NIM : 17441403
1. Konsep Dasar
Konsep dasar merupakan suatu landasan yang digunakan dalam teori akuntansi dimana
hal tersebut bisa menjadi pertimbangan seorang akuntan tentang langkah-langkah apa
saja yang harus dilklakukan demi terwujudnya harapan yang diinginkan. Konsep dasar
dilakukannya pelaporan keuangan. Konsep dasar sendiri memiliki beberapa sumber yang
berbeda yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan pada saat itu namun tetap antara
2. Paul Grady
Konsep konsep diatas merupakan merupakan suatu pengembangan dari konsep konsep
terdahulu sehingga akan terjadi penambahan atau pengurangan daftar namun rata-rata
dari isi daftar konsep-konsep diatas memiliki kesamaan yang telah disesuaikan dengan
keadaan lingkungan atau tempat terjadinya pelaporan keuangan. Dari ke enam konsep
diatas ada salah satu konsep yang telah mencukupi dari konsep-konsep yang ada yaitu
konsep Paton and Littleton dapat dikatakan telah mencukupi karena konsep dasar Paton
and Littleton menunjukkan kaitan antara konsep dasar satu dengan yang lainnya
sehingga menjadi satu kesatuan maka dari itu konsep dasar Paton and Littleton
dijadikan sebagai dasar atau acuan dari konsep dasar yang lainnya.
3. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan merupakan suatu kesatuan atau badan usaha
yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemilik atau pihak lain yang telah menanamkan
dana hal ini merupakan yang menjadi perhatian akuntansi. Kesatuan usaha berdiri sendiri
bertindak atas namanya sendiri dan diperlakukan seperti orang sehingga memiliki hak
hukum atas dirinya sendiri dan memiliki hak atas ekonomi dengan melakukan kegiatan
ekonomi dan hukum dengan menggunakan nama badan tersebut bukan atas nama
pemilik. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan
bisnis. Prmisahan ini juga menyebabkan fungsi menejemn dan fungsi infestasi. Dalam
hal ini akuntansi fokus kepada keuangan badan usaha bukan pemilik .
4. Batas Kesatuan
kesatuan yuridis batas kesatuan itu sendiri yaitu kendali oleh satu menejemen untuk
akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan atau lebih suatu perusahaan
dapat dianggap berdiri sendiri ?. Maka dari itu standar akuntansi mewajibkan agar
Dalam sudut pandang kesatuan usaha ekuitas merupakan utang atau kewajiban dari
perusahaan kepada pemilik dana hal ini merupakan sesuatu yang berlaawanan dengamn
pendefinisian secara stuktural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset
6. Pengertian Pendapatan
Dalam konsep kesatuan usaha pendapatan merupakan semua sumber ekonomi yang
dimiliki oleh perusahaan adalah milik perusahaan itu sendiri bukan aset pemilik dana
semua penrimaan keuangan dimiliki oleh perusahaan namun hal tersebut akan menjadi
hutang yang nanti akhirnya akan dikembalikan kepada pemilik apabila perusahaan telah
di likuidasi jadi dengan kata lain setiap prusahaan mendapatkan penerimaan maka pada
saat itu juga perusahaan menciptakan hutang baru atau menambah hutang kepada
pemilik. Namun apabila kewajiban turun tanpa diimbangi dengan keluarnya aset berarti
jumlah rupiah aset yang tidak jadi keluar akan kembali kepemilik sehingga akan
menyebabkan bertambahnya hutang kesatuan usaha kepada pemilik. Ini berarti aset yang
NIM : 17441435
7. Pengertian Biaya
kenaikan asset serta pengertian biaya dapat dikatakan sebagai penurunan asset. Biaya itu
barang maupun produk tidak selamanya berasal dari aset akan tetapi juga dapat berasal
dari kewajiban. Maka pengertian biaya oleh FASB sesuai dengan konsep kesatuan usaha.
Pendapatan dan biaya itu sendiri sesuai dengan gagasan dari P&L bahwa pendapatan dan
biaya merupakan kesatuan usaha dan bukan pemilik. Maka dari itu pendapatan dan biaya
tidak diartikan atas dasar perubahan ekuitas akan tetapi dengan dasar perubahan asset.
Pendapatan dan biaya itu sendiri dapat mempengaruhi terhadap ekuitas karena akibat
Sistem Berpasangan
konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen serta pemilik menyebabkan
berarti ini menunjukkan jika pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi
Dalam konsep kesatuan usaha maka manajemen dengan penyedia dana (investor dan
supaya asset yang dipercayakan terhadap manajemen selalu ditunjukkan sumber maupun
asalnya. Persamaan akuntansi ini merupakan cara penerapan dari sistem berpasangan.
Persamaan akuntansi sendiri bisa dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar
ekuitas itu sendiri adanya elemen pendapatan (serta untung) dan biaya (serta rugi).
Artikulasi
Artikulasi itu sendiri merupakan turunan maupun konsekuensi dari konsep kesatuan
usaha. Dalam konsep kesatuan usaha maka pendapatan (P), biaya (B) serta laba (P-B)
diartikan dengan perubahan aset yang pada akhirnya dapat mempengaruhi ekuitas.
Dampak adanya artikulasi maka laporan laba-rugi hanya untuk sarana melaporkan
perubahan bersih aset dan kewajiban (aset bersih). Maka dengan kata lain bahwa laba
dibangun dengan dasar pendekatan aset-kewajiban sehingga ekuitas itu sendiri diartikan
sebagai asset dikurangi kewajiban lalu laba komprehensif diartikan sebagai perubahan
ekuitas. Lawan dari arti bagian statemen dengan pendekatan asset-kewajiban adalah
merupakan produk samping. Hal ini bisa terjadi dikarenakan bahwa akuntansi menganut
Dalam konsep ini membuktikan bahwa jika tidak ada tanda-tanda , gejala maupun
rencana yang pasti dimasa mendatang nantinya kesatuan usaha akan dilikuidasi oleh
karena itu akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha dapat berlangsung terus sanpai
dengan batas waktu yang tak terbatas. Konsep ini menjadi bahan evaluasi pada saat
proses penyusunan statemen keuangan ataupun pada saat akuntansi dihadapi dengan
sebenarnya kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang tidak pasti.
Kontinuitas usaha memiliki penerapan terhadap makna laporan periodik, fungsi statemen
Dalam konsep kontinuitas usaha, suatu perusahaan berusaha agar terus maju maupun
berkembang karena untuk menciptakan laba yang terus menerus dalam jangka panjang.
Laporan keuangan itu sendiri lebih mementingkan dengan adanya daya melaba
perusahaan. Dalam kurun waktu tertentu, tingkat untuk mendapatkan laba dengan tingkat
sumber ekonomik disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut
diukur secara periodik. Daya melaba itu sendiri merupakan rata-rata jangka panjang
Dalam mengukur daya melaba jangka panjang, maka aliran kontinus sumber ekonomik
masuk serta keluar pada kesatuan usaha maka harus dipenggal dengan peroda waktu
sebagai wadah maupun penakar. Penggalan pendapatan dan biaya dalam kurun waktu
tertentu dituangkan kedalam statemen laba-rugi periodik maka dari itu statemen laba-rugi
Informasi tentang keuangan yang dituangkan kedalam statemen keuangan periodik harus
bersifat tentatif dan bukannya tuntas. Penerapan konsep ini terhadap standar adalah
dengan adanya ketetapan dalam penyajian statemen komparatif selama kurang lebih dua
periode berturut-turut.
Dengan adanya konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk
menunjukkan seberapa sisa potensi-potensi jasa atau sumber ekonomi yang belum
dikonsumsi pada tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca
berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk
penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap pos neraca merupakan
pengukuran sisa potensi jasa yang direpresentasi oleh kos yang melekat padanya
sehingga akuntansi menilai pos-pos neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.
Konsep ini menyatakan bahwa dalam jumlah rupiah maupun agregat harga yang terlibat
dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi
yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber
ekonomi yang keluar. Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi
menyediakan informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar
yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang bermakna.
Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sistem
akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai
mengandung makna ataupun penilaian bersama antara pembeli dengan penjual. Pada saat
dikatakan sebagai pencatatan nilai. Tetapi beberapa saat setelah transaksi, nilai dapat
berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah rupiah yang tercatat itulah yang
akan tetap menjadi bahan olah akuntansi. Tentu saja, dengan berjalannya waktu jumlah
yang tercatat tersebut tidak dapat disebut nilai lagi. Jadi, akuntansi tidakmengolah nilai
NIM : 17441417
Dalam akuntansi, satuan yang digunakan yaitu satuan mata uang hal itu dikarenakan
satuan tersebut paling mudah untuk mengkuatifikasi objek, juga satuan mata uang
masyarakat. Di dalam akuntansi yang paling penting itu bukan uang atau harga, akan
tetapi potensi dari jasa yang ada di angka kos yang mempunyai arti penting karena kos
realitas.
Walaupun hanya sebagian dari informasi akuntansi yang dibutuhkan akan tetapi data
keputusan, karena pada akhirnya hasil dari keputusan nantinya mencerminkan data dari
maka kos akan bersifat mudah bergerak, dapat dipecah – pecah atau dapat digabung –
gabungkan mengikuti objeknya. Beberapa kos mempunyai daya yang saling mengikat
antara kos yang satu dengan yang lainnya. Dasar dari pemikiran konsep ini adalah
adalah untuk mengikuti aliran upaya (effort) penyedian produk dan jasa. Konsep ini
dilandasi dengan kos terkandung yaitu kos yang terkandung dalam suatu objek dan
produk sebagai pasangan dari kos penggantian yaitu kos jika dalam objek tersebut tidak
ada akan tetapi harus diadakan maka maknanya sama dengan kos kesempatan. Jadi kos
merupakan price agregate yang tidak jadi diperoleh jika barang tersebut tidak ada atau
price agregate yang harus dikorbankan apabila perusahaan tidak memproduksi barang.
Jadi kos melekat merupakan suatu konsep dasar yang mendukung bahwa bahan olah
Implikasi dari kos melekat ada dua yaitu saat pengakuan nilai tambah dan wadah
penggabungan. Kos melekat sangat penting dalam pengakuan tambahan manfaat produk
baru yang dihasilkan. Dalam kos produk harus menunjukkan nilai dan harus dimasukkan
jumlah rupiah nilai tersebut sebagai akibat proses produksi. Namun dalam konsep ini
tidak dapat diketahui berapa besarnya nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan tersebut
akan terealisasi apabila produk sudah terjual. Kos yang melekat pada barang atau jasa
yang telah dikorbankan akan menjadi pengukur besarnya biaya sedangkan kos yang
belum keluar dianggap sebagai kos yang melekatpada aset dan masih menunggu
pengalokasian dan pengolahan lebih lanjut. Sehingga kos aset tidak dapat disebut sebagai
sebagai wadah atau penakar penggabungan. Kos yang melekat pada produk yang telah
diserahkan akan mengukur biaya dan disebut dengan kos barang terjual. Kos yang
melekat pada produk akan mudah dikenali seperti kos tenaga kerja langsung, sedangkan
kos yang tidak erat kaitannya dengann produk akan sulit untuk dikenali mialnya kos
administrasi.
Dalam konsep ini, biaya merupakan suatu upaya untuk memperoleh hasil yaitu berupa
melakukan kegiatan produktif maka dapat dikatakan bahwa pendapatan sudah terbentuk
1. Perlunya basis asosiasi, dalam hal ini diperlukan dasar asosiasi yang tepat dan
rasional antara dua komponen yaitu aliran kos masuk dan aliran kos keluar untuk
laba agar mempunyai makna yang digunakan sebagai pengukur kinerja yang andal.
2. Penakar asosiasi ideal dan praktis, penakar yang dimaksud yaitu adalah dasar atau
wadah penanndingan antara pendapatan dan biaya, dimana penakar yang cocok
merupakan penakar yang menunjukkan secara tepat bahwa biaya yang masuk dalam
3. Laba akuntansi versus ekonomik, laba merupakan selisih dari pengukuran anara
pendapatan dan biaya. Karena beberapa perbedaan konsep dasar, pengertian, tujuan,
makna dari laba akuntansi dapat berbeda dengan laba ekonomi atau laba material
4. Kos aktual, dalam akuntansi laba yang diperoleh merupakan selisih antara biaya dan
pendapatan yang diukur dengan kos yang terjadi. kos yang timbul tersebut akibat dari
terjadinya transaksi. Untuk mengakuis sebuah kos maka harus ada transaksi masa
lalu.
5. Asas akrual atau himpunan, asas ini merupakan asas pengakuan pendapatan dan
biaya dimana pendapatan diakui pada saat penyerahan barang atau jasa ke pihak luar
sedangkan biaya diakui pada saat kewajiban timbul karena pada saat penyerahan
dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan olehassets tetap tidak terjadi
7. Kepastian menganggur, apabila aktiva tetap tidak dipakai atau dipakai di bawah
18. Asumsi
Asumsi dalam konsep dasar menurut Paton dan Littleton bukan merupakan sebuah
konsep dasar akan tetapi merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya
merupakan asumsi yang didasarkan pada asumsi tertentu. Beberapa contoh asumsi
yaitu :
1. Kontinuitas usaha, dalam konsep ini hanya membenarkan atas dasar pengalaman
yang dimiliki oleh perusahaan pada umumnya, sehingga penerapan dalam konsep ini
dalam perusahaan hanya semata – mata sebagai asumsi akan tetapi harus tetap
2. Periode satu tahun, dalam akuntansi satu tahun merupakan periode yang tepat untuk
pelaporan periodik, karena satu tahun merupakan waktu yang tidak terlalu pendek
dan panjang.
3. Kos sebagai bahan olah, bahan olah akuntansi didasarkan atas dasar asumsi bahwa
kos dalam faktor produksi menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.
4. Daya beli uang stabil, dalam konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah yang
tercatat akan tetap menunjukkan nilai dengan dilandasi daya beli uang yang akan
Konsep dasar berfungsi untuk melandasi penalaran pada perekayasaan akuntansi. Konsep
dasar bermanfaat bagi penyusun standar akuntansi dalam beragumen dan berpendapat
untuk menentukan konsep, prinsip, metode yang digunakan dan teknik yang akan
dijadikan sebagai standar. Paton dan Littleton menyatakan bahwa dalam menyusun
standar harus dilandasi dengan pemikiran atau penalaran yang jelas. Kam (1990)
menyatakan bahwa praktik yang sehatharus dilandasi dengan teori yang sehat pula. Juga
dalam suatu standar harus bebas dari kepentingan pribadi dan kelompok atau dapat
dikatakan standar harus ojektif dan tidak memihak. Sehingga standar akuntansi tidak
harus berpedoman pada apa yang dipraktikkan tetapi lebih berorientasi pada perbaikan