Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

“Akuntansi Komparatif 1”

Dosen Pengampu: Indra Saputra, SE, M.Si

Disusun Oleh:
Kelas 8A (Akuntansi Reguler Pagi)

KELOMPOK I
1. Bainah : 2017.12.9937
2. Eva Rosdiana : 2017.12.9980
3. Anna Rizma Alfiani : 2017.12.9940
4. Marni Sarmilayanti : 2017.12.9926
5. Ahmad Firdaus : 2017.12.9923
6. Salsabila : 2017.12.9866

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL


BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat-Nya lah kami bisa membuat tugas Akuntansi

Internasional “Akuntansi Komparatif 1”, dengan baik dan lancar tanpa adanya halangan yang

menerpa kepada kelompok kami.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman kita semua mengenai materi

Akuntansi Internasional khususnya bab yang kami bahas yaitu mengenai Akuntansi

Komparatif 1.

Dan kami berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Internasional,

Bapak Indra Saputra, SE, M.Si karena telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Akuntansi Internasional khususnya paba

bab Akuntansi Komparatif 1.

Kami menyadari, makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik dari segi

penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pembaca agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi di

masa mendatang.

Banjarmasin, Maret 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5

1.3 Tujuan Penulis..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

2.1 Pengertian Akuntansi Komparatif............................................................6

2.2 Enam Sistem Akuntansi Nasional............................................................6

BAB III KESIMPULAN............................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Akuntansi telah meraih

keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke

kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-

menerus dalam bidang teori dan praktek di seluruh dunia.

Akuntansi Internasional mempunyai peran yang sangat kompleks, dimana ruang

lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi dan transaksi

lintas negara dengan kewajiban pelaporannya terhadap pengguna pelaporan di Negara lain.

Sampai saat sekarang ini, negara barat masih gencar mempromosikan perlunya harmonisasi

standar akuntansi internasional. Tujuan utama upaya tersebut adalah untuk meningkatkan

daya banding (comparability) laporan keuangan terutama bagi perusahaan multinasional yang

beroperasi di berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan jika pihak barat membentuk suatu

badan yang dinamakan International Accounting Standard Committee (IASC), yang sekarang

berubah namanya menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Badan ini

bertugas menghasilkan standar akuntansi internasional (International Financial Reporting

Standards-IFRS).

Amerika Serikat Serikat dan Jepang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang

tinggi. Dibandingkan negara-negara lain, Amerika Serikat Serikat merupakan pusat

perekonomian terbesar dan rumah bagi perusahaan-perusahaan besar bertaraf internasional.

Jepang menjadi negara dengan perekonomian tertinggi kedua serta  menjadi rumah untuk

bisnis-bisnis terbesar dunia. Kedua Negara tersebut merupakan pendiri Komite Standar

Akuntansi Internasional (International Accounting Standards committee), sekarang menjadi

Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB-  International Accounting Standards Board),

4
dan mereka juga memiliki peraturan utama dalam menjalankan agenda IASB. Sebagai

tambahan, kedua lembaga pengatur standar tersebut memiliki komitmen untuk memusatkan

prinsip akuntansi umum berlaku nasional (GAAP-national generally accepted

accounting principles) dengan Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS-

International FinancialReporting Standards). Prancis merupakan penyokong utama dunia

dalam kesamaan akuntansi nasional. Prancis merupakan salah satu dari Sembilan Negara

yang melakukan kesepakatan pembentukan IASC (International Accounting Standards

Committee). Pada tahun 1973 di Inggris. Seperti yang telah kita tahu bahwa IASC adalah

komite yang menyusun International Accounting Standards (IAS) yang kemudian IASC

berkembang menjadi The International Accounting Standard Board (IASB) dan IAS

berkembang menjadi International Financial Reporting Standards (IFRS).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud Akuntansi Komparatif?

2. Bagaimana sistem akuntansi yang berlaku di negara Prancis, Jerman, Jepang, Belanda,

Inggris, dan Amerika Serikat?

1.3 Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Akuntasi Komparatif.

2. Untuk mengetahui dan memahami sistem akuntansi yang berlaku di negara Prancis,

Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Komparatif

Akuntansi komparatif adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan

prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi

dalam bidang kewenangan pajak, auditing, dan bidang akuntansi lainnya. Pengetahuan

khusus tentang akuntansi dalam sebuah negara diperlukan untuk menganalisis laporan

keuangan negara tersebut.

2.2 Enam Sistem Akuntansi Nasional

A. Prancis

Prancis merupakan penyokong utama dunia dalam kesamaan akuntansi nasional. Menteri

Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (undang-undang akuntansi nasional)

formal yang pertama pada September 1947. Sebuah ketentuan yang telah direvisi mulai

berjalan pada tahun 1957. Revisi selanjutnya dari ketentuan tersebut dibuat pada tahun 1982

dibawah pengaruh Fourth Directive of the European Union. Pada tahun 1986, ketentuan

tersebut diperluas untuk mengimplementasikan persyaratan Seventh DirectiveUni Eropa pada

laporan keuangan gabungan, dan selanjutnya direvisi lagi pada tahun 1999.

Plan Comptable General berisi:

- Tujuan dan prinsip aporan dan akuntansi keuangan.

- Definisi aset, utang, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan pengeluaran.

- Aturan-aturan valuasi dan pengakuan.

- Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku lainnya yang telah

distandarisasi.

- Contoh laporan keuangan dan aturan presentasinya.

6
1. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Prancis:

a. Counseil National de la Comptabilitie, atau CNC (Badan Akuntansi Nasional).

b. Comite de la Reglementation Comptable, atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi).

c. Autorite des Marches Financiers, atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan).

d. Ordre des Experts-Comptables, atau OEC (Institut Akuntan Publik).

e. Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes, atau CNCC (Institut Nasional

Undang-Undang Auditor).

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan Prancis harus melaporkan hal-hal berikut:

- Neraca

- Laporan laba rugi

- Catatan atas laporan keuangan

- Laporan Direktur

- Laporan Auditor

Laporan keuangan dari semua perusahaan dan perusahaan kewajiban terbatas lainnya di atas

ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan-perusahaan besar juga harus mempersiapkan

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencegahan kebangkrutan bisnis dan sebuah

laporan sosial, yang keduanya merupakan ciri khas Prancis. Tidak ada persyaratan untuk

laporan perubahan dalam posisi keuangan atau laporan arus kas. Namun, CNC

merekomendasikan sebuah laporan arus kas, dan hampir semua perusahaan besat Prancis

menyertakannya. Perusahaan pribadi dan laporan gabungan sama-sama diwajibkan, tapi

kelompok usaha kecil dibebaskan dari persyaratan gabungan. Code de Commerce

7
memperbolehkan adanya laporan keuangan yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan

kecil menengah.

Untuk memberikan tinjauan yang baik dan benar (image fidele), laporan keuangan harus

disiapkan sesuai dengan legislasi (regularite) dan dengan keyakinan yang baik (sincerite).

Fitur signifikan dalam laporan keuangan Prancis adalah persyaratan untuk penulisan catatan

kaki yang ekstensif dan rinci, termasuk hal-hal berikut:

         Penjelasan pengukuran aturan yang digunakan (misalnya kebijakan akuntansi)

         Perlakuan akuntansi untuk barang dengan mata uang asing

         Laporan perubahan dalam aset tetap dan depresiasinya

         Rincian provisi

         Rincian setiap revaluasi

         Laporan utang dan piutang menurut waktunya

         Daftar anak perusahaan dan pembagian saham

         Jumlah tanggungan pensiun dan kepentingan pengundruan diri lainnya

         Rincian pengaruh pajak pada laporan keuangan

         Jumlah rata-rata karyawan yang diurutkan menurut kategorinya

         Analisis perputaran menurut aktivitas dan secara geografis

3. Pengukuran Akuntansi

Akuntansi di Prancis memiliki karakteristik ganda: perusahaan tersendiri harus mematuhi

peraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas yang

lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan individual merupakan dasar hukum untuk mem-

bagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.

 Penilaian aktiva berdasarkan biaya historis.

8
 Aktiva tetap didepresiasikan menurut provisi pajak dengan menggunakan dasar garis

lurus atau saldo berganda.

 Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau nilai realisasi dengan

menggunakan metode FIFO atau metode rata-rata tertimbang.

 Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya, namun dapat

dikapitalisasikan dalam keadaan tertentu.

B. Jerman

Akhir perang dunia kedua, iklim akuntansi Jerman terus berubah. Pada tahun 1965, Corporate

Law memindahkan sistem laporan keuangan Jerman kearah pemikiran Inggris-Amerika

(tetapi hanya untuk perusahaan besar). Laporan manajemen dan persyaratan audit tambahan

menjadi ketentuan wajib setelah pemberlakuan Undang-Undang Publikasi tahun 1969.

Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa mulai mengeluarkan perintah penyelarasannya, dimana

negara-negara anggotanya diwajibkan untuk menggabungkan diri dengan undang-undang

nasionalnya. Perintah uni Eropa ke-4 ke-7 dan ke-8 semuanya memasuki Undang-Undang

Jerman melalui Comprehensif Accounting Act pada 19 Desember 1985. Legislasi ini sangat

luar biasa karena (1) Menggabungkan semua persyaratan akuntansi, laporan keuangan,

pengungkapan dan audit jerman kedalam suatu undang-undang; (2) Undang-undang tunggal

ini ditetapkan menjadi buku ketiga dari German Commercial Code (HGB), sehingga bisa

diterapkan untuk semua entitas bisnis, dari kemitraan terbatas hingga perusahaan pribadi dan

publik; dan (3) Peraturan ini sebagian besar didasarkan pada konsep dan praktik eropa.

Akuntansi nasional Jerman diatur dalam German Commercial Code (HGB), berisi:

a. Memungkinkan perusahaan yang mengeluarkan ekuitas atau utang pada pasar modal

resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan

gabungan mereka.

9
b. Memungkinkan adanya penetapan perusahaan sector swasta untuk menyusun standar

akuntansi bagi laporan keuangan gabungan

Perlindungan terhadap kreditur merupakan perhatian yang fundamental bagi akuntansi di

Jerman yang dimasukkan dalam Hukum Komersial. Penilaian neraca yang konservatif

merupakan ha utama bagi perlindungan kreditor dan hukum pajak secara garis besar

menentukkan akuntansi komersial.

1. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penyusunan standar akuntansi keuangan,

karena hanya dipahami oleh negara-negara yang berbahasa inggris. German institut

memberikan konsultasi tentang proses pembuatan undang-undang yang mempengaruhi

akuntansi dan laporan keuanga, tetapi persyaratan hukum merupakan kekuasaan tertinggi.

Konsultasi yang sama diberikan oleh Frankfurt Stock Exchange, persatuan dagang jerman,

dan akademi akuntansi. Undang-undang tahun 1998 tentang kendali dan transparansi

(kontTraG) memperkenalkan perysaratan bagi menteri kehakiman untuk mengakui dewan

susunan standar nasional untuk memberikan tujuan-tujuan berikut:

a. Mengembangkan rekomendasi untuk penerapan standar akuntansi dalam laporan

keuangan gabungan

b. Menganjurkan menteri kehakiman mengenai standar akuntansi yang baru

c. Mewakili jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperi IASB

The German Accounting Standards Committee (GASC) atau Deutsches Rechnungslegungs

Standar Committee (DRSC) didirikan tidak lama saat itu dan langsung diakui oleh

Kementrian Kehakiman sebagai pihak berwenang dalam menetapkan standar di Jerman.

GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GASB) yang melakukan pekerjaan

teknis dan mengeluarkan standar akuntansi. Penting untuk dingat bahwa standar GASC

adalah rekomendasi wajib yang hanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. Sejak

10
berdirinya, GASB telah mengeluarkan Standar Akuntansi Jerman (GAS) untuk permasalahan

seperti laporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan dan translasi mata uang asing.

2. Pelaporan Keuangan

Hukum Jerman menspesifikasikan kewajiban akuntansi, pengauditan dan pelaporan keuangan

berdasarkan ukuran perusahaan dari pada bentuk organisasi bisnisnya. Ada 3 kelompok

ukuran–kecil, menengah, besar – yang didefinisikan dalam jumlah dalam neraca, umlah

penjualan per tahun, dan jumlah karyawan. perusahaan dengan saham yang diperdagangnya

secara publik selalu diklasifikasikan sebagai perusahaan besar. Undang-undang akuntansi

tahun 1985 secara khusus menetukan isi dan bentuk laporan keuangan, yang meliputi:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Catatan atas Laporan Keuangan

d. Laporan Manajemen

e. Laporan Auditor

Undang-Undang 1985 mengharuskan pengungkapan catatan laporan keuangan. Perusahaan

kecil dikecualikan dari ketentuan audit dan dapat meyusun neraca dalam bentuk yang

diringkas. Perusahaan kecil dan menengah juga memiliki ketentuan pengungkapan yang lebih

sedikit dalam catatan laporan keuangan dan menyusun laporan laba rugi yang ringkas.

Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada public harus menyediakan laporan arus

kas konsolidasi.

Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor

kepada dewan direkur pengelolah perusahaan dan dewan pengawasa perusahaan. Laporan ini

berisi pendapat terhadap pospek masa depan perusahaan dan khususnya factor-faktor yang

mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Auditor harus menjelaskan dan menganalisis

pos-pos dalam neraca yang memiliki pengaruh material atas posisi keuangan perusahaan.

11
Auditor juga harus mengevaluasi konsekuensi dari keputusan semua pilihan akuntansi.

Laporan ini bisa mencapai beberapa ratus lembar untuk perusahaan besar Jerman.

Sebagaimana disebutkan, laporan ini bersifat informasi pribadi, tidak tersedia untuk

pemegang saham.

3. Pengukuran Akuntansi

a. Metode pembelian (akuisisi) menggunakan metode penggabungan usaha.

b. Aset dan utang dari badan usaha yang diakuisisi dinaikkan pada nilai yang ada.

c. Aset berwujud dinilai berdasarkan harga perolehan.

d. Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah.

e. Depresiasi dinilai sesuai dengan penurunan tingkat pajak.

f. Menggunakan pendekatan mata uang fungsional terhadap translasi mata uang asing.

g. Goodwill diuji setiap tahun untuk mengetahui adanya penurunan.

h. Pajak-pajak yang ditangguhkan biasanya tidak muncul dalam akun perusahaan pribadi,

namun pajak tersebut bisa muncul dalam laporan gabungan.

C. Jepang

Pembukuan dan laporan keuangan di Jepang menggambarkan adanya percampuran

daripengaruh domestik dan internasional. Untuk memahami sistem pembukuan Jepang, kita

harus memahami budaya, praktik bisnis dan sejarah Jepang.

Perusahaan Jepang memiliki ketertarikan ekuitas tersendiri, dan sering kali bergabung dengan

firma milik pribadi yang lain.Keterhubungan daerah investasi industri konglomerat raksasa

ini disebut keiretsu.

1. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Pemerintah nasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi Jepang. Regulasi

akuntansi berdasarkan pada tiga badan hukum: undang-undang perusahaan (companuy low),

undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange law), dan undang-undang

12
pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law). Ketiga badan hukum tersebut

saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang disebut sebagai “sistem legal

triangular.

Undang-undang perusahaan diatur oleh Ministry of Justice (MOJ). Hukum tersebut

merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki pengaruh besar.

Semua perusahaan yang didirikan berdasrkan undang-undang perusahaan diwajibkan untuk

memenuhi ketentuan akuntansi.

Berdasarkan Undang-undang perusahaan, laporan keuangan serta jadwal yang

mendukungpada perusahaan kecil dan menengah merupakan subjek untuk audit hanya oleh

auditor yang berwenang. Baik auditor berwenang atau independen, keduanya harus

mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan sesuai dengan undang-

undang pertukaran dan sekuritas.

Auditor yang berwenang tidak memerlukan kualifikasi professional yang ditugasi oleh

perusahaan secara penuh. Audit berwenang biasanya fokus pada manajerial direktur dan baik

bekerja sesuai dengan kewenangannya atau tidak.

Auditor independen melibatkan pemeriksaan terhadap laporan dan catatan keuangan, serta

harus dilakukan oleh akuntan publik bersertifikasi (certified public accountans - CPAs).

2. Pelaporan Keuangan

Perusahaan dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang untuk disetujui pada

saat rapat pemegang saham, yang isinya antara lain:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham

d. Laporan bisnis

e. Jadwal terkait

13
3. Pengukuran Akuntansi

Metode pooling of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi

tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengontrol perusahaan lainnya. Sebaliknya,

bisnis gabungan dihitung karena pembelian. Goodwill dihitung dengan dasar harga pasar aset

bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap

tes penurunan nilai. Metode ekuitas digunkan untuk investasi dalam perusahaan afiliasi ketika

perusahaan induk memberikan pengaruh signifikan daripada kebijakan operasional dan

finansial. Metode ekuitas juga digunkan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang

profesional tidak diperbolehkan. Dibawah standar stimulasi mata uang, aset dan kewajiban

dari anak perusahaan asing dihitung dengan tingkat kurs saat itu (akhir tahun), pendapatan

dan beban dalam rata-rata, serta penyesuaian pertukaran mata uang asing berada dalam

ekuitas pemegang saham.

Persediaan yang harus dihitung apakah cocok dengan biaya atau lebih rendah atau nilai

keuntungan bersih. FIFO, LIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya menerima metode

cost flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling populer. Investasi dalam saham dinilai

pada harga pasar. Aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan dengan

hukum perpajakan. Metode declining balance (saldo menurun) merupakan metode depresiasi

paling umum. Aset bersih juga diuji dengan penurunan nilai.

Kontrak sewa yang memindahkan kepemilikan terhadap penyewa dikapitalisasi. Sewa

menyewa keuangan lainnya mungkin kapitalisasi atau dianggap sebagai kontrak operasional.

Pajak tangguhan dipersiapan untuk perubahan sepanjang waktu dengan menggunkan metode

kewajiban. Kerugian bersyarat dipersiapkan hingga terbuka kemungkinan dan dapat

diperkirakan. Dibutuhkan cadangan: setiap tahun perusahaan harus mengalokasikan dejumlah

minimal 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan auditor berwang

hingga cadangan mencapi 25 persen dari saham.

14
D. Belanda

Belanda memiliki akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi standar

praktik dan professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun

akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar.

Di Belanda akuntansi dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha, sehingga banyak

pemikiran ekonomi yang dicurahkan pada topik – topik akuntansi dan khususnya terhadap

pengukuran akuntansi. Belanda merupak salah satu pendukung pertama atas standar

internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima

perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat diterima.

1. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970. UU tersebut merupakan bagian dari

program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan diperkenalkan sebagian untuk

mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan didalam UE yang terjadi. Di antara provisi

utama UU tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut:

a. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi

dan hasil keuangan selama satu tahun, dan seluruh pos didalamnya harus dikelompokkan

dan dijelaskan secara memadai.

b. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip

akuntansi yang dapat diterima oleh kalangan usaha).

c. Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan.

d. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh

material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya.

15
e. Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam

laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.

Dewan Pelaporan tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang

dapat/tidak dapat diterima secara umum. Dewan tersebut memiliki anggota yang berasal dari

3 kelompok yang berbeda. Dewan tersebut merupakan organisasi swasta dan didanai melalui

hibah dari kalangan usaha dan NivRA. NivRA juga terlibat dalam segala hal yang terkait

dengan akuntansi di Belanda.

2. Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris,

Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat hal – hal berikut:

a. Neraca

b. Laporan Laba rugi

c. Catatan – catatan

d. Laporan Direksi

e. Informasi lain yang direkomendasikan

3. Pengukuran Akuntansi

Pengukuran akuntansi Belanda memiliki fleksibilitas, hal ini terlihat dengan

diperbolehkannya penggunaan nilai kin untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva

yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam

menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan

perataan laba.

E. Inggris

Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi. Konsep

penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar juga berasal dari Inggris. Akuntansi di

Inggris berkembang sebagai cabang ilmu yang independen dan secara pragmatis menyikapi

16
kebutuhan dan praktik usaha. Seiring waktu secara berturut-turut stukur hukum dan

kewajiban perusahaan ditambahkan, tetapi akuntan masih dianggap masih memiliki

fleskibilitas dalam mengaplikasikan penilaian profesional. Sejak tahun 1970-an, sumber

penting pengembangan Undang-Undang perusahaan adalah EU Directives, dimana standar

akuntansi dan penyuunan standar menjadi lebih otoritatif. Inggris merupakan negara pertama

didunia yang mengembangkan profesi akuntansi serta konsep kewajaran penyajian hasil dan

posisi keuangan.

Warisan akuntansi Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan Negara pertama di

dunia yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian

hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan yang benar dan wajar) juga berasal dari

Inggris. Pemikiran dan praktik akuntansi professional diekspor ke Australia, Kanada,

Amerika Serikat dan bekas wilayah jajahan Inggris seperti Hong Kong, India, Kenya,

Selandia Baru, Nigeria, Singapura dan Afrika Selatan.

1. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan

profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktva

yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang perusahaan disesuaikan,

diperluas, dan dikonsolidasikan sepanjang tahun. Undang-undang tahun 1981 juga

menetapkan lima prinsip dasar akuntansi, meliputi:

a. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual

b. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva kewajiban dinilai

secara terpisah

c. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva dan

d. Kewajiban dinilai secara terpisah

17
e. Prinsip konversatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi

laba dan seluruh kewajiban dan kerugian yang diketahui

f. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan

g. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi

Berikut enam badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan komite konsultatif badan

akuntansi yang berdiri pada tahun 1970:

a. The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW).

b. The Institute of Chartered Accountants in Ireland (ICAI).

c. The Institute of Chartered Accountants in Scotland (ICAS).

d. The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA).

e. The Chartered Institute of Manajement Accountans (CIMA).

f. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy (CIPFA).

2. Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komperhensif di dunia. Laporan keuangan

umumnya mencakup:

a. Laporan direksi,

b. Laporan laba dan rugi dan neraca,

c. Laporan arus kas,

d. Laporan total keuntungan dan kerugian yang diakui,

e. Laporan kebijakan akuntansi,

f. Catatan atas referensi dalam laporan keuangan

g. Laporan auditor

Laporan direksi membahas kegiatan usaha yang utama, pembahasan atas operasi dan

kemungkinan pengembangan, peristiwa-peristiwa penting setelah tanggal neraca, dividen

18
yang diusulkan, nama-nama anggota dewan direksi dan besarnya kepemilikan saham, serta

kontribusi politik dan amal yang dilakukan.

Sifat lain pelaporan keuangan di Inggris adalah bahwa perusahaan berukuran kecil dan

menengah dikecualikan dari banyak kewajiban pelaporan keuangan. Undang-undang

Perusahaan menetapkan kriteria ukuran. Secara umum, perusahaan berukuran kecil dan

menengah diperbolehkan untuk menyusun akun yang diringkas beserta informasi wajib

tertentu dalam jumlah minimum. Kelompok usaha yang berukuran kecil dan menegah

dikecualikan dari penyusunan laporan konsolidasi.

3. Pengukuran Akuntansi

a. Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi selama kurang dari 20 tahun

b. Aset-aset dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang atau gabungan keduanya

c. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang digunakan

untuk asset-aset yang mendasarinya

d. Persediaan dihitung berdasarkan FIFO atau rata-rata

e. Pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode hutang dengan dasar provisi

penuh untuk perbedaan berdasarkan waktu.

F. Amerika Serikat

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sektor swasta (Badan Standar Akuntansi

Keuangan) atau FASB, tetapi sebuah lembaga pemerintah juga memiliki kekuasaan untuk

menetapkan standarnya sendiri. Pada tahun 2000 AICPA, badan sektor swasta lainnya

menetapkan standar auditing.

1. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Perusahaan di AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian dimana setiap negara bagian

memiliki hukum perusahaannya sendiri. Secara umum hukum ini berisi ketentuan atas

pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan keuangan secara periodic. Terdapat pula prinsip

19
– prinsip yang diterima secara umum/GAAP yang terdiri dari seluruh standar, aturan dan

regulasi akuntansi keuangan. SAFS merupakan komponen utama dalam GAAP. Regulasi

akuntansi dan auditing di AS merupakan yang paling padat dibandingkan dengan gabungan

regulasi negara lain di dunia. Karenanya FASB dan SEC mempertimbangkan untuk

mengubah GAAP AS dari standar berdasarkan aturan menuju standar berdasarkan prinsip.

2. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan di Amerika Serikat meliputi:

a. Laporan Manajemen.

b. Laporan auditor independen.

c. Laporan Keuangan Primer (Laporan Laba-Rugi, neraca, laporan arus kas, laba-rugi

komprehensif, perubhan ekuitas pemegang saham).

d. Diskusi manajemen dan analisa hasil operasional dan kondisi keuangan.

e. Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi dengan dampak yang paling kritis pada laoran

keuangan.

f. Catatan atas laporan keuangan.

g. Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun.

h. Data triwulan terpilih.

3. Perhitungan Akuntansi

a. Penggabungan bisnis dihitung seperti sebuah pembelian.

b. Goodwill dikapitalisasi sebagai selisih antara harga pasar yang dipertimbangkan dengan

harga pasar dibawah aet bersih yang diperoleh.

c. Aset berwujud dan tidak berwujud inilai dengan harga perolehan.

d. Persediaan menggunakan metode FIFO, LIFO dan average.

e. LIFO digunakan untuk tujuan kepentingan pajak.

20
f. Penyesuaian mata uang asing megikuti persyaratan dari SFASs no.52 yang berdsarkan

pada tambahan fungsional mata uang asing untuk menentukan metodologi penyesuaian

pertukaran mata uang asing.

g. Penyusutan dan amorrtisasi ditentukaan dengan estimasi umur ekonomis.

h. Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan saat terjadinya.

21
BAB III

KESIMPULAN

Standar akuntansi tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, social

dan ekonomi suatu negara. Salah satu harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan

membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi semakin

kecil, sehingga standar akuntansi antarnegara tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Standar Akuntansi keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua

pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, standar akuntansi

keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan

tuntutan dan perkembangan praktik binis dan profesi akuntansi.

Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan (sering kali termasuk hukum dan

anggaran dasar) yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Susunan standarmerupakan

proses perumusan standar akuntansi. Jadi, standar akuntansi merupakan hasil dari susunan

standar. Namun, praktik yang sebenarnya bisa saja menyimpang dari apa yang diharuskan

standar. Sedikitnya ada tiga alasan untuk hal ini. Dibanyak negara hukuman untuk kegagalan

dengan pernyataan akuntansi resmi dianggap lemah atau tidak efektif. Perusahaan tidak selalu

mengikuti standar-standar yang ada jika tidak dipaksa. Kedua, perusahaan bisa dengan

sukarela melaporkan lebih banyak informasi daripada yang diharuskan. Ketiga, beberapa

negara mengizinkan perusahaan untuk keluar dari jalur standar akuntansi jika hal tersebut

bisa menggambarkan hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan dengan lebih baik. Untuk

memperoleh gambaran yang lengkap tentang bagaimana akuntansi bekerja dalam sebuah

negara, kita harus memperhatikan proses penyusunan standar akuntansi, standar akuntansi

yang menjadi hasilnya, dan praktik aktualnya. Audit menambahkan kredibilitas pada laporan

keuangan.

22

Anda mungkin juga menyukai