Ekuitas pemilik pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual claim)
terhadap aktiva. Oleh karena itu, konsep ekuitas tidak dapat didefinisikan tersendiri, terpisah
dari aktiva dan hutang. FASB Statement of Financial Accounting Concepts No. 6 mendefinisikan
ekuitas sebagai "hak sisa terhadap aktiva suatu entitas setelah dikurangi hutang". Dari definisi
tersebut dapat dikatakan bahwa dua karakteristik ekuitas adalah sebagai berikut:
a) Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan hutang
perusahaan.
b) Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva neto
baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya) maupun investasi
oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik.
Dari tampilan tersebut dapat dilihat bahwa ada Pemisahan yang jelas antara Modal Setoran
(Contibuted Capital), Laba Di tahan (Retained Earnings), dan Penyesuaian Modal Belum
Terealisasi (Unrealized Capital Adjustment).
Modal Setoran mencakup modal yuridis dan modal setoran lainnya. Modal yuridis yang
dihitung berdasarkan nilai nominal (par Value) saham menunjukkan aktiva neto yang tidak
dapat didistribusikan ke Pemegang saham. Kelebihan nilai di atas nilai nominal diakui sebagai
agio saham (additional paid-in capital).
Laba ditahan terdiri dari Laporan Laba/Rugi, penyesuaian periode sebelumnya, dan dividen.
Oleh karena Laporan Laba/Rugi merupakan bagian dari laba ditahan, maka dapat dikatakan
bahwa ada hubungan saling terkait atau artikulasi (articulation) antara Laporan Laba/Rugi dan
Neraca.
A. Teori Ekuitas
Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi
berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dengan kata lain, penyusunan
dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan yaitu
siapa yang dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, teori
ini membahas pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut pandang dalam
pelaporan keuangan. Pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat menghasilkan format
pelaporan yang berbeda pula
1. Teori Proprietary
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan berpasangan. Teori
ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Jadi dalam akuntansi, tujuan perusahaan, jenis
modal, makna rekening dan lain-lain semuanya dilihat dari sudut pandang pemilik. Dengan
demikian tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pernilik. Persamaan akuntansi
yang digunakan:
aktiva - hutang = modal
Teori proprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk perusahaan perseroan terbatas
seperti halnya untuk perusahaan perseorangan dan firma. Namun demikian, dalam praktek
banyak yang memandang bahwa total modal saham yang diinvestasikan dan laba ditahan
dianggap sebagai kekayaan bersih pernilik dan hal ini mengimplikasikan teori proprietary.
Konsep laba komprehensif yang diadopsi oleh FASB juga menggunakan dasar teori proprietary
yaitu memasukkan semua item yang mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali
pengambilan dividen dan transaksi modal.
Oleh karena sudut pandang yang digunakan adalah pemilik, maka pengukuran dengan
menggunakan current value dipandang lebih relevan dibandingkan historical cost.
Makna laba (Income).