Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SAK-ETAP”
Mata Kuliah : SAK-ETAP

Dosen Pengampu :

Fatchur Rohman, S.E., M.Pd., M.Si., CADE., CAAT.

Disusun Oleh :

Shevia Ananda Putri 191120002292

Juwita Ritna Satriyaningsih 191120002325

Bagus Aziz Murad 201120002398

Ovi Yunita Sari 191120002279

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “SAK-
ETAP”.Walaupun dari sisi pengerjaan pemakalah tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan.

Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini dibuat, dalam rangka untuk memenuhi syarat tugas
mata kuliah SAK-ETAP. Seiring dengan usaha dan kerja keras pemakalah,tidak lupa pemakalah
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yaitu Pak Fatchur Rohman, S.E., M.Pd., M.Si., CADE., CAAT. Karena
tanpa bimbingan dan dorongannya penulis tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Pemakalah menyadari dengan sepenuhnya akan penulisan makalah ini yang masih memiliki
kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun
dari pembaca semua.

Akhir kata pemakalah mengucapkan terimakasih.Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik dan mempunyai tanggapan yang positif.Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.

Jepara, 1 Oktober 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Pengertian SAK-ETAP ........................................................................................................... 5
B. Perkembangan Standar Akuntansi ........................................................................................... 6
C. Manfa'at SAK-ETAP di Indonesia.............................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan laporan merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dihindari dalam suatu
laporan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas khusunya yang
berhubungan dengan kas dalam suatu perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga
digunakan sebagai bahan evaluasi nantinya untuk menentukan langkah-langkah yang akan
diambil oleh suatu perusahaan agar lebih maju dan berkembang.
Maka dari itu, untuk keseragaman dalam laporan keuangan tersebut diperlukan adanya
suatu peraturan dan panduan yang mengaturnya, yaitu berupa SAK-ETAP.
SAK-ETAP merupakan standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
public. Dengan adanya SAK-ETAP ini diharapkan perusahaan-perusahaan dapat Menyusun
laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit. Sehingga, dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan keputusan-keputusan yang akan diambil kedepannya
untuk perkembangan perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari SAK-ETAP ?
2. Bagaimana perkembangan Standar Akuntansi ?
3. Apa sajakah manfa’at dari SAK-ETAP di Indonesia ?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari SAK-ETAP.
2. Mengetahui perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.
3. Mengetahui manfa’at dari adanya SAK-ETAP di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian SAK-ETAP

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Berfungsi untuk menyediakan informasi


kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ( kesatuan ) usaha yang akan
dipandang akan bermanfa’at dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam menetapkan
pilihan yang tepat diantara berbagai alternatif tindakan yang ada.
Standar Akuntansi Keuangan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (
PSAK ) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia ( DSAK IAI ) serta
peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
SAK-ETAP merupakan standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas public.
Kerangka konseptual Penyusunan Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi
Keuangan, yaitu :
- Tujuan
- Komponen Laporan Keuangan
- Karakteristik Kualitatif
- Asumsi dalam penyusunan laporan keuangan.

Sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ), yaitu :

- Suatu pedoman untuk penyusunan laporan berdasarkan transaksi-transaksi atau


kejadian yang ada dalam suatu perusahaan.
- Komponen tertentu dalam laporan keuangan
- Definisi, pengukuran, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan.

SAK-ETAP dimaksudkan digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas public ( ETAP


), yaitu entitas yang sebagai berikut :

- Tidak memiliki akuntabilitas public signifikan


- Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Entitas yang memiliki akuntabilitas public signifikan dapat menggunakan SAK-


ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
SAK-ETAP.
Contoh : Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

B. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia


Referensi Standar Akuntansi yang digunakan ada 2 ( dua ), yaitu International
Financial Reporting Standard ( IFRS ) yang disusun oleh IASB dan US Generally Accepted
Accounting Principled ( US-GAAP ) yang disusun oleh FASB.
Seiring berjalannya waktu, terjadi perkembangan standar akuntansi di Indonesia,
yaitu :
- Pada awal abad ke 19 AICPA membentuk CAP.
- Pada tahun 1957 CAP diganti dengan APB.
- Pada tahun 1973 APB Diganti dengan FASB.

Standar akuntansi diIndonesia mengalami perubahan dan perkembangan sesuai


dengan perkembangan duniabisnis global, peraturan yang berlaku dan lain – lain.
Standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia antara lain PSAK-IFRS,
SAK-ETAP, PSAK Syariah, SAP, dan SAK EMKM.
Standar akuntansi keuangan di Indonesia telah dimulai pada saat zaman
penjajahan, tahun 1602 – 1799 saat zaman kolonial telah dilakukan pencatatan
sederhana, pada tahun 1800 – 1942 saat zaman penjajahan Belanda telah
dilakukan pencatatan debit dankredit, tahun 1942 – 1945 pencatataan tetap
menggunakan debit dan kredit dan belum terdapat banyak perubahan dalam
pencatatan akuntansi sedangkan pada tahun 1945 sampai dengan sekarang
dilakukan harmonisasi terhadap standar keuangan salah satunya harmonisasi pada
standar IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berdiri sejak tahun1957
merupakan wadah profesi akuntansi di Indonesia yang terus melakukan
pengembangan standar untuk menyesuaikan dengan dunia usaha dan profesi
akuntansidan merupakan anggota dari International Federation of Accountants
(IFAC). Pada tahun1973 dibentuknya panitia penghimpunan bahan – bahan dan
struktur GAAP dan GAAS yang Selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk komite
prinsip akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan
Standar Akuntansi Keuangan. Pada tahun1994 komite PAI diubah menjadi
komite standar akuntansi keuangan yang kemudian pada tahun 1998 berubah
menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
IAI sebagai anggota dari IFAC memiliki komitmen untuk melaksanakan semua
Standar Internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi
akuntan di Indonesia. IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi terhadap
Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan (PSAK) kepada International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang kemudian dilanjutkan dengan konvergensi
terhadap IFRS. PSAK adalah aturan bakuyang mengatur pencatatan, penyusunan,
perlakuan, dan penyajian laporan keuangan sedangkan IFRS merupakan Standar
Akuntansi Internasional. Tahun 2012 mencatatkan satu momen penting, dimana
pada tahun ini dilakukan pengimplementasian PSAKberbasis IFRS di Indonesia.
Sehubungan dengan pengimplementasian IFRS tersebut, maka terdapat beberapa
perubahan dalam PSAK yang kemudian disesuaikan dengan pengaturan dalam
IFRS. PSAK-IFRS ini biasanya digunakan pada bisnis dan organisasi yang
berskala publik dan bersifat umum.
Semetara itu adanya perkembangan industri syariah di Indonesia yang sangat
pesat mengharuskan suatu keberadaan standar akuntansi yang sesuai dengan
kebutuhan syariah. Adanya kebutuhan tersebut melahirkan Dewan Standar
Akuntansi Syariah(DSAK) yang berada dibawah naungan IAI yang bertugas
untuk menyusun Standarisasi laporan keuangan syariah. PSAK Syariah disahkan
pada tahun 2002. PSAK Syariah terdiriatas kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus
transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah,salam, ijarah dan istishna.
Selain standar akuntansi yang harus dijalankan oleh industri bisnis dan syariah
di atas, Instansi Pemerintahan juga memiliki kewajiban dalam menjalankan
standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangannya. Laporan keuangan
yang dibuat oleh instansi pemerintahan harus sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku. Standar akuntansi yang digunakan oleh Instansi Pemerintahan
dalam menyusun laporan keuangan menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP). SAP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2010 dan digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan
Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dengan adanya
SAP diharapkan dapat menjamin transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan negara sehingga terwujudnya pemerintah yang baik dan
bersih.
Banyaknya unit bisnis yang tergolong masih kecil di Indonesia
membutuhkan standar akuntansi yang sesuai dengan bisnis tersebut, maka pada
17 Juli 2009 IAI menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 19 Mei 2009. SAK-ETAP digunakan oleh entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik seperti usaha – usaha yang tergolong masih kecil.SAK-ETAP
memiliki bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuanakuntansi
sehingga dapat menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
dapat memberi kemudahan dalam hal pendanaan dari perbankan.
SAK-ETAP memiliki beberapa persyaratan akuntansi yang tidak atau belum
mampu dipenuhi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), maka pada
tanggal 18 Mei 2016 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah
mengesahkan Ekposure Draft StandarAkuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, dan Menengah (“ED SAK EMKM). SAK EMKMini mulai berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2018. SAK EMKM adalah standar akuntansi yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro,kecil,
dan menengah. Laporan Keuangan pada SAK EMKM hanya meliputi Laporan
Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Cataan Atas Laporan Keuangan.
Pada praktiknya standar akuntansi keuangan di Indonesia dari dulu sampai
dengan sekarang terus – menerus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
dunia usaha, profesi akuntansi, dan peraturan yang berlaku. Perkembangan
tersebut mengharuskan para pelaku usaha dan instansi/lembaga untuk mampu
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Banyaknya unit bisnis yang tergolong masih kecil di Indonesia membutuhkan
standar akuntansi yang sesuai dengan bisnis tersebut, maka pada 17 Juli 2009
IAI menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP) dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei
2009. SAK-ETAP digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik seperti usaha – usaha yang tergolong masih kecil.SAK-ETAP memiliki
bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuanakuntansi sehingga
dapat menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkandapat
memberi kemudahan dalam hal pendanaan dari perbankan.
SAK-ETAP memiliki beberapa persyaratan akuntansi yang tidak atau belum
mampu dipenuhi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), maka pada
tanggal 18 Mei 2016 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah
mengesahkan Ekposure Draft StandarAkuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, dan Menengah (“ED SAK EMKM). SAK EMKMini mulai berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2018. SAK EMKM adalah standar akuntansi yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro,kecil,
dan menengah. Laporan Keuangan pada SAK EMKM hanya meliputi Laporan
Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Cataan Atas Laporan Keuangan.
Pada praktiknya standar akuntansi keuangan di Indonesia dari dulu sampai
dengan sekarang terus – menerus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
dunia usaha, profesi akuntansi, dan peraturan yang berlaku. Perkembangan
tersebut mengharuskan para pelaku usaha dan instansi/lembaga untuk mampu
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

C. Manfa’at SAK-ETAP di Indonesia

Dengan adanya SAK-ETAP yang ada di Indonesia diharapkan perusahaan kecil,


menengah mampu untuk :
- Menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit dan mendapatkan
opini audit. Sehingga, dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana ( misalnya dari Bank ) untuk pengembangan usahanya.
- Lebih sederhana dibandingkan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya. Yaitu :
PSAK-IFRS based lebih sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil
mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak
professional judgement.
- Memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. Hal ini
dikarenakan adanya ketentuan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan
panduan dan ketentuan berdasarkan SAK-ETAP yang ada.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
SAK-ETAP merupakan standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas public. Dengan adanya SAK-ETAP ini diharapkan perusahaan-
perusahaan dapat Menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit.
Sehingga, dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan keputusan-
keputusan yang akan diambil kedepannya untuk perkembangan perusahaan.
Pada praktiknya standar akuntansi keuangan di Indonesia dari dulu sampai
dengan sekarang terus – menerus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dunia
usaha, profesi akuntansi, dan peraturan yang berlaku. Perkembangan tersebut
mengharuskan para pelaku usaha dan instansi/lembaga untuk mampu menyusun
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dengan adanya SAK-ETAP yang ada di Indonesia diharapkan perusahaan
kecil, menengah mampu untuk :
- Menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit dan
mendapatkan opini audit. Sehingga, dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana ( misalnya dari Bank ) untuk
pengembangan usahanya.
- Lebih sederhana dibandingkan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya. Yaitu :
PSAK-IFRS based lebih sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil
mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak
professional judgement.
- Memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
Hal ini dikarenakan adanya ketentuan dalam penyusunan laporan
keuangan berdasarkan panduan dan ketentuan berdasarkan SAK-ETAP
yang ada.

B. Saran

Dengan banyaknya perusahaan yang ada di Indonesia diharapkan dapat


membuat laporan keuangan yang baik dan bersifat handal dengan berpedoman pada
SAK-ETAP yang berlaku. Selain itu, dari laporan keuangan yang dibuat tersebut
dapat berguna bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers

https://www.ppak.co.id/dokumen/artikelberita/PerkembanganSAKdiIndonesia

Anda mungkin juga menyukai