Anda di halaman 1dari 14

Nama : Rizky Estu Anggi Wibowo

NIM : 17441403

Resume : Sub bab 1 - 6

1. Konsep Dasar

Konsep dasar merupakan suatu landasan yang digunakan dalam teori akuntansi dimana

hal tersebut bisa menjadi pertimbangan seorang akuntan tentang langkah-langkah apa

saja yang harus dilklakukan demi terwujudnya harapan yang diinginkan. Konsep dasar

biasanya berisi gambaran atau karakteristik tentang suatu lingkungan tempat

dilakukannya pelaporan keuangan. Konsep dasar sendiri memiliki beberapa sumber yang

berbeda yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan pada saat itu namun tetap antara

satu konsep dengan konsep yang lain saling keterkaitan.

2. Berikut sumber-sumber konsep dasar :

1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

2. Paul Grady

3. Accounting Principles Board

4. Wolk, Tearney, dan Dodd

5. Anthony, Hawkins, dan Merchant

6. Paton dan Littleton

Konsep konsep diatas merupakan merupakan suatu pengembangan dari konsep konsep

terdahulu sehingga akan terjadi penambahan atau pengurangan daftar namun rata-rata

dari isi daftar konsep-konsep diatas memiliki kesamaan yang telah disesuaikan dengan

keadaan lingkungan atau tempat terjadinya pelaporan keuangan. Dari ke enam konsep

diatas ada salah satu konsep yang telah mencukupi dari konsep-konsep yang ada yaitu

konsep Paton and Littleton dapat dikatakan telah mencukupi karena konsep dasar Paton
and Littleton menunjukkan kaitan antara konsep dasar satu dengan yang lainnya

sehingga menjadi satu kesatuan maka dari itu konsep dasar Paton and Littleton

dijadikan sebagai dasar atau acuan dari konsep dasar yang lainnya.

3. Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan merupakan suatu kesatuan atau badan usaha

yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemilik atau pihak lain yang telah menanamkan

dana hal ini merupakan yang menjadi perhatian akuntansi. Kesatuan usaha berdiri sendiri

bertindak atas namanya sendiri dan diperlakukan seperti orang sehingga memiliki hak

hukum atas dirinya sendiri dan memiliki hak atas ekonomi dengan melakukan kegiatan

ekonomi dan hukum dengan menggunakan nama badan tersebut bukan atas nama

pemilik. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik dipandang sebagai hubungan

bisnis. Prmisahan ini juga menyebabkan fungsi menejemn dan fungsi infestasi. Dalam

hal ini akuntansi fokus kepada keuangan badan usaha bukan pemilik .

4. Batas Kesatuan

Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada

kesatuan yuridis batas kesatuan itu sendiri yaitu kendali oleh satu menejemen untuk

menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban kuangan, pertimbangan

akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan atau lebih suatu perusahaan

dapat dianggap berdiri sendiri ?. Maka dari itu standar akuntansi mewajibkan agar

menyusun statement keuangan konsolidasian untuk perusahaan induk yang memiliki

beberapa anak cabang.


5. Pengertian Ekuitas

Dalam sudut pandang kesatuan usaha ekuitas merupakan utang atau kewajiban dari

perusahaan kepada pemilik dana hal ini merupakan sesuatu yang berlaawanan dengamn

pendefinisian secara stuktural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset

bersih. Sesuai yang didefinisikan ole FASB.

6. Pengertian Pendapatan

Dalam konsep kesatuan usaha pendapatan merupakan semua sumber ekonomi yang

dimiliki oleh perusahaan adalah milik perusahaan itu sendiri bukan aset pemilik dana

semua penrimaan keuangan dimiliki oleh perusahaan namun hal tersebut akan menjadi

hutang yang nanti akhirnya akan dikembalikan kepada pemilik apabila perusahaan telah

di likuidasi jadi dengan kata lain setiap prusahaan mendapatkan penerimaan maka pada

saat itu juga perusahaan menciptakan hutang baru atau menambah hutang kepada

pemilik. Namun apabila kewajiban turun tanpa diimbangi dengan keluarnya aset berarti

jumlah rupiah aset yang tidak jadi keluar akan kembali kepemilik sehingga akan

menyebabkan bertambahnya hutang kesatuan usaha kepada pemilik. Ini berarti aset yang

tidak jadi keluar menjadi pendapatan.


Nama : Ajeng Eka Permatasari

NIM : 17441435

Resume : Sub bab 7 - 12

7. Pengertian Biaya

Dapat disimpulkan bahwa pengertian pendapatan itu dapat dikatakan sebagai

kenaikan asset serta pengertian biaya dapat dikatakan sebagai penurunan asset. Biaya itu

sendiri dalam konsep kesatuan usaha dapat menyebabkan timbulnya kewajiban.

Mengapa biaya dapat menyebabkan timbulnya kewajiban karena dalam penyerahan

barang maupun produk tidak selamanya berasal dari aset akan tetapi juga dapat berasal

dari kewajiban. Maka pengertian biaya oleh FASB sesuai dengan konsep kesatuan usaha.

Pendapatan dan biaya itu sendiri sesuai dengan gagasan dari P&L bahwa pendapatan dan

biaya merupakan kesatuan usaha dan bukan pemilik. Maka dari itu pendapatan dan biaya

tidak diartikan atas dasar perubahan ekuitas akan tetapi dengan dasar perubahan asset.

Pendapatan dan biaya itu sendiri dapat mempengaruhi terhadap ekuitas karena akibat

dari mengikuti konsep kesatuan usaha.

Sistem Berpasangan

Sistem berpasangan yang dikemukakan oleh Anthony, Hawkins serta Merchants

bahwasanya sistem berpasangan merupakan konsekuensi logis maupun turunan dari

konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen serta pemilik menyebabkan

manajemen itu sendiri haru mempertanggungjawabkan asset yang dikelolanya. Bahwa

berarti ini menunjukkan jika pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi

keuangan harus selalu ditunjukkan.


Persamaan Akuntansi

Dalam konsep kesatuan usaha maka manajemen dengan penyedia dana (investor dan

kreditor) bertanggungjawab penuh terhadap mereka. Pertanggungjawaban menuntut

supaya asset yang dipercayakan terhadap manajemen selalu ditunjukkan sumber maupun

asalnya. Persamaan akuntansi ini merupakan cara penerapan dari sistem berpasangan.

Persamaan akuntansi sendiri bisa dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar

yang merepresentasikan bagian dari statemen keuangan. Penyebab dari perubahan

ekuitas itu sendiri adanya elemen pendapatan (serta untung) dan biaya (serta rugi).

Artikulasi

Artikulasi itu sendiri merupakan turunan maupun konsekuensi dari konsep kesatuan

usaha. Dalam konsep kesatuan usaha maka pendapatan (P), biaya (B) serta laba (P-B)

diartikan dengan perubahan aset yang pada akhirnya dapat mempengaruhi ekuitas.

Dampak adanya artikulasi maka laporan laba-rugi hanya untuk sarana melaporkan

perubahan bersih aset dan kewajiban (aset bersih). Maka dengan kata lain bahwa laba

merupakan konsekuensi pengukuiran aset dan kewajiban sebagai fokus. RK FASB

dibangun dengan dasar pendekatan aset-kewajiban sehingga ekuitas itu sendiri diartikan

sebagai asset dikurangi kewajiban lalu laba komprehensif diartikan sebagai perubahan

ekuitas. Lawan dari arti bagian statemen dengan pendekatan asset-kewajiban adalah

pendekatan pendapatan-biaya. Dalam pendekatan asset-kewajiban serta pendapatan-

biaya menyebabkan pengartian , pengukuran, dan pengakuan bagian yang satu

merupakan produk samping. Hal ini bisa terjadi dikarenakan bahwa akuntansi menganut

pendekatan artikulasian yang artinya statemen keuangan harus berartikulasi.


Kontinuitas Usaha

Dalam konsep ini membuktikan bahwa jika tidak ada tanda-tanda , gejala maupun

rencana yang pasti dimasa mendatang nantinya kesatuan usaha akan dilikuidasi oleh

karena itu akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha dapat berlangsung terus sanpai

dengan batas waktu yang tak terbatas. Konsep ini menjadi bahan evaluasi pada saat

proses penyusunan statemen keuangan ataupun pada saat akuntansi dihadapi dengan

berbagai pilihan dalam proses perekayasaan maupun penyusunan standar karena

sebenarnya kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang tidak pasti.

Kontinuitas usaha memiliki penerapan terhadap makna laporan periodik, fungsi statemen

laba-rugi ini untuk menentukan daya melaba jangka panjang.

8. Arti Penting Laporan Periodik

Dalam konsep kontinuitas usaha, suatu perusahaan berusaha agar terus maju maupun

berkembang karena untuk menciptakan laba yang terus menerus dalam jangka panjang.

Laporan keuangan itu sendiri lebih mementingkan dengan adanya daya melaba

perusahaan. Dalam kurun waktu tertentu, tingkat untuk mendapatkan laba dengan tingkat

sumber ekonomik disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut

diukur secara periodik. Daya melaba itu sendiri merupakan rata-rata jangka panjang

tingkat imbalan periodik.

9. Kedudukan Statemen Laba-Rugi

Dalam mengukur daya melaba jangka panjang, maka aliran kontinus sumber ekonomik

masuk serta keluar pada kesatuan usaha maka harus dipenggal dengan peroda waktu

sebagai wadah maupun penakar. Penggalan pendapatan dan biaya dalam kurun waktu
tertentu dituangkan kedalam statemen laba-rugi periodik maka dari itu statemen laba-rugi

dipandang sebagai statemen yang sangat pentingh dodalam pelaporan keuangan.

Informasi tentang keuangan yang dituangkan kedalam statemen keuangan periodik harus

bersifat tentatif dan bukannya tuntas. Penerapan konsep ini terhadap standar adalah

dengan adanya ketetapan dalam penyajian statemen komparatif selama kurang lebih dua

periode berturut-turut.

10. Fungsi Neraca dan Penilaian Elemenya

Dengan adanya konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk

menunjukkan seberapa sisa potensi-potensi jasa atau sumber ekonomi yang belum

dikonsumsi pada tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca

berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk

menghasilkan pendapatan dalam periode-periode berikutnya. Oleh karena itu, proses

penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap pos neraca merupakan

pengukuran sisa potensi jasa yang direpresentasi oleh kos yang melekat padanya

sehingga akuntansi menilai pos-pos neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.

11. Penghargaan Sepakatan

Konsep ini menyatakan bahwa dalam jumlah rupiah maupun agregat harga yang terlibat

dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi

yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber

ekonomi yang keluar. Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi

menyediakan informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar

terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Penghargaan sepakatan

merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi objek-objek homogeneus

yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang bermakna.

Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sistem
akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai

laporan manajerial dan statement keuangan.

12. Istilah yang Tepat

Dalam penghargaan sepakatan didalam suatu pertukaran merupakan istilah yang

mengandung makna ataupun penilaian bersama antara pembeli dengan penjual. Pada saat

transaksi, pencatatan penghargaan sepakatan atau aggregate – harga memang dapat

dikatakan sebagai pencatatan nilai. Tetapi beberapa saat setelah transaksi, nilai dapat

berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah rupiah yang tercatat itulah yang

akan tetap menjadi bahan olah akuntansi. Tentu saja, dengan berjalannya waktu jumlah

yang tercatat tersebut tidak dapat disebut nilai lagi. Jadi, akuntansi tidakmengolah nilai

tetapi penghargaan sepakatan. Istilah penghargaan sepakatan atau agregat-harga cukup

memadai untuk mencakupi pandangan dari kedua belah pihak.


Nama : Erlina Kurniasari

NIM : 17441417

Resume : Sub bab 13 – 19

13. Jasa Dibalik Kos

Dalam akuntansi, satuan yang digunakan yaitu satuan mata uang hal itu dikarenakan

satuan tersebut paling mudah untuk mengkuatifikasi objek, juga satuan mata uang

merupakan cara yang umum dalam menyatakan kesepaktan dan pertukaran di

masyarakat. Di dalam akuntansi yang paling penting itu bukan uang atau harga, akan

tetapi potensi dari jasa yang ada di angka kos yang mempunyai arti penting karena kos

merupakan atribut untuk mempresentasikan kegiatan perusahaan secara tepat dan

realitas.

14. Keterbatasan Informasi Akuntansi

Keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi akuntansi perlu diketahui karena

sangat diperlukan dan penting digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Walaupun hanya sebagian dari informasi akuntansi yang dibutuhkan akan tetapi data

akuntansi digunakan sebagai bahan pertimbangan dan kebijakan dalam pengambilan

keputusan, karena pada akhirnya hasil dari keputusan nantinya mencerminkan data dari

non akuntansi yang bersifat kualitatif dan objektif.

15. Kos Melekat


Dalam konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasikannya,

maka kos akan bersifat mudah bergerak, dapat dipecah – pecah atau dapat digabung –

gabungkan mengikuti objeknya. Beberapa kos mempunyai daya yang saling mengikat

antara kos yang satu dengan yang lainnya. Dasar dari pemikiran konsep ini adalah

menyatakan bahwa tujua dari pengelompokkan, pemecahan dan penggabungan kos

adalah untuk mengikuti aliran upaya (effort) penyedian produk dan jasa. Konsep ini

dilandasi dengan kos terkandung yaitu kos yang terkandung dalam suatu objek dan

produk sebagai pasangan dari kos penggantian yaitu kos jika dalam objek tersebut tidak

ada akan tetapi harus diadakan maka maknanya sama dengan kos kesempatan. Jadi kos

terkandung merupakan kos yang melekat pada barang, sedangkan ko penggantian

merupakan price agregate yang tidak jadi diperoleh jika barang tersebut tidak ada atau

price agregate yang harus dikorbankan apabila perusahaan tidak memproduksi barang.

Jadi kos melekat merupakan suatu konsep dasar yang mendukung bahwa bahan olah

akuntansi adalah kos yang sesungguhnya terjadi.

16. Wadah Penggabungan

Implikasi dari kos melekat ada dua yaitu saat pengakuan nilai tambah dan wadah

penggabungan. Kos melekat sangat penting dalam pengakuan tambahan manfaat produk

baru yang dihasilkan. Dalam kos produk harus menunjukkan nilai dan harus dimasukkan

jumlah rupiah nilai tersebut sebagai akibat proses produksi. Namun dalam konsep ini

tidak dapat diketahui berapa besarnya nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan tersebut

akan terealisasi apabila produk sudah terjual. Kos yang melekat pada barang atau jasa

yang telah dikorbankan akan menjadi pengukur besarnya biaya sedangkan kos yang

belum keluar dianggap sebagai kos yang melekatpada aset dan masih menunggu

pengalokasian dan pengolahan lebih lanjut. Sehingga kos aset tidak dapat disebut sebagai

nilai atau biaya.


Dalam wadah penggabungan, kos yang digabung-gabungkan dengan produk dianggap

sebagai wadah atau penakar penggabungan. Kos yang melekat pada produk yang telah

diserahkan akan mengukur biaya dan disebut dengan kos barang terjual. Kos yang

melekat pada produk akan mudah dikenali seperti kos tenaga kerja langsung, sedangkan

kos yang tidak erat kaitannya dengann produk akan sulit untuk dikenali mialnya kos

administrasi.

17. Upaya dan Hasil

Dalam konsep ini, biaya merupakan suatu upaya untuk memperoleh hasil yaitu berupa

pendapatan. Secara konseptual pendapatan timbul dikarenakan adanya biaya bukan

pendapatan yang menanggung biaya. Artinya apabila sebuah perusahaan sudah

melakukan kegiatan produktif maka dapat dikatakan bahwa pendapatan sudah terbentuk

walaupunn belum terealisasi. Konsep ini mempunyai beberapa implikasi yaitu :

1. Perlunya basis asosiasi, dalam hal ini diperlukan dasar asosiasi yang tepat dan

rasional antara dua komponen yaitu aliran kos masuk dan aliran kos keluar untuk

laba agar mempunyai makna yang digunakan sebagai pengukur kinerja yang andal.

2. Penakar asosiasi ideal dan praktis, penakar yang dimaksud yaitu adalah dasar atau

wadah penanndingan antara pendapatan dan biaya, dimana penakar yang cocok

merupakan penakar yang menunjukkan secara tepat bahwa biaya yang masuk dalam

penakar adalah biaya yang menyebabkan timbulnya pendapatan.

3. Laba akuntansi versus ekonomik, laba merupakan selisih dari pengukuran anara

pendapatan dan biaya. Karena beberapa perbedaan konsep dasar, pengertian, tujuan,
makna dari laba akuntansi dapat berbeda dengan laba ekonomi atau laba material

yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan.

4. Kos aktual, dalam akuntansi laba yang diperoleh merupakan selisih antara biaya dan

pendapatan yang diukur dengan kos yang terjadi. kos yang timbul tersebut akibat dari

terjadinya transaksi. Untuk mengakuis sebuah kos maka harus ada transaksi masa

lalu.

5. Asas akrual atau himpunan, asas ini merupakan asas pengakuan pendapatan dan

biaya dimana pendapatan diakui pada saat penyerahan barang atau jasa ke pihak luar

sedangkan biaya diakui pada saat kewajiban timbul karena pada saat penyerahan

barang dan jasa terdapat penggunaan sumber ekonomi yang melekat.

6. Pengertian depresiasi, depresiasi merupakan bagian dari asset yangtelah

diperhitungkan sebagai biaya. Depresiasi dalam satu periode harus diperhitungkan

dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan olehassets tetap tidak terjadi

pada saat memperoleh aset atau pada saat pemberhentian assets.

7. Kepastian menganggur, apabila aktiva tetap tidak dipakai atau dipakai di bawah

kapasitas maka akan menimbulkan kapasitas menganggur, akan tetapi biaya

depresiasi tersebut harus tetap diperhitungkan.

18. Asumsi

Asumsi dalam konsep dasar menurut Paton dan Littleton bukan merupakan sebuah

konsep dasar akan tetapi merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya

merupakan asumsi yang didasarkan pada asumsi tertentu. Beberapa contoh asumsi

yaitu :

1. Kontinuitas usaha, dalam konsep ini hanya membenarkan atas dasar pengalaman

yang dimiliki oleh perusahaan pada umumnya, sehingga penerapan dalam konsep ini
dalam perusahaan hanya semata – mata sebagai asumsi akan tetapi harus tetap

dipertimbangkan dalam proses pelaporannya.

2. Periode satu tahun, dalam akuntansi satu tahun merupakan periode yang tepat untuk

pelaporan periodik, karena satu tahun merupakan waktu yang tidak terlalu pendek

dan panjang.

3. Kos sebagai bahan olah, bahan olah akuntansi didasarkan atas dasar asumsi bahwa

kos dalam faktor produksi menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.

4. Daya beli uang stabil, dalam konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah yang

tercatat akan tetap menunjukkan nilai dengan dilandasi daya beli uang yang akan

stabil sepanjang masa.

5. Tujuan mencari laba, dalam sebuah perusahaan keinginan untuk menghasilkan

keuntungan atau laba merupakan karakteristik yang melekat karena tujuan

didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya adalah untuk mencari laba.

19. Manfaat Konsep Dasar

Konsep dasar berfungsi untuk melandasi penalaran pada perekayasaan akuntansi. Konsep

dasar bermanfaat bagi penyusun standar akuntansi dalam beragumen dan berpendapat

untuk menentukan konsep, prinsip, metode yang digunakan dan teknik yang akan

dijadikan sebagai standar. Paton dan Littleton menyatakan bahwa dalam menyusun

standar harus dilandasi dengan pemikiran atau penalaran yang jelas. Kam (1990)

menyatakan bahwa praktik yang sehatharus dilandasi dengan teori yang sehat pula. Juga

dalam suatu standar harus bebas dari kepentingan pribadi dan kelompok atau dapat

dikatakan standar harus ojektif dan tidak memihak. Sehingga standar akuntansi tidak

harus berpedoman pada apa yang dipraktikkan tetapi lebih berorientasi pada perbaikan

secara bertahap di masa yang akan datang.


Sumber :

Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi “Perekayasaan Pelaporan Keuangan” Edisi Ketiga.

Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai