory
mengusulkan agar proses bisnis diartikan sebagai sebuah entitas terpisah dan juga sebagai
pencatatan akuntansi atas transaksi dari entitas tersebut.
1. Proprietary Theory (Teori Kepemilikan)
Kepemilikan menggambarkan kekayaan bersih atas bisnis (kegiatan usaha) dan
dapat direpresentasikan dalam persamaan akuntansi:

Page 1 of 15
P=A—L
Dimana kepemilikan (atau owner’s equity) adalah sama dengan aset dikurangi dengan
kewajiban. P menggambarkan kekayaan bersih pemilik usaha. Seperti yang diungkapkan
oleh Sprague:
The balance sheet of proprietorship is a summing-up at some particular time of all the
elements which constitute te wealth of some person or collection of persons …
The whole purpose of the business struggle is increase of wealth, that is, increase of
proprietorship.
---
Neraca kepemilikan menjumlahkan semua elemen pada periode tertentu yang
merupakan kekayaan beberapa orang atau kumpulan orang ...
Keseluruhan tujuan dari kegiatan usaha adalah peningkatan kekayaan, yaitu
peningkatan atas kepemilikan.

Aset menjadi milik proprietor dan kewajiban adalah tanggung jawabnya. Dari
pernyataan ini, kita dapat melihat bahwa tujuan akuntansi adalah untuk mencerminkan
kekayaan bersih pemilik. Teori ekonomi pada perusahaan mengambil pandangan
proprietary, dengan menitikbertkan pada peranan entrepreneur-owner (pemilik usaha).
Konsep pendapatan, yang meningkatkan kekayaan bersih, ditunjukkan sebagai
pengembalian untuk ‘entrepreneurship’ (bentuk perikatan usaha).
Pendapatan dihasilkan dan beban muncul dikarenakan keputusan dan tindakan dari
pemilik dan pemilik representatif. Akun pendapatan dan beban adalah akun pembantu bagi
P, di mana secara temporer dipisahkan untuk tujuan menentukan keuntungan pemilik.
Pendapatan adalah kenaikan dalam proprietorship; beban adalah penurunan dalam
proprietorship. Vatter menjelaskan:
The theory of double entry is based on the idea that expense and revenue accouts have
the same algebraic characteristics as ‘net worth’, i.e. accounts tending to increase net
worth are increased by credits, accounts tending to decrease net worth are handled in
reverse order.
---
Teori double entry didasarkan pada gagasan bahwa beban dan pendapatan piutang
memiliki karakteristik aljabar yang sama seperti kekayaan bersih, sebagai contoh akun
cenderung meningkatkan kekayaan bersih yang meningkat sebesar kredit, akun
cenderung menurunkan kekayaan bersih yang ditunjukkan dalam urutan terbalik.

Oleh karena itu, net income adalah peningkatan kemakmuran/kekayaan pemilik dari
proses bisnis selama periode yang teah ditetapkan. Jika hal ini merupakan representasi dari

Page 2 of 15
pendapatan, seharusnya hal ini meliputi seluruh aspek yang merubah kekayaan pemilik
selama periode yang telah diberikan/ditetapkan. Dengan demikian, perubahan kekayaan
bersih berasal dari kegiatan yang menghasilkan pendapatan sebagaimana dia melakukan
perubahan atas nilai aset. Misalnya, nilai intrinsik dari surat kabar masthead dapat
meningkatkan nilai dan bisa menarik premi yang signifikan untuk pemilik jika direalisasikan
(dijual). Dalam kasus tersebut, alasannya adalah bahwa peningkatan kekayaan bersih
pemilik harus diakui, meskipun perubahan kekayaan masih menjadi anggapan sampai
waktu tertentu seperti saat surat kabar sebenarnya dijual kepada pihak ketiga. Masalah
akuntansi adalah mengukur perubahan nilai yang masih menjadi anggapan tersebut
(notional).
Untuk sebagian besar praktik akuntansi saat ini didasarkan pada teori kepemilikan
(proprietary theory). Dividen lebih dianggap sebagai pembagian keuntungan daripada beban
karena dibayarkan kepada pemilik. Di sisi lain, bunga atas utang dan pajak penghasilan
dianggap sebagai beban karena mereka mengurangi kekayaan pemilik. Bagi kepemilikan
tunggal dan partnership (bentuk kerjasama), gaji yang dibayarkan kepada pemilik
perusahaan yang sekaligus bekerja dalam usahanya, tidak bisa dianggap sebagai beban,
karena pemilik dan perusahaannya adalah entitas yang sama, sehingga masing-masing
tidak bisa membayar gaji atas dirinya sendiri dan mengurangkannya sebagai beban. Metode
ekuitas untuk investasi jangka panjang mengakui kepemilikan atau kepentingan pemilikan
atas perusahaan investor. Oleh karena itu perusahaan investor berwenang untuk mencatat
persentase pembagian laba atas perusahaan investee sebagai profit. Dalam laporan
keuangan konsolidasi, perusahaan induk (parent company) menggunakan metode yang
didasarkan pada teori kepemilikan (proprietary theory). Perusahaan induk nampak seperti
“memiliki” perusahaan anak (subsidiary). Minority interest (kepentingan minoritas) dari sudut
pandang ‘pemilik’ perusahaan anak menggambarkan hak-hak dari grup outsiders. Umumnya
minority interest digambarkan sebagai pengurang dalam hubungan kepemilikan.
Gagasan mengenai financial capital dibandingkan dengan physical capital lebih
sesuai dengan teori kepemilikan. Yang pertama menekankan investasi keuangan pemilik,
sedangkan yang terakhir fokus pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
operasi fisik tanpa mempedulikan klaim kepemilikan. Sudut pandang kepemilikan melihat
tidak ada perbedaan antara aset pemilik dan aset entitas. Oleh sebab itu seluruh laba
perusahaan adalah laba yang bisa dibagi kepada para pemilik usaha. Jika entitas
membutuhkan tambahan sumber daya keuangan, maka dana tersebut akan tersedia dari
suber daya keuangan pribadi milik proprietor. Modal menggambarkan cash yang
diinvestasikan oleh pemilik ditambah dengan profits yang diinvestasikan kembali untuk
mempertahankan usaha.

Page 3 of 15
Sudut pandang proprietary dalam akuntansi telah disusun pada suatu waktu ketika
bentuk usaha/bisnis masih relatif kecil dan terutama untuk kepemilikan dan kemitraan.
Namun seiring dengan munculnya perusahaan besar, teori ini telah terbukti tidak memadai
untuk dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum
perusahaan adalah adalah ntitas yang terpisah dari pemilik dan memiliki hak-haknya sendiri.
Seperti misalnya perusahaan (bukan pemegang saham) mengambil kepemilikan atas aset
dan asumsinya sebagai penanggung jawab usaha. Tidak hanya asumsi perusahaan sebagai
penanggung jawab usaha, namun juga ciri dari kewajiban terbatas membuatnya
sulit/mustahil untuk mengatakan bahwa pemegang saham bertanggung jawab atas
kewajiban perusahaan. Apabila pemegang saham dari sebuah perusahaan besar ingin
menrealisasikan apa yang mereka anggap sebagai hak mereka dengan jalan menarik aset
dari perusahaan besar tersebut, maka mereka akan melakukan pelanggaran hukum.
Penarikan cash (dividends) sesungguhnya adalah pembagian yang merupakan prosedur
formal yang legal.
Akuntabilitas pemilik adalah fungsi penting bagi sebuah perusahaan besar karena
adanya kesenjangan (gap) antara manajemen dan pemegang saham. Untuk perusahaan
kecil, pemilik senantiasa memperhatikan status keuangan usaha sehingga gagasan
akuntabilitas atau kepengurusan tidak terlalu berarti. Sebaliknya, hubungan antara
pemegang saham dengan urusan perusahaan besar sangatlah sedikit. Oleh karena itu
pemegang saham bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada mereka oleh
manajemen.
Namun ada beberapa kasus di mana perusahaan besar terhubung kepada satu atau
beberapa individu penting atau organisasi pengatur yang mana kekayaan dari pemilik utama
dan organisasi secara praktek tidak dapat dipisahkan. Contohnya Rupert Murdoch dan
News Corporation. Dalam kasus semacam ini, proprietary theory masih relevan.

2. Entity Theory (Teori Entitas)


Teori entitas disusun sebagai tanggapan atas kekurangan dari pandangan
proprietary tentang status hukum yang terpisah atas perusahaan. Teori ini dimulai dengan
fakta bahwa perusahaan merupakan entitas yang terpisah dengan identitasnya sendiri. Teori
ini melampaui ‘accounting antity assumption’ tentang pemisahan urusan bisnis dan pribadi.
Martin menguraikan dua asumsi terkait yang terkandung dalam pengertian entitas akuntansi:
 Separation. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
 Viewpoint. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
Meskipun teori entitas sangat cocok untuk akuntansi perusahaan, pendukungnya
percaya bahwa hal itu dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan untuk
organisasi nirlaba, dengan menyediakan :

Page 4 of 15
 akun-akun dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang
entitas sebagai unit operasi dan,
 prinsip dan prosedur akuntansi tidak disusun hanya untuk suatu kepentingan
tunggal, seperti halnya kepemilikan tunggal (proprietorship).
Paton menyatakan, untuk setiap perusahaan bisnis:
It is ‘business’ whose financial history the bookkeeper and accountant are trying to
record and analyse; the books and accounts are the record of ‘the business’; the
periodeic statement of operations and financial condition are the reports of ‘the
business’.
---
Ini adalah ‘bisnis’ yang mana pemegang sejarah pembukuan keuangan dan akuntan
mencoba untuk merekam dan menganalisa, buku-buku dan akun-akun adalah catatan
dari ‘bisnis’; laporan periodik untuk operasional dan kondisi keuangan adalah laporan
‘bisnis’.

Adalah benar bahwa entitas bukanlah perseorangan dan tidak bisa bertindak sesuai
keinginannya. Entitas adalah sebuah institusi, namun demikian entitas adalah sebuah
bentuk yang sangat nyata atau ‘very real thing’ menurut Paton. Entitas memiliki pengukuran
keberadaan yang nyata, bahkan entitas memiliki kepribadiannya sendiri. Untuk sebuah
perusahaan, ketika modal saham diterbitkan, kehidupan perusahaan tidak bergantung pada
pemilik sahamnya. Pada umumnya, dari perspektif akuntansi sebuah entitas bisa diartikan
sebagai berbagai area dari kepentingan ekonomi yang keberadaannya terpisah dari pemilik.
Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi mungkin bisa berupa
kepengurusan atau akuntabilitas. Bentuk tradisional dari teori entitas adalah bahwa
perusahaan bisnis beroperasi untuk kepentingan pemilik modal (equityholders), yaitu
mereka yang menyediakan dana untuk entitas. Karena itu entitas harus melaporkan kepada
pemilik modal status dan konsekuensi dari investasi mereka. Interpretasi baru melihat
entitas beroperasi untuk dirinya sendiri dan berkepentingan atas kelangsungan hidupnya
sendiri. Karena hal itu berkaitan dengan kelangsungan hidupnya, entitas bisnis melaporkan
kepada pemilik modal dalam rangka memenuhi persyaratan secara legal dan untuk menjaga
hubungan baik dengan mereka dalam hal entitas membutuhkan lebih banyak dana di masa
yang akan datang.
Meskipun kedua versi dari teori entitas ini focus pada entitas sebagai unit
independen, pandangan tradisional melihat pemilik modal sebagai ‘rekan’ (associates)
dalam bisnis, sedangkan pandangan yang lebih baru melihat mereka sebagai ‘orang luar’
(outsiders). Informasi mengandung pernyataan akuntansi untuk pengambilan keputusan, di

Page 5 of 15
mana telah ditegaskan selama beberapa tahun, dapat dengan mudah diasimilasikan dalam
kedua interpretasi dari teori entitas ini.
Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi adalah aktiva dan ekuitas.
Kekayaan bersih pemilik bukanlah konsep yang berarti, karena entitas adalah pusat
perhatian. Pemilik dan kreditur dipandang hanya sebagai pemilik modal, yaitu penyedia
dana. Persamaan akuntansinya adalah seperti ini:
Assets = equities

Neraca menunjukkan aset entitas, yang mana menurut Paton seperti mewakili
pernyataan ‘langsung’ dari nilai entitas dan ekuitas yang disebutnya sebuah ekspresi ‘tidak
langsung’ dari total yang sama. Aset adalah milik perusahaan dan kewajiban adalah
tanggung jawab dari perusahaan, bukan pemilik. Hal ini telah dijadikan pendapat
bahwasannya dikarenakan jumlah yang diinvestasikan oleh pemilik modal harus dicatat,
tujuan ini secara logis mengarah ke penggunaan biaya historis untuk aset non-moneter,
karena total pada sisi kanan dari laporan posisi keuangan harus sama dengan total kiri.
Setelah menerima dana yang diberikan oleh pemilik modal, perusahaan menginvestasikan
dana dalam aset. Untuk aset non-moneter, ini merupakan harga beli. Namun akuntabilitas
tidak selalu diartikan dengan cara menelusuri jumlah awal investasi. Pemilik modal juga
tertarik dengan perubahan atas nilai investasi mereka. Pendukung current value
menunjukkan bahwa teori entitas mengasumsikan investor tidak cukup dekat dengan bisnis
untuk membuat penyesuaian mereka sendiri atas nilai. Oleh karena itu, akuntabilitas harus
menyiratkan bahwa penyesuaian yang dinamakan perubahan nilai ini telah dilaporkan. Hal
ini juga bisa dijadikan alasan mengapa entitas perlu tahu nilai saat ini dari aset-asetnya
dalam rangka membuat keputusan yang tepat.
Di bawah sudut pandang entitas, pendapatan diartikan sebagai aliran masuk atas
aset yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dan beban adalah
biaya atas aset dan jasa lainnya yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan selama periode tertentu. Beban mengurangi nilai dari aset entitas. Konsep
kepemilikan memusatkannya pada P pada persamaan akuntansinya. Konsep entitas fokus
pada sisi lain dari persamaan, yaitu aset. Hal ini dikarenakan aset dilihat sebagai hal ‘nyata’
yang dioperasikan oleh perusahaan, sedangkan ekuitas lebih abstrak, yang berkaitan
dengan klaim atas aset — sebuah cara ‘tidak langsung’, seperti pandangan Paton tentang
nilai dari aset.
Aset dan beban pada dasarnya sama secara umum, mereka menyediakan jasa. Ini
hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan atau tetap untuk penggunaan masa
depan. Karakteristik dasar dari pendapatan adalah bahwa dia menciptakan lebih banyak
aset sedangkan biaya akhirnya mengurangi aset:

Page 6 of 15
Accounting theory, therefore, should explain the concepts of revenue [income] and
expense in terms of enterprise asset changes rather than as increases or decreases in
proprietors’ or shareholders’ equities.
---
Oleh karena itu teori akuntansi, seharusnya menjelaskan konsep pendapatan (income)
dan biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai kenaikan atau
penurunan ekuitas pemilik atau pemegang saham.

Net income muncul bagi perusahaan. Jika seperti itu, mengapa dia ditutup pada laba
ditahan seolah-olah menjadi milik pemegang saham? Paton dan Littleton berpendapat
bahwa para pemegang saham memiliki klaim sisa kontrak pada total aktiva, dan itu untuk
alasan ini bahwa pendapatan bersih ditempatkan pada laba ditahan. Para pemegang saham
mendapatkan sisanya, harus diingat, setelah para kreditur dibayar dalam hal terjadi likuidasi
perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi konvensional teori ekuitas. Penafsiran
yang lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai modal perusahaan atau investasi sendiri.
Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya karena baik kreditur dan pemegang
saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu, biaya bunga dan dividen, serta pajak
penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka mengurangi jumlah ekuitas yang dimiliki
sendiri oleh enntitas.
Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa baik teori kepemilikan maupun teori
entitas sama-sama berpengaruh dalam prakteknya. Teori akuntansi konvensional
didasarkan pada konsep entitas dan laporan keuangan mencerminkan sudut pandang
entitas, dengan fokus mereka pada dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan
memperdagangkan saham mereka sendiri, yang menunjukkan bahwasannya pasar
menerima perusahaan sebagai entitas terpisah. Namun demikian konsep kepemilikan juga
tetap berpengaruh. Sebagai contoh dalam konsep kepemilikan, biaya bunga dianggap
sebagai beban dan dividen adalah pembagian laba.
B. Definisi Kewajiban
Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Sekarang kita bandingkan
bagaimana untuk mendefinisikan kewajiban, ketika mereka harus di akui dalam akun
dan bagaimana mengukur meraka. IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b)
mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya
dan manfaat ekonomi.
Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:

Page 7 of 15
- Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang
- Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Syarat dari sebuah kewajiban adalah keharusan bahwa kewajiban adalah hasil dari
sebuah transaksi di masa lalu dan keyakinan bahwa hanya kewajiban di masa kini-lah yang
dicatat bukan kewajiban di masa depan. Lalu, transaksi masa lalu seperti apakah yang
memenuhi syarat kewajiban? Saat sebuah perusahaan melakukan pemesanan barang
persediaan kepada penyedia, peraturan saat ini menyatakan bahwa tidak ada kewajiban
yang muncul sampai barang persediaan tersebut diterima atau hak kepemilikannya
berpindah. Oleh karena itu, transaksi masa lalu dalam contoh ini adalah peristiwa
penerimaan barang, bukan saat pembuatan pesanan.

Pengakuan Kewajiban

Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah itu
harus diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang
diterapkan untuk pengakuan aset. Mereka termasuk :

- ketergantungan pada hukum


- penentuan substansi ekonomi acara
- kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban
- penggunaan prinsip konservatisme

Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan
jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.

Kerangka IASB

Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca


dan laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen
harus diakui jika:

1. Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item
yang akan mengalir ke atau dari entitas
2. Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan
Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa kewajiban
diakui di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di
mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.

Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah ‘bebas dari


kesalahan material dan bias’; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga ‘setia merupakan’
apa yang dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan kerangka kerja ini secara
khusus bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika mereka tidak dapat diukur dengan
andal

C. Pengukuran Kewajiban
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis. Nilai wajar merupakan pengukuran yang digunakan pada

Page 8 of 15
awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS 17 tentang
sewa, IAS 39 tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 tentang
setoran saham berbasis IFRS 3 tentang penggabungan usaha. Apa yang kita maksud
dengan nilai wajar dalam hal ini? Konsep ini didefinisikan dalam standar IAS 17 (ayat 4):

“The amount for which an asset could be exchanged or liability settled between
konowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction.”

Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui pada awal
berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi harga pasar untuk
aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS 17, ayat
20) di tahun-tahun berikutnya, pengukuran jumlah kewajiban berdasarkan metode
‘amortisasi biaya’, yaitu, ‘biaya’ dari kewajiban awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran
sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan
estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode amortisasi tingkat bunga efektif
(ayat 25).

Kita bisa melihat bahwa biaya historis (modifikasi biaya historis, dalam hal ini
amortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran kewajiban
selanjutnya. Dua contoh di mana pengukuran nilai wajar diperlukan setelah akuisisi adalah
kewajiban pasca kerja seperti pensiun yang diatur dalam standar IAS 119 tentang manfaat
karyawan 19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB IAS 137.
Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi.

Rencana Imbalan Kerja Pensiun

Di banyak negara rencana dana pensiun ditetapkan oleh atasan untuk memberikan
manfaat pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran dana pensiun
dengan mempertahankan aktiva, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika
karyawan pensiun. Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan
pemberi kerja.

Dana pensiun dapat seluruhnya didanai, sebagian didanai atau tidak didanai.
Rencana dana pensiun yang sepenuhnya didanai memiliki kas atau investasi yang cukup
untuk memenuhi kewajiban dana pensiun anggota. Sebaliknya, rencana yang tidak didanai
tidak memiliki kas atau investasi untuk menutupi potensi pembayaran yang belum
direncanakan. Sejauh jumlah yang dibayarkan untuk dana pensiun tidak cukup untuk
memenuhi kewajiban mereka saat program jatuh tempo, maka dana pensiun tersebut
dikatakan tidak didanai.

Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan dianggap
bahwa rencana komitmen tidak didanai, bukan merupakan kewajiban atasan dari sebuah
perusahaan untuk membayar dana pensiun. Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan
memiliki kewajiban yang adil untuk memenuhi komitmen yang tidak didanai dan karenanya,
memiliki kewajiban. Untuk mendukung argumen ini, Whittred, Zimmer dan Taylor
memberikan contoh sebuah perusahaan yang mendukung untuk mempensiunkan dana
akan kehilangan reputasi dalam pasar tenaga kerja dan pasar lain sebagai konsekuensinya,
sehingga menimbulkan suatu pengorbanan manfaat ekonomi. Meskipun beberapa
perusahaan tradisional belum mengakui komitmen yang didanai sebagai kewajiban, dalam
kerangka kerja dan standar IAS 37/AASB 137 sulit untuk berpendapat bahwa mereka bukan

Page 9 of 15
merupakan kewajiban. Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus mengakui kewajiban
pembayaran untuk pensiun (tabungan hari tua). Apakah:

• Sebagai balas jasa karyawan yang telah memberikan jasanya? Gagasan bahwa
pembayaran adalah bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat
pemberian jasa. Namun, dibayarkan di masa depan, setelah pensiun.
• Ketika karyawan pensiun?
• Ketika membutuhkan dana untuk melakukan pembayaran berdasarkan program
pensiun?
Provisions and contingencies
Provisi dan kewajiban kontinjensi muncul dimana terapat ketidakjelasan antara
kewajiban saat ini dan kewajiban waktu mendatang. IAS 37/AASB 137 paragraf 10
mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:
a. Kewajiban yang terjadi karena peristiwa masa lalu dan akan terjadi hanya jika terjadi
atau tidak terjadinya satu atau beberapa peristiwa di masa depan yang belum pasti
keterjadiannya dimana peristiwa di masa depan tersebut diluar kendali dari entitas, atau
b. Kewajiban saat ini yang terjadi karena peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
i. Hal ini tidak mungkin mengakibatkan arus keluar atau sumber daya yang
memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban
tersebut; atau
ii. Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
IAS 37/AASB 137 paragraf 14 menyatakan bahw kriteria provisi konsisten dengan
kriteria Framework dalam pengakuan kewajiban. Sedangkan kewajiban kontinjensi tidak
sesuai dengan kriteria pengakuan kewajiban.

Ekuitas Pemilik
Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada dalam persamaan
akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari entitas (P = A-
L). Dengan demikian, pemilik ekuitas (atau usaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas,
yang tidak memiliki kewajiban untuk membayar. Hal ini mewakili kepentingan pemilik modal
dalam perusahaan. Ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah sebuah klaim aktiva bersih entitas.
Kerangka konseptual mendefinisikan ekuitas dalam ayat 49 (C) sebagai berikut: “Ekuitas
adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.”
Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak berkewajiban untuk melakukan pengalihan aset,
namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara terpisah dari aktiva
dan kewajiban. Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara
kewajiban dan ekuitas pemilik. yaitu:
 Hak para pihak
 Pengaturan substansi ekonomi

Page 10 of 15
Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh
menjadi dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Secara keseluruhan,
definisi kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan
lain adalah bahwa fokus sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam
mencapai tujuan akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.

Hak para pihak


Kreditor memiliki hak-hak berikut:
 Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang
atau jasa)
 Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda
dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki
kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik
yang mungkin memiliki prioritas berbeda dalam pengembalian modal.
Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau
operasi bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain
selain yang dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus,
mereka tidak memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis.
Dalam cara yang terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan
mensyaratkan bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual
tanpa persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk
menjalankan usahanya.

Substansi Ekonomi
Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu
terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya, risiko
kreditur lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap
perusahaan, tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan
demikian, perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki
hak untuk penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
keuntungan (residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian
dua jenis klaim: kreditor menanggung risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang
relatif tetap (bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih
besar dan karenanya mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).

Page 11 of 15
Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi, komposisi,
penggunaan, dan pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan
tanggung jawab untuk menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas.
Secara umum, pemilik perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar
tanggung jawab dan kontrol kepada direksi dan manajer.

Konsep modal
Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai contoh, di
Inggris dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk undang-undang yang berkaitan
dengan akuntansi untuk modal. Yang terpenting adalah kebutuhan ‘pemeliharaan modal’,
yang menuntut bahwa perusahaan mempertahankan secara utuh modal awal mereka.
Kerangka konseptual mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak modal
awal mereka tidak hanya merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan
sisa dalam suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan
sebagai uang yang diinvestasikan atau investasi daya beli (modal keuangan) atau sebagai
kapasitas produktif dari entitas (modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan
dollar atau skala daya beli. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala pengukuran
digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang menghasilkan ukuran yang berbeda
dari modal dalam keadaan yang identik.
Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan
memberikan sebuah ‘bantal’ atau ‘buffer’. Misalnya, suatu entitas memiliki modal resmi tidak
lebih dari sebesar $ 10.000, jika jumlah aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa jumlah
kewajiban adalah $ 90,000:
A=L+P
$ 100.000 = $ 90.000 + $ 10.000
Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai aktiva yang tercatat hanya $ 80.000, akan
cukup untuk membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar $
10.000. Tanpa itu, kreditur tidak akan dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk
perlindungan kreditur, tetapi dapat menawarkan beberapa keamanan.

Klasifikasi Modal
Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting Association
menjelaskan bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga jenis:
1. dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi laba
2. dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum atau
kontrak
3. Mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.

Page 12 of 15
Komite ini menyatakan sebagai berikut :
1. Jenis pertama tidak efektif untuk mencapai tujuan dan akan menjadi lebih baik apabila
dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.
2. Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu
pengalokasian
3. Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering menyesatkan catatan
akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan
keuntungan

D. Tantangan pembuat Standar


Perbedaan Hutang dengan ekuitas
Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan yang dibahas dalam bab ini, kita setuju
bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas dan pinjaman
dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang hybrid instrument
yang memiliki karakteristik dari konsep hutang dan ekuitas. Sebagai contoh, saham
preferensi secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu, sebagai bagian dari
ekuitas pemilik’, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga menyelaraskan mereka
dengan kewajiban, seperti berikut:
o tagihan kewajiban jangka panjang
o mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain pada tingkat tertentu (mirip dengan
bunga)
o memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya
kewajiban)
o umumnya tidak memiliki hak suara
Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang memenuhi
definisi kewajiban, dan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban. Klasifikasi instrumen
keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek di luar neraca sejak klasifikasi dalam
menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan
instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba bersih, atau
apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan yang dihitung. Distribusi
bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau
komponen dari instrumen keuangan yang merupakan kewajiban diakui sebagai pendapatan
atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diperlakukan sebagai
pembagian keuntungan setelah saham dihitung.

Page 13 of 15
Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan
manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. Pertanyaan menarik yang diajukan tentang
bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, menggabungkan kedua fitur hutang
dan ekuitas seperti catatan konversi, penebusan saham preferensi dan hutang subordinasi.
IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-ekuitas.
Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah modal. Selain itu,
instrumen yang dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan ekuitas. Sebaliknya,
kewajiban adalah wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal saat terjadinya
.
Penyelesaian utang
Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran langsung
atau jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan yang disebut sebagai ‘set-off dan
pelunasan utang’ atau ‘substansi peniadaan’. Hal ini memungkinkan debitur untuk
menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset finansial bersih atau kewajiban hanya
jika entitas memiliki hak kekuatan hukum tetap saat terdapat jumlah yang diakui, dan
bermaksud baik untuk (a) menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan
menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
Misalnya Perusahaan A memiliki hutang obligasi $ 10.000.000 dijual awalnya setara
dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan jatuh tempo dalam jangka waktu
10 tahun. Saat ini, karena suku bunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi lebih rendah dari
nilai jatuh tempo mereka. Sebuah perusahaan akan membeli obligasi pemerintah dengan nilai
nominal sebesar $ 10.000.000 suku bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan jangka waktu
10 tahun, untuk $ 7.500.000. Hal ini akan ditempatkan dalam sebuah kepercayaan yang tidak
dapat dibatalkan untuk tujuan melunasi hutang obligasi perusahaan.
Keuntungan bagi perusahaan adalah :
 Hutang dihapus dan, oleh karena itu, utang perusahaan terhadap ekuitas meningkat.
Laba tahun berjalan meningkat dengan jumlah keuntungan yang untuk keperluan
pajak, keuntungan tersebut tidak diakui karena perusahaan masih secara hukum
diwajibkan untuk membayar obligasi.
 Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan diperhitungkan dengan
beban bunga obligasi perusahaan
 Pencabutan izin perusahaan untuk mengelola sisi kewajiban dalam neraca karena
adanya surat berharga pada sisi aktiva

Page 14 of 15
Saham Karyawan (berdasarkan pembayaran saham)
IASB telah memutuskan untuk memperlakukan saham berdasarkan pembayaran
sebagai beban. Berdasarkan IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham membedakan antara
pembayaran saham yang diselesaikan berbasis kas dan mereka yang diselesaikan berbasis
ekuitas. Ketika barang dan jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran
berbasis saham, entitas mencatat kejadian ketika barang atau jasa tersebut diterima. Jika
barang atau jasa yang diterima dalam transaksi pembayaran diselesaikan dengan berbasis
saham, sisi kredit adalah ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa yang diterima
dalam transaksi yang akan diselesaikan secara tunai, sisi kredit yang sesuai adalah kewajiban.

Masalah Auditor
Kelengkapan kewajiban yang diakui pada neraca dan pengungkapan catatan tentang
kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi para auditor. Mereka
diwajibkan untuk mengumpulkan bukti hutang, akrual, dan kewajiban lainnya mencakup
semua jumlah yang terhutang oleh entitas kepada pihak lain. Auditor perlu
mempertimbangkan kemungkinan penyimpangan waktu, di mana kewajiban yang timbul
sebelum akhir periode keuangan tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode
akuntansi baru. Tes cut-off dirancang untuk mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat
dalam periode yang tepat. Di samping itu, auditor perlu menguji apakah kewajiban dicatat
sebesar nilai yang tepat. Penyembunyian oleh manajer dari kewajiban entitas, seperti
kewajiban kontinjensi, jaminan pinjaman, dan komitmen sehubungan dengan perjanjian
kontraktual berbagai kewajiban menciptakan kesan solvabilitas yang lebih besar bagi
perusahaan. Dalam kasus ekstrim, seperti penyembunyian berarti bahwa hal tersebut tidak
pantas untuk laporan keuangan yang akan disiapkan secara langsung, dan auditor akan gagal
untuk memenuhi syarat opini audit. Audit standar ASA 570 mengharuskan auditor untuk
secara khusus mempertimbangkan apakah penggunaan manajemen terhadap asumsi
kelangsungan usaha ini sesuai dan, jika ada keraguan, apakah keadaan yang relevan telah
diungkapkan dengan benar. Jika auditor menyimpulkan bahwa entitas tidak akan dapat
mempertahankan kelangsungan usaha, auditor akan mengeluarkan pendapat merugikan jika
laporan keuangan telah disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha (ASA 570 ayat 63).

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai