Disusun Oleh :
Kelompok 4 :
Agus Candra Jaya Lahagu NIM: 219901001
Festi Memori Gulo NIM: 219901019
Frisman Lase NIM: 219901022
Julkat Nia Laoli NIM: 219901029
Krisdayanti Laia NIM: 219901031
Lorenza Mei Lusiana Gulo NIM: 219901034
Dosen Pengampu:
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Dan juga
kami berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Akuntansi Keuangan atas tugas yang
diberikan kepada kami ini. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Standar
Pedoman Kerja, Tujuan Umum dan Tujuan Kualitatif Laporan Keuangan”, suatu
materi yang sering kali dibahas dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan.
Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya masyarakat pada umumnya yang
akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami
sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Akuntansi Keuangan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh untuk dikatakan
sempurna, maka oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, para pembaca kami mohon
untuk dimaklumi.
KELOMPOK 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................. 1
C. TUJUAN............................................................................................................ 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................ 2
A. Standar Akuntansi Sebagai Pedoman Kerja...................................................... 2
B. Tujuan Umum Akuntansi Keuangan................................................................. 6
C. Tujuan Kualitatif Penyusunan Laporan Keuangan............................................ 7
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN................................................................................................. 10
B. SARAN.............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menjadi standar akuntansi keuangan sebagai pedoman kerjanya?
2. Apa tujuan umum dari akuntansi keuangan?
3. Apa tujuan kualitatif penyusunan laporan keuangan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman kerjanya.
2. Menjelaskan tujuan umum dari akuntansi keuangan.
3. Menjelaskan tujuan kualitatif penyusunan laporan keuangan.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
SAK berawal dari standar akuntansi yang digagas oleh Ikatan Akuntan Indonesia
pada tahun 1973. Pada tahun tersebut Ikatan Akuntan Indonesia membuat sebuah prosedur
atau standar yang diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia. Pembuatan Prinsip Akuntansi
Indonesia ini digagas setelah melihat perkembangan pasar modal di Indonesia yang mulai
tumbuh.
2
Pembuatan standar pada dunia akuntansi bukan dilakukan tanpa makna karena
adanya standar pada akuntansi ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang pertama dari
adanya standar akuntansi adalah untuk penyeragaman laporan keuangan. Fungsi yang kedua
untuk memudahkan akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah untuk mempermudah pembaca dan
auditor untuk memahami dan membandingkan masing-masing entitas laporan keuangan yang
berbeda-beda. Dengan adanya standar pada akuntansi keuangan, semua laporan keuangan
yang ada di seluruh dunia memiliki cara penyusunan yang serupa. Tidak ada akuntan yang
membuat laporan keuangan sesuai dengan seleranya masing-masing.
Di Indonesia sendiri ada empat jenis SAK yang berlaku. Masing-masing SAK ini
digunakan menurut jenis usaha atau organisasinya. Penyusunan dan penerapan jenis-jenis
SAK ini sudah disesuaikan dengan perkembangan dunia bisnis di Indonesia. Berikut ini
adalah empat jenis SAK yang berlaku di Indonesia.
a) PSAK-IFRS
PSAK merupakan perubahan nama terbaru dari SAK yang disusun dan diterbitkan
oleh DSAK pada tahun 2012. Penyusunan PSAK ini mengikuti standar yang digunakan oleh
IFRS atau International Financial Reporting Standards dengan menyesuaikan pada kondisi
bisnis di Indonesia.
3
pedoman bagi PSAK adalah karena adanya penilaian transaksi dan evaluasi pada laporan
keuangan.
Adanya penilaian dan evaluasi ini dapat mencerminkan kondisi ekonomi secara
nyata. Penerapan IFRS sendiri juga memberikan beberapa manfaat seperti meningkatkan
daya banding dari laporan keuangan, memberikan informasi yang berkualitas pada pasar
modal, hingga meningkatkan kualitas dari laporan keuangan itu sendiri.
b) SAK-ETAP
Sebaliknya, bila perusahaan tersebut belum atau tanpa akuntabilitas publik, maka
proses penyusunan laporan keuangannya menggunakan SAK-ETAP. Sehingga pembuatan
laporan keuangan dari perusahaan tersebut harus menggunakan standar khusus, bila ditujukan
untuk penggunaan eksternal perusahaan. Karena perusahaan belum memiliki akuntabilitas
publik, maka laporan keuangannya juga lebih sederhana.
Laporan keuangan yang sederhana ini disusun dengan menggunakan standar jenis
SAK-ETAP. Pada standar jenis ini, tidak ada penilaian pada aset tetap dan aset tak berwujud.
Laporan laba/rugi yang dibuat juga laporan yang bersifat komprehensif. SAK-ETAP ini
menggunakan standar akuntansi IFRS yang sudah disederhanakan. Adanya laporan keuangan
dengan standar SAK-ETAP ini dapat membantu perusahaan yang berskala kecil dan
menengah dalam penyusunan laporan keuangannya.
Standar yang digunakan pada SAK-ETAP ini lebih sederhana karena siklus
akuntansinya biasanya tidak berubah selama beberapa tahun. Sehingga pengaturannya juga
lebih sederhana. Namun, SAK-ETAP tetap membutuhkan professional judgement pada
proses auditnya.
c) PSAK-Syariah
Dilihat dari namanya saja sudah sangat mudah dipahami bahwa standar akuntansi
keuangan yang satu ini merupakan standar akuntansi yang berbasis syariah. Penyusunan
laporan keuangan yang menggunakan standar PSAK-Syariah ini umumnya dilakukan oleh
badan usaha yang memiliki konsep syariah dalam penyelenggaraan usahanya.
4
penyusunan PSAK-Syariah sendiri sebetulnya masih menggunakan model SAK yang
digunakan secara umum. Namun, terdapat penyesuaian pada beberapa hal yang berkaitan
dengan transaksi syariah. Beberapa transaksi syariah seperti Mudharabah, Salam, Istishna,
Murabahah, dan Ijarah adalah jenis-jenis transaksi yang dimasukkan dalam PSAK-Syariah.
Transaksi ini tidak ada pada transaksi secara umum, sehingga dalam laporannya
harus menggunakan standar khusus yang ditetapkan dalam PSAK-Syariah. Cabang PSAK-
Syariah tergolong ke dalam jenis SAK yang masih baru dikembangkan seiring
berkembangnya badan usaha syariah di Indonesia.
Penerbitan SAP ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan menjadi jenis SAK
terakhir yang berlaku di Indonesia dan regulasinya diatur oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan atau KSAP. Penyusunan laporan keuangan instansi pemerintah memang harus
dibedakan dari jenis laporan keuangan perusahaan umum. Sifat laporan keuangan instansi
pemerintah yang tertutup membuat publikasinya tidak bisa diketahui secara luas. Namun,
penyusunan laporan keuangan ini tetap wajib untuk menjamin pengelolaan keuangan negara
yang transparan.
5
B. Tujuan Umum Akuntansi Keuangan
Tujuan akuntansi secara umum adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan
informasi terkait keuangan, kinerja, posisi keuangan, dan arus kas dalam sebuah bisnis.
Informasi ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan ekonomi.
Ada beberapa tujuan akuntansi keuangan yaitu:
1. Tujuan Akuntansi Secara Umum
Memberikan informasi perihal keuangan, khususnya itu aktiva maupun pasiva
perusahaan.
Menyiapkan sekumpulan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber
ekonomi (netto) perusahaan.
Memaparkan sebuah informasi perihal perubahan pada berbagai sumber ekonomi
perusahaan, aset, hutang, serta modal.
Menyajikan beberapa informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk membantu
pengguna laporan tersebut.
Menjelaskan informasi keuangan perusahaan, diharapkan dapat membantu pada
pembuatan potensi keuntungan perusahaan.
2. Tujuan Akuntansi Secara Khusus
Khususnya tujuan akuntansi yaitu untuk menyediakan informasi dalam bentuk
laporan yang berisi posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya
sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).
6
4. Manfaat Akuntansi Keuangan
Akuntansi bermanfaat untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Sebab,
perusahaan yang harusnya memiliki catatan transaksi yang sistematis dan kronologis. Catatan
ini berguna untuk menyiapkan laporan akhir yang nantinya dapat memberikan informasi
mengenai untung dan rugi perusahaan dari sisi keuangan.
5. Jenis-Jenis Akuntansi Keuangan
Ada beberapa jenis akuntansi keuangan yaitu:
Pencatatan (Recording) kegiatan mencatat transaksi perusahaan ke dalam jurnal.
Penggolongan (Classifying) kegiatan mengelompokkan transaksi ke dalam buku
besar.
Peringkasan (Summarizing).
Pelaporan (Reporting).
7
pengertian atau pengetahuan tentang kegiatan - kegiatan ekonomi perusahaan, proses
akuntansi keuangan serta istilah - istilah teknis yang dipakai dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak bisa sepenuhnya lepas dari pertimbangan - pertimbangan dan
pendapat yang subyektif . Hal ini berkaitan dengan keterlibatan manusia dalam proses
pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berdasarkan pada
realita yang pjektif semata. Oleh karenanya dalam menigkatkan manfaatnya, informasi harus
bisa diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen yang tentunya memakai metode
pengukuran yang sama.
4. Netral
Suatu informasi harus dapat diarahkan pada keperluan umum para pemakainya dan
tidak tergantung atas kebutuhan atau keinginan dari pihak - pihak tertentu. Tidak
diperkenankan adanya usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan pihak - pihak
tertentu namun akan meruginan pihak yang lainnyayang memiliki keperluan yang
berlawanan.
5. Tepat waktu
Penyampaian atas informasi harus secepat mungkin dalam rangka untuk
pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan
keputusan. Hal ini yang membuat mengapa informasi harus disampaikan dengan tepat waktu.
6. Daya Banding
Dalam hal informasi atas laporan keuangan harus dapat dikomparasi atau
dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya untuk perusahaan yang sama maupun dengan
laporan keuangan perusahaan yang lainnya pada periode waktu yang sama. Guna mencapai
informasi yang daya banding maka harus menerapkan metode akuntansi yang sama dipakai
oleh perusahaan dari satu periode ke periode yang lainnya. Prinsip seperti ini yang ikenal
dengan prinsip konsistensi.
Adanya prisip konsitensi tersebut tidak berarti bahwa perusahaan tidak
diperkenankan untuk merubah metode akuntansi perusahaannya yang telah dianutnya selama
ini. Perusahaan tetap diperkenankan untuk merubah metode atau prisip tersebut jika prisip
yang baru tersebut dianggap lebih baik.
7. Lengkap
Informasi keuangan yang lengkap meliputi seluruh data akuntansi keuangan yang
bisa memenuhi secukupnya informasi pada point-point di atas dari tujuan kualitatif. Lengkap
8
dapat juga didefinisikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam
laporan keuangan.
Pada tujuan kualitatif ini tidak cuma menginginkan pengungkapan yang
menyeluruh fakta keuangan namun juga harus dapat menyajikan fakta - fakta tersebut
disajikan sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan.
Dengan demikian harus terdapat suatu klasifikasi, susunan serta istilah yang layak dalam
laporan keuangan. Demikian juga seluruh fakta atau informasi tambahan yang bisa
mempengaruhi perilaku dalam pengambilan suatu keputusan harus diungkapkan secara jelas.
9
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Penyusunan laporan keuangan di Indonesia harus menggunakan standar
akuntansi yang sudah ditetapkan. Di Indonesia sendiri terdapat jenis standar akuntansi
keuangan yang diakui. Masing-masing jenis standar ini digunakan oleh kepentingan
yang berlainan.
B. SARAN
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.aanwijzing.com/2019/01/tujuan-umum-dantujuan-kualitatif-laporan-keuangan-
akuntansi.html?m=1
11