DIsusun Oleh:
KELOMPOK 6
NURIL ADNAN
KASWATI SUARDI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan Judul ‘Liabilities and Owners Equity’.
Dalam proses penyusunan modul ini, penulis diberi bantuan yang sangat
bermanfaat dari berbagai pihak baik itu berupa ide maupun yang berupa dukungan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberi bantuan dan dukungan. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampuh Mata kuliah Teori Akuntansi, bapak Dr. Syarifuddin
Rasyid, M.SA., AK., CA, atas arahan yang diberikan sehingga penyusunan makalah
ini dapat berjalan dengan lancar.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab 2
Bab 3
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Proprietary Theory dan Equity Theory?
2. Bagaimana defenisi dari Liabilities?
3. Bagaimana pengukuran Liabilitas?
4. Bagaimana pengaruhnya terhadap standard Setter?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proprietary theory dan Equity Theory
2. Untuk mengetahui defenisi dari liabilitas
3. Untuk mengetahui pengukuran liabilitas
4. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap standard setter
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROPRIETARY AND EQUITY THEORY
Terdapat dua teori yang diusulkan untuk memahami akuntansi, yaitu teori
kepemilikan dan teori entitas.
Proprietary Theory
Akuntabilitas untuk pemilik adalah hal yang penting bagi perusahaan besar
karena adanya kesenjangan antara manajemen dan pemegang saham. Untuk
perusahaan kecil, pemilik menyadari status keuangan usaha sehingga gagasan
akuntabilitas atau kepengurusan tidak seberarti pada perusahaan besar. Beda
halnya dengan kontak pemegang saham dengan urusan perusahaan yang sangat
minim.
Entity Theory
Teori entitas merupakan teori yang dibentuk akibat ketidakmampuan teori
sebelumnya dalam menjelaskan status hukum perusahaan yang terpisah dari
pemiliknya. Teori ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan merupakan
perusahaan yang berdirri sendiri dengan identitasnya sendiri. Menurut Martin ada
dua asumsi untuk gagasan entitas akuntansi yaitu:
Separation, untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
Viewpoint, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
AKTIVA = EKUITAS
Neraca menunjukkan aset entitas, yang Paton sebut mewakili pernyataan
langsung dari nilai entitas dan ekuitas, yang disebut sebagai ekspresi berbeda dari
total yang sama. Aset milik perusahaan dan utang merupakan kewajiban
perusahaan, bukan pemilik. Hal ini telah diargumenkan karena jumlah yang
diinvestasikan oleh pemilik saham harus dicatat, tujuan ini mengarah ke
penggunaan biaya historis untuk aktiva non moneter, karena total pada sisi kanan
dari laporan keuangan harus sama dengan total di sisi kiri. Setelah menerima dana
yang diberikan oleh pemilik saham, perusahaan menginvestasikan dana dalam
aset.
Aset dan beban pada dasarnya memiliki sifat yang sama. mereka
menyediakan jasa. Yang membedakannya hanyalah sebuah pertanyaan apakah
jasa digunakan hingga habis atau akan digunakan untuk penggunaan masa depan.
Karakteristik dasar dari pendapatan adalah pendapatan itu menciptakan aset lebih
sedangkan biaya akhirnya mengurangi aset.
Oleh karena itu, teori Akuntansi seharusnya menjelaskan konsep pendapatan
(penghasilan) dan biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai
kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Paton dan Littleton berpendapat bahwa para pemegang saham memiliki
klaim sisa kontrak pada total aktiva, dan karena alasan inilah kenapa net income
diletakkan pada retained earning. Para pemegang saham mendapatkan residual,
sisanya, setelah para kreditur dibayar dalam hal terjadi likuidasi perusahaan.
Penjelasan ini berkembang dari versi konvensional teori ekuitas. Penafsiran yang
lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai modal perusahaan atau investasi
sendiri. Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya karena baik kreditur
dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu, bunga perubahan
dan dividen, serta pajak penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka
mengurangi jumlah ekuitas entitas memiliki dalam dirinya sendiri.
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori kepemilikan
dan teori entitas memiliki pengaruh dalam praktik. teori akuntansi konvensional
didasarkan pada konsep entitas dan laporan keuangan mencerminkan pandangan
entitas, dengan berfokus pada dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan
memperdagangkan saham mereka sendiri, yang menunjukkan bahwa pasar
menerima bahwa mereka adalah entitas yang terpisah. Namun, pandangan hak
milik juga memiliki pengaruh sendiri.
B. LIABILITIES DEFINED
Kewajiban adalah hutang entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu,
dimana penyelesaiannya menyebabkan adanya arus keluar sumber daya ekonomi
entitas tersebut. (IASB Framework par 49b).
Liability Recognition
Kriteria pertama, jika ada klaim yang memiliki kekuatan secara hukum, ada
sedikit keraguan bahwa suatu kewajiban terjadi. Meskipun kewajiban adil atau
konstruktif dianut dalam definisi kewajiban, sebagian besar kewajiban ditentukan
atas dasar apakah ada kewajiban klaim hukum terhadap entitas untuk
memenuhinya. Kewajiban untuk pemulihan operasi penambangan adalah
kewajiban hukum jika hukum mensyaratkan pemulihan tetapi juga bisa dianggap
sebagai suatu yang adil.
Kriteria kedua mengharuskan kita mempertimbangkan substansi ekonomi
dari sebuah transaksi. Apakah beberapa kewajiban benar-benar terjadi? Seberapa
penting pencatatan dan penampilan akhir dari kewajiban bagi pengguna dalam
neraca? Pemegang saham dan investor khawatir tentang besarnya aliran manfaat
ekonomi sehubungan dengan penyelesaian klaim ganti rugi, sedangkan karyawan
khawatir terkait keberlangsungan perusahaan untuk memenuhi klaim masa depan
mereka.
Kriteria ketiga berkaitan dengan menentukan nilai kewajiban. Untuk
beberapa kewajiban, nilai diwakili oleh harga kontrak, seperti jumlah uang yang
harus dibayar untuk barang dan jasa yang diterima. Nilai kewajiban mungkin
berbeda dengan jumlah nominalnya. misalnya, jika kewajiban melibatkan jangka
waktu lebih dari 12 bulan harus dipertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga
perhitungan nilai kewajiban akan didasarkan pada nilai sekarang dari arus kas
masa depan yang diharapkan, bukan jumlah nominalnya.
C. LIABILITY MEASUREMENT
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis. Pengukuran fair value digunakan pada pengukuran
awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS 17
sewa/lease, IAS 39 pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2
setoran saham berbasis, IFRS 3 penggabungan usaha. Kewajiban yang timbul
dalam finance lease diakui pada awal berdasarkan nilai wajar sewa atau nilai kini
dari present value pembayaran sewa minimum jika lebih rendah. Di tahun-tahun
berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan metode biaya diamortisasi yaitu biaya
dari kewajiban pada awal disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan
estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban adalah berdasarkan metode tingkat bunga
efektif amortisasi. Dalam hal sewa pembiayaan, standar yang memberikan
panduan yang jelas untuk menentukan nilai kewajiban sewa guna usaha. Namun,
dalam kasus lain, pengukuran nilai wajar kewajiban hadir beberapa tantangan.
Sebagai contoh, bagaimana kita memperkirakan nilai wajar suatu kewajiban yang
tidak ada nilai pasar.
Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada batas kabur antara kewajiban
sekarang dan masa depan. PSAK 37 Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi mengakui tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan
bahwa semua ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu
atau jumlah. Mencoba untuk membedakan antara sekarang, masa depan dan
potensi (atau kontinjen) kewajiban tidak sesederhana mungkin muncul. Perbedaan
ini tergantung tingkat besar pada sifat ' bahkan masa lalu ' tersebut. IAS 37/AASB
137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :
a) Kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang
keberadaannya akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya
satu atau lebih peristiwa masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali
entitas
b) Kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
Kemungkinan tidak mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat
ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang
cukup.
Kewajiban dan ketentuan diakui hanya jika ada kewajiban kini, adanya
kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat
ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban
tersebut dapat diukur secara andal. Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria
tersebut. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa kewajiban kontinjensi yang tidak diakui
dalam laporan keuangan. PSAK 37 dikaji oleh IASB sebagai bagian dari proyek
kewajiban. Salah satu proposal adalah untuk menghilangkan 'ketentuan' syarat dan
'kewajiban kontinjensi', menggantinya dengan 'kewajiban non- finansial'.
Owners’ equity
Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara
kewajiban dan ekuitas pemilik, yaitu:
Hak hukum adalah pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh
menjadi dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Sudut pandang
hukum terlalu sempit fokusnya dalam mencapai tujuan penggunaan keputusan
akuntansi. Oleh karena itu, substansi ekonomi juga harus dipelajari.
Hak-hak yang dimiliki oleh kreditor dan pemilik, didapatkan karena hukum
atau peraturan perusahaan terkait. Secara sah, kreditor memiliki klaim terhadap
pemilik dalam kepemilikan tunggal atau persekutuan, sedangkan dalam
perusahaan, kreditor memiliki klaim terhadap perusahaan. Bagaimanapun, dalam
teori akuntansi, tidak peduli bagaimana bentuk hukum sebuah organisasi, entitas
diakui sebagai unit akuntabilitas. Oleh karena itu, kreditor memiliki klaim terhadap
entitas dan juga asetnya. Berikut ini merupakan hak-hak yang dimiliki oleh kreditor:
Penyelesaian atas klaim kreditor dengan jangka waktu yang telah ditentukan,
melalui transfer aset (barang atau jasa).
Harus diingat bahwa klaim yang dimiliki kreditor itu terbatas untuk jumlah
tertentu (yang mungkin berbeda-beda, sesuai dengan terms of agreement).
Sebaliknya, pemilik ‘hanya memiliki residual interest’, meskipun dengan pengaturan
kontral yang berbeda, pemilik dapat memiliki prioritas yang berbeda dalam
pengembalian modal (the return of the capital).
Aspek lain yang membedakan hak antara kreditor dan pemilik adalah hak
atas penggunaan aset atau pengoperasian perusahaan. Kreditor tidak memiliki hak
atas penggunaan aset perusahaan selain yang ditentukan dalam kontrak. Selain itu
kreditor juga tidak memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan bisnis,
kecuali dengan secara tidak langsung dalam beberapa kasus. Contohnya kreditor
dapat mempengaruhi perusahaan dengan membatasi retained earnings, atau
sejumlah aset tertentu tidak dapat dijual sebelum mendapatkan persetujuan dari
kreditor. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau otoritas untuk menjalankan
perusahaan.
Economic Substances
Participation in profits
Concept of Capital
Jika perusahaan A harus mengalami likuidasi dan aset perusahaan hanya dinilai
sebesar Rp 800.000.000, perusahaan A masih mampu untuk membayar
kewajibannya kepada kreditor. Hal ini dikarenakan perusahaan A masih memiliki
modal sebesar Rp 100.000.000. Tanpa modal tersebut, kreditor tidak akan
mendapatkan bayarannya secara penuh dari perusahaan A. Modal memang
bukanlah sebuah jaminan dalam perlindungan kreditor, namun membantu
memberikan sedikit ‘rasa aman’ kepada kreditor.
Pemisahan antara contributed dan earned capital ternyata berguna bagi para
akuntan. Contributed capital merupakan modal yang diserahkan secara langsung
oleh pemilik untuk keberlangsungan perusahaan (invested), sedangkan earned
capital adalah modal yang berasal dari profit, didapatkan oleh perusahaan seiring
dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan (reinvested). Logikanya adalah
memisahkan modal yang telah diinventasikan secara langsung dengan modal yang
diinvestasikan kembali. Contributed capital itu untuk financing transactions.
Retained earnings, atau unnappropriated profit meningkatkan earned capital.
Namun, demarkasi antara contributed dan earned capital tidak bisa dipisahkan
secara tegas dikarenakan tidak ada transaksi yang benar-benar sesuai atas dua
kategori tersebut. Sebagai contoh, dividen (yang telah dibayarkan) mencerminkan
bahwa ada perubahan klasifikasi dari earned menjadi contributed capital.
Sesuai dengan kriteria definisi dan pengakuan yang telah kita bahas di
chapter ini, saham yang telah di terbitkan kepada investor termasuk bagian dari
equity sedangkan pinjaman dari kreditor di klasifikasikan sebagai liabilities. Lalu
bagaimana dengan akun yang memiliki hybrid instrument? Contohnya, saham
preference yang dianggap sebagai bagian dari modal dan diklasifikasi sebagai
equity. Namun, saham preference juga memiliki karateristik yang sesuai dengan
liabilities yakni:
“The substance of financial instrument, rather than its legal form, governs the
classification... substance and legal form are commonly consistent, but not always.
Some financial instrument take the legal form of equity but are liabilities in
substance and other may combine features associated with equity but are
liabilities in substance and other may combine features associated with equity
instrument and features associated with financial liabilities.”
Jadi IAS 32/AAS 132 mengatakan bahwa saham preference yang memberikan
penerimaan tetap atau yang telah ditentukan untuk masa mendatang dikategorikan
sebagai financial liabilities. Sebuah instrumen keuangan yang memberikan hak
kepada pemegang instrumen untuk dikembalikan dan diganti dengan cash atau
financial asset lainya di kategorikan sebagai financial liabilities.
Extinguish Debt
Employee Shares
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan